Anda di halaman 1dari 18

ABSES SCROTUM

OLEH :
RIZQI ANUGRAHYANI
10542 0118 09
PEMBIMBING :
dr. Muhammad Rizal, Sp.B

Identitas penderita:
Nama penderita
Jenis kelamin

: Tn. Al
: Laki-laki

Umur

: 51 tahun

Alamat

: Panggentungan

Pekerjaan

: Buruh Bangunan

No. Reg

: 41 55 27

Tanggal Pemeriksa : 20 Oktober 2015

RESUME :
Pasien masuk ke RSUD Syech Yusuf dengan keluhan bengkak pada kantung

zakar sebelah kanan yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut
makin membesar, kadang ada nanah dan nyeri. Demam (-), mual (-) muntah (-).
BAB dan BAK dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum, Composmentis Pemeriksaan

Tanda Vital: TD : 100/70 mmHg,N : 82 x/mt, P : 20 kali/menit, S : 36,5 oC


Status Lokalis

Regio Genitalia Eksterna

Inspeksi : Terdapat bengkak pada scrotum kanan, tampak

Palpasi : Teraba bengkak pada scrotum kanan, adanya nyeri


transluminasi (-)

kemerahan (+)
tekan (+), tes

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Leukosit

14,5 103/L

3,5 -10,0

Eritrosit

4,26 106/L

4.5 - 5.9

Hb

10,8 g/dl

13.5 - 17.5

Trombosit

323 103/L

150 - 400

Hematokrit

34,3 %

35 - 55

GDS

693 mg/dl

< 140

SGOT

36

Lk < 38, Pr < 32

SGPT

72

Lk < 41, Pr < 31

Ureum

66

0-50

Kreatinin

1,9

Lk < 1,3, Pr < 1,1

: Abses

Diagnosa
Terapi

Scrotum

Konservatif : IVFD RL 20 tpm


Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam IV
Inj. Ketorolac/8 jam IV
Inj. Ranitidin/12 jam IV
Inj. Dexamethazone/12 jam IV
Metronidazole inf/8 jam
Operatif : Insisi abses dan drainase.

Definisi
Abses Skrotum adalah kumpulan purulen pada ruang diantara tunika
vaginalis parietalis dan viseralis yang berada mengelilingi Testis [1]. Abses
skrotum, terjadi apabila adanya infeksi bakteri dalam skrotum.
Abses Skrotum terjadi akibat suatu infeksi, dan membutuhkan tindakan
pembedahan. Abses Skrotum dapat terjadi superficial maupun intraskrotal.
[2]

ANATOMI

ETIOLOGI
Penyebab umum dari infeksi skrotum, yang dapat

menyebabkan

abses, termasuk penyakit menular seksual, seperti Gonore dan


Clamidia. Infeksi virus, juga dapat mengakibatkan infeksi skrotum.[2]
Abses skrotum yang superficial, biasanya berasal dari infeksi pada
folikel rambut, ataupun luka bekas operasi pada skrotum. [3] Abses
intrascrotal paling sering muncul dari epididimitis bakteri, selain itu
dapat timbul dari abses testis yang pecah melalui tunika albuginea,
atau drainase usus buntu ke dalam skrotum melalui prosesus
vaginalis.

EPIDEMIOLOGI
Pada sumber tertentu menyebutkan bahwa Abses skrotum adalah
suatu kondisi langka di usia anak.[9] dan penyakit ini lebih banyak
terjadi pada pria yang aktif. Abses skrotum banyak ditemukan pada
pasien yang menderita diabetes mellitus.[8]

PATOFISIOLOGI
Abses skrotum terjadi karena adanya infeksi yang menyebabkan
terkumpulnya cairan dalam tunica vaginalis. Epididimitis dan
orchitis

mengakibatkan

terjadinya

akumulasi

abses

yang

mengganggu suplai darah ke testicular, terutama menimbulkan


infeksi dan infark testicular, sehingga terjadi ruptur pada tunica
albugenia.

MANIFESTASI KLINIK
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan dapat pula disertai dengan demam. Pasien
biasanya mengeluh rasa sakit skrotum yang hebat, kemerahan, panas, nyeri dan
toksisitas sistemik termasuk demam dan leukositosis. Pasien mungkin atau tidak
mengeluh muntah.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan: bengkak pada skrotum, tidak keras, dan
merah pada skrotum, dan dapat menjadi fluktuan.
Pembesaran pada testis dapat disebabkan oleh tumor atau peradangan. Pembesaran
pada skrotum yang nyeri dapat disebabkan oleh peradangan akut epididimis atau
testis. Apabila skrotum membesar dan dicurigai hidrokel maka dapat dilakukan tes
transluminasi.[15]

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan
peningkatan sel darah putih (leukosit) yang
diakibatkan oleh terjadinya inflamasi atau infeksi
pada skrotum.
Selain itu dapat dilakukan, kultur urin dan pewarnaan
gram untuk mengetahui kuman penyebab infeksi.
Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria
atau tidak
Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi
sistemik pada penderita

Ultrasonografi
Pemeriksaan USG biasanya menunjukan akumulasi cairan
ringan dengan gambaran internal atau lesi hypoechoic yang
disertai dengan isi skrotum normal atau bengkak.[9]
USG skrotum sangat membantu dalam mendiagnosis abses
intraskrotal terutama jika ada massa inflamasi.
USG skrotum dapat menggambarkan perluasan abses ke
dinding skrotum, epididimis, dan atau testis.[3] USG skrotum
adalah tambahan yang berguna untuk mendiagnosis dan
pemeriksaan fisik dalam penilaian abses skrotum

PENANGANAN :
Abses skrotum superfisial, yang terbatas pada dinding skrotum, sering
dapat diobati dengan infiltrasi kulit sekitar abses dan kemudian menggores
diatas abses dengan pisau sampai rongga dibuka dan dikeringkan. Rongga
tersebut kemudian dibiarkan untuk tetap terbuka dan dikeringkan.
Sayatan dan drainase abses intrascrotal biasanya dilakukan dengan anestesi
umum. Kulit yang melapisi area fluktuasi massa. Pada jaringan subkutan
digunakan elektrokauter sampai ditemui tunika vagina [3]. Jaringan
termasuk epididimis dan testis dilakukan debridement. Luka skrotum
dibiarkan terbuka dan dikeringkan untuk mencegah berulangnya abses [3]

KOMPLIKASI
Apabila abses skrotum tidak ditangani dengan baik maka dapat
menyebabkan Fourniers gangren,

PROGNOSIS
Abses skrotum dapat kambuh kembali apabila fokus infeksi
primernya

tidak

diatasi

dengan

baik.

Kegagalan

untuk

mengidentifikasi sumber infeksi, seperti struktur uretra yang


mendasarinya, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai