Anda di halaman 1dari 42

HERBISIDA

Defenisi Herbisida

Zat kimia baik organik maupun anorganik yang


digunakan
utk
menghambat
pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan dan melalui keikut sertaanya di
dalam metabolisme yg terjadi dalam tumbuhtumbuhan.
Suatu bahan kimia yg digunakan utk melindungi
tanaman thd gangguan yg ditimbulkan oleh
gulma.

Sejarah Penemuan

Ditemukan sejak dua abad yg lalu (1896), Oleh :


1. Bonnet di Francis
2. Schultz di Jerman
3. Bolley di Amerika
Menemukan bahwa larutan tembaga sulfat (CuSO4)
mrp herbisida selektif untuk gulma daun lebar.

Perkembangan yg pesat dlm penggunaan herbisida


dimulai sejak ditemukannya bahan kimia 2,4
D(Diklorofenoksiasetat) sbg herbisida (1944).

Keuntungan pemakaian herbisida:


Gulma dpt dikendalikan dlm waktu yg singkat &
mencakup areal yg luas (hemat waktu)
Mengurangi pemakaian buruh untuk penyiangan
(hemat tenaga).
Mengurangi kerusakan akar tanaman.
mengurangi gangguan terhadap struktur tanah
Dpt mengendalikan gulma yg tumbuh bersama
tanaman budidaya yg sulit dikendalikan.
gulma yang mati berfungsi sebagai mulsa yang
bermanfaat mempertahankan kelembaban tanah,
mengurangi erosi, menekan pertumbuhan gulma
baru, dan berfungsi sebagai sumber bahan organik
dan hara.

Kelemahan pemakaian herbisida :


Gangguan kesehatan bagi penyemprot.
Keracunan karena residu yang termakan.
Keracunan pada tanaman dan hewan
peliharaan
Pemakaian herbisida yg sama pd suatu
areal utk jangka waktu yg lama dpt
menimbulkan gulma-gulma yg resisten thd
herbisida.
Pencemaran terhadap lingkungan

Penamaan Herbisida
Nama kimia (penamaan berdasarkan
susunan rumus kimianya).
Mis. Asam alifatik halogen.
Nama Umum
Mis. Dalapon, Glyposat, Paraguat dll.
Nama dagang (penamaan yang diberikan
oleh produsen herbisida)
Mis. Polaris, Roundap, Ally dll.

Penggolongan Herbisida
Herbisida alifatik
Yaitu herbisida yg diturunkan dr rantai lurus C,
Seperti :
TCA (Asam Trikloroasetat) dan Dalapon (asam 2.2dikloropropionat).
Herbisida Amida
Rumusnya sangat bervariasi
Seperti : Alachlor, butachlor, propanil, napropamide
dll.
Herbisida yang mengandung arsen
Jenis ini sudah lama dikenal sbg racun, tapi dlm
jumlah yg sedikit dpt sbg stimulan atau conditioner.
Sep. Natriun arsenit (Na 3AsO3), Asam kakodilat

Lanjutan

Herbisida turunan asam benzoat.


Bersifat seperti Zat tumbuh, mirip dg auksin
Contoh : Dicamba, Chloramben, 2,3,6-TBA
Herbisida grup bipiridilium
Contoh : diguat dan paraguat sbg herbisida
kontak
Herbisida grup Karbamat.
Contoh : Chloropham, propham dan
phenmediphan (herbisida lewat tanah).
Herbisida dinitroanilin
Contoh : Nitralin, trifluralin adalah jenis
herbisida pratumbuh.

Lanjutan.

Herbisida grup triazin.


Contoh : Ametryne, atrazine, simazine dll.
Herbisida grup trazol
Contoh: Amitrol
Herbisida dr turunan urea
Contoh : Diuron, limuron, monuron
Herbisida lainnya.
Mempunyai struktur yang amat lain.
Contoh: N-Fosfonometylglisin (glyposat),
Picloran

KLASIFIKASI HERBISIDA
A.

Berdasarkan Waktu Pemberian:


Pre-emergence (pra kecambah)
Yaitu herbisida yang disemprotkan begitu selesai pengolahan
tanah , dimana biji - biji gulma belum berkecambah. Contoh :
Nitralin, diclorobenil dll
Post-emergence (Pasca tumbuh)
Yaitu herbisida disemprotkan setelah gulma tumbuh, baik
setelah ada tanaman, maupun sebelum ada tanaman.
Contoh : MCPA atau propanil pd padi, Glyposat atau dalapon
pada karet.
Pre-planting (pra tanam)
Yaitu herbisida disemprotkan sebelum benih tanaman ditanam.
Contoh : Triazine, atau EPTC
Post Planting (pasca tumbuh)
Yaitu herbisida disemprotkan setelah tanaman dilapangan.
Contoh : Semua post emergence yang selektif.

Lanjutan.

B. Berdasarkan sasaran pemberian


Bagian atas tanah (Foliar herbiside)
Penyemprotan bagian dari tumbuhan
yang berada di atas permukaan tanah
(terutama daun)
Bagian bawah tanah (Soil
herbiside)
Pemberian herbisida melalui tanah

Lanjutan..
C. Berdasarkan cara pemberian:
Secara melingkar
Yaitu heribisida diberikan sekeliling pokok
tanaman secara melingkar
Menurut jalur
Yaitu herbisida diberikan dikiri kanan
tanaman pokok sepanjang jalur jajaran
tanaman
Secara menyeluruh
Yaitu herbisida disemprotkan ke seluruh
permukaan tanah yang ditumbuhi gulma.

Lanjutan.
D. Berdasarkan sifat kerjanya :
1. Herbisida kontak, yi herbisida yg daya
bunuhnya hanya terbatas pd bagian
tumbuhan/gulma yg terkena atau kontak dg
herbisida. Contoh : Diguat dan Paraguat, dan
gejalah yang ditimbulkan disebut gejala akut.
2. Herbisida sistemik, yi herbisida yang
dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian
tumbuhan /gulma, baik bagian di atas tanah
maupun di bawah permukaan tanah. Contoh
Dalapaon dan Glyposat, dan gejala yang
ditimbulkan disebut gejala kronis

Lanjutan

E. Bardasarkan sifat selektifitas


herbisida :
1.Herbisida selektif : Herbisida yg dapat mematikan
atau menekan jenis tumbuhan/gulma tertentu.
Contoh : - Herbisida propanil, membasmi gulma golongan
berdaun pita.
- Herbisida 2,4D amina membasmi gulma
berdaun lebar dan teki

2. Herbisida non selektif, yi herbisida yg dapat


mematikan/ menekan semua jenis tumbuhan tanpa
kecuali. Contoh : Glyposat

Lanjutan

F. Berdasarkan struktur kimianya :


1.Herbisida anorganik,
Contoh: Garam dapur, abu, amonium
sulfamat, arsen trioksida, natriun klorat dll.
2. Herbisida organik.
Contoh : 2,4-D,

Ametryne dll.

FORMULASI
Formulasi adalah pencampuran herbisida
dengan zat kimia lain yg sesuai dg kondisi
iklim setempat.

Dg formulasi akan menyebabkan perubahan


beberapa sifat fisik (bukan sifat kimia) dari
herbisida tersebut, agar mudah diaplikasikan

Tipe Formulasi:
1.Soluble Salts (S),
yi herbisida dapat larut dlm air.
Contoh larutan herbisida :
Na atau amine 2,4-D
2,4,5-T
MCPA, PCA, TCA dan Dalapon
Keuntungan herbisida yang telah diformulasikan
untuk larut dalam air adalah kemudahan dalam
pemakaiannya dg larutan yang seragam tanpa
tambahan bahan lainnya. Kelemahannya mudah
tercuci.

2. Emulsifiabel Concentrates (EC)


Emulsi adalah suatu cairan yang tersebar di
dalam air atau cairan lainnya, tetapi tetap dg
sifat aslinya masing-masing.
Contoh : Ester 2,4-D, Proponil, EPTC dll.
Keuntungan : EC lebih tahan terhadap pencucian
hujan, bahan emulsi juga menurunkan tegangan
permukaan
air
shg
mudah
membasahi
permukaan daun dan evaporasi juga berkurang.
Kelemahannya : tanpa diaduk mungkin campuran
ini akan terpisah membentuk dua lapisan cairan
yg tidak mencampur.

3. Wettable Powder (WP)


WP adalah bubuk padat yg amat
halus dan dapat segera
membentuk suspensi di dlm air.
Oleh karena WP adalah suatu
suspensi, disini diperlukan pengadukan agar suspensi ini tidak
mengendap. Formulasi ini bersifat
oberasif yi, membuat pompa dan
misel lekas aus.

4. Granular (G)
Yi herbisida yg dicampur dg carrier
padat, dg tujuan memperbanyak
volumenya
agar
mudah
menyebarkan
herbisida
secara
merata.
Beberapa carrier dapat dipakai
antara lain : Verniculite, tanah, tanah
diatom, lempung pasir dll.

Keuntungan formulasi granular :


(1) tidak memerlukan air dan alat
semprot yg mahal
(2) Penyebaran dapat dilakukan dg
menghindari daun atau bagian
tanaman yg lunak.
Kelemahan:
(1)Bahan granular lebih berat, sehingga
biaya angkutan jauh lebih mahal,
(2)Mudah dipindahkan oleh air
(3)pemakainnya jarang yg seragam dan
(4)kurang efektif pada tanah kering.

5. Bentuk formulasi lain, tapi


jarang digunakan dalam
formulasi herbisida adalah
Fumigan, Debu, Aerosol,
Batangan lilin.

SURFACE AKTIVE AGENT


(SURFACTAN)

adalah suatu bahan yg dapat


digunakan untuk memperlancar
bekerjanya
herbisida
pada
tumbuh-tumbuhan,
sehingga
efektivitas
herbisida
itu
meningkat

Bahan yg dpt digunakan sbg


surfactan:
Wetting agent, yi bahan yg dapat digunakan untuk menurunkan
tegangan permukaan. Dg menambahkan wetting agent pd herbisida,
maka lilin yg ada pada kutikula akan larut, dan herbisida akan
menempel pada daun.
Emulsifier, yi, bahan yang dapat mempertahakan kemantapan
suatu emulsi.
Spreader, yi, bahan yang dapat dipergunakan untuk membantu
memperlebar penyebaran dalam suatu permukaan.
Sticking agent, yi, Bahan yang dapat dipergunakan untuk
memperkuat pelekatan.
Dispersing agent, yi, bahan yang dapat dipergunakan untuk
mempercepat dispersi (menurunkan kohesi antara partikel-partikel
sejenis)

Berdasarkan zat kimianya, surfactan


terdiri atas tiga bagian :
An ionik surfactan (tidak bermuatan), dalam air
biasanya tidak mampu berionisasi, contoh :
emulsifier
Kationik surfactan (bermuatan positif), kationik
agent ini akan berionisasi di dalam air, mempunyai
kemampuan seperti bakteri, karena harganya
mahal sehingga jarang digunakan.
Anionik
surfactan
(bermuatan
negatif),
mempunyai pengaruh yang stabiul terhadap
molekul lainnya, contoh : weeting agent, ditergent,
emulsifier.

CARA DAN MEKANISME KERJA


HERBISIDA
Istila cara kerja disini meliputi peristiwa
sejak pemberian herbisida di dalam
lingkungan sampai matinya tumbuhtumbuhan, sedangkan mekanisme kerja
hanya meliputi proses biokimia primer
yang kemudian menyebabkan kematian.

Cara Kerja Herbisida dapat dilihat


dari Tiga kegiatan, yi:
Penetrasi, yi masuknya herbisida kedalam
tumbuhan. Ada 2 cara:
1. Penetrasi Lewat Daun
2. Penetrasi lewat akar (Passif dan aktif)
Translokasi, dibedakan dua saluran
transfort, yi:
1. Sistem apoplas
2. Sistem symplas

Lanjutan.
Degradasi Dalam Tubuh Tanaman
Reaksi degradasi herbisida antara lain :
1. Oksidasi, dg menggunakan O 2
2. Dekarboksilasi, menghasilkan CO 2
3. Hydroksilasi, menyebabkan terjadinya
pergeseran tempat atom pada gugus fenoksi
4. Hydrolisis, reaksi pecahnya suatu persenyawaan
oleh karena air.
5. Dealkilasi, reaksi hilanya gugus alkil dari suatu
persenyawaan.
6. Konjugasi, Molekul herbisida dapat bereaksi
membentuk ikatan dengan gula atau asam
amino dari tanaman.

Mekanisme Kerja Herbisida


Herbisida dapat mematikan tumbuhan dengan cara :
1.Merusak dindin sel (herbisida kontak)
2.Menyebabkan gangguan proses fisiologis :
Pembelahan sel
Hebisida yang mengganggu pembelahan sel disebut herbiside
metotic poison. Jadi racun ini mengganggu proses metosis, yi
terutama pd fase telofase (tidak berlangsungnya fase telofase) atau
tidak terbentuknya 2 sel pada fase telofase.
Pembentukan jaringan
Herbisida yang menimbulkan gangguan thd pembentukan jaringan
biasanya menyebabkan juga pertumbuhan yang abnormal sehingga
mengganggu distribusi metabolik yang ada.
Pembentukan klorofil dan plastid
Herbisida yang mengganggu pembentukan klorofil dan flastid belum
banyak diketahui, diperkirakan terjadi itu adanya gangguan
pembelahan sel dan pembentukan jaringan.

3. Menyebabkan gangguan proses metabolisme


Proses metabolisme yang diganggu adalah :
Proses Fotosintesis
Terutama terhadap adanya hambatan transfort elektron dari donor
ke aseptor pada fase cahaya, transfer elektron ke klorofil.
Proses respirasi
Herbisida menggangu pross respirasi dikategorikan sebagai
elektron transfor inhibitor, juga sebagai inhibitor transport energi.
Jadi biasanya ada reaksi tetapi tidak energi.
Metabolisme N
Herbisida yang mengganggu metabolisme N biasanya berjalan
pada waku sintesa asam nukleat (DNA dan RNA). Yang
dinganggu adalah aktivitas enzim hidrogenase, enzim ribonukleat
dan dinukleat, mengakibatkan tanaman kelebihan proyein dan
amino (terutama pada batang).
Aktivitas enzim
Gangguan terhadap enzim ternyata belum banyak diketahui,
namun secara tidak langsung menyebabkan terjadinya kerusakan
pada inti sel dan secara langsung dapat menyebabkan gangguan
terhadap produksi ATP.

APLIKASI HERBISIDA
Penggunaan herbisida harus dilakukan secara
hati-hati dan bijaksana dengan memenuhi 6
(enam) tepat, yaitu:

- Tepat mutu
-

Tepat
Tepat
Tepat
Tepat
Tepat

waktu
sasaran
takaran.
konsentrasi
cara aplikasinya

Aplikasi herbisida dapat dilakukan


melalui dua cara, yi
1. Melalui daun dengan cara penyemprotan
2. Melalui akar, dengan cara:
- Menyemprotkan herbisida kepermukaan
tanah
- Menebarkan herbisida dalam bentuk
butiran (granular)
- Menyuntikkan herbisida kedalam tanah
dalam bentuk pumigan

Pemberian melalui daun dapat dilakukan


dengan menggunakan alat semprot yang
disebut dengan Sprayer .
Pada prinsipnya sprayer harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
Dapat mengeluarkan larutan secara
merata dan dapat diatur besar alirannya.
Dapat menyemprot seluruh areal yang
dikehendaki secara merata.
Mudah dikalibrasi sehingga dosis yang
diberikan dapat diperkirakan dengan
seksama.

Penyemprotan (spraying) merupakan


metode aplikasi yang paling banyak
digunakan.
Penyemprotan merupakan salah satu
cara aplikasi yang sering menimbulkan
masalah,
baik
bagi
pengguna,
konsumen, maupun lingkungan.

Lima parameter penyemprotan dilakukan dg baik :


1. Menggunakan ukuran butiran semprot yang
tepat untuk berbagai penyemprotan yang
berbeda. Untuk herbisida umumnya 200 400
mikron. Sedangkan untuk herbisida pratumbuh
400 600 mikron.
2. Permukaan bidang sasaran harus tertutup oleh
butiran semprot dalam jumlah yang memenuhi
syarat (liputan atau coverage). Penyemprotan
yang baik, tidak kurang dari 40 butiran
semprot/cm2 pada bidang sasaran
3. Butiran semprot harus terdistribusikan pada
bidang sasaran secara merata.

Lanjutan

4.Menggunakan volume semprot yang cocok


untuk berbagai jenis tanaman serta stadia
pertumbuhan tanaman yang berbeda.
5.Herbisida yang disemprotkan menempel
sebanyak mungkin pada bidang sasaran.
Seyogyanya, recovery tidak kurang dari
75%.

Kalibrasi alat semprot


Kalibrasi adalah menghitung/mengukur
kebutuhan air dan herbisida suatu alat
semprot untuk luasan areal tertentu.
Kegunaan Kalibrasi adalah
1. Menghindari pemborosan herbisida
2. Menghindari terjadinya keracunan
pada tanaman
3. Memperkecil pencemaran lingkungan

Dengan kalibrasi, dapat ditentukan :


1.Volume larutan/ha
2.Konsentrasi/tangki
3.Waktu yang digunakan untuk
menyemprot per luasan areal.
.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh


dalam melaksanakan kalibrasi:
Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis
nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya
nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m
Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak
2,5 liter
Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan
udara di dalam tangki cukup penuh
Lakukan penyemprotan pada areal yang akan
disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang
sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan
2,5 liter air tersebut.
Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan
hitung panjang serta luas areal yang dapat
disernprot seperti contoh berikut.

Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5


liter menggunakan nosel polijet warna biru :
Ulangan
I
II
III
Rata - rata

Panjang (m)
33
33
34
33,3

Luas (m2)
49,5
49,5
51
50

Waktu
2 menit
2
2
2

Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar


(10.000 m2 ), maka banyaknya air yang dibutuhkan
adalah:

Jumlah air yang digunakan X 10.000


Luas plot sampel (m2)

Volume air

liter/ha

= 10.000 m2 x 2,5 liter air


1,5 mx33,3m
= 10.000 m2 x 2 5 liter air
50 M2
= 500 liter/ha.

Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah


3 liter (3000 ml) per hektar maka herbisida yang
dibutuhkan untuk 15 liter air (1 tangki) adalah:
Konsentrasi herbisida

= 15 liter x 3000 ml
500 liter
= 90 ml herbisida /15 liter air

(tangki)
Apabila waktu yg digunakan menyemprot untuk

luasan 50 m2 sekitar 2 menit , maka waktu yg


digunakan untuk luasa 1 ha adalah:
Waktu yg digunakan
= 10.000 m2 x 2 menit
------------------50 m 2
= 400 menit = 6,6 jam

Hati-hati Menggunakan dan Menyimpan Bahan Kimia

Bahan kimia memang


diusahakan menjadi pilihan
terakhir

Anda mungkin juga menyukai