Anda di halaman 1dari 3

Dermatitis seborrheic

Definisi dan Etiologi


Dermatitis seboroik (DS) adalah penyakit yang sering terjadi pada usia anak dan dewasa yang
ditandai oleh adanya sisik diatas dasar kulit kemerahan. Penyakit peradangan kronis superfisial ini
sering mengenai daerah kulit yang memiliki produksi sebum yang tinggi dan daerah lipatan (inguinal,
inframamae dan aksila).
Faktor etiopatologi masih belum diketahui dengan pasti, namun berhubungan erat dengan
jamur Malassezia, kelainan imunologis, aktivitas kelenjar sebasea dan kerentanan pasien.

Gamabarn Klinis : papula atau makula kemerahan dengan skuama di atasnya

Manifestasi Klinis
Dermatitis seboroik sering tampak sebagai plak eritema berbatas tegas dengan permukaan
berminyak, skuama kekuningan dengan berbagai perluasan pada daerah yang kaya kelenjar sebasea,
seperti kulit kepala, area retroaurikuler, wajah (lipatan nasolabial, bibir atas, kelopak mata dan alis).
Pasien datang dengan keluhan munculnya bercak merah dan kulit kasar. Kelainan awal
hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai keluhan lanjut berupa
keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal.

Gambar 2 Dermatitis Seboroik pada Bayi

Diagnosis banding
Diagnosis banding dari dermatitis seboroik antara lain :
1. Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama tebal seperti mika)
2. Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna merah cerah berbatas tegas
dengan lesi satelit disekitarnya)
3. Dermatitis atopik,
4. Tinea kapitis
5. Systemic Lupus Erythematous (SLE)
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang mungkin didapatkan berupa :
 Tanda patognomonis
1. Papul sampai plak eritema
2. Skuama berminyak agak kekuningan
3. Berbatas tidak tegas
 Lokasi predileksi
Kulit kepala, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis mata, kelopak mata, liang telinga luar,
lipat naso labial, sternal, areola mammae, lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular,
umbilikus, lipat paha, daerah angogenital.
 Bentuk klinis lain
Lesi berat: seluruh kepala tertutup oleh krusta, kotor, dan berbau (cradle cap).
 Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

Tata Laksana (farmakologi dan non farmakologi)


Farmakologi
a. Topikal

1. Bayi :

 Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3% dalam minyak kelapa atau vehikulum
yang larut air atau kompres minyak kelapa hangat 1 kali sehari selama beberapa hari.

 Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari.

 Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.

2. Dewasa :

 Pada lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium sulfida 1,8 atau shampo ketokonazol
2%, zink pirition (shampo anti ketombe), atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis
detergent) 2-5 % dalam bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit
per hari.

 Pada lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0,05% (catatan: bila tidak
tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0,025%) selama maksimal 2 minggu.
 Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikan kortikosteroid
kuat misalnya betametason valerat krim 0,1%.

 Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian ketokonazol krim 2%.

b. Oral sistemik

1. Antihistamin sedatif yaitu: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama 2 minggu, setirizin
1 x 10 mg per hari selama 2 minggu.

2. Antihistamin non sedatif yaitu: loratadin 1x10 mgselama maksimal 2 minggu.

Non Farmakologi
a. Menjaga Kebersihan diri
b. Menghindari penggunaan hair spray dan pomade bagi orang dewasa
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi.

Komplikasi
Pada anak, lesi bisa meluas menjadi penyakit Leiner atau eritroderma.

Anda mungkin juga menyukai