Anda di halaman 1dari 3

Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Streptococcus

beta hemolyticus atau Staphylococcus aureus. Kalangan awam menggunakan terminologi Koreng untuk manamakan infeksi kulit. Dalam praktek sehari-hari Pioderma dengan berbagai bentuk dan jenisnya, masih kerap dijumpai, terutama pada anak-anak. Hal ini dapat dimaklumi karena anak-anak sering bersentuhan dengan benda-benda sekelilingnya yang boleh jadi sebagian diantaranya terpapar kuman Streptococcus atau Staphylococcus. Atau bisa jadi dikarenakan infeksi kuman oleh garukan akibat dari gigitan serangga atau sebab lain yang menimbulkan rasa gatal. Pioderma terbagi dalam 2 kategori, yakni: Pioderma Primer dan Pioderma Sekunder. 1. Pioderma Primer adalah infeksi pada kulit normal yang disebabkan oleh 1 jenis mikro-organisme. Gambaran bentuknya biasanya khas. 2. Pioderma Sekunder adalah infeksi pada kulit yang sebelumnya sudah ada infeksi lain. Misalnya skabies yang mengalami infeksi sekunder oleh kuman akibat dari garukan. Faktor-faktor pencetus terjadinya Pioderma, antara lain:

Faktor hygiene ( kebersihan ), baik hygiene personal maupun lingkungan. Faktor penurunan daya tahan tubuh oleh berbagai kondisi, misalnya: anemia, kurang gizi, diabetes mellitus, dan lain-lain. Penyebaran penyakit lain yang telah ada sebelumnya di kulit. Beberapa bentuk Pioderma yang mudah dikenali dan kerap dijumpai dalam praktek sehari-hari, diantaranya : Impetigo ( impetigo kontagiosa dan impetigo bullosa ), yakni infeksi pada permukaan kulit yang biasanya disebabkan oleh kuman Streptococcus B hemolyticus ( pada impetigo kontagiosa atau krustosa ), dan kumanStaphylococcus aureus ( pada impetigo bullosa ). Folikulitis, yakni infeksi folikel rambut yang biasanya disebabkan oleh kumanStaphylococcus aureus. Folikulitis terbagi menjadi 2 bentuk: Folikulitis superfisialis ( pada lapisan kulit bagian luar atau epidermis ) dan Folikulitis profunda (infeksi folikel rambut hingga ke bagian bawah kulit atau subkutan). Furunkulosis, yakni infeksi lebih dari satu folikel rambut dan jaringan sekitarnya. Jika terjadi beberapa furunkel dan bergabung menjadi infeksi yang lebih luas, disebut dengan Karbunkel. Penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus. Erisipelas, yakni infeksi akut pada kulit dan jaringan bawah kulit ( subkutan ) yang biasanya disebabkan oleh kuman Streptococcus B hemolyticus. Erisipelas

merupakan infeksi akibat penyebaran infeksi penyakit kulit lain, biasanya ditandai dengan adanya koreng di sekitar Erisipelas. Ektima, yakni infeksi kulit yang ditandai dengan ulkus (cekungan luka) pada permukaan kulit dengan keropeng (krusta) di bagian atas ulkus. Penyebabnya adalah kuman Streptococcus B hemolyticus. Pionikia, yakni infeksi kulit di sekitar kuku yang disebabkan oleh kumanStaphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus. Abses atau bisul, yakni infeksi kelenjar keringat yang biasanya disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus. Bergabungnya beberapa abses disebut dengan Multipel Abses. Beberapa bentuk Pioderma lain kadang masih dapat dijumpai, antara lain:Selulitis, Flegmon, Ulkus Piogenik, Hidra adenitis. PENGOBATAN Secara umum, pengobatan Pioderma ditujukan terutama untuk memberantas penyebabnya (causa). Sedangkan obat-obat untuk meredakan keluhan (simptomatis) dapat juga diberikan apabila ada keluhan lain yang menyertai Pioderma, misalnya: nyeri, demam, gatal dan keluhan-keluhan penyerta lainnya. Obat Oral ( diminum ): Antibiotika yang lazim digunakan untuk Pioderma, antara lain:

Ampisilin, diminum 4 x 500 mg ( 1 jam sebelum makan ) hingga sembuh. Amoksisilin, diminum 3 atau 4 x 500 mg sesudah makan. Eritromisin, diminum 3 atau 4 x 500 mg sesudah makan. Obat ini kadang menimbulkan rasa mual dan rasa tidak nyaman di lambung. Sefalosporin. Obat golongan ini terdiri dari 4 generasi, dan efektif untuk kuman Gram Positif. Dosis obat bergantung pada masing-masing jenis dan generasi. Generasi I sefalosporin yang kerap digunakan adalah Cefadroxyl. Klindamisin, diminum 4 x 150 mg sehari. Pada Pioderma yang berat, dosisnya dapat ditingkatkan 4 x 300 mg hingga 4 x 450 mg. Obat Topikal ( obat luar : krim, salep, gel ): Obat Antibiotika Topikal yang sering digunakan pada Pioderma, antara lain: Basitrasin, Neomisin, Mupirosin, dan lain-lain. Lamanya penggunaan obat bergantung pada jenis dan beratnya Pioderma. Ratarata berkisar 7-10 hari, kecuali pada Pioderma yang berat dan luas, misalnya Multipel Abses dimana pengobatannya dapat berlangsung hingga beberapa minggu. Selain itu, dapat juga digunakan kompres Yodium Povidon ( misalnya: Bethadine, Septadine ) sebagai antiseptik dan perawatan Pioderma.

Adapun obat simptomatis ( meredakan keluhan ) dapat digunakan sesuai dengan keluhan yang menyertai Pioderma, misalnya: pereda demam dan pereda nyeri (antipiretik-analgesik), pereda gatal (antihistamin). Catatan: Obat-obat di atas rata-rata adalah Kategori B pada kehamilan sehingga aman digunakan bagi Ibu Hamil dan Menyusui. Jika penderita ragu-ragu, sebaiknya bertanya kepada dokter masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai