Anda di halaman 1dari 67

FARMAKOLOGI

GANGGUAN
SISTEM
ENDOKRIN
By : Ns. Maria Diah
Ciptaning Tyas, Mkep,
SpMB

Yang perlu diperhatikan

Indikasi
Kontraindikasi
Kerja obat
Famakokinetik
Efek samping
Interaksi obat
Rote dan dosis
Sediaan
Waktu kerja obat

Pertimbangan dosis
khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Klien pediatrik
Klien geriatrik
Klien obstetrik
Penyakit ginjal
Penyakit hati
Gagal jantung kongestif

Pertimbangan dosis
khusus
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Ukuran tubuh
Pengiriman ke tempat kerja obat
(rute)
Interaksi obat
Bentuk sediaan
Faktor lingkungan
Faktor nutrisi

Hipotiroid
levothyroxine

* most common
Synthetic thyroid hormone T 4

liothyronine
Synthetic

thyroid hormone T 3

levothyroxine
Indikasi
Terapi pengganti pada fungsi tiroid yang
kurang/tidak ada
Kontraindikasi
Hipersensitifitas
IMA
Tirotoksikosis

Hati-hati penggunaan pada:


Peny kardiovaskuler
Insufisiensi ginjal
Lansia

Kerja obat
Meningkatkan laju metabolisme jaringan
tubuh
Meningkatkan glukoneogenesis,
meningkatkan penggunaan dan
penyimpanan glikogen
Stimulasi sintesis protein
Meningkatkan pertumbuhan
Membantu perkembangan otak

Efek terapeutik
Penggantian

pada status defisiensi


Pemulihan keseimbangan hormonal

Farmakokinetik
Absorpsi : 50%-80% dari saluran GI
Distribusi : sebagian besar ke dalam
jaringan tubuh
Metabolisme dan ekskresi : metabolisem
di hati. Eksresi dalam feses
Waktu paruh : 6 7 hari

Efek samping
SSP : iritabilitas, insomnia,gugup, sakit kepala
KV : takikardia, aritmia, peningkatan curah
jantung, peningkatan TD, angina pektoris
GI : diare, kram, muntah
Kulit : berkeringat
Endokrin : menstruasi tidak teratur
Metabolisme : penurunan BB
muskuloskeletal : percepatan maturasi tulang

Rute dan dosis


PO (dewasa) : 12,5 50 mcg dosis
tunggal awal/hari
IM (dewasa) : 50 100 mcg/hari dosis
tunggal
Sediaan
Tablet : 0,025; 0,05; 0,075; 0,088; 0,1;
0,112; 0,125; 0,15; 0,175; 0,2; 0,3 (mcg)
Injeksi : 50 mcg; 200 mcg; 500 mcg

Implikasi keperawatan

Kaji nadi dan TD secara periodek selama


pemebrian terapi. Kaji aritmia dan nyeri dada
Anak-anak:pantau tinggi badan, berat badan
dan perkembangan psikomotor
Pemeriksaan funsgi tiroid
Pantau glukosa darah pada diabetes.
Untuk pemberian IV, encerkan setiap 500 mcg
dalam 5 ml NaCl 0,9% apabila pemberian 100
mcg/ml.

Berikan

edukasi :
melakukan pengobatan teratur
Beritahu dan ajrkan teknik memeriksa
nadi
Anjurkan klien utk memberitahu dokter
apabila ada keluhan

Evaluasi

keefektifan terapi

Liotironin
(cytomel, L-triidothyronine,
Indikasi
Triostat)
s.d.a
Kontraindikasi

s.d.a

Kerja obat
S.d.a
Efek terapeutik
s.d.a

Farmakokinetik
Absorpsi : 95% diabsorpsi setelah
pemberian oral
Distribusi : sebagian besar ke dalam
jaringan tubuh
Metabolisme dan ekskresi : metabolisem
di hati. Eksresi dalam feses
Waktu paruh : 1 2 hari

Efek samping
SSP : iritabilitas, insomnia,gugup, sakit kepala
KV : takikardia, aritmia, peningkatan curah
jantung, peningkatan TD, angina pektoris
GI : diare, kram, muntah
Kulit : berkeringat
Endokrin : menstruasi tidak teratur
Metabolisme : penurunan BB
muskuloskeletal : percepatan maturasi tulang

Rute dan dosis


PO (dewasa) : 5 25/50 mcg dosis
tunggal awal/hari
IV (dewasa) : 25 50 mcg koma
miksedema
Sediaan
Tablet : 5; 25; 50 (mcg)
Injeksi : 10 mcg/ml

Implikasi keperawatan
Kaji

nadi dan TD secara periodek selama


pemebrian terapi. Kaji aritmia dan nyeri
dada
Pemeriksaan funsgi tiroid
Pantau glukosa darah pada diabetes.
Berikan sebelum sarapan
untukmencegah insomnia
Injeksi liotironin hanya untuk
penggunaan IV

Berikan edukasi :
melakukan pengobatan teratur
Beritahu dan ajrkan teknik memeriksa nadi
Anjurkan klien utk memberitahu dokter
apabila ada keluhan
waspada pemberian bersama levotiroksin

Evaluasi respon klinis terapi

HIPERTIROID
methimazole (Tapazole)
propylthiouracil (PTU, Propyl-Thyracil)
obat anti tiroid menghambat produksi
TH.
methimazole dapat diberikan 1x/hari;
propylthiouracil diberikan 3x/hari; tidak
bisa diberikan selama kehamilan.

Hipertiroid
Indikasi
-

Hipertiroid
Persiapan tiroidektomi pengendalian
hipertiroid

Kontraindikasi
-

:
Hipersensitifitas

Famakokinetik
Absorpsi : diabsorpsi dgn cepat setelah
pemberian
Distribusi : menembus plasenta dan
memasuki ASI dalam konsentarsi tinggi
Metabolisme dan eksresi : metabolisme
di hati. Eliminasi di ginjal

Efek samping
SSP : Sakit kepala, mengantuk, vertigo
GI : Diare,mual,muntah
Kulit : Ruam pada kulit,urtikaria
Demam

Rute dan dosis


PO (dewasa) : 15 60 mg/hari dosis
tunggal atau 2 dosis
PO (anak-anak) : 400 mcg/kg/hari atau 2
dosis terbagi

HIPERTIROID

Implikasi keperawatan
Monitor efek samping: agranulositosis,
hipotiroid, pruritus, peningkatan suhu,
edema periorbital, anoreksia, hilang rasa,
perubahan menstruasi.
Berikan obat pada waktu yang sama
setiap hari untuk mempertahankan
kestabilan kadar darah
Monitor gejala hipotiroid : kelelahan,
penambahan berat badan, tidak toleran
thd dingin

HIPERTIROID

Pendidikan kesehatan pada klien dan


keluarga
Perhatikan perdarahan, kemerahan,
bengkak, mual, hilangnya selera, atau
nyeri epigastrik.
Jika mendapatkan terapi warfarin,
laprokan tanda perdarahan
Evaluasi respon terapi

Diabetes Mellitus
Two

types

Type 1
Type 2

Hyperglycemia

Fasting plasma glucose >7 mmol/L

Hypoglycemia

Blood glucose level <2.8 mmol/L

Gestational
DM

tipe lain

diabetes

Signs & Symptoms of DM


Polydipsia
Polyuria
Polyphagia
Weight

loss

Fatigue
Blurred

vision

Type 1 Diabetes Mellitus


IDDM

characterized by loss of the insulinproducing beta cells of the islets of


Langerhans of the pancreas leading to a
deficiency of insulin.
Affected clients need exogenous insulin
Complications

Retinopathy, nephropathy, neuropathy

Diabetic ketoacidosis (DKA)


Oral antihyperglycemic agents not effective

Type 2 Diabetes Mellitus

Most common type


Caused by insulin deficiency and insulin
resistance, but there is not an absolute
of insulin production
Many tissues are resistant to insulin
Reduced number insulin receptors
Insulin receptors less responsive
Obesity among children and adolescent is
increasing the incidence

Type 2 Diabetes Mellitus


(contd)

Several comorbid conditions

Glucose intolerance
Obesity
Dyslipidemia
Hypertension
Insulin resistance
Hyperinsulinemia
Microalbuminemia (protein in the urine)
Enhanced conditions for embolic events
(blood clots)
Heart disease

Types of Antidiabetic Agents


Insulins
Oral

antihyperglycemic agents
Both aim to produce normal blood
glucose states

Human-Based Insulins

Rapid acting,(aspart, lispro)


Short acting (regular, humulinR, Toronto)
Intermediate acting (Humulin N, NPH)
Long acting (glargine, detemir)
Combination Insulin products (humulog,
humulin 30/70 20/80)

Regular insulin

The only insulin product that can be given


by IV bolus, IV infusion, or even IM

Indikasi
Pengobatan

DM tipe 1
Penatalaksanaan DM tipe 2 yang tidak
berespon dengan pengobatan dengan
diet atau OAD

Kerja Obat

Menurunkan glukosa darah dgn


meningkatkan transpor ke dalam sel
Meningkatkan konversi glukosa
menjadi glikogen
Menghambat pelepasan asam lemak
bebas
Mengendalikan kadar glukosa darah

Farmakokinetik
Absorpsi

: diabsorpsi dengan cepat


setelah pemberian SC. Kecepatan
absorpsi dipengaruhi jenis insulin,
tempat injeksi, dosis.
Distribusi : distribusi secara luas
Metabolisme dan ekskresi :
dimetabolisme di hati, ginjal dan otot
Waktu paruh : 9 menit (memanjang
pada penderita)

Efek samping
Kulit

: urtikatis
Endokrin : hipoglikemi
Lokal: lipodistrophy

Rute dan dosis

Dosis tergantung dari gula darah.


Ketoasidosis hanya insulin reguler
IV (dewasa) :0,1 unit/kg/jam
Terapi rumatan :
SC (Dewasa dan anak-anak) : 0,5 1unit/kg/unit
Sediaan

Injeksi insulin : 100 unit/ml, 400


unit/ml, 500 unit/ml

Implikasi keperawatan

Kaji tanda-tanda hipoglikemi dan


hiperglikemi
Pantau BB
Pantau hasil lab :glukosa darah, kalium dan
magnesium
Gunakan hanya dengan spuit insulin
Ketika mencampur insulin, hisap terlebih
dahulu insulin reguler ke dalam spuit.
Insulin harus disimpan di tempat yang
dingin dan kering

Jangan digunakan bila sduah keruh,


berubah warna atau kental
Bila diberikan sebagai infus, kecepatan
diinstruksikan oleh dokter
Ajarkan dan anjurkan klien dan keluarga
teknik pemberian trapi insulin yang benar
Jelaskan bahawa obat ini hanya
mengendalikan hiperglikemi

Jelaskan

tanda hipoglikemi dan


hiperglikemi
Instruksi kepada klien atau keluarga untuk
lapor ke dokter apabila ada keluhan
anjurkan membawa sumber gula (permen,
gula)
Evaluasi

keefektifan terapi

Oral Antidiabetic Agents


Used

for type 2 diabetes


Treatment for type 2 diabetes includes
lifestyle modifications

Diet, exercise, smoking cessation, weight


loss

Oral

antihyperglcemic agents may not


be effective unless the client also makes
behavioural or lifestyle changes

Oral Antidiabetic Agents


(contd)

Insulin secretagogues: 2 classes of drugs


able to stimulate insulin secretion:

Sulfonylureas
chlorpropamide, tolbutamide
glimepiride, gliclazide, glyburide
Nonsulfonureas (Glinid)
repaglinide, nateglinide

Biguanides (penambah sensitifitas thd insulin)

Biguanid (metformin)

Oral Antidiabetic Agents


(contd)
Alpha-glucosidase

acarbose

Thiazolidinediones

inhibitors
(Actos)

pioglitazone, rosiglitazone
Also known as glitazones

Oral Antihyperglycemic
Agents:
Mechanism of Action

Sulfonylureas (Glyburide)

Stimulate insulin secretion from the beta cells


of the pancreas, thus increasing insulin levels
Khlorpropamid : dieksresi di ginjal. Lama
kerja > 24 jam, diberikan dosis tunggal
Glibenklamid : efek hipoglikemik berat, harus
diperhatikan jadwal makan
Glikasid : efek hipoglikemik sedang. Dapat
diberikan pada gangguan fungsi ginjal dan
hati yang ringan

Glikuidon : efek hipoglikemi sedang.


Eksresi melalui empedu dan usus.
Glipisid : efek hipoglikemi lebih lama dari
glibenklamid tapi lebih pendek dari
khlorpropamide.menekan produksi
glukosa hati
Glimepirid: awal kerja lebih cepat dan
lama kerja panjang. Efek
farmakodinamikmensekresi insulin bila
terdapat asupan makanan

Glinid

Repaglinid : efek hipoglikemik ringan


sampai sedang. Diekskresi melalui hati.
Efek samping adanya keluhan
gastrointestinal
Nateglinid: diekskresi melalui urin. Efek
samping infeksi saluran pernafasan atas

Penambah sensitifitas insulin


Biguanid

Mengurangi hepatic glucose ouput


tidak menyebabkan hipoglikemi
Contoh : metformin
Efek samping : mual, muntah, kadangkadang diare
Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal,
dehidrasi, gg fungsi hati, gagal jantung
Diberikan bersamaan makan

Thiazolindion/glitazon

Berikatan pada peroxisome proliferattor


gamma suatu reseptor inti di sel otot dan sel
lemak.
Memperbaiki sensitifitas terhadap insulin dan
memperbaiki transpor glukosa
Contoh : pioglitazon (Actoz) dan rosiglitazon
(avandia)
Menyebabkan penambahan berat badan dan
edema tungkai,bila dosis besar dan digunakan
bersamaan dgn insulin
Kontraindikasi gagal jantung fc III-IV

Penghambat alfa glukosidase


(acarbose)
Enzim

alfa glukosidase (maltase,


isomaltase, glukomaltase, dan sukrase)
terletak di dinding usus halus.
Cara kerja : mengurangi digesti
karbohidrat komplek dan absorbsinya.
Dosis : 150-300 mg/hari
Efek samping : perut kurang enak,
sering flatus, kadang-kadang diare

Antihyperglycemic Agents:
Nursing Implications
Sebelum

memberikan obat yang


mengubah kadar glukosa, kaji dan
dokumentasi :

Riwayat kesehatan
Tanda-tanda vital
Kadar gula darah
Potensi komplikasi dan interaksi obat

Nursing Implications

Sebelum memberikan obat yang


mengubah kadar glukosa :
1.
2.
3.

4.

Kaji kemampuan klien untuk mengkonsumsi


makanan
Kaji mual atau muntah
Hipoglikemia dapat menjadi masalah jika
agen antihyperglycemic diberikan dan klien
tidak makan
Jika klien adalah NPO untuk tes atau
prosedur, berkonsultasilah dengan dokter
untuk memperjelas perintah untuk terapi
obat antihyperglycemic

Nursing Implications (contd)

Pendidikan klien menyeluruh sangat


penting mengenai:
proses penyakit
Diet dan olahraga rekomendasi
Self-pemberian insulin atau obat oral
potensi komplikasi

Nursing Implications (contd)


Agen

antihyperglycemic Oral

Selalu periksa kadar glukosa darah


sebelum memberikan
Biasanya diberikan 30 menit sebelum
makan
Inhibitor alpha-glucosidase diberikan
dengan gigitan pertama dari setiap
makanan utama
metformin diminumk berama dengan
makan untuk mengurangi efek GI

Symptoms of hypoglycemia
include:
kelaparan
gugup

dan kegoyahan
keringat
pusing atau pusing
kantuk
kebingungan
kesulitan berbicara
merasa cemas atau lemah

Nursing Implications (contd)


Kaji

tanda-tanda hipoglikemia
Jika terjadi hipoglikemia :

Berikan glukagon
Apakah klien makan tablet glukosa atau
gel, sirup jagung, madu, jus buah atau
minuman ringan nondiet
Atau apakah klien makan makanan kecil
seperti kerupuk atau setengah sandwich
Memantau kadar glukosa darah

Nursing Implications (contd)


Pantau

respons terapeutik

Penurunan kadar glukosa darah pada


kadar yang ditentukan oleh dokter
Mengukur hemoglobin A1c untuk
memantau kepatuhan jangka panjang
untuk diet dan terapi obat
Perhatikan hipoglikemia dan hiperglikemia

Sumber
Deglin,

JH & Vallerand, AH.(2004).


Pedoman Obat untuk Perawat. Jakarta.
EGC
Soegondo, Soewondo & Subekti. (2009).
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Ed 2. Jakarta. Balai Penerbit FK
UI

DIABETES MELITUS

Lokasi penyuntikan insulin sub kutan

American Pharmacists Association,


Handbook of Nonprescription Drugs
(insulin injection site).

Anda mungkin juga menyukai