Sosiologi Hukum
Sosiologi Hukum
HUKUM
Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara
Dr. Bambang Widodo Umar
BUKU ACUAN :
MODUL BELAJAR
1.Pemahaman Sosiologi Hukum
2.Pendekatan Sosiologi Hukum
3.Hukum & Moralitas
4.Hukum Modern & Rasional
5.Hukum & Keadilan Sosial
6.Hukum Dalam Konteks Perubahan
Sosial
7.Teori-teori Sosiologi Hukum
8.Realita Penegakan Hukum
9.Supremasi Hukum
PEMAHAMANNYA :
MASYARAKAT
NILAI
MENTALITA (AKTIVITAS JIWA,
CARA BERFIKIR,
BERPERASAAN)
YG TERBENTUK DR PERILAKU
MANUSIA MENJADI SEJUMLAH
ANGGAPAN
NORMA
UKURAN TTG SEJUMLAH
PERILAKU YG DITERIMA &
DISEPA-KATI SECARA UMUM
OLEH MASYARAKAT
(VOLKWAYS, MORES,
CUSTOMS, LAWS).
QUID JURIS
Peraturan-Peraturan
Logika
Kepentingan
Seragam
Praktis
Pengendalian
QUID FACTI
Struktur Sosial
Akal budi
Moral
Bervariasi
Alamiah
Keseimbangan
PERILAKU NORMATIF
(Emile Durkheim)
ATMOSPHERE
Suasana
KEWIBAWAAN HUKUM
STRUKTUR
Pengembangan
&
Pemeliharaan
UNITY
Kekompakan
FUNGSI/TUGAS
PRESSURE
Desakan
LEMBAGA
PENEGAK HUKUM
KEPATUHAN
HUKUM
OBYEKTIF
PENDEKATAN
SOSIOLOGIS
SUBYEKTIF
PERILAKU
KRITIS
KREATIF
TERPOLA
INSTRUMENTAL
PERILAKU SOSIOLOGIS
(Emile Durkheim)
PER
NG
TA
DA
SA
MA
KU
POTENSI
MANUSIA
LA
KU
TE
RA
PA
N
PE
RI
ILA
Kepaduan (cohesiveness)
Komitmen (commitment)
Mengarahkan
Mengubah
Mengendalikan
An
Me da
Jk mu tdk
bu han kul dpt
ku ya bo
blj la
rd
M
r
M em
e m co b
pr a
ak
te
kk
an
SISTEM HUKUM
(Friedman)
Adl seperangkat operasional hukum yg meliputi
sub-sistem hk, struktur hukum, & budaya hukum
Substansi hukum meliputi : aturan, norma, &
pola perilaku (hk yg tertulis & hk yg berlaku
hidup dalam masyarakat).
Struktur Hukum meliputi : tatanan daripada
elemen lembaga hukum (kerangka organisasi &
tingkatan dr lembaga kepolisian, kejaksaan,
kehakiman, pemasyarakatan, kepengacaraan).
Budaya hukum meliputi : nilai-nilai, normanorma & lembaga-lembaga yg menjadi dasar
daripada sikap perilaku hamba hukum.
INTERDEPENDENSI HUKUM
1.
2.
3.
Hukum dg Organisasi.
Hukum & keadilan sosial.
Hukum & kekuasaan.
INTERDEPENDENSI HUKUM DG
ORGANISASI
HUKUM
Input ke dlm
organisasi
adl input
bagi peraturan
ORGANISASI
INTERDEPENDENSI HUKUM DG
KEADILAN SOSIAL
perilaku individu +
Tuntutan individu -
INDIVIDU
kesejahteraan > 0
MASYARAKAT
INDIVIDU
kesejahteraan < 0
MASYARAKAT
INTERDEPENDENSI HUKUM DG
KEKUASAAN
HUKUM
Intput lemahnya
Hukum adl output
menguatnya
kekuasaan
Input menguatnya
Hukum adl
Output melemahnya
kekuasaan
KEKUASAAN
Kepentingan
Kolektif
Masyarakat
milieu
Masyarakat
Sui genneris
Moralitas
Keterikatan
kelompok
Otoritas
Disiplin
Otonomi
Ilmu
ORGANIS
MEKANIS
Masy.sederhana
Masyarakat
segmental
HUKUM REPRESIF
KESADARAN KOLEKTIF
(Collective Conscience)
Masyarakat modern
HUKUM RESTITUTIF
TUJUAN HUKUM
1. KEADILAN SOSIAL
2. KEBENARAN
3. KEMANFAATAN
SOSIAL
PEMBANGUNAN NAS
PERUBAHAN
SOSIAL
MASALAH
SOSIAL
NETRALITAS
HUKUM
activism
Judicial crime
Kejahatan yg dilakukan aparat penegak
hukum, yg salah guanakn jabatan yg buat
org bersalah atau tidak.
Criminal lawyer, jadi langganan para
penjahat &penjahat terorganisir.
=>merekayasa alibi, pengaruhi polisi dlm
buat berita acara, menakuti saksi,
menyuap hakim, ancam hakim
MASALAH SOSIAL
Secara umum masalah sosial merupakan penyimpangan
perilaku individu maupun lembaga di dalam masyarakat
yg dirasakan mengganggu, berbahaya dan merugikan
bagi kepentingan orang banyak atau masyarakat umum.
BIDANG-BIDANG PERMASALAHAN SOSIAL :
1.
2.
3.
4.
Folkways
Mores
Customs
Laws
Perangkat peran
- Fungsi lembaga.
Perilaku peran
- Peran lembaga.
Kegagalan berperan - Pros pelembagan.
Konflik peran
- Kepentingan lembaga.
ALIENASI
(Ketidakberdayaan, ketidakberartian,
ketiadaan norma, keterpencilan, keterasingan,
ketidakseimbangan diri)
Keterasingan diri atas karyanya di dlm
masyarakat
atau kelompok, disertai
perasaan tanpa norma, tanpa arti, tanpa
daya,
tanpa
kemampuan,
tanpa
perhatian, merasa rendah diri, terisolasi,
dan tersingkir dlm kehidupan.
ANOMI
Nilai-nilai
lama
telah
ditinggalkan
sedangkan nilai baru belum terbentuk.
ANOMALI
Bentuknya berupa pelanggaran thd normanorma sosial yg tlh melembaga atau mapan,
tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan
perubahan scr substansial cara utk mengatasi
masalah.
INVOLUSI
Involusi
adalah
kemunduran,
kemerosotan
kebudayaan kr ketidakseimbangan yang terjadi di
dalam kehidupan sosial sudah mencapai bentuk
yang pasti, namun tidak berhasil diseimbangkan
atau diubah menjadi suatu pola baru, justru terus
berkembang hingga menjadi semakin rumit.
Bentuknya
berupa
peningkatan
teknik
melangsungkan kehidupan atas dasar ketertutupan
(exclucivisme), dlm konteks mekanisme daya
tahan masyarakat (defence-mechanisme), hingga
sikap sosial mengalami dehumanisasi, kepekaan
sosial menghilang, persepsi sosial menjadi kabur,
kebanggan
hanya
pada
lambang-lambang
kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan panik
POLARISASI
STEREOTIPE
PATOLOGI SOSIAL
KRISIS
Krisis adalah
proses melemahnya daya
pengikat sosial berupa nilai-nilai, lembagalembaga, fungsi-fungsi, status-status, perananperanan, mekanisme, cara-cara hidup dalam
masyarakat
CRIME
criminal justice
Penyelundupan
(smuggling)
sbg
bentuk
kejahatan konvesional yg berdimensi baru,
memanfaatkan teknologi komunikasi, transpotasi
(kapal curah, container, cargo air transportation,
diplomatic bag dll).
Penyebaran hama & penyakit mll bahan
makanan import kadaluarsa, baik berasal dr ngr
pengeksport yg kondisi alat angkutnya buruk,
maupun yg tertahan di pelabuhan tujuan.
Pasar gelap (black market) barang-2 terlarang
spt makanan, minuman, drug mll pengemasan &
peredaran yg tdk konvensional (pembuangan
limbah 3B, debt collector).
TERORISME
PENCEGAHAN KEJAHATAN
Faktor
Pencegahan
=
antisipansi
sebelum
masalah terjadi, penanganan kejahatan
pada hulu permasalahan.
Mengendalikan
keadaan agar
dimanfaatkan utk berbuat jahat.
Pengenalan
metode
penanganan
kejahatan,
serta
peluang
terjadinya
kejahatan sejak dini (sejak anak-anak
melalui pembinan terhadap kenakalan
remaja.
tidak
JUDICIAL ACTIVISM
JUDICIAL CRIME
Kejahatan yang dilakukan olh aparat
penegak hukum dlm konteks jabatan
dan kekuasaannya untuk menetapkan
seseorang atau sekelompok orang
salah atau tdk salah
dg cara
menyimpangkan perkara dari tujuan
hukum, dengan menguntungkan diri
sendiri & merugikan fihak lain yg
berperkara serta
merusak tatanan
hukum.
CRIMINAL LAWYER
Aktivitas lawyer yang menjadi langganan
para penjahat khususnya penjahat yg
terorganisir.
Pekerjaan
mereka
a.l
:
merekayasa alibi, mengatur pertemuan yb
bersifat tersembunyi, mempengaruhi polisi
dlm membuat berita acara, menakut-nakuti
saksi, mengaburkan peristiwa/ perkara
melalui mass media, menyuap aparat
gakkum, hingga mengancam hakim.
PERILAKU KOLEKTIF
PANIK
Kondisi emosional yg diwarnai olh keputusasaan & ketakutan yg tdk terkendali, disertai
penyelematan diri scr kolektif yg didasari olh
sikap histeris.
Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr
tekanan jiwa (stress) berkepanjangan, berada
dalam keadaan sangat berbahaya & hanya
memiliki kemungkinan membebaskan diri scr
terbatas.
Setiap orang menempuh cara utk melindungi
dirinya sendiri.
Peran kepemimpinan sangat penting dlm
suasana
kepanikan
(mengorganisasi
agr
kerjasama; hilangkan ketidak pastian dg cara
memberi arahan & bangun percaya diri).
DESAS-DESUS
GERAKAN SOSIAL
CIVIL DISOBEDIENCE
HUMAN SECURITY
(Keamanan Manusia)
INDUSTRI KEAMANAN :
Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah,
kendaraan, kecelakaan, harta, pekerjaan,
perjalanan).
Pengawalan, patroli, jaga malam.
Detektif swasta.
Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm,
mata elektronik, senjata api, foto kamera).
Praktek dokter.
Akutansi.
GRAND THEORY
LOWER THEORY
PROBLEM MAKRO
STRATEGIS
PROBLEM MESSO
TAKTIS
PROBLEM MIKRO
TEKNIS
MASALAH KELEMBAGAAN
MASALAH ORGANISASI
MASALAH
INDIVIDU
Masalah Makro :
- Hak Atas Kekayaan Intelektual.
- Fungsi Lembaga Arbritase.
- Sistem Kepolisian Nasional.
Masalah Messo :
- Persaingan Usaha.
- Kepailitan Perusahaan.
- Transaksi Bisnis Nasional Internasional.
- Peranan lembaga.
- Perbankan.
Masalah Mikro :
- Perlidungan konsumen.
- Perlindungan wanita.
- PHK.
- Kenakalan remaja.
Contoh:
Grand Theory
TEORI FUNGSIONAL
Grand Theory
TEORI KONFLIK
Lower Theory
ANOMI
(Emile Durkheim)
Anomi adalah keadaan deregulation dalam
masyarakat,
karena
tidak
ditaatinya
aturanaturan yang telah mapan (aturan lama
ditinggalkan sedangkan aturan baru belum
ada), kehidupan menjadi seolah-olah tanpa
pedoman, orang sulit manangkap apa yang
diharapkan dari orang lain baik untuk bersikap
maupun bertindak, sehingga keadaan menjadi
galau atau membingungkan.
ANOMI
(R.K.MERTON)
Innovation (pembaharuan) adalah keadaan di mana
tujuan dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan
tetapi tdk terjadi perubahan sarana yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan. Masyarakat masih ada yang
percaya dengan cara-cara lama untuk mencapai tujuan,
namun beralih menggunakan sarana baru jika menemui
halangan terhadap cara yang digunakan untuk mencapai
kesusksesan.
Conformity (menyetujui) adalah suatu keadaan di mana
warga masyarakat menerima tujuan dan saranasarana
baru (legitimate mean) yang berkembang di masyarakat
karena ada tekanan sosial. Di sisi lain meskipun
masyarakat memiliki sarana yang terbatas tetapi tidak
melakukan
penyimpangan,
mereka
melanjutkan
pencapaian tujuan hidup dan percaya atas legitimasi
sarana-sarana konvensional dengan mana kesusksesan
akan dicapai.
EXCHANGE THEORY
(Peter Blau)
Premis-premisnya :
Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh sistem
stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan wewenang.
Perbedaan status dlm masyarakat berakibat adanya
perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga,
status yg rendah ditentukan olh status yg tinggi.
Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin
para anggota merasa puas thd kepemimpinannya,
atau memahami apa yang diharuskan olh pimpinan,
karena setiap pertukaran salalu diikuti oleh pamrih atau
balasan.
Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat
tergantung pd hasil perbandingan cost dan reward yg
menguntungkan semua pihak.
Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan
melalui kekuasaan yg memaksa.
TEORI LABELING
(Micholowsky)
Premis 1:
Bertemunya dua budaya besar.
Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan
pada batas daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan
tersebut mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara
mereka baik dalam kaitan agama, orientasi kerja, cara
berdagang dan budaya minum-minuman keras, judi dan lainlain yang dapat mernperlemah budaya kedua belah fihak.
Premis 2:
Budaya besar menguasai budaya kecil.
Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya
memperluas daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini
terjadi biasanya dengan menggunakan undangundang
dimana suatu kelompok budaya diperlakukan untuk daerah
lain.
Premis 3:
Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya
lain.
Konflik budaya timbul karena orangorang yang hidup dalam
budaya tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.
SUB-CULTURE THEORY
TEORI KONSPIRASI
(Mathias Brockers)
REALITAS HUKUM
(Law on books & Law in action)
Terjadinya perbedaan karena :
CIVIL LAW
(Eropa Kontinental)
Peranan ngr dlm
pembuatan UU dominan
Hk tertulis sbg
andalan bagi
kepastian hk
ORIENTASI
PERSPEKTIF HUKUM
KOMPONEN
PEMBUATAN
MASYARAKAT
FUNGSI
CAMMON LAW
(Anglo Saxon)
Hk tertulis & konvensi
Mendapat tempat yg
penting
Hakim dpt membuat hk mll
Vonis-2 tanpa hrs terikat
pd hk tertulis
KEADILAN DIUTAMAKAN
PELUANG
CAMMON LAW
Partisipatif dg
mengundangkan
seluas-luasnya
parmas baik scr
individu maupun
kelompok
Aspiratif,
memenuhi kehendak masyarakat
yg dkontestasikan
scr demokratis
CIVIL LAW
Sentralistik karena
pembuatannya lbh
banyak ditentukan
olh lbg-2 ngr trtm
pemerintah
Positivis instrumen
talis dlm arti isinya
lbh mencerminkan
kehendak atau alt
justifikasi atas pro
gram yg akan
dilakukan pmrth
Interpretatif krn
Limitatif karena
hanya memuat
memuat kttn prin- mslh-2 pokok utk
sip scr rinci & ketat ditafsirkan dg prtn
shg tdk dpt diinter- rendah yg dibuat
pretasikan scr sepi- olh pemrth, dmn
hak olh pmrth,
interpretasi sekekecuali hal-2 teknis dar menyangkut
hal-2 teknis
YURISPRUDESIAL
Peraturan-Peraturan
Logika
Universal
Partisipan
Praktis
Pengendalian
SOSIOLOGICAL
Struktur Sosial
Perilaku
Bervariasi
Pengamat
Alamiah
Keseimbangan
HUKUM
* Perwujudan nilai-2 normatif (abstrak)
* Instrumen utk pengendalian sosial
SOSIOLOGI
Memenuhi kebutuhan konkrit (aturan main)
dalam kehidupan msyarakat
STATE
FEED BACK
RULE MAKING
INSTITUTION
NORM (Obyektivasi)
Rule
Occupatio
n
SANCTION (Internalisasi)
FILSAFAT
KEBENARAN :
apa
mengapa
bagaimana