Anda di halaman 1dari 5

Pengertian dan Jenis-Jenis

Wakaf
o
o
o
o
o

Alif Adi Prasetya (01)


Wila()
Indri Kurnia ()
M. fauzi ()
Selly Rizka Dewi (38)

Dari sudut bahasa perkataan Wakaf adalah berasal


dari perkataan Arab Al-Waqf (
) yang
bermaksud harta yang diwakafkan. Ia juga bermakna
harta yang ditahan Al-Habs (
) atau harta yang

dihalang Al-Mana (
) .
Mengikut istilah syarak pula, wakaf membawa maksud
menahan sesuatu harta daripada pewakaf dan
memberikan manfaatnya untuk kebajikan dan
kepentingan agama dan umat Islam atau kepada
penerima wakaf yang telah ditentukan oleh pewakaf
sepertimana yang dinyatakan di dalam hujjah wakaf
dari mula harta itu diwakafkan hinggalah ke akhirnya
semata-mata kerana Allah SWT buat selama-lamanya.

Yang dimaksud dengan benda dalam definisi di atas


adalah segala sesuatu yang bisa diambil
manfaatnya, dengan mempertahankan bendanya
(tidak habis/hilang bendanya setelah diambil
manfaatnya). Contohnya, rumah, pohon, tanah,
mobil, dan semisalnya.
Contohnya, seseorang mewakafkan rumahnya untuk
orang-orang miskin. Harta yang berupa rumah
tersebut ditahan sehingga tidak dijual, diberikan,
atau diwariskan. Manfaatnya diberikan untuk orang
miskin secara mutlak. Siapa saja yang tergolong
orang miskin berhak untuk memanfaatkannya.

Jenis-Jenis Wakaf
Berdasarkan jenis benda yang diwakafkan, maka wakaf terbagi menjadi tiga macam:
a) Wakaf berupa benda yang diam/tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan
semisalnya. Telah sepakat para ulama tentang disyariatkannya wakaf jenis ini.
b) Wakaf benda yang bisa dipindah/bergerak, seperti mobil, hewan, dan semisalnya.
Termasuk dalil yang menunjukkan bolehnya wakaf jenis ini adalah hadits:










Adapun Khalid maka dia telah mewakafkan baju besinya dan pedang (atau kuda)-nya
di jalan Allah Taala. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata, Hewan
termasuk benda yang bisa dimanfaatkan. Kalau berupa hewan tunggangan maka bisa
dinaiki dan kalau berupa hewan yang bisa diambil susunya maka bisa dimanfaatkan
susunya.
c) Wakaf berupa uang.
Tentang wakaf ini, asy-Syaikh Muhammad al-Utsaimin t mengatakan, Yang benar adalah boleh
mewakafkan uang untuk dipinjamkan bagi yang membutuhkan. Tidak mengapa ini dilakukan dan
tidak ada dalil yang melarang. Semua ini dalam rangka menyampaikan kebaikan untuk orang
lain. (Lihat Majalah al-Buhuts al-Islamiyyah edisi 77, Taudhihul Ahkam, dan asy-Syarhul Mumti)

Al-Mauquf alaih (Pihak yang Dituju/Dimaksud dari Wakaf)


Dipandang dari sisi pemanfaatannya, maka wakaf terbagi
menjadi dua:
1. Wakaf yang sifatnya tertuju pada keluarga (individu).
Orang yang mewakafkan menginginkan agar manfaatnya
diberikan kepada orang-orang yang dia ingin berbuat baik
kepadanya dari kalangan kerabatnya. Tidak diragukan lagi bahwa
wakaf ini termasuk kewajiban yang terkandung dalam keumuman
ayat yang memerintahkan berbuat baik kepada kerabat.
2. Wakaf untuk amalan-amalan kebaikan.
Wakaf ini diarahkan untuk kemaslahatan masyarakat di suatu
negeri. Inilah jenis wakaf yang paling banyak dilakukan, seperti
untuk masjid, madrasah, dan semisalnya.

Anda mungkin juga menyukai