KURANG
1.
1.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
2.
2.
.
.
.
.
.
.
.
.
3.
3.
.
.
.
.
.
.
.
.
4.
4.
.
.
.
.
.
.
biaya,
biaya, jumlah
jumlah dan
dan tempat)
tempat)
Belum
memanfaatkan
Belum memanfaatkan Teknologi
Teknologi
informasi
informasi
Belum
Belum ada
ada database
database perencanaan
perencanaan
PARTISIPATIF
PARTISIPATIF
Subyektifitas
Subyektifitas lebih
lebih kuat
kuat
Kurang
maksimal
Kurang maksimal peran
peran stakholder
stakholder
Belum
Belum seimbangnya
seimbangnya peran
peran
Pemerintah
Pemerintah Pusat
Pusat dan
dan Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Daerah
Dominasi
Dominasi kepentingan
kepentingan tertentu
tertentu
AKUNTABEL
AKUNTABEL
Kurang
Kurang efektif
efektif dan
dan efisien
efisien
Kurang
manfaat
Kurang manfaat
Belum
Belum berkesinambungan
berkesinambungan
(suistanable)
(suistanable)
Ketidakjelasan
Ketidakjelasan asset
asset
INOVATIF
INOVATIF
Perencanaan
Perencanaan belum
belum strategis
strategis
Belum
mengoptimalkan
Belum mengoptimalkan
pemanfaatan
pemanfaatan IPTEK
IPTEK
Belum
Belum memperhatikan
memperhatikan faktor
faktor
PROSES
Penguatan
Penguatan perencanaan
perencanaan
melalui
peningkatan
melalui peningkatan ::
1.
1. Sistem
Sistem Perencanaan
Perencanaan
2.
2. Konsep
Konsep Perencanaan
Perencanaan
3.
Regulasi
3. Regulasi Perencanaan
Perencanaan
4.
4. Evaluasi
Evaluasi Perencanaan
Perencanaan
1.
1.
.
.
.
.
.
.
.
.
1.
1. Revisi
Revisi KM
KM no
no 31
31 tahun
tahun
2006
tentang
Pedoman,
2006 tentang Pedoman,
Penyusunan
Penyusunan dan
dan Proses
Proses
Perencanaan
Perencanaan
Perhubungan
Perhubungan
2.
2. PM
PM no
no 3
3 tahun
tahun 2014
2014
tentang
pedoman
tentang pedoman
penyusunan
penyusunan RKA
RKA di
di
lingkungan
Kemenhub
lingkungan Kemenhub
3.
3. Standar
Standar Biaya
Biaya Khusus
Khusus
Kemenhub
Kemenhub
4.
4. E-planning
E-planning
5.
5. E-performance
E-performance
6.
6. Terbentuk
Terbentuk Tim
Tim
Percepatan
Percepatan
OUTPUT/OUTCOMES
penyelesaian
OUTPUT/OUTCOMES
penyelesaian Rencana
Rencana
Induk
PEMBANGUNAN
Induk
PEMBANGUNAN
.
.
OPTIMAL
OPTIMAL
.
.
2.
2.
.
.
.
.
.
.
.
.
3.
3.
.
.
.
.
.
.
.
.
4.
4.
.
.
.
.
.
.
KONDISI YANG
DIINGINKAN
TRANSPARAN
TRANSPARAN
Tersosialisasi
Tersosialisasi
Terbuka
Terbuka
Adanya
Adanya PROTAP
PROTAP
Terukur
Terukur (spesifikasi,
(spesifikasi,
struktur
struktur biaya,
biaya, jumlah
jumlah dan
dan
tempat)
tempat)
Memanfaatkan
Memanfaatkan Teknologi
Teknologi
informasi
informasi
Tersedianya
Tersedianya Database
Database
perencanaan
perencanaan
PARTISIPATIF
PARTISIPATIF
Obyektif
Obyektif
Peran
Peran serta
serta stakholder
stakholder
Keseimbangan
Keseimbangan peran
peran
Pemerintah
Pusat
Pemerintah Pusat dan
dan
Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah
Dominasi
Dominasi kepentingan
kepentingan yang
yang
proporsional
proporsional
AKUNTABEL
AKUNTABEL
Efektif
Efektif dan
dan efisien
efisien (output)
(output)
Bermanfaat
Bermanfaat (outcomes)
(outcomes)
Berkesinambungan
Berkesinambungan
Kejelasan
Kejelasan dan
dan kepastian
kepastian
asset
asset
INOVATIF
INOVATIF
Perencanaan
Perencanaan strategis
strategis
Memanfaatkan
Memanfaatkan IPTEK
IPTEK
Memperhatikan
Memperhatikan faktor
faktor
lingkungan
lingkungan
TUJUAN (Pasal 3)
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang :
1. Tertib, efisien, efektif, ekonomis, transparan, partisipatif,
inovatif dan akuntabel, memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
2. AMAN Untuk Semua Pihak yang Terkait.
1.
2.
3.
4.
Penganggaran Terpadu;.
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
Pendekatan Bottom Up Planning dan Top Down Planning.
PRIORITAS PENGALOKASIAN
ANGGARAN (Pasal 6)
1. Mendukung pencapaian sasaran prioritas Pembangunan Nasional;
2. Pemenuhan kebutuhan anggaran operasional dasar : gaji, honorarium dan
PROSES/TAHAPAN
PENYUSUNAN RKA
RKA
Trilateral
Meeting
Pagu
Kebutuhan
Januari Maret
April
Penelitian
Alokasi
Anggaran
Nota
Keuangan Alokasi
Pagu
Anggaran
Anggaran
Mei
Juli
November
Agustus
Oktober
Penelitian
Koordinasi di Pagu
Pagu
Pemerintah Indikatif
Propinsi
Musren- Anggaran
bangnas
Terbit DIPA
Batas Akhir
Persetujua
n DPR
Waktu Konsultasi
dg DPR
(Raker/RDP)
UPT/Satker/BUM
N
Usulan
Kegiatan
2
Gubernur/Kadis
hub
Usulan
Kegiatan di
Biayai
APBN dari
Kab/Kota
Unit Eselon I
dapat melakukan
koordinasi awal
melibatkan unit kerja
masing-masing untuk
penyusunan rencana
kegiatan berdasar :
kebutuhan , memadukan
usulan rencana kerja
baik dari segi teknis
operasional, pendanaan
& sinkronisasi antar jenis
kegiatan.6
MENHUB
MENKEU +
KABAPPENAS
Pagu
Kebutuhan
Pagu
Kebutuhan
Pembahasan
Terpadu
1. Koordinator
: Biro
Perencanaan.
2. Unit Kerja Yang
Dilibatkan : Unit Kerja
Eselon I, UPT/Satker,
Pemerintah Propinsi
(Dishub), BUMN.
3. ITJEN sebagai Pendamping
dan Biro Keuangan sebagai
Nara Sumber.
4. Dituangkan dalam Berita
Acara.
5
Rapat Pleno
1. Tujuan : Menetapkan Pagu
Kebutuhan.
2. Dipimpin Wamenhub/Sesjen,
Dihadiri Eselon I dan Eselon II.
3. Dimungkinkan Penyesuian Thd
Volume, Biaya & Lingkup
Kegiatan.
4. Dituangkan dalam Berita Acara
yang ditandatangan Eselon I,
Rincian Diparaf Eselon II
8
d.
e.
f.
Dituangkan
dalam
Berita
Acara
pembahasan
dan
ditandatangani oleh Tim Pembahas dan Perwakilan Satker/UPT,
Perwakilan Dinas Perhubungan Provinsi serta Perwakilan
Inspektorat Jenderal.
Disahkan melalui Rapat Pleno dipimpin oleh Wakil Menteri
Perhubungan dan/atau Sekretaris Jenderal, dihadiri oleh seluruh
Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II.
Dalam Rapat Pleno dimungkinkan terjadi penyesuaian/perubahan
antara lain pada volume, biaya dan lingkup kegiatan.
Rekapitulasi Pagu Kebutuhan dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani Pejabat Eselon I terkait, dengan rincian kegiatan
diparaf
oleh
Kepala
Biro
Perencanaan
dan
Sesitjen/Sesditjen/Sesbadan terkait dan Kepala Biro/Kepala
Pusat/Ketua Mahpel/Sekretaris KNKT untuk Unit Kerja Sekretariat
Jenderal.
10
MENKEU + KABAPPENAS
SB Ttg
Pagu
Indikatif
RKP
Trilateral
Meeting
1. Unit Eselon I
Menyiapkan
Dokumen RENJA dan
dikoordinasikan oleh
Biro Perencanaan.
2. Hasil
Trilateralmeeting
Sebagai Masukan
Untuk Penyusunan
RKP.
3. Dimungkinkan
Adanya Kegiatan
5
New Initiative.
MUSRENBANGNA
Unit Eselon I
1. Sesditjen/Sesbadan/Karoren
Menyiapkan Rancangan
Rincian Kegiatan Berdasar
Pagu Indikatif.
2. Dibahas dlm Forum Dipimpin
Eselon I dihadiri Eselon II.
3. Dituangkan dalam Berita
Acara. Yg ditandatangan
Eselon I dan II.
4. Diinformasikan kepada
UPT/Satker.
4
MENHUB (c.q
SESJEN)
Rincian Kegiatan
Sesuai Pagu
Indikatif
Catatan :
1. Waktu : April-Mei.
2. Rincian Kegiatan Pagu Indikatif Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan
Pada Pagu Kebutuhan.
3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat11
11
Kemkeu
Pagu
Anggaran
K/L
Unit Eselon I
Satker
Eselon I
RKA-K/L
RKA-Satker
1. Meneliti :
Eselon I &
& KK Satker
total pagu dan rincian sumber
dok
dana.
pndkng
alokasi angka dasar dan inisiatif
7
baru.
14
Lanjutan.....
PENELITIAN SERTA REVIU (Pasal 17 - 18)
1. Reviu dan penelitian RKA dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan
dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam
penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain :
a. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA dengan Renja
Pagu Anggaran;
c. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al :
Kemkeu
Surat
Menkeu
Alokasi
Anggaran
Komisi
terkait
DPR
Penyesuaia
n RKA-K/L
yg tlh
diteliti
Unit Eselon I
1. Meneliti :
Penyesuaian total pagu dan
rincian sumber dana.
alokasi angka dasar dan inisiatif
baru.
Biaya Operasional dan Non Opr.
2. Mengecek penyesuaian target
kinerja (volume Ouput untuk
masing2 Kegiatan).
3. Menyusun daftar rincian
penyesuaian alokasi pagu per
satker :
Penyesuaian pagu dan sumber
dana.
Penyesuaian target kinerja per
Satker.
4. Menyiapkan dokumen pendukung :
TOR/RAB dan dok. pendukung
terkait lainnya.
7
CHP (Catatan
Hasil
Penelitian)
RKA-K/L
berubah
?
Satker
Penyesuaia
n RKASatker
T
3
Setjen K/L
Penyesuaia
nRKA-K/L
Eselon I yg
sdh diteliti
& dok
pndkng
Proses Penelitian
Eselon I
Penyesuaia
nRKA-K/L
Eselon I
ITJEN
Penyesuaia
n RKA-K/L
Eselon I
6
Biro
Perencana
an
Penyesuaia
n RKA-K/L
Eselon I
16
4. Perubahan-Perubahan Kegiatan RKA Hasil Pembahasan Dengan DPRRI yang Telah Disesuaikan Oeh Unit Kerja Eselon I diteliti kembali
oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan dan direviu kembali
oleh Inspektorat Jenderal.
17
18
19
UPT/Satker
Usulan
Kegiatan
MENKEU
MENHUB
Tembusan : Sesjen
dan Karo Keuangan
& Perlkp
Unit Eselon I
Mengkoordinasikan
kelengkapan data dukung :
1. Justifikasi.
2. TOR .
3. RAB dengan Analisa Harga
Satuan.
4. Spesifikasi Teknis : Gambar
Desain,
5. Lingkup Kegiatan.
6. Time Schedule.
7. Alokasi Anggaran Per-Tahun.
8. Rekapitulasi kontrak tahun
Jamak Unit Eselon I Terkait.
9. Mengisi Format Multiyears
Contract
6
MENHUB
Kelangkapa
n Data
Dukung
Kelengkapa
nData
Dukung
Proses Penelitian
1. Melakukan Evaluasi
Kelengkapan data
Dukung.
Biro
Keuangan
&Perlgkp
Kelengkapa
nData
Dukung
2. Melibatkan : Biro-Ren,
Biro Hukum & Unit
Eselon I Terkait.
20
20
DIPA, PERTANGGUNG
JAWABAN DAN ePLANNING
22
Menteri Keuangan;
2. Dalam rangka penyusunan DIPA Induk, Menteri selaku Pengguna Anggaran
menunjuk Pejabat Eselon I terkait sebagai pejabat penandatangan DIPA Induk.
23
APBN PERUBAHAN
(APBN-P)
24
25
TERIMA KASIH