Anda di halaman 1dari 36

Pendahuluan

Mekanisme pernapasan dibagi menjadi 3


tahapan :
Ventilasi paru
Difusi alveolar-sirkulasi
Perfusi jaringan

Tekanan negatif di ruang intrapleura


sangat dibutuhkan pada proses respirasi.
Tekanan negatif pada kavum pleura akan
memberikan efek isapan.

Kavum pleura pada keadaan patologis


bisa berisi udara atau cairan yang akan
mengakibatkan gangguan dalam proses
fisiologis pernapasan.
Cairan pleura akan terakumulasi ketika
pembentukannya melebihi dari rata-rata
penyerapannya, dan atau absorpsinya
mengalami penurunan atau terhambat.

Water Seal Drainage (WSD)


Tindakan invasif yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah,pus)
dari rongga pleura, rongga thorax, dan
mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.

Indikasi
Pneumothoraks

pasien yang menggunakan ventilator


tension pneumothoraks
pneumothoraks persisten atau rekurens setelah aspirasi sederhana
pneumothoraks spontan sekunder berat

Efusi pleura maligna


Hemopneumothoraks traumatik
Emphyema dan efusi pleural komplikasi parapneumonia
Chylothoraks
Post operasi thoraks, misal : thorakotomi, esofagektomi,
operasi jantung

Kontraindikasi
Risiko hemoragi
Perlekatan paru ke dinding dada seluruh
hemithoraks kanan atau kiri
(kontraindikasi absolut)
Drainase ruang post-pneumonektomi

Jenis WSD

One-Way (Heimlich) Valve


WSD dengan sistem 1 botol
WSD dengan sistem 2 botol
WSD dengan sistem 3 botol

One-Way (Heimlich) Valve


Sistem yang paling sederhana, biasanya
penggunaannya terbatas pada persiapan di ICU.
Sering digunakan pada pasien dengan tension
pneumothorax.
Chest tube dipasang pada katup one-way flutter
menggunakan konekter five-in-one.
Saat inspirasi berlangsung, pipa karet yang
fleksible yang berada dalam wadah katup
Heimlich kolaps. Dan selama ekspirasi, pipa
karetnya terbuka, mengakibatkan udara keluar
dari kavum pleura melalui wadah keluar menuju
atmosfer.

WSD dengan sistem 1 botol

Merupakan sistem yang sering digunakan pada pasien simple


pneumothorax.
Terdiri dari botol yg berfungsi sbg botol pengumpul dan katup (water
seal) yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1
lagi masuk ke dalam botol.
Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam
2cm untuk mencegah masuknya udara dari dalam botol yang
menyebabkan kolaps paru.
Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk
memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar.
Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi.
Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :
Inspirasi akan meningkat
Ekpirasi menurun

WSD dengan sistem 2 botol


Digunakan 2 botol : 1 botol mengumpulkan cairan
drainase dan botol ke-2 botol sebagai water seal.
Botol 1 dihubungkan dengan selang drainase yang
awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada
botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi
water seal.
Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan
udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2.
Prinsip kerja sama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan
cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan
udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD.
Bisasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks,
hemopneumothoraks, efusi peural.

WSD dengan sistem 3 botol

Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol


jumlah hisapan yang digunakan.
Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan.
Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol
ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang
yang tertanam dalam air botol WSD.
Drainase tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang
ditambahkan.
Botol ke-3 mempunyai 3 selang :
Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke
atmosfer

Prosedur Pemasangan WSD

Premedikasi
Posisi Pasien
Teknik Aseptik
Anestesi
Insersi
Posisi ujung pipa

Pelepasan WSD
WSD dilepas pada saat pasien melakukan manuver
valsava atau saat ekspirasi tajam dan kuat selama
dilakukan pengikatan jahitan ada bekas luka.
Waktu pelepasan tergantung pada indikasi awal
pemasangan.
Pada pneumothoraks yaitu 24 jam sesudah terjadinya
re-ekpansi penuh paru atau berhentinya kebocoran
udara yang terjadi di rongga pleura. Pada kasus
pneumothoraks, drain tidak dilepas hingga gelembung
udara telah hilang dan foto thoraks yang menunjukkan
adanya reinflasi paru.

Komplikasi Pemasangan WSD


Perdarahan
Masuknya WSD ke ekstrapleural.
Emfisema subkutan
Gagal mendrainase pneumothoraks
Kebocoran udara persisten
Pneumothoraks iatrogenik
Edema paru
Infeksi

LAPORAN KASUS
FLUIDOPNEUMOTHORAX
I. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
Status
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
MRS tanggal

: Tn. Z
: 24 tahun
: Laki-laki
: Lingsar
: Islam
: Sudah menikah
: Sasak
: SLTA
: Supir
: 01-03-2010

II. ANAMNESIS

Keluhan utama
Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang


Os mengeluh sesak nafas sejak lama + 1 tahun terakhir, namun
memberat sejak 4 hari SMRS. Sesak awalnya hilang timbul, muncul
hanya jika os terlalu lelah bekerja dan berkurang setelah istirahat.
Diluar serangan os merasa baik dan masih bisa beraktifitas. Namun
sejak 4 hari terakhir, os merasa lebih sesak dari biasanya hingga
tidak bisa bekerja, baru berjalan beberapa meter saja sudah sesak.
Os merasa lebih nyaman pada posisi duduk dan sedikit
membungkuk ke depan atau pada posisi berbaring ke sebelah
kanan, namun akan bertambah sesak jika os dalam posisi tidur
terlentang atau berbaring ke sebelah kiri. Sesak tidak dipengaruhi
oleh perubahan cuaca, dingin, bulu, debu, atau makanan tertentu.
Os tidak pernah terbangun pada malam hari karena sesak.

Sesak juga disertai dengan batuk. batuk sudah dirasakan sejak lama, os
tidak tahu kapan tepatnya, namun kira-kira sudah berlangsung berbulanbulan. Batuk disertai dahak (+), berwarna putih, volume <1/2 sendok teh
tiap kali batuk, darah (-), pilek (-), nyeri menelan (-).
Keluhan lain seperti mual (-), muntah (-), keringat malam (-), berat badan
menurun (-), nyeri dada (-), riwayat bengkak pada tungkai, wajah, atau
bagian tubuh lain (-), riwayat perdarahan (-). BAK (+) frek. 3-4x/hari, warna
biasa, nyeri saat BAK (-). BAB (+) 1x/hari, konsistensi padat, warna biasa,
nyeri saat BAB (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Os selama 1 tahun terakhir sering mengeluh sesak. Os telah berobat 2 kali
ke puskesmas, dan beberapa kali ke dokter umum praktek swasta, namun
menurut os dari hasil pemeriksaan laboratorium normal, sehingga tidak
pernah diberikan OAT. Hari kamis (23-02-2010) os dibawa ke IRD karena
sesak, dan dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dr. SpP. Lalu dari dr. SpP
dianjurkan untuk opname.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Pribadi dan Sosial
Os merokok sejak masih duduk dibangku
SMP, menghabiskan rata-rata 1
bungkus/hari, dan rokok yang digunakan
adalah rokok filter. Namun 6 bulan terakhir
ini os sudah berhenti merokok.

III. STATUS GENERALIS

K/U : lemah
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 112x/mnt
R : 32x/mnt
t : 38,60C

IV. Status Lokalis (01-03-2010)

Kepala :

Ekspresi wajah : normal


Bentuk dan ukuran : normal
Rambut : normal
Udema (-)
Malar rash (-)
Parese N VII (-)
Hiperpigmentasi (-)
Nyeri tekan kepala (-)

Simetris
Alis : normal
Exopthalmus (-)
Ptosis (-)
Nystagmus (-)
Strabismus (-)
Udema palpebra (-)
Konjungtiva : anemia (-), hiperemia (-)
Sclera : icterus (-), hyperemia (-), pterygium (-)
Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-)
Kornea : normal
Lensa : normal, katarak (-)

Bentuk : normal
Lubang telinga : normal, secret (-)
Nyeri tekan (-)
Pendengaran : normal

Simetris, deviasi septum (-)


Napas cuping hidung (-)
Perdarahan (-), secret (-)
Penciuman normal

Mulut :

Mata :

Telinga :

Hidung :

Simetris
Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis (-),
pursed lips breathing (-)
Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)
Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah
tifoid (-)
Gigi : caries (-)
Mukosa : normal
Faring dan laring : tidak dapat dievaluasi
Foetor ex ore (-)

Leher :

Simetris (-)
Kaku kuduk (-)
Scrofuloderma (-)
Pemb.KGB (-)
Trakea : deviasi ke kiri
JVP : tidak meningkat
Pembesaran otot sternocleidomastoideus (+)
Otot bantu nafas SCM aktif
Pembesaran thyroid (-)

Pulmo

Inspeksi :
Bentuk: Asimetris, dada kanan lebih cembung dari yang kiri, paru belakang: scapula
kanan lebih menonjol dibandingkan kiri, barel chest (-)
Permukaan: spidernevi (-), venektasi (-), ginekomasti (-)
Otot bantu nafas: Internal intercostal muscle dan SCM aktif, hipertrofi SCM (+)
Fossa jugularis: tidak simetris (trakea deviasi ke kiri), fossa supraklavikula dan
infraclavicula kanan lebih cembung dari yang kiri
Iga dan sela iga: kanan lebih melebar dibandingkan kiri
Pola nafas thorakoabdominal, frekuensi 32x/menit

Palpasi :

Trakea deviasi ke kiri


Iktus kordis teraba di ICS V midclavicula
Pergerakan nafas kanan tertinggal dibandingkan kiri
Vocal fremitus kanan lebih lemah dibandingkan kiri
Pleural friction rub (-)
Nyeri tekan (-)
Benjolan/massa (-)

Perkusi :
Paru kanan hipersonor, paru kiri sonor
Batas paru-hepar: inspirasi ICS VII, ekspirasi ICS VI, ekskursi 1 ICS
Batas jantung
Batas kanan: garis parasternal kiri
Batas kiri
: garis midclavicula kiri
Batas atas : sela iga II kiri

Chronig istmus :
Paru kanan : + 3cm
Paru kiri
: + 3cm

Auskultasi :

Vesikuler (+ menurun /+), Ronchi (-/+), wheezing (-/-)


Egofoni (+)
Suara amforik ()
Suara gesek pleura ()

Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V
midclavicula
Perkusi :
Batas kanan: garis parasternal kiri
Batas kiri
: garis midclavicula kiri
Batas atas : sela iga II kiri

Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur


(-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : permukaan datar, penonjolan
(-), sikatrik (-).
Auskultasi : BU (+) N, metallic sound (-),
pulsasi aorta (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Palpasi : turgor normal, tonus normal,
nyeri tekan (-), massa(-), hepar/lien/renal:
tidak teraba, nyeri ketok CVA (-/-)

Extremitas

Hangat, udema (-)


Deformitas (-)
Pergerakan : baik, nyeri (-)
Tremor (-)
Clubbing finger (-)
Sianosis (-)
Petechie (-)
Dissuse atrofi (-)

Genitourinaria
Tidak dievaluasi

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
01-Maret-2010
1. Darah Rutin

WBC
Hb
HCT
MCV
MCH
PLT

: 12.000
: 14,7
: 39,8
: 80,1
: 29,5
: 222.000

2. GDS
: 100
3. Kreatinin : 0,7

Foto Thorax
Interpretasi :
Tampilan foto PA
Soft tissue normal
Trakea terdorong ke kiri
ICS yang kanan tampak lebih lebar
Mediastinum terdorong ke kiri
Paru:
Parenkim paru hemithorak sebelah
kanan tampak hiperlusen, jaringan
paru tak tampak
Air-fluid level di hemithorak kanan
Tampak infiltrat di hemi thorak sebelah
kiri
Sudut costophrenicus sebelah kanan
tidak terlihat, sebelah kiri tajam
Kesan: Fluidopneumothorak kanan

VI. ASSESMENT
Dyspneu e.c. susp. Fluidopneumothorax
kanan

VII. PLANNING
O2 2lpm
Codein 10 mg 3x1
Ciprofloxacin 200 mg
2x1
Infus D5% 10 tpm
WSD

VIII. PLANNING
DIAGNOSTIC
Sputum BTA +
Mantoux test
Kultur sputum + uji
sensitivitas
Kultur cairan pleura +
uji sensitivitas
Tes Rivalta

Anda mungkin juga menyukai