Anda di halaman 1dari 88

INSULASI

RTU

DESKRIPSI

RT 350 /ms 351 INSULASI REFRIGERASI DAN TATA


UDARA: S-1, 2 sks, Semester 5

Mata kuliah ini merupakan dasar penunjang dalam mata kuliah


lainnya dari perkuliahan Program S-1 di Program Studi
Refrigerasi dan Tata Udara Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
Prasyarat mahasiswa pernah mengikuti mata kuliah Perpindah
Panas. Setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah ini,
mahasiswa mampu menganalisis fungsi insulasi thermal, sifatsifat insulasi thermal, sifat ekonomis insulasi thermal, syaratsyarat instalasi insulasi thermal, aplikasi insulasi thermal, serta
pemeriksaan dan perawatan. Pelaksanaan perkuliahan
berdasarkan pendekatan konseptual dalam bentuk ceramah,
tanya jawab, tugas, dan diskusi dilengkapi dengan penggunaan
LCD, Poster gambar dan diagram. Kemampuan atau
kompetensi mahasiswa didasarkan pada evaluasi hasil UTS,
UAS, tugas-tugas dan diskusi. Buku sumber utama: 1) William
C. and Malloy, John F. 1981. Thermal insulation handbook. New
York. McGraw-Hill Book Company. 2) Jordan, R.C. dan Priester,
G.B.1973. Refrigeration and Air Conditioning Second Edition. 3)
Althouse, Andrew D., Turnquist, Carl H., and Bracciano, Alfred F.
1975. Modern Refrigeration and air conditioning. South Holland
Illinois. The Goodheart-Willcox Company, Inc. 4) Marsh, Warren,
R., and Olivo, Thomas, C. 1969. Principle of refrigeration.
Bombay. D.B. Taraporevala Sons & Co. Private Ltd.

SILABUS
IDENTITAS MATA KULIAH
Nama mata kuliah: Insulasi Refrigerasi dan Tata Udara
Nomor kode: RT 350/MS 351
Jumlah sks: 2 sks
Semester: 5
Kelompok mata kuliah: MKK Refrigerasi dan Tata Udara
(wajib)
Program Studi/Program: Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara
Status mata kuliah: Mata Kuliah Penunjang Mata Kuliah
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara lainnya
Prasyarat: Mhs telah mengikuti MK Perpindahan Panas
Dosen: 1. Syamsuri Hasan, Drs, M.Pd. 2. Wahid
Munawar, Dr.

TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa mampu
menganalisis fungsi insulasi thermal, sifat-sifat insulasi thermal, sifat ekonomis
insulasi thermal, syarat-syarat instalasi insulasi thermal, aplikasi insulasi
thermal, serta pemeriksaan dan perawatan
DESKRIPSI
Perkuliahan dan pengkajian meliputi tentang fungsi insulasi thermal, sifat-sifat
insulasi thermal, sifat ekonomis insulasi thermal, syarat-syarat instalasi insulasi
thermal, aplikasi insulasi thermal, serta pemeriksaan dan perawatan
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
- Metode: ceramah dan tanya jawab
-Tugas: makalah dan penyajian
- Media: LCD, Poster (gambar dan diagram)
EVALUASI
Kemampuan atau kompetensi mahasiswa didasarkan pada evaluasi:
Kehadiran
Tugas Kelompok dan Mandiri (Makalah dan diskusi)
Quis
UTS
UAS

RINCIAN MATERI PERKULIAHAN


TIAP PERTEMUAN
Pertemuan 1: Rencana perkuliahan, lingkup konseptual dan aplikatif
Pertemuan 2: Fungsi insulasi thermal
Pertemuan 3: Tipe-tipe insulasi thermal
Pertemuan 4: Sifat-sifat insulasi thermal secara umum
Pertemuan 5: Sifat insulasi thermal thd konduksi, konveksi, dan
radiasi
Pertemuan 6: Sifat insulasi thermal thd uap lembab dan temperatur
titik pengembunan
Pertemuan 7: Insulasi untuk temperature sangat rendah
Pertemuan 8: U T S
Pertemuan 9: Kebocoran panas melewati insulasi
Pertemuan 10: Sifat ekonomis insulasi thermal
Pertemuan 11: Syarat-syarat instalasi insulasi thermal thermal
Pertemuan 12: Aplikasi insulasi pada refrigerator dan industri
Pertemuan 13: Aplikasi insulasi pada bangunan/gedung
Pertemuan 14: Aplikasi insulasi pada pipa-pipa gas
Pertemuan 15: Pemeriksaan dan perawatan
Pertemuan 16: U A S

DAFTAR BUKU
a. Rujukan Utama (RU) ;
1. William C. and Malloy, John F. 1981. Thermal insulation
handbook. New York. McGraw-Hill Book Company.
2. Jordan, R.C. dan Priester, G.B.1973. Refrigeration and Air
Conditioning Second Edition.
3. Althouse, Andrew D., Turnquist, Carl H., and Bracciano, Alfred
F. 1975. Modern Refrigeration and air conditioning. South Holland
Illinois. The Goodheart-Willcox Company, Inc.
4. Marsh, Warren, R., and Olivo, Thomas, C. 1969. Principle of
refrigeration. Bombay. D.B. Taraporevala Sons & Co. Private Ltd.
b. Rujukan Pengayaan (RP) ;
1. Dossat, R.J. 1978. Principle of Refrigeration Second Edition.
2. Althouse, A.D., Cs. 1975. Modern Refrigeration and Air
Conditioning.
4. Ballaney, P.L. 1976. Refrigeration and Air Conditioning.
5. Lang, Paul, V. 1979. Basics of Air Conditioning Third Edition.
New York. Van Nostrand Reinhold Company.
6. Stoecker, W.F.1976. Refrigeration and Air Conditioning.

PENGANTAR
Tujuan utama dari refrigarasi adalah
menghasilkan temperatur yang
diinginkan pada area tertentu dengan
mentransfer panas/kalor ke lokasi yang
tidak memerlukannya.
Panas/kalor yang ditransfer merupakan
panas/kalor berasal dari ruangan atau
produk yang memerlukan temperatur
tertentu.

Perpindahan panas
Konduk
si
Konvek
si
Radia
si

Konduksi
Energi panas selalu mengalir dari
hangat ke dingin atau intensiatas
tinggi ke intensitas rendah.
Pengaliran energi panas ini akan
berlangsung sampai temperatur
menjadi sama dan kegiatan
molekul dalam benda sama.
Metode transfer panas ini dikenal
dengan konduksi

Metal/logam umumnya
merupakan penghantar
(konduktor) panas yang baik,
perbedaan antar
metal/logam dibedakan pada
kemampuan mengantar
panas atau konduktivitasnya.
Berbeda dengan logam
kebanyakan cairan, gas, dan
benda padat nonlogam
sebagian merupakan
insulasi.

Q = (k . A . t)/d
Keterangan:
Q = Jumlah panas
yang ditransfer
secara konduksi
k = Konduktivitas
A = Luas area
t = Perbedaan
temperatur
d = Ketebalan bahan

Konvek
si
Konveksi
menunjukkan
pemindahan panas
melalui media
fluida yang
menyebabkan
meningkatnya
panas/kalor.
Q = Jumlah panas yang ditransfer secara
conveksi

Q = m . c . t

m = Massa fluida
c = Panas jenis (spesifik)
t = Perbedaan temperatur

Radiasi
Energi panas yang
tidak dapat ditransfer
secara konduksi dan
konveksi, hanya
dapat ditransfer
melalui gelombang
energi, hal ini disebut
dengan radiasi.

PERBEDAAN
INSULASI >< ISOLASI
INSULASI; adalah suatu sifat bahan yang
dapat menghambat energi atau
suara, bukan menghilangkan
sama sekali dan masih dapat
mempengaruhi sifat yang lain.
ISOLASI; adalah suatu sifat bahan yang
dapat meniadakan/menyekat
energi agar tidak mempengaruhi
sifat yang lain.

INSULASI
A. Awal Pemakaian Insulasi
Ilustrasi Insulasi
Ketika seseorang merasa kedinginan, ia
memakai beberapa lapis pakaian atau memakai
jaket kulit binatang dan terasa kehangatan.
Makin banyak pakaian dipakai atau makin tebal
jaket yang dipakai, kehangatannya makin
bertambah. Artinya makin terhambat panas
tubuh yang mengalir ke luar, sehingga berbalik
arah untuk menghangatkan tubuh.
Berdasarkan perbuatan itu diketahui adanya
hubungan antara jumlah panas yang mengalir
dengan ketebalan insulasi.

Ketika seseorang memakai pakaian atau


jaket dalam keadaan kering, ternyata efektif
untuk menjaga panas tubuh (tetap hangat).
Ketika orang tersebut tertimpa air hujan dan
baju atau jaketnya basah, maka kurang
efektif untuk menjada panas tubuh (tidak
hangat).
Baju/jaket sama fungsinya dengan insulasi:
a.Mengawetkan energi panas.
b.Mengontrol Temperatur.

B. Definisi Insulasi
Insulasi, adalah nama yang diberikan pada suatu
bahan/material yang dapat membantu penghambatan/mencegah perpindahan panas oleh salah satu
atau gabungan dari ketiga metode yang berbeda,
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Insulasi Termal/Panas, adalah suatu material yang
dapat memperlambat lajunya aliran panas/termal
atau kalor.

FUNGSI INSULASI TERMAL


Insulasi Termal merupakan suatu
material yang dapat memperlambat
lajunya alairan panas/kalor.
Insulasi Termal dipakai sebagai suatu
rintangan antara dua bodi atau benda
pada temperatur berbeda untuk
mengurangi kehilangan atau kerugian
panas dari bodi yang lebih panas atau
mengurangi panas yang masuk ke bodi
yang lebih dingin.

Fungsi Insulasi Termal:


1) Mengawet energi
2) Mengontrol temperatur
3) Mengontrol perpindahan panas
4) Memperlambat pengembunan
dan pembekuan
5) Mencegah dari kebakaran
6) Mengontrol api

Insulasi sekarang ini mempunyai


banyak fungsi, oleh karena itu dalam
memilih insulasi perlu diperhatikan:
1. Fungsi insulasi yang akan
dipergunakan
2. Keperluan masing-masing
instalasi
3. Sifat-sifat material insulasi dipakai
4. Pemilihan yang tepat atau sesuai
dengan kebutuhan

MEKANISME INSULASI TERMAL


Hal penting mengetahui mekanisme insulasi
dalam menentukan pilih dan penggunaan.
Material insulasi mengurangi perpindahan panas
dengan mengganti lorong aliran panas yang
pendek dari tahanan/resistansi lebih rendah ke
lorong yang lebih longgar beresistensi lebih
tinggi.
Lorong-lorong itu terdiri dari kantong-kantong
gas/udara yang dibentuk oleh serpihan, serabut,
gumpalan padat, atau sel dalam material
insulasi itu sendiri.
Masing-masing kantong gas/udara sedapat
mungkin menghambat aliran panas yang
dipindahkan secara konveksi dari satu sisi ke sisi
lainnya.

TIPE-TIPE INSULASI
1. Mass Insulation (Atmospheric Air)
2. Mass Insulation in Space where Air is Evacuated
3. Mass Insulation in Space with Low Conductivity
Gas
4. Reflective Insulation (Atmospheric Air)
5. Reflective Insulation in Space where Air is
Evacuated
6. Reflective Insulation with Low Conductivity Gas
7. Vacuum Insulation

Mass Insulation
Dihasilkan tanpa memerlukan desain
khusus.
Diproduksi dalam jumlah yang besar atau
banyak.
Diproduksi dari beragam material yang
berbeda.
Dapat dibuat dari material inorganik ataupun
organik.
Memiliki kantong-kantong gas/udara kecil.

Variasi Bentuk Mass Insulation


Rigid block (balok padat), board (papan), sheet
(lembaran), atau formed shapes (bentuk
potongan)
Semi-rigid block, sheet, atau bentuk potongan
Blankets (lapisan, selimut)
Felts (lakan/bulu kempa = sejenis kain)
Cement (semen)
Loose fill (berongga)
Sprayable solids (solid disemprot)
Sprayable foams (busa semprot)
Liquid foams (busa cair)
Intumescent coatings (mantel/lapisan
intumescent/kulit)

Reflective Insulation
Insulasi yang perolehan resisten pepindahan panas
utamanya dengan material lembaran rendah daya emiten
(pancaran) dan absorpten (serapan).
Lembaran-lembaran rintangan ini harus diletakkan dan
ditempatkan untuk meminimalkan perpindahan panas
secara konveksi melalui udara atau gas.
Lembaran-lembaran ini juga harus disangga sebagai cara
mendukungan sedikitnya perpindahan panas konduksi
secara langsung.
Perakitan konstruksi insulasi sistem reflektif dari bahan
(massa) yang homogen.
Perpindahan panas serupa dengan mass insulation dalam
kombinasi metode (konduksi, konveksi, dan radiasi).

Vacuum Insulation
Vacuum insulation merupakan variasi dari
mass insulation dan refrlective insulation.
Vacuum insulation dibuat atau dibangun
dari salah satu insulasi mass insulation
atau reflective insulation diletak dalam
ruang yang cukup rapat dan kuat supaya
udara dalam ruang dapat dikeluarkan
(dievakuasi).

Panas ditransfer secara normal melalui


udara dikurangi sampai level yang sangat
rendah.
Konduktivitas udara kira-kira 2.4 kcal/hrm-C pada temperatur 20C (0,16 BTU/hrft-F pada temperatur 70F), pengurangan
konduktivitas panas oleh udara ini hampir
mencapai 0, suatu faktor umum di dalam
pengontrol aliran panas.
Prinsip insulasi vakum ini dikenal dengan
sebutan Dewar Flask, diambil dari nama
Sir James Dewar yang mengembangkan
pada pertengan abad ke 20.

Tipe material insulasi


Flakes (Serpihan)
Fibrous (Serat)
Granular (Butiran)
Cellular (Sel)
Reflective (Pantulan)

Flakes (Serpihan)
Insulasi yang tersusun dari
partikel-partikel kecil flake
(serpihan) yang membagi ruang
udara secara halus (kecil sekali).
Flake-flake ini mungkin atau tidak
diikat bersama-sama.
Dikembangkan dalam bentuk mika
yang populer sebagai insulasi flake.

Fibrous (Serat)
Insulasi ini dibuat dari fiber-fiber (seratserat) diameter kecil yang membagi ruang
udara secara seksama (teliti). Bahan fiber
mungkin dari inorganik atau organik.
Fiber organik biasanya dipakai kayu atau
rotan, rambut, bahan sintetik, dll.
Sedangkan fiber inorganik terdiri dari;
gelas, rockwool (batu apung), slagwool,
asbes, dll.

Granular (Butiran)
Insulasi granular terdiri dari
gumpalan-gumpalan kecil yang
mengisi ruang-ruang kosong (void)
atau berongga (hollow). Tipe ini tidak
dipertimbangkan sebagai suatu
material sel yang sebenarnya, karena
gas bisa melintasi antara ruang
berongga. Vagetable cork (gabus
nabati), silicate of calcium, magnesia,
dll termasuk dalam tipe ini.

Insulasi pada
evaporator
Insulasi dalam refrigerator/kulkas

Cellular (Sel)
Insulasi cellular dibuat
dari sel-sel kecil yang
satu sama lain
diperkuat atau
ditutup.
termasuk dalam tipe
ini; Karet, plastik, dll.

Reflective (Pantulan)
Insulasi refleksi terdiri dari lembaranlembaran tipis atau kertas paralel tahan
refleksi termal tinggi dan dijarak untuk
merefleksi panas kembali ke sumbernya.
Memberi jarak juga dirancang
menyiapkan batas ruang udara atau gas.
Pembatasan ruang udara mengurangi
perpindahan panas yang diakibatkan
konveksi dan konduksi. Dalam banyak
hal, lembaran refleksi tipis dibuat dari
aluminium atau stainless steel.

SIFAT-SIFAT MATRIAL
INSULASI
Sifat-sifat
Sifat-sifat
Sifat-sifat
Sifat-sifat

Fisik
Kimia
Mekanik
Termal

Sifat-sifat Fisik
Sifat konvesional yang termasuk dalam
sifat fisik ini, seperti kerapatan (density),
porositas, koefisien ekspansi termal,
tegangan-permukaan (surface-tension),
higroskopisitas (kelengasan), dan
kepadatan (compactness). Kebanyakan
dari sifat-sifat konvensional ini, penting
hanya menyebabkan pengaruh pada sifatsifat termal. Reflektansi bagaimanapun
penting sekali karena reflektansi tinggi
berarti emisititas (sifat pancaran) rendah.

Sifat-sifat Kimia
Sifat-sifat kimia adalah sifat-sifat
insulasi yang memungkinkan untuk
menahan strukturnya dalam lingkungan
yang berlawanan dan juga mencegahnya
dari zat korosif. Oleh karena itu, harga
p-h diinginkan kira-kira 7. Tahanan
terhadap gas-gas asam (acid) dan
korosif, adalah penting/perlu untuk
insulasi industri kimia.

Sifat-sifat Mekanik
Sifat mekanik ini tergantung pada tipe
material yang dipakai untuk insulasi. Material
insulasi pipa mungkin diperlukan cukup
kekuatan tekan, geser, dan lelah yang
memungkinkan menahan berbagai beban.
Insulasi menjadi sasaran tegangan termal,
oleh karena itu insulasi harus cukup kuat
menahan tegang termal. Secara umum sifatsifat mekanik insulasi yang penting
diperlukan tahanan abrasi (gugus) tinggi,
keras, dan kekuatan tekan yang baik.

Sifat-sifat Termal
Sifat-sifat yang sangat penting dari insulasi, adalah
sifat termal. Konduktivitas termal material insulasi
berperan menentukan kebocoran panas melalui
permukaan yang mempunyai perbedaan temperatur,
di mana untuk kebanyakkan penggunaan salah satu
sisi kenyataannya bertemperatur sangat rendah.
Kapasitas kalor pada dasarnya suatu ukuran dari
kalor yang diserap untuk suatu peningkatan
temperatur tertentu dan akan cocok dengan
pemakaian. Insulasi dapur harus rendah kapasitas
kalornya untuk cepat merespon perubahan
temperatur yang diperlukan. Dapur annealing
(pelunakan dan penguatan), diperlukan material
insulasi berkapasitas tekanan tinggi.

PENGARUH BERMACAM PENGUKURAN PADA


SIFAT TERMAL
Mengurangi konduktivitas dengan menambah
porositas (sifat menyerap) dan mengurangi
densitas (kerapatan/ kepadatan). Hal ini
dikarenakan adanya sejumlah besar kantong udara
(rongga) sebagai konduktor panas yang jelek.
Pengaruh densitas bisa juga dijelaskan dalam cara
yang sama untuk material insulasi padat (solid)
atau serat (fibrous). (gambar 14.5 dan 14.6)
Umumnya apabila temperatur berkurang, maka
nilai konduktivitas bertambah, hal ini disebabkan
oleh adanya getaran awal partikel-partikel
perambatan panas dari elektron bebas. (gambar
14.7)

Pengaruh tekanan yang meningkat akan


menyebabkan peningkatan konduktivitas
material insulasi.
Uap lembab (moisture) meningkat akan
menyebabkan peningkatan nilai
konduktivitas yang lebih besar.
Uap lembab cenderung untuk mengisi
kantong udara (rongga) mengakibatkan
penggantian dari udara dengan
konduktivitas rendah menjadi air dengan
konduktivitas tinggi.
Konduktivitas air sekitar 20 sampai 30 kali
lipat dari udara.

KONDISI DALAM INSULASI


Insulasi bukanlah suatu penghambat
aliran panas yang positif, tetapi membantu
memperlambat aliran panas.
Temperatur pada sisi hangat dari suatu
lembar insulasi tidaklah dengan segera
menjadi temperatur rendah pada sisi
dingin.
Kecepatan aliran panas dikurangi secara
berangsur-angsur.
Temperatur dalam insulasi menurun
secara berangsur-angsur dari temperatur
permukaan luar yang hangat/panas ke
temperatur permukaan dalam yang dingin.

UAP LEMBAB (MOISTURE)


DALAM INSULASI
Air adalah penghantar panas yang baik.
Air penghantar panas dua belas kali lipat
dari kayu gabus (corkboard).
Jika air masuk ke dalam insulasi, kadar
penyekat dari bahan berkurang sangat
besar.
Insulasi betul-betul kering ketika pertama
kali dipasang dan tertutup rapat secara
sempurna, tetap harus kering.

Dinding-dinding berlubang (the cell walls)


kecil dari semua insulasi menyerap
sejumlah kecil uap lembab (moisture).
Kemungkinan terkecuali yang termasuk
beberapa sel busa (the cellular foam)
penyekat yang dibuat dari glass, rubber,
plastic, dan lain-lain.
Begitupun, dinding berlubang kecil dari
kayu gabus (cork) (insulasi terbaik)
menyerap sejumlah kecil air yang
menurunkan kadar penyekatnya
(insulating value)

Uap air mungkin mengembun antara


serat-serat dari material insulasi fiber dan
uap lembab (moisture) akan diserap oleh
dinding lubang kecil (the cell walls).
Insulasi tipe ini, tidak bergantung pada
keadaan cuaca. Insulasi ini dibuat dari
bulu/kulit binatang, serat sayur-sayuran
atau serat mineral, dan sangat rentan atau
mudah menyerap uap lembab.
Sehingga pemasangan (menginstalasi)
insulasi harus betul-betul rapat dan
sempurna tanpa bergantung pada
keadaan cuaca

Air yang masuk ke dalam material insulasi


sebagai cairan merupakan suatu kejadian
yang luar biasa dan kebetulan. Hal ini
sewaktu-waktu bisa terjadi, misal ketika
membersihkan atau mencuci bagian ruang
dalam refrigerator atau melalui tumpahan
air. Mungkin juga terjadi karena hujan
membasahi dinding luar dari suatu ruangan
yang diinsulasi.
Masalah utama uap lembab, tetapi uap air
yang terkandung dalam udara merupakan
sumber utama dari air yang masuk ke
dalam insulasi. Udara merupakan
campuran antara udara (oksigen) dan air.

Udara dan uap air secara bebas ada pada


temperatur yang sama, tetapi masingmasing dibatasi oleh tekanan. Tekanan
udara sangat besar dibandingkan dengan
tekanan uap air.
Kombinasi tekanan udara dan uap air
menghasilkan tekanan atmosfer.

PERAPAT/PEMBATAS UAP
LEMBAB
(MOISTURE VAPOR SEALS)
Kenyataannya, uap lembab segera didorong oleh
tekanan vapor dari sisi luar ruang dingin melalui
insulasi.
Kejadian itu dapat diatasi dengan menempatkan suatu
perintang yang rapat di luar insulasi. Perintang ini
disebut perapat vapor (vapor seal). Perapat vapor ini
dibuat dari material yang tidak mungkin ditembus oleh
uap lembab (moisture). Material perapat bisa dibuat
dari metal foil, lapisan aspal, kertas direndam cairan
aspal, atau beberapa material sejenis tahan terhadap
uap lembab. Metal foil dipandang sebagai salah satu
material untuk perapat yang sangat baik.

Perapat vapor harus dirapatkan secara ketat pada


pinggir, dimana perapat itu ditempatkan dan secara
terus menerus menutup (menahan) uap lembab.
Perapat vapor harus dalam keadaan hangat atau
tekanan vapor tinggi pada sisi insulasi, sisi ini tempat
yang dilalui masuknya uap air.
Sisi hangat refrigerator, ruang gudang dingin, atau tata
udara rumah diluar insulasi pada musim dingin.
Sebaliknya pada musin dingin, sisi hangat berada di
sisi dalam dari insulasi.
Perapat vapor dalam kasus ini ada pada bagian dalam
dinding.

TEMPERATUR TITIK EMBUN


(DEW POINT TEMPERATUR)
Temperatur didalam insulasi turun secara
bertahap dari sisi hangat ke sisi dingin.
Jika di sana tidak/tanpa ada perapat vapor
pada sisi hangat (jika ada kerusakan atau
bocor) udara atau vapor masuk insulasi
dan mengalir ke arah sisi dingin sehingga
mencapai temperatur titik embunnya.
Akibatnya vapor di udara diembunkan
menjadi air. Air kemudian diserap oleh
insulasi.

Lokasi temperatur titik embun dalam


insulasi berubah dengan adanya
perbedaan temperatur.
Dimana insulasi yang sangat tipis atau
basah atau alasan lain, maka tidak cukup
untuk penyekat dinding, kemungkinan titik
embun (dew point) berada diluar insulasi.
Sisi hangat mungkin juga dingin berada di
bawah titik embun. Di bawah kondisi ini,
sisi luar yang hangat akan berkeringat
(sweat).

Ketika terjadi keringat, insulasi tidak cukup tebal


untuk perbedaan temperatur atau insulasi
menjadi memburuk (mulai rusak), biasanya
menyebabkan insulasi menjadi basah.
Berkeringat (sweaty) terlihat dari munculnya
butiran air (spots) pada dinding luar ruang
pendingin, hal ini menunjukkan:
1. insulasi tidak pantas dimasukkan ke dalam
dinding semula (orginally), membiar tempat
terbuka karena tidak cukup atau tanpa insulasi.
2. Perapat vapor tidak ketat, memungkinkan
terbentuknya air.
3. Rangka konstruksi, logam penguat, atau
konduktor lainnya diperpanjang dari sisi dalam
yang dingin lurus ke sisi dinding luar yang
hangat.

Ruang pendingin disekat cukup baik:


* Beban panas yang harus dibuang tetap dijaga
minimum.
* Selalu menjaga titik embun berada dalam
insulasi dan perapat uap lembab mencegah
terjadinya keringat (sweating) pada dinding luar.
Temperatur titik embun menentukan ketebalan
dan kadar penyekat dan dinding untuk
mencegah terjadinya keringat.
Perbedaan tekanan vapor antara kondisi di luar
dan di dalam ruang dapat menekan sejumlah
vapor yang sangat luar biasa besarnya melalui
insulasi.

Umpamanya, jika perapat vapor dari


freezer ukuran 9 atau 10 ft, robek berat,
maka secara praktis tidak ada pengaruh
perapat, seperempat vapor dalam insulasi
mungkin dikondensasi setiap bulannya.
Kebanyakkan air ini merusak kadar insulasi
ruang pendingin, menyebabkan terjadinya
bintik air pada cuaca lembab dan
mengakibatkan mesin bekerja terusmenerus dan tetap tidak dapat menjaga
temperatur dalam ruang sampai batas yang
diperlukan.

INSULASI UNTUK
TEMPERATUR ULTRARENDAH
Temperatur ultra-rendah dirancang untuk
pemakaian temperatur - 150F (- 101C)
atau lebih rendah lagi.
Diperlukan insulasi yang baik sekali
untuk mempertahankan temperatur
ultra-rendah.
Ketebalan insulasi mulai ukuran 12
inches (30,5 cm) tahan vapor untuk
mencegah masuknya uap lembab
(moisture)

BEBERAPA SISTEM
PENGGUNAAN INSULASI
i. Penggunaan insualsi
panas
ii. Penggunaan insulasi
temperatur rendah
iii. Penggunaan insulasi
hangat
iv. Penggunaan insulasi
v. Penggunaan insulasi
hangat dan sejuk

pada permukaan
pada permukaan
pada bangunan
pada bangunan sejuk
pada bangunan

Penggunaan Insualsi Pada


Permukaan Panas

Gas panas cendrung berekspansi dan mencoba menyelusup ke daerah


bertekanan rendah.
Kebanyakan insulasi mengandung uap lembab (moisture). Oleh karena itu
ketika insulasi dipasang ke permukaan panas, tekanan uap air akan naik
dan berusaha menyelusup ke udara atmofir yang bertekanan rendah.
Tekanan vapor (uap air) bisa tinggi sekali. Contoh tekanan vapor pada
udara 100 % RH temperatur 100C, sekitar 11800 kg/m. Tentu saja hal ini
terjadi pada temperatur yang sama, sehingga vapor bertekanan menemukan
jalan keluar dan kadar uap lembab (moisture) dari udara sekeliling
berkurang.

Tekanan akan turun sampai mencapai keseimbangan dengan


kondisi udara disekitarnya.
Permukaan yang dipanaskan cenderung akan mengering insulasi
pada bagian yang berhubungan dengan permukaan panas tadi.
Tetapi uap lembab (moisture) sekarang selalu tergantung
temperatur dan tekanan dari udara sekitar.
Kondisi udara atmosfir berubah secara konstan, karena waktu,
hari, dan musim sehingga uap lembab sekitar permukaan panas
juga berubah.
Uap lembab yang mencoba menyelusup akan terjebak oleh suatu
sulubung (jacket) perintang cuaca yang sangat rapat, hal ini dapat
menyebabkan uap lembab berkondensasi (mencair) pada bagian
dalam permukaan yang mengakibatkan terjadinya korosi di logam
penjamin (kawat jaringan dari baja karbon).

(Perintang
Uap)

Penggunaan insulasi pada


permukaan temperatur
rendah

Insulasi dalam kasus ini berdekatan dengan


permukaan yang dingin.
Tekanan vapor lebih rendah dari tekanan vapor
pada kondisi udara luar.
Vapor (uap air) mencoba untuk mengalir ke
dalam
Sewaktu-waktu rintangan akan berada antara
bagian (region) tekanan tinggi dan rendah.
Vapor tetap mencoba untuk masuk ke bagian
tekanan rendah melalui rintangan atau retakan
di dalam material.

Temperatur titik embun (dew point) akan


mengembunkan (kondesnsasi) vapor sehingga
menjadi cair pada celah yang bisa dicapainya.
Retak yang terjadi dalam insulasi kemungkinan
akan diisi oleh air hasil pengembunan tadi.
Selanjutnya, bilamana temperatur permukaan
bertemperatur 0C, kemungkinan air tadi menjadi
beku, oleh karena itu sifat insulasi akan
dihalangi/hilang.
Konduktivitas air 25 kali dari udara dan es 50
100 kali dari udara.
Uap lembab (moisture) mempunyai pengaruh
sangat serius yang lain pada insulasi.
Air ketika membeku mengembang dan
memecahkan insulasi.
Lokasi untuk formasi es dapat berubah dalam
insulasi dan menuju kekerusakan total.

Penggunaan insulasi pada


bangunan hangat
Kebanyakan insulasi dipasang pada saat pertama kali
bangunan dibangun, Karena alasan ini, insulasi yang
dipakai sebagian dari sistem konstruksi bangunan.
Umumnya dinding dikonstruksi dengan material
bangunan, dimana antara dinding luar dan dalam
ditempatkan bahan insulasi. Penghambat vapor bagian
penting dalam sistem konstruksi.
Insulasi dalam kasus bangunan hangat, vapor insulasi
akan mengalir dari dalam menuju keluar. Kalau misalnya
ruang bertemperatur 27C dan 50% RH, tekanan vapor
di insulasi sekitar 13,25 mm Hg dan temperatur di luar
ruangan 5C dengan 80% RH, tekanannya kira-kira 5,25
mm Hg. Berarti ada perbedaan tekanan sekitar 8 mm
Hg, hal ini menyebabkan vapor melaju ke arah luar.

Temperatur titik embun (dew point)


vapor adalah 15,6C. Oleh karena itu,
kadar uap lembab (moisture) harus
dibatasi jangan sampai masuk ke
dinding atau air akan mengental di
dinding yang bertemperatur 15,6C
atau kurang.
Tentu saja, bila temperatur dinding di
atas 15,6C, dimana vapor akan
dihambat untuk masuk ke dinding
dan tidak akan terjadi pengental air
atau pengembunan vapor di dalam
dinding/permukaan.

Penggunaan insulasi pada


bangunan sejuk
Dalam kasus ini, Vapor dirintangi jangan
ke luar dari insulasi untuk mencegah uap
lembab (moisture) menyelinap dan
mengembun di dalam insulasi.
Oleh karena itu, biasanya vapor yang
dihambat harus selalu berada di sisi yang
hangat dari insulasi, ketika insulasi
memisahkan (saparates) dua ruangan
udara yang berbeda temperatur.

Penggunaan insulasi
pada bangunan
hangat dan sejuk
Masing-masing lokasi penghambat vapor
diharapkan bertemperatur diatas temperatur
titik embun (dew point).
Tiga metode dasar yang terbuti sangat
berguna untuk bangunan hangat dan sejuk:
(1) Tanpa-penyerap (non-absorbant), tetapi
tidak menahan vapor. Insulasi adalah diperkuat
pada masing-masing sisi dengan penghambat
vapor terbaik seperti metallic foils.
(2) Ruang [the cavity] disekat dengan
lembaran reflektif dari aluminium foil.
(3) Insulasi sangat mungkin penahan vapor
yang tidak memerlukan penghambat vapor

KONDUKSI PADA INSULASI


(INSULATION AGAINT CONDUCTION)
Beberapa material insulasi jauh lebih
baik/bagus dari yang lainnya.
Harga/nilai penyekat suatu material
dinilai dari faktor konduktivitas (K)nya.
Faktor K menunjukkan bagian dari BTU
(British Thermal Unit) dalam waktu satu
jam akan melewati material seluas satu
square foot (1 ft) dengan ketebalan satu
inch (1 in), jika perbedaan temperatur
satu Franheit (1F).

Insulasi yang dipakai umumnya dengan


konduktivitas antara 0,20 sampai 0,30. Hal ini
dikatakan bahwa untuk suatu material seperti gabus
(cork) atau rockwool, kira-kira dari BTU/hr akan
dipindahkan melalui insulasi seluas 1 ft2 dengan
ketebalan 1 in, jika satu sisi lebih hangat 1F dari
yang lain. Faktor konduktivitas lebih rendah berarti
insulasi lebih baik.
Ketebalan dari suatu material insulasi, jaraknya
diukur dari bagian panas (hot) ke bagian dingin
(cold) yang mempengaruhi jumlah aliran panas
(heat). Dekat/rapatnya bagian panas (hot) dan
dingin (cold) bersamaan (satu sama lain),
menyebabkan jumlah aliran panas (heat) lebih
besar. Jika bagian-bagian ini berjarak 1 in, maka
jumlah aliran akan dua kali lipat ketika berjarak 2 in,
tiga kali lipat ketika berjarak 3 in, dst.

Menempatkan secara bersama konduktivitas


suatu material dan ketebalannya, jumlah
panas yang dipindahkan oleh insulasi seluas
1 ft/hr mungkin dicari dengan mengalikan
perbedaan temperatur (TD) F dengan faktor
konduktivitas (K) dan dibagi dengan
ketebalan insulasi (d) in. Hal ini diperlihatkan
dalam rumus jumlah aliran panas berikut:
Rate of Heat Flow = (K) x (TD)/(d) BTU/ft/hr

MENCAPAI REFRIGERATOR
( AMOUNT OF HEAT
REACHING A REFRIGERATOR
Jumlah total panas lewat
) melalui dinding suatu
refrigerator dalam satu jam mungkin dicari
dengan mengalikan jumlah aliran panas per
square foot (1 ft) per jam (hr) dengan total luas
dinding luar refrigerator dalam square foot (1 ft).
Hasilnya adalah total kebocoran panas (heat
leakage) dari refrigerator dalam BTU/hr. Nilai ini
ketika dikali dengan 24 jam, memberikan total
BTU/hari. Jumlah total panas yang lewat melalui
dinding refrigerator per hari disebut total
kebocoran panas per hari (total heat leakage per
day).

Rumus menganggap bahwa hanya nilai penyekatan


(insulating) dinding yang harus mempunyai insulasi
dalam dinding dan bahwa semua insulasi satu
jenis/bentuk. Hal ini tidak selalu benar seperti
diperlihatkan dalam ilustasi.Suatu waktu dinding suatu
bangunan dengan satu lapisan kayu pada ke dua sisi
dalam dan luar. Papan lapisan kayu mempunyai nilai
penyekatan (insulating) yang menambah insulasinya
sendiri. Beberapa dinding didesain memakai dua atau
lebih bentuk/jenis insulasi untuk penghematan
(ekonomis).
Nilai faktor K dari beberapa material dipakai pada
konstruksi dinding suatu insulasi yang berbeda. Oleh
karena itu, dalam susunan (order) memberi konduktivitas
dinding bangunan, masing-masing bagian musti dihitung
secara terpisah. Istilah sifat konduksi (conductance) (C)
dipakai sebagai pengganti konduktivitas untuk
menunjukkan BTU yang lewat melalui suatu material dari
ketebalan spesifik lebih baik dari pada untuk suatu
ketebalan satu inch. Conductance (C) ditentukan dengan
membagi konduktivitas (K) dengan ketebalan
sebenarnya.

TO
TA
L
KE
B
O
C
O
RA
N
PA
N
AS

Ketika menghitung total konduktansi untuk


dinding secara matematika langkah
simpel, pertama ditentukan koefisien
transmisi (coefficient of transmission).
Total koefisien transmisi diidentifikasi
sebagai U dengan satuan BTU/ ft untuk
dinding yang perbedaan temperatur satu
derajat.Koefisien ini dicari dengan
membagi konduktansi masing-masing
material kedalam (1) atau hasilmya
dijumlahkan. Jumlah ini dibagi lagi
kedalam (1). Hasilnya adalah koefisien
transmisi panas (U).

Berikut merupakan rumus/persamaan


sederhana:
Total Heat Leakage = (U) x (A) x (TD) x (t)
t = waktu dalam jam (time in hours)
CONTOH:
Suatu dinding terdiri dari corkboard = 2 in,
foamglass = 3 in, plaster bagian dalam = 1/2
in, dan bahan pelapis bagian luar soft pine =
1 in. Temperatur luar = 100F dan di dalam
= 40F. Luas permukaan dinding luar = 500
ft2. Tentukan Nilai total kebocoran panas
setiap harinya.

Penyelesaian:
Langkah 1. Tempatkan dalam tabel faktor konduktivitas (K) untuk masing-masing
material
Corkboard
= 0,27
Foamglass
= 0,30
Plaster
= 12,00
Soft Pine
= 0.88
Langkah 2. Tentukan Konduktan masing-masing material
2 corkboard = 0,27 : 2 = 0,135
3 foamglass = 0,30 : 3 = 0,10
plaster = 12,00 : = 24,00
1 soft pine = 0.88 : 1 = 0,88
Langkah 3. Hitung tahanan (resistansi) untuk masing-masing material dengan
membagi 1 dengan nilai konduktan
Corkboard; 1 : 0,135 = 7,4
Foamglass; 1 : 0,10 = 10
Plaster;
1 : 24
= 0,0417
Soft Pine; 1 : 0,88 = 1.136
Langkah 4: Tentukan total koefisien transmisi (U) untuk semua dinding dengan
menjumlah nilai resistansinya dan membagi 1 dengan jumlah tersebut
Jumlah semua resistansi material = 18,58
U = 1 : 18,58 = 0,054 BTU/ ft
Langkah 5: Hitung total kebocoran panas (heat leakage)
H = U x A x TD x t
= 0,054 x 500 x 60 x 24
= 38.756 BTU

KONVEKSI PADA INSULASI


(INSULATION AGAINST
CONVECTION)

Anda mungkin juga menyukai