Anda di halaman 1dari 11

OLEH

LIAN GOBAI
P E S E RTA K U R S U S D A S A R P E M B E L A H A M
A N G K ATA N I V

SEJARAH SINGKAT
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi kemasyarakatan (ORMAS)
independen yang anggotanya terdiri dari komunitas-komunitas Masyarakat Adat dari
berbagai pelosok Nusantara.
AMAN terdaftar secara resmi di Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia sebagai
Organisasi Persekutuan melalui Akta Notaris No.26, H. Abu Yusuf,SH dan Akta Pendirian
tanggal 24 April 2001.
AMAN dibentuk berdasarkan Keputusan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) I, di
Hotel Indonesia, Jakarta, 17 Maret 1999.
Dalam Kongres ini berbagai permasalahan yang mengancam eksistensi Masyarakat Adat.
Dari berbagai aspek seperti pelanggaran Hak Azasi Manusia, perampasan tanah adat, dan
pelecehan budaya. Kebijakan pemodal yang sengaja meminggirkan Masyarakat Adat.
Sehingga, didiskusikan dan dicarikan jalan keluarnya selama kongres berlangsung.
Tujuan umum pembentuakan AMAN untuk, menegakkan hak-hak adatnya dan
memposisikan dirinya sebagai komponen utama di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

VISI & MISI


VISI
Terwujudnya kehidupan masyarakat adat yang adil dan sejahtera.
MISI
BerdaulatsecaraPolitik,MandirisecaraEkonomi,BerdaulatsecaraBudaya.
Tujuan
1.

Mengembalikan kepercayaan diri, harkat dan martabat Masyarakat Adat Nusantara, baik
laki-laki maupun perempuan, sehingga mampu menikmatihak-haknya.

2.

Mengembalikan kedaulatan Masyarakat Adat Nusantara untuk mempertahankan hakhakekonomi,sosial,budaya danpolitik.

3.

Mencerdaskandanmeningkatkankemampuan Masyarakat Adat mempertahankandan


mengembangkan kearifan adat untuk melindungi bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandungdidalamnya.

4.

Mengembangkan proses pengambilan keputusan yang demokratis.

5.

Membela dan memperjuangkan pengakuan, penghormatan, perlindungan dan


pemenuhanhak-hakMasyarakatAdat.

FO KU S I S U T E KI N I

Fokus Terhadapa Masyarakat Adat


AMAN mengadvokasi Lingkungan di beberapa wilayah adat seperti; Sumaterah Utara,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Isunya tentang pembakaran hutan adat, penguapan asap dan pelanggaran HAM.
Tujuan advokasi agar Masyarakat Adat harus dan wajib mewarisi hak untuk mengendalikan
ketidakadalan, mengelolah dan memanfaatkan tanah dengan baik
Yang Berhasil Terhadap Pemerintah
Menggugat RUU tentang hutan adat bukan milik masyarakat adat tetapi milik negara.
Gugatan tersebut dilakukan padap hari kamis tanggal 16 Mei 2013 lalu.
Mahkama Konstituti (MK) telah memutuskan permohonan Judicial Review (JR) atau
Peninjauan Kembali (PK).
Dasar Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan terhadap UUD 1945, yang
diajukan oleh Alinasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Putusan MK nomor 35/PUU-X/2012 pada hakikatnya menyatakan bahwa hutan adat bukan
lagi hutan negara.

PUSAT SUMBER DAYA AMAN


khusus untuk sumber daya manusia, sangat teratur sesuai profesi masingmasing stafnya.
Alat teknologi pada AMAN nasional memiliki beberapa fasilitas teknologi yang
cangih. Msalanya, WIFI
mempunyai Koperasi dan Agen pulsa yang ditangani langsung oleh bidang
Ekonomi.
AMAN memiliki rumah II lantai dan tempat inapan karyawan atau staf. Ruang
kerja pun juga teratur.
Pekerjaan sehari-hari berhadapan dengan teman kerja disamping kiri, kanan,
depan belakang.

ADVOKASI FOKUS UNTUK


PAPUA
Menurut NUR, bagian advokasi untuk papua katakana,
Program telah kami dorong adalah pemetaan wilaya adat
pemetaan marga.
Fokus isunya tentang kerusakan hutan adat, pembongkaran perkebunan
kelapa sawit, perencanaan tata ruang wilaya adat dan konsolidasi pemuda
adat suku MOI.

RENCANA PROGRAM
ADVOKASI AMAN
Menurut SINUNG, akan ada 4 pilar masalah dalam panduan kami bidang
adavokas
(1), Cara Menulis Etnograf
(2), Batas Wilayah
(3) Pranata Adat
(4), Penegakkan Hukum Adat.

TEMUAN DAN TANGKAPAN PROSES


MAGANG
TEMUAN
mendiskusikan tentang kasus Climate Justice Hak Asasi Manusia dan Krisis
Asap di Kawasan ASEAN.
Pokok pembahasan situasi masyarakat dilapangan terkait krisis asap di
Sumatera dan Kalimantan.
Dalam kasus tersebut, yang melibat dan menangani untuk mengadvokasikan
oleh AMAN Sumsel, AMAN Riau, AMAN Kalteng dan WAHLI Kalteng.
dihadiri oleh komisi HAM di masing-masing negara; yakni Malaysia (Saha
Deva), Thailaind (Hbf) dan Indonesia (Arimbi Heroepoetri).
membahas sekilas tentang komisi HAM ASEAN oleh ANGGI.
Selain itu, Branstorming menegnai isi petisi ke komisi HAM.

TANGKAPAN
1. Cara mengadvokasi lingkungan
2. Pemetaan wilaya adat
3.
mendesak pemerintah terkait pemberlakuan sistem pemerintah
wilayah adat.
4. Advokasi Perlawanan anatar masyarakat adat dan Pemerintah.
5. Cara pembuatan Website Pribadi
6. Penegakkan hukum adat dll.

atas

HARAPAN RISET LAPANGAN


DI PAPUA
menulis ENOGRASIF Tentang salah satu suku
hak atas tanah masyarakat adat dalam perspektif hukum HAM
tindakan pemerintah terhadapa masyarakat adat ketika menuntut hakhaknya
mendorong dan mengembangkan muatan lokal yang berkaitan dengan
nilai-nilai
adat,bahasa daerah/ibu dan lingkungan hidup didalam kurikulum
pendidikan formal
Perubahan masyarakat adat dalam peneglolahan sumber daya alam.

PENUTUP
Mengucap Syukur Kepada :
1.

Tuhan, Atas Pertolongan dan Hidahyanya, sehingga saya bisa melakukan


magang selama 5 hari lalui.

2.

Tim PBI-ELSAM, atas semua usaha kerja keras dan bekerja sama dengan
AMAN selama proses magang dan proses kegiatan nantinya.

3.

Kawan-kawanku, atas Kerja sama dalam mengikuti kursus ini dan ketika
kembali ke Papua pun juga kita menjaga kebersamaannya, demi
mewujudkan visi yang sama.

Akhirnya, Mari Kita Satukan Barisan Melawan Ketidakadilan Dan Menjungjung


Tinggi Nilai Manusia Di Penjuru Bumi.

Anda mungkin juga menyukai