Anda di halaman 1dari 27

Peran Organisasi dan Kode

Etik dalam Sebuah Profesi


Kuliah Etika Profesi ke-9
Sawitri Subiyanto

Outline
Pembentukan Organisasi Profesi
Fungsi Pokok Organisasi Profesi.
Organisasi Profesi di bidang IG di
Indonesia.
Kode Etik Profesi.
Tanggung Jawab Moral.

Pembentukan Organisasi Prof


Pengertian Organisasi:
Berdasarkan wikipedia: (Yunani:,organonalat) adalah suatukelompokorang dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama. Organisasi
profesionaladalah suatuorganisasi, yang biasanya
bersifatnirlaba, yang ditujukan untuk suatuprofesi
tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan
publik maupun profesional pada bidang tersebut.
ROSENZWEIG: Organisasi dapat dipandang sebagai
sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orangorang yang bekerja sama. Orang-orang yang
berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama.
3
MATTHIAS AROEF: Suatu organisasi terjadi

Pembentukan Organisasi Profesi


Pengertian Organisasi:
PFIFFNER dan SHERWOOD: Organisasi sebagai
suatu pola daricara-cara dalam mana sejumlah
orang yang saling berhubungan, bertemu muka,
secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang
bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang
lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan semula secara
sistematis.
BAKKE: Organisasi merupakan sebuah sistemyang
kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitasaktivitas manusia yang dibebankan dan
dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu

Struktur Organisasi Profesi


Menurut ERNEST DALE, sebuahstruktur organisasi
harus memuat tentang 5 hal sebagai berikut:
1. Daftar pekerjaan yang perludilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas
atau biasa disebut pembagian kerja (devision of
work) .
3. Menggabungkan tugas-tugasdalam keadaan
yang logis dan efisien atau departementalisasi
(departmentalization) .
4. Menetapkan mekanisme untukKoordinasi
Memonitor efektivitas struktur organisasi dan
melakukan penyesuaian apabila diperlukan.
.Organisasi profesi merupakan organisasi yang
5

Pembentukan Organisasi Profesi


Organisasi profesi merupakan organisasi yang
anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri
mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat
mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai
individu.

Pembentukan Organisasi
Profesi

Langkahlangkah
dalam
pembentuka
n organisasi

1. Tonggak
awal
membentuk
organisasi
2. Aturan
dalam
organisasi
3. Sumber
daya
organisasi
4.Program
kerja
organisasi

Adalah elemen yang


menjadikan
organisasi itu akan
terus
atau
Walauada
telah
dibuat
lenyap
begitu
visi, misi,
dan saja
aturan, bila tidak
ada sumber daya
manusia yg
menjalankan tentu
saja organisasi
belum bisa
dikatakan berjalan
atau ada
7

Fungsi Pokok Organisasi Profesi


Tujuan umum sebuah profesi adalah memenuhi
tanggung jawabnya dengan standar professional
tinggi sesuai bidangnnya, mencapai tingkat kinerja
yang tinggi, dengan orientasi kepada kepentingan
public.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4
kebutuhan dasar yang harus di penuhi oleh sebuah
1.Kredibilitas
profesi:
Bahwa masyrakat membutuhkan kredibilitas
informasi dan sistem informasi yang dimiliki sebuah
profesi.
2.Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa sebuah profesi
sebagai professional di bidangnya.
8

Fungsi Pokok Organisasi Profesi


Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4 kebutuhan
dasar yang harus di penuhi oleh sebuah profesi:
3.Kualitas jasa
Adanya keyakinan bahwa semua pelayanan yang di
berikan pelaku sebuah profesi memenuhi standar
kinerja yang tinggi.
4.Kepercayaan
Pemakai jasa sebuah profesi harus merasa yakin
bahwa terdapat kerangka etika profesionalisme yang
melandasi pemberian jasa tersebut sehingga
menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada profesi
yang bersangkutan.

Organisasi Profesi di bidang Geospasial di Indonesia

Pembentukan Dewan Geomatika


Indonesia (DGI)
DGI sebagai forum tertinggi dalam bidang geomatika yang merumuskan
konsensus nasional dalam bidang profesionalisme, kode etik dan
kehormatan, standarisasi kompetensi untuk mampu bersaing dengan
dunia luar melalui sertifikasi kompetensi sumberdaya manusia.
Pokok Poko Pemikiran :
1. Perlu diperhatikan peran geomatika di Indonesia karena ada
Perdagangan Bebas;
2. Ancaman yang datang dari luar negeri dengan membanjirnya promosi
agresif produk-produk geomatika melalui teknologi internet & media
elektronik lain, serta dukungan dan apresiasi berlebihan dari pemakai
dalam negeri serta promosi yang agresif invasi perusahaan dan tenaga
geomatika asing, yang dilanjutkan kerjasama mereka dengan kelompok
bisnis non-gematika;
3. Kesempatan terbuka bagi jasa dan SDM Geomatika di luar negeri yang
sangat tergantung dari kemampuan profesi geomatika.
10

Pembentukan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP)
Geomatika
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) merupakan badan
independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja. BNSP bertanggung jawab langsung
kepada Presiden.
LSP Geomatika berdiri pada 28 Mei 2004 dengan akte
notaris No. 23. Mendapatkan lisensi BNSP pada tahun 2007
dengan nomor lisensi Kep. No. 15/BNSP/VI/2007; Merupakan
LSP Pihak ke 3. Lisensi yang terbaru No.BNSP-LSP-017-ID
pada tanggal 27 Januari 2012.
Referensi pelaksanaan sertifikasi oleh LSP Geomatika
adalah SKKNI yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Panduan-panduan BNSP. SKKNI pertama yang diterbitkan
Menaker adalah SKKNI Geomatika pada tahun 2007.
Dengan diterbitkan UU IG(Informasi Geogpasial) pada tahun
2011, maka SKKNI Geomatika telah diperbaharui dengan
SKKNI IG pada tahun 2013.
11

Ikatan Surveyor Indonesia (ISI)


Ikatan Surveyor Indonesia disingkat ISI, didirikan
pada tanggal 17 Juni 1972 di Bandung,
merupakan Organisasi Kemasyarakatan yang
bersifat profesi dan berasaskan Pancasila.
ISI dilahirkan oleh ahli-ahli bidang survey dan
pemetaan yang sedang menghadiri seminar
Pendidikan Geodesi di Indonesia di Bandung.
Pada saat itu, menjelang berakhirnya Pelita I,
dirasa perlunya menghimpun kawan-kawan
seprofesi untuk bersama-sama menghadapi
tantangan yang tampaknya sulit dibendung pada
awal Pelita I.
Pembangunan fisik tanpa ditunjang oleh peta
yang memadai, betul-betul merupakan pekerjaan
yang penuh risiko kegagalan, dan ketidak

12

Lembaga
Pengembangan Jasa
Konstruksi
Nasional
Mengacu pada UU
Jasa Konstruksi dibentuk Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional yang merupakan
LPJKN
lembaga yang diperlukan pada kegiatan Kementerian
Pekerjaan Umum. Salah satu kegiatan pada Kementerian
PU adalah kegiatan SURTA.
Wewenang :
1. Memberikan akreditasi kepada :
Asosiasi Perusahaan untuk klasifikasi dan kualifikasi
badan usaha.
Asosiasi Profesi, Institusi pendidikan dan pelatihan
dalam penyelenggaraan sertifikasi keterampilan
kerja dan keahlian kerja
2. Memberikan status kesetaraan sertifikat keahlian
tenaga kerja asing dan registrasi badan usaha asing.
3. Menyusun dan merumuskan ketentuan-ketentuan
13
mengenai tanggungjawab profesi berlandaskan prinsip

Badan Sertifikasi
Asosiasi BSA-ISI

Dibentul oleh ISI tanggal 2 Januari 2004berdasarkan


kepada undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 28
tahun 2000 tentang sertifikasi keahlian.mISI No :
001/SK-ISI/XII/2003 tentang pembentukan BSA-ISI
Pada tanggal 19 Desember 2005 secara resmi ISI
mendapatkan Akreditasi untuk melaksanakan Sertifikasi
bagi Anggotanya, berdasarkan keputusan Dewan
Pengurus LPJKNNomor : 124/KPTS/LPJK/D/XII/2005, di
bidang Geodesi
Sesuai Keputusan Pengurus LembagaNomor
33/KPTS/LPJK-N/IV/2012, Badan Sertifikasi Asosiasi
Ikatan Surveyor Indonesia telah diberi wewenang oleh
LPJKN untuk melakukan Verifikasi dan Validasi Serta
Penilaian Klasifikasi untuk Registrasi Ulang, Perpanjangan
Masa Berlaku dan Permohonan Baru Sertifikat Tenaga Ahli
14
Konstruksi.

Persatuan Insinyur
Indonesia PII

Persatuan Insinyur Indonesiaatau disingkatPII(dalam


bahasa InggrisThe Institution of Engineers Indonesia IEI)
adalah organisasi profesi yang didirikan diKota Bandungpada
tanggal23 Mei1952[1]untuk menghimpun parainsinyur,
termasuksarjana teknikdansarjana sainsyang bekerja di
bidang keteknikan di seluruh

PII telah memiliki tim sertifikasi insinyur dan sudah diakui di


ASEAN (Association of Southeast Asian Nations,red) dan APEC
(Asia-Pacific Economic Cooperation,red)

Tugas dan wewenang:


1. Meningkatkan kompetensi profesional Insinyur Indonesia
sehingga berdaya saing internasional yang mampu menjawab
tantangan dalam kancah lokal, nasional, regional dan
internasional.
3. Memberikan pengakuan atas keprofesionalan Insinyur
15
Indonesia bagi Anggota yang telah memenuhi syarat untuk itu

MEA dan Tantangan LSP


Masyarakat ASEAN terdiri dari 3 (tiga) pilar, yaitu (1)
Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN, (2) Masyarakat
Ekonomi ASEAN, dan (3) Masyarakat Sosial Budaya ASEAN.
Dalam pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terkandung 4
(empat) tujuan, yaitu terciptanya (1) pasar tunggal berbasis
produksi, (2) kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, (3)
pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh ASEAN, dan (4)
ekonomi ASEAN sebagai bagaian terpadu dengan ekonomi
global.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan SDM yang
berkualitas sama. Wilayah Indonesia adalah wilayah terluas di
ASEAN serta mempunyai penduduk terbanyak. Hal ini
diperlukan banyak LSP SURTA di Indonesia. Ini merupakan
tantangan bagi LSP yang telah mempunyai lisensi yang
diberikan BNSP, untuk mempunyai kualitas dan proses
pemberian serifikat bagi tenaga SURTA.
16

PERMASALAN KELEMBAGAAN PROFESI


Permasalahan sumberdaya manusia danbadanusaha
pelaksana initerkait erat dengan tiga hal berikut:
1.Sertifikasi Personil danAkreditasi Badan Usaha
2.StandaruntukKompetensi,
3.ImplementasiSertifikasi
Belum ada registrasi yang diberlakukan secara nasional
untukmengawasi kualitas perusahaan yang bergerak dalam
survei, pemetaan, InformasiGeospasial, termasuk kompetensi
pelaksana/SDM, peralatan maupun rekam jejak( track record).
Akibatnya, siapapun dapat mendirikan perusahaan
jasasurvei/pemetaan/Informasi Geospasial.
Dalam hal sertifikasi kompetensi saat ini masih terjadi tumpang
tindih peraturan perundangan yang diterbitkan pada beberapa
sektor. Hal ini disebabkan proses pembuatan UU nya tidak
melibatkan semua unsur/insitusi terkait sehingga penulisan
pasal dan interpretasi pasalnya tidak konsisten
17

Kode Etik Profesi


Kode etik berasal dari bahasa yunani, ethos yang artinya
ajaran kesusilaan, dengan demikian kode etik adalah system
norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi professional yang menjadi anggota
dari sebuah organisasi profesi.
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan
mengadakan kode etik adalah sebagai berikut (R. Hermawan
S, 1979):
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
18

Kode Etik Profesi


Tujuan kode etik adalah pelaku profesi tersebut
dapat menjalankan tugas dan kewajiban serta
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa profesi tersebut. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan-perbuatan yang
tidak professional.
Kode etik seorang professional
Dalam lingkup IG kode etik profesinya memuat
kajian ilmiah mengenai prinsip atau normanorma dalam kaitan dengan hubungan antara
professional atau developer IG dengan klien,
antara para professional sendiri, antara
organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah.

19

Kode Etik Profesi


Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik
profesi:
a. Terjadinya penyalahgunaan profesi,
b. Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari
profesi nya karna tidak ada pedoman dalam suatu
organisasi,
c. Memungkinkan setiap individu untuk mendahului
kepentingan pribadinya contohnya para pejabat
yang korupsi,
d. Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang
dapat memberikan image yang buruk dari profesi
yang ditekuninya kepada masyarakat.
20

Kode Etik Profesi


Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi:
a. Pengaruh sifat kekeluargaan.Misalnya Seorang
dosen yang memberikan nilai tinggi kepada
seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa
tersebut keponakan dosen tersebut,
b. Pengaruh jabatan.Misalnya seorang yang
ingin masuk ke akademi kepolisian, dia harus
membayar puluhan juta rupiah kepada ketua
polisi di daeranhya , kapolsek tersebut
menyalah gunakan jabatannya,
c. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum
di Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku
pelanggaran kode etik profesi tidak merasa

21

Kode Etik Profesi


Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi:
a. Pengaruh sifat kekeluargaan.Misalnya Seorang
dosen yang memberikan nilai tinggi kepada
seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa
tersebut keponakan dosen tersebut,
b. Pengaruh jabatan.Misalnya seorang yang
ingin masuk ke akademi kepolisian, dia harus
membayar puluhan juta rupiah kepada ketua
polisi di daeranhya , kapolsek tersebut
menyalah gunakan jabatannya,
c. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum
di Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku
pelanggaran kode etik profesi tidak merasa

22

Kode Etik Profesi


Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi:
(Lanjutan)
d. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan
dari masyarakat,
e. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga
sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan,
f. Rendahnya pengetahuan masyarakat
mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak
profesi sendiri,
g. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari
para pengemban profesi untuk menjaga

23

Kode Etik Profesi


Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi:
(Lanjutan)
d. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan
dari masyarakat,
e. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga
sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan,
f. Rendahnya pengetahuan masyarakat
mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak
profesi sendiri,
g. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari
para pengemban profesi untuk menjaga

24

Tanggung Jawab Moral


Tanggung jawab tidak dapat memupus tanggung
jawab moral dan integritas seseorang sebagai
personal. Integritas adalah suatu sifat dasar yang
dimiliki seseorang sebagai suatu kebutuhan. Dengan
pengetahuan dan keahliannya, seorang professional
sedikit banyak memegang sebuah kekuasaan
tetapi bagaimana dengan integritasnya ia tidak
merugikan orang lain atau kelompok lain.
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan
ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati
di dalamnya, misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi
Komputer & Informatika) semenjak tahun 1974.

25

Tanggung Jawab Moral


Ada tiga prinsip dasar untuk sebuah tanggung jawab
moral yang terkait dengan profesi seseorang, yaitu:
a. Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu
adalah konsekuensi dari suatu yang kita lakukan
atau jika terjadi dalam rangka intervensi kita
terhadap suatu proses
b. Bertanggung jawab jika kerugian terjadi karena
kelalaian
c. Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul
jika kita mengetahui bahwa ada orang yang
melakukan sesuatu yang menimbulkan kerugian
dan kita membiarkan itu terjadi.
26

FINISH

27

Anda mungkin juga menyukai