Anda di halaman 1dari 3

Body Dysmorphic Disorder Definisi Body dysmorphic disorder is characterized by a preoccupation with an imagined defect in appearance that causes

clinically significant distress or impairment in important areas of functioning. If a slight physical anomaly is present, the persons concern with the anomaly is excessive and bothersome. History Pada awalnya di US, BDD dikategorikan sebagai atypical somatoform disorder dysmorphophobia dalam DSM-III 1980 Setelah itu dalam kurun waktu 150 tahun, BDD disebut dalam berbagai sebutan BDD seringkali diartikan sebagai kelainan dengan obsessive & neurotic features tentang tubuh seseorang dengan intense shame & self-loathing

Comparative Nosology Di dalam ICD-10, BDD termasuk ke dalam hypochondriacal disorder Epidemiology Epidemiologinya not well understood Beberapa studi menyatakan bahwa prevalensi pada komunitas sekitar 1-2,2 %

Etiology Neurobiology dari BDD ini tidak diketahui Karena BDD biasanya berhubungan dengan depresi dan perasaan obsesif, dan medikasi SSRI juga menguntungkan bagi penderita BDD maka diasumsikan bahwa serotonin pathway terlibat dalam BDD Namun penyebab terkuat adalah sosiokultural Sosiokultural tertentu dapat menyebabkan BDD dan masing2 sosiokultural akan menimbulkan variasi dalam manifestasi klinis, konsekuensi perilaku yang berbeda

Diagnosis and Clinical Features Gejala: merasa dirinya memiliki banyak kekurangan dalam penampilan dan pikirannya selalu fokus untuk penampilan, sehingga urusan lain (bekerja, berinteraksi sosial) menjadi terbengkalai dan ia merasa yang terbengkalai itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan urusan penampilan yang harus diperbaiki. Kata hatinya seakan memiliki 2 sisi yang menenangkan namun juga merendahkan. Selalu melihat cermin dimanapun berada. Tidak percaya diri. Selalu bertanya apkaah penampilannya baik berulang kali pada orang sekitar namun tetap tidak merasa yakin akan jawabannya. berdandan sangat lama. Merasa dirinya selalu ditatap orang lain, ditertawakan , dibicarakan di belakang. Seringkali melarikan diri pada situasi yang tidak seharusnya ketika ia merasa dilihat orang lain. Berusaha untuk tidak dilihat oleh orang lain dengan cara lebih sering keluar rumah malam, tidak ikut acara keluarga. Masih dapat mempercayakan orang lain seperti keluarga untuk membelikan makanan dan pakaian namun malu untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya pada keluarga. 1

Mengalami depresi, kurang tidur, kurang nafsu makan, kurang bertenaga, bahkan memiliki ide untuk bunuh diri. Jika kekurangannya pun diusahakan untuk diperbaiki ia menolak atau tidak merasa obat yang telah diberi memperingan perasaannya. Kriteria diagnosis: Kriteria A preoccupation with an imagined defect in body or any of its parts or markedly excessive concern about a slight physical defect Kriteria B must cause significant distress or impairment in social, occupational, or other important areas of functioning Kriteria C must not be better accounted for by another mental disorder

Instrumen penilaian dapat berupa Body Dysmorphic Disoder Examination & the Yale-Brown Obsessive-Compulsive Scale modified for Body Dysmorphic Disorder Gejala: Paling utama membayangkan atau membesar-besarkan kekurangan pada wajah dan kepala seperti keriput, bekas luka, tanda vaskular, corak kulit yang khas, bengkak, jerawat, dan lesi lainnya; asimetri atau disproporsi wajah; penipisan rambut; kelebihan rambut pada wajah. Lainnya membayangkan atau mebesar-besarkan defek termasuk ukuran dan bentuk pada hidung, mata dan komponen2nya, telinga, mulut, bibir, gigi, rahang, dagu, pipi. Mengkhawatirkan bentuk jari, bentuk panggul, ukuran atau bentuk seluruh tubuh Malu terhadap orang sekitar, merasa mereka membicarakan dan memiliki persepsi yang buruk, takut kalau dokter tidak akan menganggap serius sehingga biasanya tidak menjelaskan secara spesifik kepada dokter Personality feature obsessional & avoidant traits. Pasien biasanya malu, tingkat sensitivitasnya tinggi untuk masalah tubuh, mengingat dengan sangat jelas ketika terdapat komentar negatif tentang tubuhnya. Jika BDD ini muncul pada early adolescence maka akan terdapat riwayat mereka kurang teman, kurang bersosialisasi, terisolasi kekurangan yang dimiliki terasa menyakitkan karena membuat mereka merasa orang lain sangat memperhatikan kekurangan tersebut. kekurangan yang ada dianggap sebagai faktor penyebab kegagalan dalam hidup. Tidak ada usaha atau sedikit usaha untuk mengontrol preoccupation mereka karena mereka yakin akan hal itu Menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari hanya untuk memikirkan kekurangan, bagaimana memastikan agar kekurangan itu tak tampak, lama-kelamaan menjadi takut melihat tubuh sendiri, stress hingga ingin bunuh diri Seringkali pergi untuk mendapatkan medikasi atau operasi namun hasilnya tetap tidak memuaskan mereka. Hal ini justru membuat kelainan ini tambah parah BDD menjadi highly comorbid dengan adanya affective, anxiety, substance use, eating disorder

Pathology No known neurobiological pathology 1 studi menyatakan adanya asimetri caudate seperti pada obsessive-compulsive disorder 2

Psychopathology erat kaitannya dengan anxiety disorder

Differential Diagnosis Mental disorder lainnya seperti: Anorexia nervosa persepsi obese padahal tidak Gender identity disorder tidak nyaman dengan atau merasa ada kesalahan berkaitan dengan karakteristik seksual primer ataupun sekunder Avoidant personality disorder/social phobia khawatir akan dipermalukan akibat defek yang nyata ataupun hanya bayangan namun biasanya gejal ini yidak menonjol, tidak persistent, tidak menyebabkan distress atau gangguan Taijin kyofu-sho kepercayaan bahwa seseorang memiliki bau yang offensive atau bagian tubuh yang ofensif Obsessive-compulsive disorder tidak hanya menyangkut penampilan Major depressive episode mood-congruent cognitions involving appearance Schizophrenia berpikir bahwa salah satu bagian atau beberapa bagian dari tubuhnya mengalami gangguan atau kerusakan padahal tidak ada

Course and Prognosis Biasanya timbul saat adolescence walaupun dapat muncul setelahnya ketika ketidakpuasan dengan tubuh semakin panjang Onset not well understood karena ada long delay antara symptom onset dengan treatment seeking. Onset dapat bertahap atau tiba-tiba Perjalanan penyakitnya panjang dan bergelombang dengan beberapa symptom-free interval Prognosis dengan atau tanpa treatment not well understood Reassurance tidak terlalu efektif namun bisa mengatasi dengan reassurance berulang, di rumah atau lingkungan sosial

Complication Delusional disorder Suicide

Treatment Banyak individu dengan BDD mendapatkan nonpsychiatric medical treatment & surgery Treatment yang paling sering diterima dermatological treatment. lalu surgery. Namun treatment2 ini tidak mengimprove gejala BDD poor outcome Penelitian mengenai farmakoterapi untuk BDD sangat terbatas. 1 studi menyatakan SSRI dapat efektif untuk BDD Augmentasi SSRI dengan clomipramine, buspirone, lithium, methylphenidate atau antipsychotic dapat meningkatkan respon hingga 15-44%

Anda mungkin juga menyukai