Anda di halaman 1dari 10

1

Perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,


Perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf,
baik berupa huruf maupun huruf yang telah disusun
baik berupa huruf maupun huruf yang telah disusun
menjadi kata, kelompok kata atau kalimat.
menjadi kata, kelompok kata atau kalimat.
Keseluruhan ketentuan yang mengatur perKeseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan
lambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan
dan penggabungannya yang dilengkapi pula
dan penggabungannya yang dilengkapi pula
dengan penggunaan tanda baca.
dengan penggunaan tanda baca.

FONOLOGI
MORFOLOGI
SINTAKSIS

Tahun 1901
Terbit buku Kitab Logat Melajoe
Disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen,
dibantu oleh
Engku Nawawi gelar Soetan Mamoer
dan

Diresmikan dan ditetapkan


berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Nomor : 264/Bhg.A,
tanggal 19 Maret 1947.

Disusun oleh Priyono dan


Katopo berdasarkan Surat
Keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Nomor : 448/S,
tanggal 19 Juli 1956

Ejaan LBK (Lembaga Bahasa


dan Kesusastraan), sekarang
bernama P3B (Pusat
Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa),
ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan,
Nomor : 062/67, tanggal 19
September 1967.

Disusun oleh Slamet Mulyana (Indonesia) dan Syed


Nasir bin Ismail (Malaysia) pada tahun 1959. Ejaan ini
gagal diresmikan karena terjadi ketegangan politik
antara Indonesia dan Malaysia

3
EYD diresmikan oleh Presiden Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16
Agustus 1972. Peresmian yang diumumkan pada Sidang DPR itu,
diperkuat dengan KEPPRES Nomor 57 Tahun 1972, bersamaan
dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, selanjutnya Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan ditetapkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus 1972,
LAMA
E.Y.D.
dan dinyatakan dengan resmi berlaku di EJAAN
seluruh
Indonesia.
1.

Perubahan huruf :

dj jika
tj pertjaja
nj njata
sj sjukur
ch achir
j - jakin

j jika
c percaya
ny nyata
sy syukur
kh akhir
y yakin

2.

Huruf F, V, dan Z, yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing, diresmikan pemakaiannya.
Contoh : khilaf, fisik, zakat, valuta.

3.

Huruf Q dan X, yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan. Contoh :
furqan, xenon.

4.

Penulisan di sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan. Contoh : sebagai
awalan di - : dicuci; dikerjakan. Sebagai kata depan di : di kantor; di sekolah.

5.

Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Contoh : anak-anak bukan anak2;
bermain-main bukan bermain2.

Secara Umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah :


1) Pemakaian huruf; 2) Penulisan kata; 3) Penulisan tanda baca;
4) Penulisan singkatan dan akronim; 5) Penulisan angka dan lambang bilangan;
6) Penulisan unsur serapan.

Mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai


untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat/
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi.
Kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar
kosakata/perbendaharaan kata bahasa itu.

Membedakan secara cermat denotasi dan


konotasi.

Menghindari jargon dalam tulisan untuk


pembaca umum.

Membedakan dengan cermat kata-kata


yang hampir bersinonim.

Menggunakan kata-kata ilmiah dalam


situasi khusus.

Membedakan kata-kata yang mirip


dengan ejaan.

Menghindari kata-kata slang.

Menghindari pemakaian kata-kata ciptaan


sendiri.

Tidak menggunakan kata percakapan


dalam tulisan.

Selalu waspada terhadap penggunaan kata


asing.

Hindari pemakaian kata usang.

Kata kerja yang menggunakan kata depan


digunakan secara idiomatis.
Membedakan kata umum dan kata
khusus.
Memperhatikan perubahan makna pada
kata yang sudah dikenal.
Memperhatikan pilihan kata.

MAKNA ASOSIATIF
KONOTATIF
Merupakan sikap emosi
pribadi, emosi lingkungan/
sikap sosial yang dikenakan
terhadap makna denotatif
sebuah kata.
Contoh :
- mati; meninggal; wafat
- bunting; hamil; duduk
perut

REFLEKTIF
Menghubungkan denotatif
suatu kata dengan makna
denotatif yang lain,
biasanya cenderung pada
yang bersifat tabu/kurang
sopan.
Contoh : Kata butuh
(berasal dari Kalimantan);
kata semangat
(berasal dari Malaysia).

STILISTIK
Berhubungan dengan gaya
mengarang, lingkungan
masyarakat pemakai bahasa.
Contoh : bahasa profesi
(iklan, manajemen, hukum);
status bahasa (bahasa percakapan, bahasa sopan);
modalitas bahasa (bahasa
memorandum, bahasa
kuliah); gaya pribadi (gaya
Soekarno, Suharto, Sutan
Takdir Alisyahbana, Taufik
Ismail)

Gejala Semantis pada kata atau konstruksi yang


hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan
memperhatikan situasi pembicaraan.
Contoh :

a. Kita harus berangkat sekarang.


b. Harga barang naik semua sekarang.
c. Sekarang pemalsuan barang terjadi di mana-mana.

KOLOKATIF
Lebih banyak berhubungan
dengan makna dan frasa
sebuah bahasa.
Contoh :
1. indah, bagus, cantik, molek.
2. kencang, keras, deras,
cepat, lekas, laju.
3. dara, gadis, perawan.
4. penelitian, pemeriksaan,
pengawasan, penilaian.
5. medan, forum, gelanggang,
arena.

Paragraf : Merupakan inti penuangan buah


pikiran dalam sebuah karangan.

1. Pembuka : Sebagai pengantar kepada masalah


yang akan diuraikan.
2. Penghubung : Berisi inti persoalan yang akan
dikemukakan.
3. Penutup : a. Akhir sebuah karangan.
b. Berisi kesimpulan dari paragraf penghubung.
c. Penegasan kembali yang diungkapkan
paragraf penghubung

Langkah-langkah Pengembangan :
1. Pikiran Utama
2. Pikiran Penjelas

Kalimat Utama
Kalimat Penjelas

2
1.

Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan/satu topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
harus merupakan kesatuan/tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2.

Koherensi
Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan/tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri
sendiri/terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan/koherensi.

3.

Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik/kalimat utama.

1.

Narasi
Karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa secara kronologis (penyejarahan).

2.

Eksposisi
Karangan yang memaparkan/menjelaskan sesuatu kepada pembaca
berdasarkan data-data yang lengkap.

3.

Deskripsi
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/kalimat utama.

4.

Argumentasi
Karangan yang mengemukakan pendapat/alasan/bukti yang kuat dengan
tujuan untuk meyakinkan pembaca.

5.

Persuasi
Karangan yang bertujuan untuk mengajak, mendorong, membujuk, dan
mempengaruhi pembaca agar mau mengikuti kemauan si penulis.

(Konseptual; Leksikal)

MAKNA KATA

: Berhubungan erat dengan masyarakat pemakai


bahasa. Makna kata berkembang sesuai dengan
keperluan pemakai bahasa.
Makna kata dapat menyempit dan meluas.
Makna
menyempit

Cakupan makna dahulu lebih luas dari


makna sekarang.

Contoh :

Makna Dahulu

a. Sarjana

- orang yang banyak


- gelar lulusan
ilmu pengetahuan
perguruan
(cendikiawan)

tinggi
b. Madrasah

Makna
meluas

Makna Sekarang

- sekolah

- sekolah Agama
Islam

Cakupan makna sekarang lebih luas dari


makna dahulu.
Contoh : - Bapak
saudara
- ibu

- putra-putri

3
1) Menentukan topik/tema; 2) Menentukan tujuan; 3) Mengumpulkan bahan;
4) Membuat kerangka karangan; 5) Membuat karangan.
1.
2.
3.
4.
1.

Deduktif
umum ke khusus (awal paragraf)
Induktif
khusus ke umum (akhir paragraf)
Deduktif - Induktif
awal dan akhir paragraf
Tersirat
tidak tersurat, tersirat menjiwai seluruh kalimat dalam paragraf.
Contoh Deduktif
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa pada zaman dahulu dan sekarang. Pada
zaman dahulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajah. Pada zaman sekarang, mereka dapat
merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk
mengembangkan diri mereka pada masa sekarang ini cukup terbuka, hanya bergantung kepada kegiatan
mereka masing-masing.

2.

Contoh Induktif
Kebudayaan suatu bangsa dapat dikembangkan dan diturunkan generasi-generasi mendatang
melalui bahasa. Semua yang berada di sekitar manusia misalnya peristiwa hasil karyanya dapat
diungkapkan kembali dengan bahasa. Semua orang menyadari bahwa semua kegiatan dalam masyarakat
akan lumpuh tanpa bahasa. Oleh sebab itu, bahasa adalah alat komunikasi yang penting, efektif, dan
efisien.

3.

Contoh Deduktif - Induktif


Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang amat penting. Dengan bahasa seseorang
dapat menyampaikan isi hatinya kepada orang lain. Dengan bahasa itu pula seseorang dapat mewarisi dan
mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya kepada orang lain. Jelaslah bahwa bahasa
merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia.

4.

Contoh Tersirat
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya
tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari
kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali menggila
seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api bergema-gema menerobos ke relung-relung
rumah di sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar azan subuh menyongsong hari baru dan menyatakan
selamat tinggal hari kemarin.

Anda mungkin juga menyukai