Komponen Cairan
Cairan Nutrien
Cairan nutrien terdiri atas :
- Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose
(fruktosa).
- Asam amino, contoh : amigen, amonosol, dan travamin
- Lemak, contoh : lipomul dan liposyn
Blood Volume Expanders
Jenis blood volume expanders antara lain human serum albumin
dan dextran.
Cairan Elektrolit
Contoh cairan elektrolit adalah :
- Cairan Ringers, terdiri atas : Na +, K+, Cl-, Ca2+
- Cairan Ringers Laktat, terdidri atas : Na+, K+, Mg+, Cl-, Ca2+, HCO3 - Cairan Buffers, terdiri atas : Na+, K+, Mg2+, Cl-, HCO3-
Cont.
Tabel 1.docx
Cont
Sumber kehilangan cairan dapat berupa:
- kehilangan cairan yang tidak dapat diukur
kurang lebih sebesar 30% yakni
penguapan melalui kulit, dan saluran
pernafasan
- kehilangan cairan yang dapat diukur
meliputi kehilangan cairan melalui urin
sebesar 60%, feses sebesar 10%, drainase
orogastric atau nasogastric dan cairan
serebrospinal (Ambalayan, 2008).
Prinsip-prinsip terapi cairan dan elektrolit
Usia
30
Bayi
50-60
Anak-anak
40
Remaja
30
Dewasa
20
Difusi
Difusi merupakan tercampurnya molekul-molekul dalam
cairan, gas atau zat padat secara bebas atau acak.
Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni
(seperti air) melalui membran semipermeabel
Transpor aktif
Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi
dan berosmosis yang memerlukan aktivitas metabolik
dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai
materi guna menembus membran sel.
Ketidakseimbangan Asam-Basa
Jenis Cairan Intravena pada Beberapa Penyakit Anak
1. Cairan Kristaloid
Cairan Hipotonik. Contohnya dextrosa 5%.
Cairan Isotonik terdiri dari cairan garam faal
(NaCl 0,9%), ringer laktat dan plasmalyte
Cairan Hipertonik. Contohnya NaCl 3%.
Cont
2. Cairan Koloid
Albumin
- Albumin endogen
- Albumin eksogen
3. HES (Hidroxy Ethyl Starch)
4. Dextran
5. Gelatin
6. Cairan 2A
7. Cairan DG
1. Dehidrasi hipotonik
. Dehidrasi hipotonik terjadi bila kadar natrium
dalam plasma kurang dari 130 mEq/I atau
keadaan kehilangan natrium lebih besar
daripada kehilangan air. Dehidrasi hipotonik
umumnya disebabkan oleh terapi IV yang tidak
tepat, gastroenteritis, dan lain-lain.
. Gambaran utama dehidrasi
hiponatremi/hipotonik :
Adanya kekurangan cairan dan natrium, tetapi
kekurangan natriumnnya secara relative lebih
banyak
Konsentrasi natrium serum rendah (< 130
mmol/L)
2. Dehidrasi isotonic
- Dehidrasi isotonik terjadi bila kadar natrium dalam plasma
130- 150 mEq/I. Hal ini terjadi bila kehilangan air dan natrium
dalam proporsi yang sama. Dehidrasi isotonic mengurangi
volume plasma dan bisa menimbulkan syok hipovolemik.
- Gambaran dehidrasi isotonic adalah sangat cepat, ekstermitas
dingin dan berkeringat, kesadaran menurun dan muncul
gejala lain syok hipovolemik.
3. Dehidrasi hipertonik
- Dehidrasi ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih
dari 150 mEq/I. Ini biasanya akibat dari pemasukan cairan
hipertonik pada saat diare (mempunyai kandungan natrium,
gula atau bahan aktif osmotic lain yang tidak diabsorpsi
secara efisien dan pemasukan air yang tidak cukup atau
minum cairan yang hipotonik). Dehidrasi hipertonik bisa juga
terjadi jika anak mengalami muntah hebat, diabetes insipidus.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pasien yang mengalami dehidrasi antara lain:
Lesu, lemah dan lelah
Anoreksia, haus, hipotensi
Mukosa mulut kering, lidah kering, turgor kulit menurun
Oliguria
Takikardia, pusing, sinkop
Kesadaran menurun
Penatalaksanaan dehidrasi
Ketentuan umum:
Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per volume
Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan khusus
Kebutuhan volume 24 jam/m2
Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
Kekurangan volume cairan sedang + maintenance (penurunan BB mendadak <
5%) 2400 ml/m2 BSA
Kekurangan volume cairan yang berat + maintenance (penurunan BB
mendadak > 5%) 3000 ml/m2 BSA
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gangguan ini tergantung
penyebabnya, prinsip pembatasan asupan
ion Na dan cairan edema paru perlu
tindakan yang cepat untuk menghindari
preload yang besar (beban yang masuk
jantung) dengan cara pemberian posisi
fowler, pemberian diuretik kuat, dan
pemberian oksigen.
Hiponatremia
Disebabkan oleh cairan yang berlebihan atau ion Na yang
berkurang (Na+ serum < 135 mEq/L). Keadaan ini menyebabkan
pembengkakan sel (karena perpindahan air dari ECF ke ICF). Jika
edema terjadi di sel otak, dapat menyebabkan peningkatan TIK
dan akan mengancam jiwa. Terapi dari hiponatremia adalah
dengan membuang air yang berlebihan atau mengganti ion Na.
Hipernatremia
Keadaan ini disebabkan oleh kadar Na serum > 145 mEq/L yang
dapat menyebabkan hiperosmolalitas (ECF) sehingga psien akan
mengalami dehidrasi ICF dan pengerutan sel. Penyebab utama
dari keadaan ini adalah kehilangan air yang mengandung Na dan
penambahan ion Na dengan kekurangan air.
Penatalaksanaan hipernatremia dapat dilakukan dengan
menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar kritis (> 160
mEq/L). Pada hipernatremia dengan normovolemia dapat
diberikan cairan D5 per oral atau IV. Pada hipernatremia dengan
hipervolemik dapat diberikan cairan D5 dan diuretik. Sedangkan
pada pasien diabetes insipidus dapat diberikan desmopresin.
Hipokalemia
Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum <
3,5 mEq/L (K ion utama ICF). Hipokalemia berkaitan dengan
alkalosis (karena alkalosis menyebabkan ion K berpindah
dari ECF ke ICF). Penyebab dari keadaan ini adalah
penurunan asupan kalium, kehilangan ion K lewat saluran
cerna, ginjal, dan akibat luka bakar.
Penatalaksanaan hipokalemia dapat dilakukan dengan
prinsip memulihkan ke normovolemia dengan peningkatan
asupan ion K per oral atau IV (tidak boleh > 20 mEq/L).
Pemberian bolus KCl tidak boleh dilakukan secara IV karena
dapat menyebabkan henti jantung.
Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum >
5,5 mEq/L. keadaan ini merupakan keadaan darurat medis
yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari
disritmia dan henti jantung (cardiac arrest).
Prinsip Pengkajian
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan dehidrasi, muntah,
tinja bercampur lendir dan atau darah, napsu makan menurun,
penurunan BB, mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering, kulit
kering, suhu badan meningkat, perdarahan, luka bakar, volume
diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
Cont
Pengkajian Fisik
Pengakajian secara umum dilakukan
dengan metode head to toe yang
meliputi: keadaan umum dan status
kesadaran, tanda-tanda vital, area
kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria, mental
status, membran mukosa, turgor kulit,
warna kulit dan CRT.
TERIMA KASIH