Oleh :
Lana Emilia Gondowahyudi
Nooryuliana Sari Asmarina
Ruth Tabitha P.U
Titis Dwina Putri A.
Pembimbing :
dr.Shinta Oktya Wardhani, SpPD
Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Definisi anemia :
Penurunan jumlah masa eritrosit, sehingga
fungsi untuk membawa oksigen ke jaringan
terganggu
Anemia
Produksi menurun
Blood Loss (trauma)
Penghancuran meningkat
Hanya 6 yang
Evans syndrome
Tujuan
Menambah referensi tentang penyakit autoimmune
hemolytic anemia (AIHA) dengan trombositopenia (Evan
Syndrome), sehingga dapat meningkatkan kemampuan
diagnosis dan penatalaksanaan serta memberikan
edukasi dan terapi kepada pasien dengan lebih baik.
Memahami definisi, klasifikasi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis, dan gambaran klinis dari penyakit
autoimmune hemolytic anemia (AIHA) dengan
trombositopenia (Evan Syndrome).
Manfaat
Dapat
memberikan
tambahan
khasanah
ilmu
pengetahuan tentang penyakit autoimmune hemolytic
anemia (AIHA) dengan trombositopenia (Evan
Syndrome).
Dapat
menjadi
referensi
dan
rujukan
untuk
mendiagnosis serta melakukan penatalaksanaan
penyakit autoimmune hemolytic anemia (AIHA) dengan
trombositopenia (Evans Syndrome)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Definisi :
Evans Syndrome : AIHA yang simultan dan
sekuensial dengan tes coomb (+) dengan
trombositopenia idiopatik
Epidemiologi :
Terjadi pada berbagai umur, ras
67% kasus terjadi pada wanita
Etiologi :
Masih belum diketahui secara jelas
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi
Autoimmune
Lymphoproliferative
Syndrome (ALPS)
Apoptosis terganggu,
overakumulasi limfosit
mature
Regulasi imun
terganggu
Autoimune
disorder
Evans
syndrome
Tinjauan Pustaka
Manifestasi Klinis
76% trombositopenia (petekie, ekimosis,
purpura)
67% anemia (pucat lemah, sakit kepala)
24% neutropenia
14% pansitopenia
Jaundice (hemolisis)
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Evans syndrome diagnosis eksklusi, eksklusi kemungkinan
infeksi, reumatologi, keganasan dari pasien
CBC (anemia, trombositopenia, neutropenia, atau kombinasi
sitopenia),
RBC
Retyculocyte count meningkat
Coombs test (+)
Bilirubin indirek meningkat
Bone Marrow analysis
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana
Kortikosteroid
IVIG
Splenektomi
Konsultasi
Diet dan
aktivitas
Long Term
Monitoring
Tinjauan Pustaka
Kortikosteroid :
Prednisone 1-2mg/KgBB dibagi dalam 2-3x sehari
IVIG :
1-2g/hari selama 1-2 hari
Splenektomi :
Dipertimbangkan dalam kasus refrakter
Tinjauan Pustaka
Kompikasi potensial terjadi :
Perdarahan berat dengan trombositopenia berat
Infeksi serius sehubungan dengan neutropenia
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
Tanggal Lahir
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Agama
No. Register
Ruang Perawatan
MRS tanggal
: Ny. SR
: 08 Agustus 1987
: 27 tahun
: Perempuan
: Sidogiri RT 03/02 Kraton Pasuruan
: SMU
: Penjahit
: Jawa
: Islam
: 11198815
: R. 28
: 23 September 2014
Anamnesa
Keluhan utama : lemah kaki kiri
Lemah pada kaki kiri sejak 3 bulan SMRS, semakin memberat,
awalnya bisa berjalan dengan tongkat, setelah 1 bulan, tidak bisa
berjalan (kaki kanan lumpuh sejak umur 4 tahun karena jatuh)
Adanya gumpalan darah dari saluran kencing sejak 3 bulan yll,
keluar bukan pada saat kencing, melainkan pada saat berdiri dan
berjalan, keluar pada saat 7 hari setelah haid selesai (bukan darah
haid)
Gusi berdarah dan mimisan tiba-tiba (spontan) sejak 3 bulan yll
Adanya bintik merah kehitaman pada kedua kaki (d: 2-3mm) sejak
3 bulan yll
Pernah mengalami gejala yang sama pada bulan april 2014, dan
perdarahan yang sukar berhenti akibat dicakar kucing
BAK-BAB normal, mual(-) muntah (-)
Riwayat pengobatan :
Bulan agustus ke PKM setelah mengalami demam,
lemas, pusing selama 7 hari, gejala yang dirasakan
sama seperti april 2014
Pasien dirujuk ke RSUD bangil, menerima transfusi
PRC 2labu/hari, inj. Transamin 3x1amp, inj Vit K 3x1
amp, inj Metilprednisolon 1x125mg, pasien dirujuk
lanjut ke poli hemato-onkologi RSSA
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit sedang
GCS 456
RR: 20x/mnt
Kepala
Leher
JVP R+0 cm H2O (450), pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid tidak teraba
Jantung
Paru
Thorax
Tax: 37,20 C
Abdomen
Ekstremitas
Ptekie pada kedua ekstrimitas inferior, hematom pada kedua lengan regio antebrachii bekas pengambilan
sampel darah, akral hangat, edema -|-
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Nilai
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
9,4
gr/dL
11,4-15,1
Eritrosit
3,51
106/L
4,0-5,0
Leukosit
24,78
103/L
4,7-11,3
Hematokrit
36,8
38-42
Trombosit
103/ L
142 - 424
MCV
86,9
fL
80-93
MCH
26,8
Pg
27-31
MCHC
30,8
g/dL
32-36
RDW
17,4
11,5-14,5
PDW
fL
9-13
MPV
fL
7,2-11,1
P-LCR
15,0-25,0
PCT
0,150-0,400
HEMATOLOGI
Hitung Jenis
Eosinofil
0-4
Basofil
0,1
0-1
Neutrofil
76,3
51-67
Limfosit
15,2
25-33
Monosit
8,4
2-5
Normokrom
Eritrosit
Lekosit
Trombosit
Anisositosis
FAAL HEMOSTASIS
PPT
Pasien
10,00
detik
11,5-11,8
INR
0,87
detik
0,8-1,30
APTT
22,40
27,4-28,6
Pasien
Kesimpulan
KIMIA KLINIK
FAAL HATI
Bilirubin Total
0,83
mg/dL
< 1,0
Bilirubin Direk
0,45
mg/dL
< 0,25
Bilirubin Indirek
0,38
mg/dL
< 0,75
AST/SGOT
21
U/L
0-32
ALT/SGPT
48
U/L
0-33
LDH
627
U/L
240-480
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Darah Sewaktu
114
mg/dL
< 200
Ureum
27,6
mg/dL
16,6-48,5
Kreatinin
0,29
mg/dL
<1,2
Asam urat
6,7
mg/dL
2,4-5,7
Natrium
136
mmol/ dL
136-145
Kalium
3,30
mmol/L
3,5-5,0
Klorida
107
mmol/L
98-106
FAAL GINJAL
SERUM ELEKTROLIT
Darah tepi
Hapusan darah tepi:
Eritrosit normokrom anisopoikilositosis mikrositik, cigar cell (+),
polokromasi (+), mikrospherosit
Leukosit kesan jumlah normal, toxicgranulation, fakuolisasi &
hipersegmentasi neutrofil (+)
Trombosit kesan jumlah sangat turun
Test comb direk +1
LDH 627u/L
Sumsum tulang
Selularitas: hiperseluler
Rasio M:E 2:1
Eriopoisis,granulopiosis, megakariopoisis: aktifitas meningkat
Cadangan Fe: negatif
Lain2: terdapat perubahan megaloblastik padaketiga sistem
hematopoietik
Kesimpulan: autoimun hemolitik anemia (AIHA) denga
trombositopenia (Evan Syndrome) diserati defisiensi besi dan
perubahan megaloblastik pada sistem hematopoietic
POMR
Cue and clue
Ny S. / 27 thn
Ax:
riwayat yang sama terjadi lagi pada bulan Agustus 2014 disertai demam
dan pusing dan dirawat di RSUD Bangil dan menerima transfusi PRC
dan trombosit
GCS: 456
TD : 100/70 mmHg
HR: 80x/menit
RR: 20x/menit
Tax : 37,5 C
Konjungtiva: an (+/+) ikerik (-/-)
Abdomen: spleenomegaly schuffner 3
Ekst : Ptekie pada kedua ekstrimitas inferior, hematoma pada kedua
lengan regio antebrachii bekas penganmbilan sampel darah
Problem List
1.
Initial
Diagnosis
AIHA+ 1.1Evan
trombosit syndrome
openia
Planni
ng
Planning Therapy
Diagn
osis
Diet TKTP
2100 kcal/hari
IVFD NaCl
0,9% 20 tpm
IV methyl
prednisolone
2x125mg
PO
Azathioprine
2x50mg
PO B6/B12
3x1
PO asam folat
1x3
PO
ferroussulfat
1x300mg
Planning
Monitoring
Subjektif,
VS, tandatanda
perdarahan,
DL
Px Penunjang :
Hb : 9.4 g/dL
Eri : 3.51 .104 /mcL
PLT : 6.103/mcL
RDW : 17.4 %
MCV : 86.9 fl
MCH : 26.8
Diff count: neutrofil 76,3%; limfosit 15,2%; monosit 8.4%
Evaluasi hapusan darah (26/9/14) :
Eritrosit : Anisopoikilositosis (+), normokrom, cigar cell (+),
polikromasi (+), mikrosferosit (+)
Leu : toxic granulasi (+) Vakuolisasi dan hipersegmentasi netrofil
(+)
Trombosit ; kesan jumlah sangat menurun
Retikulosit 8.94%
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan - epidemiologi
Kasus
Wanita, 27 tahun
Teori
Pembahasan - Onset
Kasus
Teori
Kemunculan
yang
lambat
pada
bulan
hingga
kemunculan pertama.
tahunan
dari
Anamnesa:
Riwayat badan lemah
Riwayat gusi berdarah, mimisan,
dan bintik-bintik merah kehitaman di
kaki, serta perdarahan pada luka
yang lama dan sukar sembuh pada
bulan April 2014
Pemeriksaan fisik
Konjungtiva: an (+/+) ikerik (-/-)
Abdomen:
spleenomegaly schuffner 3
Ekstremitas:
Ptekie pada kedua ekstrimitas
inferior, hematom pada kedua
lengan regio antebrachii bekas
pengambilan sampel darah.
Teori
Survei nasional
menunjukkan bahwa, trombositopeni
muncul pada 76% pasien dengan
Evans syndrome, sedangkan
anemia hadir pada 67% pasien.
Pada beberapa keadaan, 24%
pasien terjadi neutropenia dan 14%
terjadi pansitopenia.
Tanda dari trombositopenia
mencakup purpura, petekie dan
ekimosis. Tanda dari anemia
mencakup pucat, lemah dan sakit
kepala berat. Selain itu, jaundice
juga dapat menjadi indikasi
hemolisis
Pembahasan - Terapi
KASUS
TEORI
Kortikosteroid :
Prednisone 1-2mg/KgBB
dibagi dalam 2-3x sehari
IVIG :
1-2g/hari selama 1-2 hari
Splenektomi :
Dipertimbangkan dalam kasus
refrakter
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
1.
2.
3.