Anda di halaman 1dari 26

Kelompok

Metode Induksi
Hajar Alfiya N.A 14050404015
Nanda Larasati 140550404028
Barlintiy Aniq 14050404019
Fachrida Isnina A. 14050404024
Tanlalana Aprilia P. 14050404025
Donio Ogiva 14050404028

METODE INDUKSI
Induksi

adalah cara kerja ilmu


pengetahuan yang bertolak dari
sejumlah proporsi tunggal atau partikular
tertentu untuk merik kesimpulan
tertentu. Dengankata lain,atas dasar
sejumlah fenomena, fakta, atau data
tertentu yang dirumuskan dalam
proporsi tunggaltertentu, ditarik
kesimpulan yang dianggap sebagai
benar dan berlaku umum

Induksi gaya bacon


Inti

dari induksi gaya Bacon adalah


bahwa ilmu pengetahuan harus
bermula dari dan dikendalikan oleh
pengamatan yang tidak terpengaruh
oleh pengandaian apap pun juga.
Ilmuwan harus mendekati alam atau
objek penelitiannya menggunakan
mata yang lugu dan tidak dicemari
oleh anggapan apapun juga

Ilmuawan

yang tulen adalah pengamat sejati


yang menangkap objek sebagaimana adanya.
Ada 3 hal pokok yang disampaikan
Bacon:
1.
2.
3.

Ketika mengadakan penelitian ilmiah ilmuwan


harus bebas dari segala pengandaian
Sebisa mungkin memperhatikan data dan
fakta yang bertentangan satu sama lain.
Setelah mengamati objek sebagaimana
adanya dan mengumpulkan fakta dan data
ttg objek itu.

Manfaat metode induksi


Bacon
Dengan metode ini ilmuwan benarbenar melihat kenyataan secara
objektif dan bukan kenyataan
sebagaimana dilihat darikacamata
ilmuwan
2. Kegiatan ilmiah tidak jatuh menjadi
ideologi, karena pola pikir dan cara
kerja ideologis selalu cenderung
membenarkan ideologi yang ada.
1.

Keberatan dan Kelemahan


Induksi Gaya Bacon
Ada dua keberatan atas induksi gaya Bacon
dan cara kerja induksi pada umumnya.
1. Betapapun menariknya gaya induksi yang
diajukan Bacon dalam kenyataannya kita
tidak pernah mendekati, mneliti dan
membaca alam dengan mata telanjang yang
kosong sama sekali. Maksud Bacon dalam
hal ini kita jangan sampai terbelenggu oleh
asumsi teoritis tertentu sehingga malah
memaksakan fakta dan data untuk sesuai
dengan asumsi itu.

2.

Bahwa fakta, data, fenomena, tidak


pernah menampilkan dirinya kepada
kita sebagai fakta, data atau
fenomena yang telanjang begitu
saja. Bacon keliru kalau dia
menyingkirkan begitu saja spekulasi
ilmiah. Padahal dalam menafsirkan
fakta dan data yang ada, justru
sangat dibutuhkan spekulasi dan
imajinasi dari ilmuwan.

Selain fakta dan data, yang juga


dibutuhkan dalam kegiatan ilmiah,
termasuk yang bersifat empiris dengan
menggunakan metode induksi, adalah
spekulasi, imajinasi, dan keberanian
untuk menebak apa yang mungkin ada
dibalik fakta dan data tersebut untuk
pada akhirnya menemukan lebih lanjut
fakta dan data yang lebih akurat untuk
melahirkan hukum atau teori tertentu

Yang juga penting adalah akal budi,


yang dengan imajinasi dan
spekulasinya, mampu menangkap fakta
dan dat tersebut seabgai sesuatu yang
bermakna. Kalau tidak, tidak ada yang
namanya penemuan ilmiah, karna tidak
semua orang bisa tahudengan
sendirinya bahwa fakta tertentu
mengngkapkan hukum atau teori
tertentu.

LANGKAH LANGKAH METODE INDUKSI

A.

Langkah langkah metode induksi murni

1.

identifikasi masalah.
Tahap ini muncul sebuah situasi yang disebut sebagi situasi
masalah . Secara singkat tahap pertama adalah
menetapkan dan merumuskan apa masalah yang ingin
dipecahkan .
pengamatan dan pengumpulan data.
untuk menjawab dan menjelaskan masalah tersebut diatas,
dilakukan pengamatan secara lebih seksama atas gejala
gejala yang menimbulkan masalah diatas,

2.

3.

4.

merumuskan hipotesis .
atas dasar fakta dan data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis tadi, diajukan
sebuah hipotesis yang berfumgsi untuk
menjelaskan sebab dari masalah tersebut
diatas.
tahap pengujian hipotesis,
tahap ini bermaksud untuk menguji lebih lanjut
kebenaran hipotesis tadi dengan melakukan
penelitian dan percobaaan lebih lanjut untuk
mebuktikan apakah sebab yang menjadi dugaan
dalam hipotesis tadi memang terbukti benar.

B. Langkah metode induksi yang telah


dimodifikasi.
1. seperti halnya dalam metode induksi murni,
adalah adanya suatu situasi masalah. Ada
masalah tertentu yang sulit dijawab dengan
menggunakan pengetahuan yang ada, dan
karna itu mendorong kita untuk melakukan
penelitian utnuk menjawab dan
menjelaskannya.
2. pengajuan hipotesis. Langkah kedua adalah
mengajukan hipotesis tentatif tertentu yang
diduga bisa menjawab masalah tersebut.

3. penelitian lapangan untuk mengamati dan


mengunpulkan fakta dan data sebanyak
mungkin dengan dibimbing oleh hipotesis tadi.
Dengan kata lain, dalam indukdi murni,
penelitisn lapangan dimaksudkan untuk
menjawab masalah yang dihadapi . Dalam
induksi yang telah dimodifikasi, penelitian
lapangan bermaksud utnuk menjawab masalah
tadi berdasarkan hipotesis yang telah diajukan.

4. penguji hipotesis.
Dalam langkah atau tahap ini , hipotesis
awal atau yang telah diganti tadi diuji
berdasarkan fakta dan data yang kita
temukan dan kumpulkan.termasuk
dalam langkah penguji ini adalah upaya
membuktikan kebenaran hipotesis yang
telah didukung fakta tadi dengan
membuat prediksi untuk menunjukkan
apakah hipotesis itu benar atau tidak.

Contohnya,

sebuah hipotesis berbunyi : kenakalan


remaja disebabkan oleh peran ganda ibu
Hipotetsis ini dibuktikan sebagai benar berdasarkan fakta
dan data yang dianggap akurat dan signifikan bahwa
sebagian besar anak yang terlibat dalam tindakan yang
dikategorikan sebagai kenakalan remaja berasal dari
keluarga yang ibunya mempunyai peran ganda : sebagai ibu
rumah tangga dan sebagai pencari nafkah keluarga atau
sebagai wanita karir. Asumsi dan hipotesis ini adalah bahwa
karena kedua orang tua sibuk bekerja, anak remajanya yang
sedang tumbuh dewasa dan membutuhkn perhatian, tidak
mendapatkan perhatian yang cukup sebagaimana mestinya.
Akibatnya , meerka melakukan tindak kenakalan tertentu
lepas dari perhatian dan control orang tua.

Hipotesis ini diuji lebih lanjut dengan membuat


prediksi

Pertama,

kalau begitu semua atau sebagian anak remaja


dari keluarga dimana ibu mempunyai peran ganda dalam
satu atau lain cara terlibat dalam tindak kenakalan remaja
tertentu.
Kedua, keluarga dimana ibu tidak mempunyai peran
ganda, tidak akan mengalami kesulitan dengan anaknya
yang terlibat dalam tindak kenakalan remaja. Prediksiini
kemudian diui kebenarannya. Misalnya, ternyata banyak
anak yang terlibat dalam tindakan kenakala remaja justru
berasal dari keluarga dengan ibu yang tidak mempunyai
peran ganda. Jadi, kenakalan remaja disebabkan oleh
peran ganda ibu. atau sebaliknya,sejauh prediksi tadi
sibuktikan benar, maka hiputesis tadi diterima sebagai
benar adanya.

situasi masalah
Situasi masalah adalah unsur
paling pokok dalam cara kerja
induksi karena situasi masalah
adalah titik pangkal, ttitik mulai dari
cara kerja induksi. Dengan kata lain,
Masalah adalah kenyataan atau
situasi yang tridak atau belum
dipecahkan atau diterangkan dengan
kekayaan pengetahuan yang ada
(hukum atau teori ilmiah).

1.
2.
3.

Hal yang sangat menentukan keberasilan


penelitian adalah ketepatan dan kejelasan
rumusan masalah.
Maka masalah harus dirumuskan secara tepat :
apa masalah sesungguhnya ?
Apa lingkup masalahnya ?
Apa ada kemungkinan keterkaitan dengan
masalah lain. Ini penting untuk memungkinkan
kita merumuskan hipotesis secara tepat, dan
memudahkan kita dalam eksplorasi penelitian
selanjutnya.

macam-macam tujuan
penelitian ilmiah :
1.
2.

3.

4.

untuk kepentingan ilmiah murni.


sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahu akan
hal-hal pelik tertentu tanpa maksud untuk
melahirkan teori tertentu.
untuk menyumbangkan pemikiran bagi kebutuhan
sosial akan teori tertentu dalam menjawab
permasalahan sosial tertentu, atau yang berkaitan
dengan kehidupan manusia.
untuk memperoleh teori atau masukan ilmiah
tertentu yang dapat digunakan untuk kepentingan
tertentu: bagi kebijakan pemerintah, bisnis, atau
kepentingan kelompok sosial tertentu.

Beberapa ciri masalah yang baik

1. masalah harus mempunyai nilai untuk diteliti.


Maksudnya.
a) masalah tersebut mempunya arti penting
untuk diteliti baik bagi kepentingsn ilmiah
maupun bagi kehidupan manusia.
b) masalah tertentu harus bisa diteliti atau
dikaji dengan berbagai perangkat penelitian
yang lain.
c) masalah tersebut perlu dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan yang menarik dan
menantang untuk diteliti.

2. selain mempunyai arti penting, dalam kegiatan


ilmiah modern dewasa ini sering kali dituntut
agar masalah yang akan diteliti juga harus
feasible, dalam pengertian punya kemungkinan
untuk dipecahkan atau layak untuk diteliti.
3. masalah tersebut harus sesuai dengan
kualifikasi peneliti. Jadi peneliti sendiri tertarik
dan terdorong untuk menelitinya. Termasuk
didalamnya masalah tersebut berada dalam
jangkauan kemampuan ilmiah peneliti yang
bersangkutan.

b. Sumber-sumber masalah
sumber masalah yang dapat diteliti:
1. pengamatan atas bergagai gejala
sosial dan alam disekitar kita.
2. Bisa muncul dari bacaan ilmiah yang
kita geluti, atau kombinasi antara
bacaan dan pengamatan atas
berbagai fenomena disekitar kita.

Perumusan dan pengujian


hipotesis
hipotesis adalah pernyataan yang mengisikan dugaan
sementara mengenai sebab dari suatu masalah tertentu
(fakta, peristiwa) yang dianggap benar untuk dibuktikan
kebenarannya lebih lanjut. Hipotesis mempunyai beberapa
kegunaan sebagai berikut :
1.
2.

3.

untuk memberi batasan serta kerangka penelitian.


untuk mengarahkan perhatian peneliti pada gejala, fakta ,
dan data, dan hubungan diantara berbagai gejala fakta dan
data yang ada, yang bisa bermanfaat bagi penelitian.
hipotesis juga berfungsi sebagai alat yang sederhana untuk
mengaitkan fakta dan data yang tercerai berai tanpa
kordinasi kedalam satu kesatuan yang menyeluruh, yang
memperlihatkan keterkaitan anatara fakta dan data
tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hipotesis

1.
2.
3.
4.

Dirumuskan secara singkat


Padat
Jelas
Berjangkauan luas
Setelah hipotesis dirumuskan, langkah
berikutnya adalah pengujian
hipotesis,menggunakan cara kerja
deduktif, yaitu pada langkah pengujian
dengan prediksi

DAFTAR PUSTAKA
Keraf, A. Sonny & Mikhael Dua. 2001.
Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan
Filosofis Seri Filsafat Atmajaya 22.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai