Anda di halaman 1dari 36

I.

PENDAHULUAN
Benih, s/s faktor utama penentu keberhasilan
dalam budidaya suatu tanaman
Penggunaan benih tidak bermutu menurunkan
produksi sekitar 2.6% per tahun
Diperlukan ilmu dan teknologi untuk
mendapatkan benih bermutu
Teknologi benih:
suatu ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
mendapatkan benih bermutu baik secara fisik,
fisiologis maupun genetik

Undang Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem


Budidaya Tanaman:

Tanaman /bagiannya yang digunakan


untuk tujuan memperbanyak tanaman

Benih
Biji

Umbi

Stek

Okulasi

Cangkokan

Tunas dsb

BATASAN BENIH
Struktural :
Benih sama dengan biji, karena sama-sama berasal
dari sel telur yang dibuahi oleh sperma.
Fungsional :
Benih tidak sama dengan biji, karena benih
berfungsi sebagai bahan pertanaman sehingga benih
harus hidup/bisa tumbuh, sedangkan biji belum
tentu bisa hidup/tumbuh.
Agronomi :
Benih tidak hanya hidup tetapi harus tanggap
terhadap usaha agronomi dalam mencapai produksi
yang maksimal dan harus bervigor tinggi.

I. PENDAHULUAN: SISTEM REPRODUKSI


POHON

PILAR PERBENIHAN
Conservation
of Forest
Genetic
Resources

Biotechnology

Tree
Improvement

Seed
Seed
Procurement
Procurement

Peningkatan Kualitas Benih


Uji Genetik

Sumberdaya
Genetik

Kebun Benih

Seleksi Genotipa Terbaik

Persilangan

Pertanaman

Pembiakan
Vegetatif

Rekayasa Genetik

BIJI, BENIH DAN BIBIT


Biji:
bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit
penyebaran, perbanyakan tanaman secara alamiah
tanpa campur tangan manusia

Benih:
biji tanaman yang sudah mengalami perlakuan
sehingga dapat dijadikan sebagai sarana dalam
memperbanyak tanaman
biji tanaman yg digunakan untuk keperluan dan
pengembangan suatu usaha tani dan memiliki fungsi
agronomi.

Bibit:
benih yang dikecambahkan, atau tanaman muda dari
benih yang siap ditanam

MUTU BENIH
Benih bermutu:
benih yang proses produksinya berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan
mutunya mememenuhi standar mutu benih

Kriteria Benih Bermutu


1. Benih bersih dan bebas dari kotoran
2. Benih murni, bebas dari campuran varietas
lain
3. Warna benih terang
4. Tidak bercak dan terkelupas (mulus)
5. Sehat, bernas, tidak keriput, seragam dengan
ukuran normal
6. Daya tumbuh > 80 %
7. Kadar air (KA) rendah < 13 %

Manfaat benih Bermutu


1. Pertumbuhan tanaman seragam
termasuk masa pembungaan dan
pemasakan
2. Hemat penggunaan benih (contoh, 30-35
kg/ha menjadi 20-25 kg/ha)
3. Rendemen tinggi
4. Harga lebih tinggi

Program perbenihan
(prinsip 6 tepat)
Tepat jumlah: sesuai dengan kebutuhan
Tepat jenis/varietas: varietas sesuai
dengan kondisi tempat yang memerlukan
Tepat mutu: bermutu baik
Tepat waktu: tersedia pada saat yang
dibutuhkan
Tepat tempat: tersedia di tempat yang
memerlukan
Tepat harga: harga terjangkau oleh petani

ASPEK MUTU BENIH

1. Mutu Genetik
2. Mutu Fisiologis
3. Mutu Fisik

Kesehatan Benih

Komponen Mutu Benih


1. Komponen mutu genetik, jelas asal usulnya,
memiliki sifat unggul yang mantap dan
diwariskan
2. Komponen mutu fisiologis, benih memiliki daya
kecambah dan vigor tinggi
3. Komponen mutu fisik, benih harus bersih dari
kotoran, sehat, seragam dlm ukuran, bernas
dan berisi serta kadar air rendah
4. Komponen mutu patologis (tambahan ): bebas
hama penyakit

I.

MUTU GENETIK

Tiga cara untuk memeriksa kemurnian varietas:


1. Pengujian sampel benih & bibit di
laboratorium
2. Check plots
Menanam benih autentik dari pemulia
disamping pertanaman untuk produksi benih
3. Inspeksi lapangan

KEMURNIAN GENETIK
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
benih dengan tingkat kemurnian genetik yang tinggi adalah:
1. Pengecekan Benih Sumber
Murni secara genetik, mempunyai viabilitas dan vigor
yang tinggi, bersih dan sehat
Benih sumber minimal 1 kelas lebih tinggi dari kelas yang
akan diproduksi
Keputusan Mentan No. 803/1997 ada 4 kelas benih:
(a) Benih Penjenis (BS), warna label kuning
(b) Benih Dasar (BD), warna label putih
(c) Benih Pokok (BP), warna label ungu
(d) Benih Sebar (BR), warna label biru

Empat kelas benih (sertifikasi, BPSB)


Benih penjenis (breeder seed, BS):
benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan
penyelenggara pemulia tanaman
Label kuning

Benih dasar (fondation seed, FS):


hasil perbanyakan dari benih penjenis (BS) yang diproduksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga keaslian
varietas dapat dipertahankan
Label putih

Benih pokok (stock seed, SS):


hasil perbanyakan dari benih penjenis (BS) atau benih dasar (FS)
yang diproduksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga
keaslian varietas dapat dipertahankan
Label ungu

Benih sebar (extension seed, ES):


Turunan dari BS, FS, atau SS. Kemurnian dan identitas benih
harus tetap terjaga
Label biru

Model alur perbanyakan benih sistem


monogeneration flow (Padi dan jagung)
Benih Penjenis (Breeder Seed)

Benih Dasar (Foundation Seed)


LABEL PUTIH

Benih Pokok (Stock Seed)


LABEL UNGU

Benih Sebar (Extension Seed)


LABEL BIRU

PETANI (USERS)

Model alur perbanyakan benih sistem


polygeneration flow (kedelai, kc. tanah)
Benih Penjenis (Breeder Seed)

BS-1

BS-2

BS-3

BS-4

Benih Dasar (Foundation Seed)

FS-1

FS-2

FS-3

FS-4

Benih Pokok (Stock Seed)

SS-1

SS-2

SS-3

SS-4

Benih Sebar (Extension Seed)

ES-1

ES-2

ES-3

ES-4

PETANI

KEMURNIAN GENETIK
1. Riwayat Lahan
Menghindari kontaminasi dari tanaman voluntir/ tipe
simpang
Satu areal ditanami satu varietas

2. Isolasi
Memastikan tidak terjadi persilangan liar
Isolasi jarak minimal : 3 m
Isolasi waktu tanam minimal : 30 hari

3. Roguing
Membuang tipe simpang (off type)
Membuang campuran tanaman / varietas lain
Membuang tanaman yg terinfeksi stem borer, tungro
dsb.

KEMURNIAN GENETIK
4. Pemeriksaan Lapangan
Memastikan bahwa pertanaman adalah benar (secara
genetik) dan baik (kondisi pertanaman sehat,
pertumbuhan normal dsb)
Pemeriksaan Lapangan dilakukan 4 kali:
(a) Pemeriksaan Pendahuluan (sebelum pengolahan
tanah sampai sebelum tanam)
(b) Pemeriksaan Lapangan Pertama (30 HST)
(c) Pemeriksaan Lapangan Kedua (30 HSP)
(d) Pemeriksaan Lapangan Ketiga (7 HSP)

Karakteristik tanaman yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan


kemurnian genetik varietas (contoh: padi)
No.

Fase Pertumbuhan
Tanaman

Karakter yang perlu diperhatikan

Bibit Muda

Laju pemunculan bibit


Vigor

Tanaman Muda

Warna daun
Sudut daun
Warna pelepah
Warna kaki (pelepah bagian bawah)

Fase Awal Berbunga

Sudut daun Bendera


Jumlah malai/rumpun; Jumlah malai/m2

Fase Pematangan

Warna gabah
Keberadaan bulu pada ujung gabah
Bentuk & Ukuran gabah

Fase Panen

Kerontokan
Bentuk & Ukuran Gabah

II. MUTU FISIOLOGIS


1. Viabilitas

Daya berkecambah : kemampuan benih untuk


tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal
dalam kondisi yang optimum

Substrat

Suhu dan RH germinator

Tetrazolium Test: menguji viabilitas benih dengan


cara merendam benih dengan garam tetrazolium pada
konsentrasi tertentu selama masa tertentu, kemudian
diamati pewarnaannya.

Ketrampilan analis dalam menginterpretasikan


benih hidup/mati sangat mempengaruhi hasil uji

MUTU FISIOLOGIS

2. Vigor

Vigor: kemampuan benih untuk tumbuh secara


cepat dan serempak serta berkembang menjadi
tanaman normal dalam kisaran kondisi lingkungan
yang luas

Uji penderaan dipercepat (accelerated ageing


test)

Laju pertumbuhan kecambah

Konduktivitas listrik

Aktivitas enzim, dll.

III. MUTU FISIK

Mutu Fisik mencakup:

Persentase benih murni

Persentase benih campuran varietas lain


(CVL)

Persentase benih tanaman lain

Persentase biji gulma

Persentase kotoran benih

Kadar air benih (%)

Tabel 1. Standar mutu benih padi bersertifikat


berdasarkan pengujian di laboratorium

Variabel mutu

FS

SS

ES

Kadar air, maks (%)

13

13

13

Benih murni, min(%)

99

99

98

Kotoran, maks (%)

Varietas lain, maks (%)

0.0

0.1

0.2

Biji gulma, maks (%)

0.0

0.1

0.2

Daya berkecambah, min


(%)

80

80

80

Sumber : Direktorat Bina Produksi Tan. Pangan (1988)

Faktor yang Mempengaruhi


Mutu Benih
1. Faktor genetik

faktor bawaan dan setiap varietas memiliki


identitas genetik yang berbeda.

2. Faktor lingkungan
a. Faktor produksi dan waktu tanam:

Tanah subur dan bukan merupakan sumber


investasi h/p serta sejarah masa lalu d/p lahan
Waktu tanam: saat panen tidak pada musim
hujan, dan fase pertumbuhan, curah hujan
cukup memadai

b. Tehnik budidaya
Pengolahan tanah, pemupukan, jarak tanam, serangan
h/p, gulma, pengelolaan air dan perlindungan tanaman
terhadap penyerbukan silang
c. Kondisi pra panen dar pasca masak saat panen:
hujan, suhu tinggi, kelembaban tinggi menyebabkan
deteriorasi pra panen
d. Waktu dan cara panen
Waktu penen yang baik: saat masak fisiologis/bbrp hari
setelah masak fisiologis dan alat panen tdk
menimbulkan kerusakan mekanis.

KA benih saat panen untuk padi sekitar 18-25%


KA terlalu rendah, sekam gabah akan terkelupas
Mesin pemanen, efisien waktu namun dapat menjadi sumber
kontaminasi dan kerusakan fisik benih
Pengeringan dengan mesin, suhu tergantung pada kadar air
benih awal, suhu tinggi dapat mengakibatkan benih patah /
retak

e. Penimbunan dan penanganan hasil


Hindari penimbunan untuk menghindari
terjadinya proses metabolisme anaerobik pada
benih. Jika tempat terbuka harus diberi alas.
Penanganan hasil seperti pengeringan, sortasi,
pembersihan segera dilaksanakan.

Prosesing, meliputi pembersihan, grading,


perlakuan benih dan packing
Penyimpanan, merupakan periode menunggu
bagi benih setelah benih mencapai masak
fisiologis sampai tiba saatnya ditanam oleh petani.
Tujuan penyimpanan adalah mempertahankan
mutu benih (viabilitas dan vigor) selama
penyimpanan sedemikian rupa sehingga mutu
benih setelah disimpan tidak berbeda
dibandingkan dengan mutu benih awal simpan

Delouche (1973) dan Andrews (1978)


merangkum periode penyimpanan dalam 5
segmen :
Penyimpanan di lapangan, pasca masak-sesaat
sebelum panen
Penyimpanan sesudah panen-sebelum prosesing
Penyimpanan sejak benih diproses (dikeringkan,
dibersihkan, grading) sampai menunggu penyaluran
Penyimpanan selama penyaluran dari produsen
sampai di beli petani
Penyimpanan di petani sebelum benih disebar /
disemai

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya simpan


benih adalah :
Sifat genetik benih
Viabilitas dan vigor awal
Kadar air benih
Suhu dan RH ruang simpan
Jenis kemasan
Teknik pengemasan (vakum atau tidakl)
Delouche (1973) menyatakan bahwa :
Penurunan 1% kadar air atau 10oF (5,5oC) suhu ruang simpan
akan melipat-gandakan daya simpan benih. Berlaku pada
kadar air dari 14-5% dan suhu antara 50-0oC.

3. Faktor kondisi fisik dan fisiologis benih


a. Tingkat kemasakan
b. Tingkat keusangan benih
Vigor tidak dapat balik
Pengemasan, penyimpanan memenuhi
syarat
KA rendah
Pendistribusian benih baik yaitu tdk
menimbulkan cacat mekanis

c. Tingkat kesehatan benih


Kerusakan oleh hama bisa langsung atau
tidak langsung
d. Ukuran dan berat jenis benih
Posisi benih dalam buah dan posisi buah
dalam tanaman
e. Komposisi kimia dari benih
Benih berpati, > 50% pati, lemak <18 %
Benih berlemak, lemaknya 18 50 %
Benih berproten, protein 18-50 %, lemak <18
%

f. Struktur benih
Berkaitan dengan sistem penyebaran, ada lima
kelompok benih berdasarkan struktur:
Benih yg terlindung oleh berat yang ringan
(mahoni)
Benih yang dilindungi oleh struktur fisiknya (padi)
Benih yang terlindung oleh ruangan yang luas
antara biji dengan buah (kacang tanah)
Buah terbuka (jagung)
Biji terbuka (kedelai, kacang hijau)

g. Kadar air benih


Benih dengan kadar air tinggi cenderung lebih
gampang diserang oleh cendawan dan lebih
cepat menurun viabilitasnya akibat tingginya
respirasi. Demikian juga dengan kadar air yang
sangat rendah biasanya akan berdampak
buruk bagi mutu benih.
h. Dormansi benih
Dormansi adalah keadaan dimana benih tidak
berkecambah walau keadaan mendukung
terjadinya proses perkecambahan.

Komponen Pengembangan Mutu


Benih
1. Lini Penelitian

Mencakup bidang pemuliaan dan teknologi benih. Pemuliaan


akan melahirkan varietas yang jelas asal usulnya. Teknologi
benih, mendeteksi benih secara tepat, cepat, mantap dan
membaku dalam hal kriteria mutu benih baik fisik, fisiologis
maupun genetis.

2. Lini Pengadaan

Memiliki orientasi untuk menghasilkan benih bermutu yang


dapat menumbuhkan tanaman berproduksi normal.
Kegiatannya menyangkut di lapangan, pengolahan,
penyimpanan dengan tetap mempertahankan mutu benih

3. Lini Pengawasan
Lini ini menyangkut pengawasan baik di lapangan maupun di laboratorium
termasuk pengawasan pemasaran. Lini ini dipegang oleh pemerintah
yaitu BPSB-TPH.

Anda mungkin juga menyukai