HYPERBILIRUBINEMIA KUL008print
HYPERBILIRUBINEMIA KUL008print
IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIA
BATASAN
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit,
konjungtiva dan mukosa yang terjadi
karena Meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah.
Ikterus akan nyata apabila didapatkan
kadar bilirubin dalam darah > 5 mg% ( 85
mol/L).
Latar Belakang
Hiperbilirubinemia pada neonatus adalah
peningkatan kadar bilirubin serum pada
neonatus.
60% bayi akan mengalami ikterus
Bilirubin
Tidak terkonjugasi:Bil I
Bilirubin indirek
Tidak larut dalam air
Berikatan dengan
albumin untuk transport
Komponen bebas larut
dalam lemak
Komponen bebas bersifat
toksik untuk otak
Terkonjugasi:Bil II
Bilirubin direk
Larut dalam air
Tidak larut dalam lemak
Tidak toksik untuk otak
Metabolisme Bilirubin
HEME + Globin
(He
me
O
HATI
CO
ksi
ge BILIVERDIN
na
se)
UCB
BILIRUBIN
Alb
Bilirubin terkonyugasi
Bilirubin bebas/
tidak terkonyugasi
Hiperbilirubinemia
Bayi cukup bulan
BBLR------
Keracunan Bilirubin
Kadar bilirubin indirek
20 mg/dl ? > 25 mg/dl ? > 30 mg/dl ?
Usia kehamilan
Hemolisis
Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia, asidosis,
sepsis
Obat yang menggantikan bilirubin dari ikatan
dengan albumin
Faktor risiko :
BBLR,
Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas
gologan darah ABO.RHESUS
Asfiksia atau asidosis,
Hipoksia, trauma serebral,
Infeksi sistemik ( sepss neonatorum)
IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis pada BCB
Awitan terjadi setelah 24 jam
Memuncak pada 3 sampai 5 hari
Menurun setelah 7 hari
BCB rata-rata memiliki kadar bilirubin serum
puncak 5-6 mg/dL
Ikterus fisiologis berlebihan bilirubin
serum puncak 7-15 mg/dL pada BCB.
Ikterus Fisiologis
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis ikterus dapat
dilakukan pada bayi baru lahir dengan
menggunakan pencahayaan yang
memadai.
Ikterus akan terlihat lebih berat bila
dilihat dengan sinar lampu dan bisa
tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang.
Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus
Laju sefalokaudal
Pemeriksaan secara visual mungkin membuat
kita kurang tepat memahami situasi
Kramer
Zone
SBR
(mol/L)
1
2
3
4
5
100
150
200
250
> 250
Derajat Ikterus
bilirubinI
Daerah Ikterus
Perkiraan kadar
5,0 mg %
II
Badan atas
9,0 mg%
III
11,4 mg%
IV
12, 4 mg %
16,0 mg%
Bilirubinometer Transkutan
Berguna sebagai alat penapisan
Pengukuran TcB cukup akurat pada sebagian
besar bayi dengan TSB < 15mg/ dL.
Tidak akurat setelah fototerapi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang kadar bilirubin
serum total saat tanda klinis ikterus pertama
ditemukan sangat berguna untuk data dasar
mengamati penjalaran ikterus ke arah kaudal
tubuh.
Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat
kehamilan dan bayi pada saat kelahiran.
MANAJEMEN
Ikterus fisiologis tidak memerlukan
penanganan khusus dan dapat rawat jalan
dengan nasehat untuk kembali jika ikterus
berlangsung lebih dari 2 minggu.
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu
untuk menyusui secara dini dan ASI
ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
FOTOTERAPI
BUKAN SINAR UV!
Panjang gelombang cahaya 450 sampai 460
nm
Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm
Gelombang sinar putih: 380 sampai 700 nm
Spectral Irradiance: 30 W/cm2 /nm
FOTOTERAPI
Isomer bilirubin non konyugasi natural :
ZZ
ZZ
ZZ
Foto isomerisasi
lumibilirubin
ZZ
produk fotooksidasi
Struktural isomerisasi
fotooksidasi
Hari ke 1
kadar bilirubin,
mg/dl; (umol/l)
Setiap terlihat ikterus
Hari ke 2
15 (260)
Hari ke 3
18 (310)
16
Hari ke 4 dst
20 (340)
17 (290)
(270)
Fototerapi Intensif
Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya
putih, cahaya
Fototerapi Intensif
Daerah permukaan: maksimal, lepas
semua pakaian kecuali popok, popok juga
dapat dilepas
Dilakukan secara kontinyu
Jaga status hidrasi
Komplikasi fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
Pemisahan ibu dengan bayi
Peningkatan insensible water loss dan
dehidrasi pada bayi prematur
Bronze-baby syndrome (bayi dengan ikterus
kolestatik)
TRANSFUSI TUKAR
Transfusi Tukar
Volume Ganda
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg
Partially packed
Red Blood Cells
Produk sisa
Gagal jantung
Emboli udara
Trombositopenia
Sepsis bakteri
Enterokolitis nekrotikans