Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN

KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN DERMATITIS
SEBOROIK

DEFENISI
Dermatitis seborik adalah penyakit
kulit dengan keradangan superficial
kronik dengan predileksi pada area
seboroik yang remisi dan
eksaserbasi.

(gambar dermatitis seboroik pada kulit kepala)

Next
Area seboroik yaitu bagian badan yang
banyak kelenjar sebasea (kelenjar lemak )
seperti kepala ( telinga, saluran telinga,
belakang telinga, leher), muka( alis mata,
glabella, lipatan nasobial, bibir, kumis,
janggut/dagu),badan atas( daerah
prestrnum, interskapula, areola mamame)
dan pelipatan pelipatan (ketiak, pelipatan
bawah mamame, umbilicus, pelipatan paha,
daerah anogenital, dan lipatan pantat).

Etiologi
Penyebab pasti dermatitis seboroik belum
diketahui tetapi ada beberapa faktor
penyebab dermatitis seboroik, yaitu:
Kulit di daerah seboroit sebagai factor
perdisposisi
Pityrosporum ovale (infeksi)
Imunodefisiensi dan keadaan neorologis
Stress emosi

pathway

Stress,
imunodefisiensi

Infeksi pytiosporum
ovale

Hormon
androgen

Masuk
sistem imun
Penurunan
fungsi
imunitas

Kulit
hipersensitif
terhadap kadar
hormon
androgen
Peningkatan
metabolisme
lipid

Tumbuhnya
jamur
malassezia
D.S

Peradangan

tampak
tebal,
pecah

krusta
pecah-

Merah kekuningan
yang tertutup
dengan skuamma
berminyak

Perubahan
fungsi
barier
kulit, turgor kulit
menurun

Penampilan
kulit tidak
baik
Gg. Pola
tidur.

Eritema

terpaparnya

Kurang
informasi

Perubahan
warna kulit

Peningkatan
histamin

Timbulny
a gatalgatal
pada kulit
berlebiha
n
Adanya
reflek
menggaruk
yang
berlebihan

Kurang
informasi

Gangguan
citra tubuh

Kerusakan
integritas
kulit

Gejala klinik:
Erupsi di daerah yang memiliki
banyak kelenjar sebasea (biasanya
kulit kepala, wajah, dada, aksila dan
pangkal paha) dan dilipatan kulit.
Rasa gatal, warna merah, dan
inflamasi di area yang diserang, lesi
berminyak bisa muncul, fisura bisa
muncul.
Petak-petak bersisik yang tidak jelas
dan kadang-kadang berwarna

Penatalaksanaan
Non farmakologi: Kermas dengan
menggunakan shampo yang mengandung
seleniumsulfida (selsun), ketokonazol
(nizoral), ter (tegrin, sebutone) asam
salisilat (sebulex) dan peyritioneyin (head
& shoulder).
Farmakologi:
Sistemik : pada bentuk yang berat
diberikan kortikosteroid (prednison 20-30
mg).
Topikal : pada pitiriasis sika dan oleosa, 2-3
kali/minggu kulit kepala dikeramasi selama
15 menit.

ASUHAN
KEPERAWATAN

Pengkajian
Anamnesa
Biodata:
Nama:
Umur: sering terkena pada masa pubertas.
Jenis kelamin: pervalensi dermatitis seboroik 10%
terjadi pada laki-laki dan 9,5% pada perempuan.

Keluhan utama: klien mengeluh gatal-gatal


pada bagian kulit yang terkena.

Riwatat penyakit sekarang: Erupsi di


daerah yang memiliki banyak kelenjar
sebasea (biasanya kulit kepala, wajah,
dada, aksila dan pangkal paha) dan
dilipatan kulit, rasa gatal, warna merah,
dan inflamasi di area yang diserang, lesi
berminyak bisa muncul, fisura bisa
muncul, petak-petak bersisik yang tidak
jelas dan kadang-kadang berwarna
kekuningan.

Riwayat penyakit dahulu: pernah


mengalami dermatitis seboroik.
Nutrisi: diet berlemak.

Pemeriksaan fisik:
Kepala:
Hygiene atau tidak
Bau atau tidak
Ada kemerahan pada kulit kepala atau
tidak
Ada ptiarisasis sika.
Mata
kerontokan pada bulu bulu mata dan alis
mata.
Bercak bercak pada kelopak mata
Wajah : bintik bintik kemerahan
Telinga : sisik kasar dan berminyak.
Leher: sisik kemerahan yang bermiyak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit b.d
perubahan turgor kulit
Gangguan pola tidur b.d pruritus.
Gangguan citra tubuh b.d
penampakan kulit yang tidak baik.
Kurang pengetahuan b.d kurang
terpapar trehadap informasi.

Perencanaan
DP 1 : Kerusakan integritas kulit b.d perubahan
turgor kulit
Goal: Klien akan meningkatkan intergritas kulit
yang adekuat
Objective: klien tidak akan mengalami
perubahan turgor selama dalam perawatan.
OUTCOMES: dalam waktu 15 menit perawatan
diharapkan klien tidak mengeluh gatal pada
daerah kulit, tidak terdapat lesi, tidak ada petakpetak bersisik pada kulit dan tidak tampak
kemerahan.

Intervensi dan rasional(R)


Lindungi kulit yang sehat terhadap
kemungkinan maserasi (hidrasi sractum
korneum yang berlebihan
R/ maserasi pada kulit yang sehat dapat
menyebabkan pecahnya kulit dan
perluasaan kelainaan primer.
Hilangnya kelembaban dari kulit dan
hindari friksi.
R/ friksi dan maserasi memainkan
peranaan yang yang penting dalam
proses terjadinya sebagian penyakit kulit

Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya


cedera termal akibat penggunaan kompres hangat
dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cedera
panas yang tidak terasa (bantalan
pemanas,radiator).
R/ penderita dermatosis dapat mengalami
penurunan sensitifitas terhadap panas.
Hindari penggunaan penggunaan tonik rambut
/sedian dasar alcohol.
R/ memperberat dermatitis seboroik.
Hindari suhu yang terlalu dingin, makanan
berlemak, stress emosi yang berlebihan dan
tingkatkan hygiene perorangan.
R/ menghindari factor penyebab.
Kolaborasi terapi hydrokortison krim1-2,5%.
R/ kortkosteroid topical.

DP2: Gangguan pola tidur b.d pruitis.


GOAL: klien akan meningkatkan pola
tidurnya.
OBJEKTIVE: klien tidak akan
mengalami pruitis selama dalam
perawatan.
OUTCOMES: setelah 24 jam
perawatan, klien mengatakan dapat
tidur dengan nyeyak tanpa gangguan
dan puas tidur, raut wajah tampak
segar.

INTERVENSI:
Anjurkan pasien untuk menjaga kamar tidur agar
tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
R/ udara yang kering membuat kulit terasa gatal.
Hindari minuman yang mengandung kafein
menjelang tidur dimalam hari.
R/ kafein memiliki efek puncak 2-4 jam sesudah
dikonsumsi.
Kolaborasi terapi obat: prednison/ dexamethason
atau hydrokortison krim.
R/ prednison/ dexamethason/ hydrokortison
merupakan kortikosteroid untuk mengurangi
pruritus.

DP 3 : Gangguan citra/ gambaran tubuh b.d


penampak kulit yang tidak baik.
Goal: pasiean akan meningkatan gambaran diri .
OBJECTIVE: klien akan menunjukan penampak
kulit yang baik selama dalam perawatan.
OUTCOMES: dalam waktu 1x24 jam perawatan
diharapkan klien dapat menerima keadaaanya,
kulit tidak tampak kemerahan, tidak terdapat
petak-petak bersisik pada kulit.

Intervensi:
Bina hubungan saling percaya.
R/ klien mengungkapkan perasaanya hanya
kepada orang yang dipercaya.
Berikan kesempatan klien mengungkapakan
perasaanya dan dengarkan dengan penuh
perhatian serta tidak menghakimi.
R/ klien membutuhkan pengalaman
didengarkan dan dipahami
Jelaskan penyebab dan proses penampakan
kulit yang tidak bisa secara singkat jelas
dan jujur.
R/ Pengetahuan yang bertambah akan
meningkatan penerimaan diri.

Anjurkan klien untuk tidak busa menggaruk


kulit.
R/ mencegah terjadinya injuri.
Pantau warna kulit, kelenturan . dan kelemaban
kulit.
R/ sebagai data dasar untuk mendeteksi
perubahan,.
Berikan reinforcement/ penguatan positif bila
klien menggunakan mekanisme koping adaptif.
R/ meningkatan rasa percaya diri klien.

DP 4 : Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar


terhadap informasi.
GOAL:Pasien akan meningkatan pengetahuan
tentang proses penyakit dan penatalaksaan.
OBJEKTIVE: setelah diberi penjelasan pasien
dapat memahami proses penyakit ,
pengobatan, perawatan, dan pencegahannya.
OUTCOMES: dalam waktu 3x24 jam perawatan
diharapkan pengugkapan masalah berkurang
dan perilaku klien tepat.

Intervensi;
Jaga agar pasien mendapatkan informasi
yang benar, memperbaiki kesalahan
konsepsi/ informasi dengan menjelaskan
proses penyakit, pengobatan, perawatan,
dan pencegahannya
R/ pasien harus memiliki perasaan bahwa
ada sesuatu yang dapat mereja perbuat.
Peragakan penerapan terapi diprogramkan
(obat topical)
R/ memungkinkan pasien memperoleh
kesempatan untuk menunjukan cara yang
tepat untuk melakukan terapi.

IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu
pada rencana tindakan/ intervensi keperawatan
yang telah ditetapkan/dibuat.
Evaluasi Keperawatan
Diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit
b.d perubahan turgor kulit.
Hasil yang diharapkan: klien tidak mengeluh gatal
pada daerah kulit, tidak terdapat lesi, tidak ada
petak-petak bersisik pada kulit dan tidak tampak
kemerahan.
Diagnosa keperawatan gangguan pola tidur b.d
pruritus.
Hasil yang diharapkan: klien mengatakan dapat
tidur dengan nyeyak tanpa gangguan dan puas
tidur, raut wajah tampak segar.

Diagnosa keperawatan gangguan


citra tubuh b.d penamak kulit yang
tidak baik.
Hasil yang diharapkan: klien dapat
menerima keadaaanya, kulit tidak
tampak kemerahan, tidak terdapat
petak-petak bersisik pada kulit.
Diagnosa keperawatan kurang
pengetahuan b.d kurang terpajan
informasi.
Hasil yang diharapkan: pengugkapan
masalah berkurang dan perilaku klien
tepat.

Anda mungkin juga menyukai