Anda di halaman 1dari 40

Independensi Bank Sentral

Model Rogof
Rogof (1985) menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah time
inconsistency kebijakan moneter, maka kebijakan moneter sebaiknya
didelegasikan kepada bank sentral yang independen dan konservatif
Bank sentral yang independen dan bersifat inflation averse akan
mampu mengurangi rata-rata inflasi, tetapi akan meningkatkan
variabilitas output
Artinya adalah bahwa bank sentral yang konservatif dapat
mengurangi inflation bias yang disebabkan oleh kebijakan moneter
yang time inconsistent, tetapi di sisi lain kurang berperan dalam
menstabilkan output
Pada konsep ini publik diasumsikan mempunyai dua pilihan untuk
mencapai tujuan stabilitas harga, yaitu:
mencapai sendiri (dengan pembentukan pemerintah)
mendelegasikan kebijakan moneter kepada bank sentral yang konservatif
dengan tugas yang fokus pada stabilitas harga
Delegasi Kepada
Pemerintah
Pemerintah meminimumkan fungsi kerugian

Subject to: kurva Philips

Asumsi
Fungsi kerugian menjadi:

Substitusi fungsi kendala ke fungsi objektif


Delegasi Kepada
Pemerintah
OptimisasiFOC

Masyarakat membuat ekspektasi sebelum pemerintah


mengambil kebijakan

Inflasi ; varians inflasi

Output ; varians output


Delegasi Kepada
Pemerintah
Jika mandat kepada pemerintah, maka akan
terjadi inflation bias, karena
Semakin tinggi preferensi terhadap stabilisasi
output (b), maka inflasi akan menjadi semakin
tinggi, dimana dan

Memberikan mandat kebijakan moneter kepada


pemerintah yang pro growth, tidak akan
meningkatkan output secara rata-rata, sebab
output secara rata-rata adalah 0 (karena ),
sehingga ,
tetapi hanya akan mengurangi volatilitas output,
dimana
Delegasi kepada Bank Sentral yang
Konservatif
Inflasi

Output

adalah preferensi bank sentral konservatif terhadap


stabilisasi output, yang nilainya lebih rendah daripada
preferensi pemerintah terhadap stabilisasi output (b)
karena bank sentral yang konservatif lebih inflation averse,
sementara pemerintah lebih pro growth, sehingga
Dengan demikian, mendelegasikan kebijakan moneter
kepada bank sentral yang konservatif akan dapat mencapai
tingkat inflasi yang lebih rendah daripada jika kebijakan
dimandatkan kepada pemerintah
Teori Independensi Bank Sentral

Independensi berarti bebas secara total dari


pengaruh politik dan birokrasi.
Fischer (1995) menggambarkan sebuah bank
sentral yang independen sebagai sebuah
bank sentral yang memiliki independensi
tujuan dan independensi instrument.
B.W Frazer (1994), independensi adalah
kebebasan bank sentral dalam menjalankan
kebijakan moneter yang tidak didikte oleh
pertimbangan politik.
Teori Independensi Bank Sentral

Model neoklasik merupakan dasar dari


sebagian besar literatur independensi
bank sentral.
Model ini mengasumsikan bahwa inflasi
terutama ditentukan oleh pertumbuhan
uang beredar yang dikontrol oleh bank
sentral. Sedangkan tingkat
pengangguran ditentukan oleh upah riil
dan kebijakan yang tidak diantisipasi.
Alasan yang Mendukung
Independensi Bank Sentral
Bank sentral yang independen bisa menstimulus
perekonomian secara lebih efektif karena sangat kecil
kemungkinan bagi agen ekonomi untuk bisa
mengantisipasi kebijakan moneter yang ekspansif
daripada ketika bank sentral berada di bawah Kontrol
politisi (Cukierman , 1992 dalam Hall dan Franzese,
1997).
Bank sentral yang independen bisa menurunkan siklus
bisnis politik yang dihasilkan dari manipulasi kebijakan
moneter menjelang pemilu dan gejolak politik setelah
pemilu (Nordhaus (1975), Beck (1982), Alesina (1988)
dan Clark (1995) dalam Hall dan Frenseze, 1997)).
Alasan yang Mendukung
Independensi Bank Sentral
Kebutuhan akan bank sentral yang
independen didasarkan pada adanya
masalah time inconsistency yang dihadapi
oleh pemerintah.
secara teori independensi bank sentral
mengimplikasikan inflasi yang rendah, dan
dalam prakteknya ternyata negara
dengan independensi bank sentral yang
tinggi mempunyai inflasi yang rendah
dibandingkan dengan negara yang bank
sentralnya berada di bawah kendali
pemerintah. Sehingga ada kesesuaian
Alasan yang Menentang
Independensi Bank Sentral
Disisi lain, ada beberapa pendapat yang menentang
independensi bank sentral. Alasannya antara lain adalah:
Bank sentral yang independen menghalangi adanya
koordinasi dalam kebijakan ekonomi.
Bank sentral yang independen akan menghapus insentif
pemerintah untuk menghindari kebijakan yang inflasioner.
Independensi bank sentral tidak sesuai dengan konsep
demokrasi. Karena dinyatakan bahwa trade of output
inflasi adalah murni keputusan politik dan akan terjadi
dalam control demokrasi
Bank sentral secara intrinsik adalah konservatif, dan para
politisi mungkin tidak sepaham dengan pengelola bank
sentral tentang kelayakan kebijakan moneter tanpa
keinginan untuk meningkatkan inflasi.
Jenis-Jenis Independensi

Institutional independence
Goal independence
Instrument independence
Personal independence
Financial independence
Institutional
independence
menyatakan bahwa kedudukan lembaga bank sentral berada
di luar pemerintah dan bebas dari campur tangan pemerintah
dan atau pihak lain
Bank sentral mempunyai fokus tujuan dan tugas tertentu
yang ditetapkan oleh undang-undang
Keberadaan pimpinan bank sentral berada di luar susunan
cabinet pemerintah
Independensi kelembagaan ini disertai dengan penguatan
akuntabilitas dan transparansi kepada publik secara langsung
dan atau melalui parlemen
Pada umumnya, lembaga bank sentral yang modern berada
di luar organisasi pemerintah, seperti federal Reserve
Amerika Serikat, European Central Bank (ECB), Bank of Japan
(BoJ), Reserve Bank of New Zealand, dan masih banyak lagi
Goal independence
kebebasan bank sentral dalam menetapkan sasaran akhir
kebijakan moneter (seperti sasaran inflasi, pertumbuhan ekonomi,
dan lain sebagainya)
Independensi ini bervariasi mulai dari yang tinggi (penuh) sampai
pada independensi tujuan yang rendah (terbatas)
Independensi yang tinggi seperti di Amerika Serikat, dimana
undang-undang hanya menyebutkan tujuan-tujuan yang harus
dicapai sementara Federal Reserve memiliki kebebasan untuk
menentukan prioritas sasaran akhir kebijakan moneternya
Independensi tujuan yang rendah seperti di Selandia Baru dan
Kanada. Penetapann sasaran inflasi dinegosiasikan atau ditetapkan
bersama antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral
Sementara itu derajat independensi tujuan yang paling rendah
seperti di Inggris, dimana sasaran akhir inflasi ditetapkan oleh
menteri keuangan
Goal independence
Dari praktek yang dapat diamati dapat dinilai goal independence
sbb:
1. The Fed AS yang paling goal independence: Dengan mandat
tujuan yang jamak, The Fed mempunyai keleluasaan untuk
menetapkan preferensi sasaran akhir kebijakan moneter,
apakah stabilitas harga atau peningkatan kesempatan kerja.
2. The ECB memiliki derajat goal independence yang relatif
terbatas: Tujuan bank sentral telah ditetapkan sbg
pencapaian kestabilan harga, tetapi tidak memberikan batas
waktu. ECB bisa menentukan sasaran inflasi sesuai dengan
preferensi jangka pendek. Juga di Jepang dan Swedia.
3. Inggris, Kanada, Selandia Baru mempunyai tingkat goal
independence yang paling rendah. Tidak hanya tujuan
kestabilan harga ditetapkan UU, tetapi juga sasaran akhir
target inflasi ditetapkan oleh Pemerintah.
Debat penentuan target akhir kebijakan moneter (inflasi) oleh
Pemerintah vs. oleh bank sentral sendiri
Instrument
independence
kebebasan bank sentral dalam menggunakan instrument
moneter dan menetapkan sendiri target-target operasional
kebijakan moneter untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan

Independensi instrument dapat berupa kewenangan penuh bank


sentral dalam menetapkan jumlah uang beredar dan atau suku
bunga, serta larangan pemberian pinjaman oleh bank sentral
kepada pemerintah
Pada umumnya bank sentral yang modern memiliki independensi
instrument sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mengarahkan kebijakan
yang ditempuhnya untuk mencapai sasaran akhir yang telah
ditetapkan. Fedres, ECB dan BoJ adalah beberapa contoh bank
sentral yang memiliki kewenangan penuh dalam menetapkan
suku bunga
Instrument
independence
Bofinger (2001) menunjukkan tiga elemen independensi
instrumen:
1. Pengendalian suku bunga jangka pendek sbg sasaran
operasional
2. Pengendalian nilai tukar sbg sasaran operasional
tambahan dalam konteks perekonomian terbuka
3. Pembatasan pinjaman dari bank sentral kepada
pemerintah.
Dari praktek yang dapat diamati dapat dinilai instrument
independence sbb:
1. Umumnya penetapan suku bunga operating target
diserahkan sepenuhnya kepada bank sentral. Tetapi
juga kemungkinan pemerintah intervensi thd
keputusan suku bunga bank sentral, spt di Inggris,
Kanada, Selandia Baru.
2. Kewenangan pengendalian nilai tukar bervariasi. ECB
diberi kewenangan dalam UU, sementara di negara lain
kewenangan kebijakan nilai tukar dapat pula diberikan
kpd pemerintah.
Personal independence
kemampuan dan kewenangan gubernur bank sentral sebagai
badan pembuat kebijakan untuk menolak campur tangan
pemerintah dan atau pihak lain dalam melaksanakan tugas-tugas
yang ditetapkan undang-undang
Kebebasan bank sentral untuk menolak atau tidak menghiraukan tekanan
dari pemerintah, parlemen, atau pihak2 lain dalam kebijakan moneternya.
Umumnya dicerminkan dari susunan, tatacara pengangkatan, hingga
mekanisme pertanggung jawaban Dewan Gubernur bank sentral.
Independensi personal dapat terwujud antara lain melalui penetapan
masa jabatan dewan gubernur yang berbeda dengan masa jabatan
pemerintah, akhir masa jabatan dewan gubernur secara berjenjang,
persetujuan anggota dewan gubernur oleh parlemen, kompetensi
professional dan integritas yang tinggi dari anggota dewan gubernur,
serta status hukum khusus undang-undang bank sentral
Sebagai gambaran, beberapa contoh bank sentral yang memiliki
status independensi personal yang tinggi antara lain ECB, FedRes,
BOC dan BoJ
Personal independence
Bank Sentral Badan penguasa tertinggi Jumlah anggota Masa penugasan

Eropa Governing Council 6 Dewan Eksekutif, 11 Min 5 th: Gubernur bank sentral
Gubernur bank sentral negara anggota.
negara anggota Min 8 th: Dewan Eksekutif.

Amerika Serikat Federal Open Market 7 Dewan Gubernur, 5 7 th: Dewan Gubernur
Committee Presiden Federal Reserve
Banks

Inggris Monetary Policy Committee Gubernur, 2 Deputi 5 th: Gubernur dan Deputi
Gubernur, 6 anggota Gubernur
khusus 3 th: anggota khusus
Kanada Executive Committee Gubernur, Deputi 5 th: Gubernur dan Deputi
(Governing Council) Gubernur, 5 Direktur Gubernur
3 th: Direktur
Jepang Policy Board Gubernur, 2 Deputi 5 th
Gubernur, 6 anggota
khusus
Selandia Baru Governor Gubernur 5 th
Financial independence
kewenangan yang diberikan undang-
undang kepada bank sentral untuk
menetapkan dan mengelola anggaran dan
aset kekayaan tanpa persetujuan oleh
parlemen
Pertanggunjawaban pengelolaan
keuangan bank sentral dilakukan melalui
audit oleh auditor independen yang
hasilnya dipublikasikan kepada
masyarakat
Pengukuran Independensi Bank
Sentral
Indeks Bade Parkin
Bade and Parkin menyusun skala 1-4 untuk
mengukur derajat independensi bank sentral
berdasarkan independensi politik
Independensi politik ditentukan berdasarkan
hubungan institusional antara bank sentral
dengan eksekutif, prosedur pemilihan dan
pemberhentian gubernur bank sentral, peranan
pejabat pemerintah pada komite bank sentral,
dan jumlah frekuensi komunikasi antara eksekutif
dengan bank sentral (Alesina dan Summer, 1993)
Pengukuran Independensi Bank
Sentral
Indeks GMT
Grilli, Masciandaro, and Tabellini (1991) menyusun ukuran
independensi bank sentral berdasarkan kepada
independensi politik dan independensi ekonomi
Independensi politik didefenisikan sebagai kemampuan
bank sentral untuk memilih tujuan kebijakannya tanpa
tekanan dari pemeritah
Independensi ekonomi didefenisikan sebagai kemampuan
bank sentral untuk menggunakan instrument kebijakan
moneter tanpa adanya retriksi
Indeks independensi ekonomi secara esensial mengukur
seberapa mudah pemerintah bisa membiayai defisitnya
dengan mengakses langsung pembiayaan dari bank sentral
(Alesina dan Summer, 1993)
Pengukuran Independensi Bank
Sentral
Indeks CWN
Cukierman, Webb and Neyapti (CWN) (1992) menambahkan variasi pada indeks
GMT, tetapi indeks ini memasukkan penyusunan institusional yang lebih
kompleks dalam menentukan skalanya
Indeks CWN ini teridiri dari dua kategori yaitu LVAU (unweighted) dan LVAW
(weighted). Misalnya dalam konflik resolusi, penetuan derajat independensi
dilakukan dengan menyusun skala dari 6 poin berikut:
Bank sentral diberikan otoritas untuk mendefenisikan tujuan kebijakan
moneternya dalam undang-undang kebanksentralan
Pemerintah memiliki otoritas final hanya untuk melakukan kebijakan yang tidak
didefenisikan secara jelas sebagai tujuan bank sentral
Dalam kasus terjadinya konflik antara bank sentral dengan pemerintah, maka
keputusan akhir akan diserahkan kepada anggota dewan yang terdiri anggota
dari bank sentral, dewan legislatif dan eksekutif
Dewan legislatif mempunyai otoritas final dalam menerbitkan kebijakan
Eksekutif memiliki otoritas final dalam menerbitkan kebijakan tetapi dibatasi
oleh proses dan kemungkinan protes oleh bank sentral
Eksekutif memiliki unconditional authority terhadap kebijakan
Pengukuran Independensi Bank
Sentral
Seluruh komponen tersebut diberi nilai 1, 0.8,
0.6, dan seterusnya sampai 0
Selanjutnya ditentukan nilai dari masing-
masing komponen dan dikumpulkan sebagai
kumpulan dari sub-averages, kemudian
ditentukan rata-rata dari sub-average dengan
pembobotan (weighted) atau tanpa
pembobotan (unweighted) antara nol dan satu
yang disebut sebagai ukuran legal
independensi bank sentral (legal central bank
independence)
Pengukuran Independensi Bank
Sentral
TOR (Turn Over Rate)
Pengukuran indeks independensi bank
sentral dengan menggunakan indikator
pergantian gubernur bank sentral
Berdasarkan indikator ini derajat
independensi bank sentral ditentukan oleh
lamanya masa jabatan gubernur bank sentral
Bank sentral dengan derajat independensi
yang tinggi, gubernur bank sentralnya
memiliki masa jabatan yang lebih lama
STUDI EMPIRIS
INDEPENDENSI BANK
SENTRAL
Independensi Bank Sentral dan
Inflasi
Dengan mengggunakan indeks GMT yang menggabungkan
independensi politik dan ekonomi, Alesina dan Summer
(1993) menemukan adanya hubungan negatif yang sangat
kuat antara independensi bank sentral dan inflasi
Dengan menggunakan indicator legal bank sentral
penelitian Eijffinger dan De Haan (1998) menemukan
bahwa independensi bank sentral berhubungan negatif
dengan kinerja inflasi di negara OECD.
Selanjutnya dengan menggunakan indikator pergantian
gubernur bank sentral (TOR) sebagai indikator
independensi, sejauh ini kebanyakan studi menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara kinerja TOR
dan kinerja inflasi di negara sedang berkembang.
Independensi Bank Sentral dan
Inflasi
De Haan dan Kooi (1998) dengan menggunakan data terbaru
dari TOR, menemukan tidak adanya hubungan signifikan
antara kedua indikator. Independensi bank sentral
berhubungan dengan inflasi hanya ketika negara dengan
tingkat inflasi yang sangat tinggi ditambahkan ke dalam
sampel.
Temple (1998) juga merekomendasikan hasil yang sama untuk
negara-negara OECD dan negara sedang berkembang.
Penelitian De Haan dan Strum (2001) dengan menggunakan
data yang lebih baru menemukan bahwa independensi bank
sentral seringkali tidak signifikan dalam mempengaruhi kinerja
inflasi di negara sedang berkembang. Proksi independensi
bank sentral dengan menggunakan TOR menjadi signifikan
hanya ketika negara dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi
di tambahkan ke dalam sampel.
Independensi Bank Sentral dan
Inflasi
Maliszewski (2000) mengobservasi hubungan kedua variabel ini
dalam ekonomi transisi. Penelitian ini menemukan adanya hubungan
yang robust antara indikator independensi dan kinerja inflasi pada
transisi ekonomi hanya dalam perekonomian dengan tingkat
liberalisasi yang sangat tinggi.
Mustafa Ismishan dan Gulcin Ozkan (2003) menemukan tidak adanya
hubungan yang signifikan antara independensi bank sentral dengan
tingkat inflasi yang rendah.
Di sebuah negara dimana pembiayaan inflationary adalah penting
dan produktivitas dari investasi publik adalah tinggi, mendelegasikan
kebijakan moneter kepada sebuah bank sentral yang independen
akan memanaskan kinerja inflasi dalam jangka panjang, sebab inflasi
yang rendah akan mengurangi ketersediaan pembiayaan investasi
publik yang selanjutnya akan berdampak terhadap kapasitas
produksi dalam perekonomian dan juga inflasi di waktu mendatang.
Independensi Bank Sentral dan
Pertumbuhan Ekonomi
Alesina dan Summer (1993) tidak menemukan
suatu bentuk hubungan yang signifikan antara
independensi bank sentral dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
Studi Eijfinger dan De Haan (1996) melaporkan
bahwa sebuah kebijakan disinflasi ternyata
mempunyai ongkos yang tinggi dalam
pertumbuhan ekonomi (sacrifice ratio). Di sisi lain,
stabilitas harga secara umum menyediakan
kondisi yang esensial bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Independensi Bank Sentral dan
Pertumbuhan Ekonomi
Cukierman (1993) menyatakan bahwa frekuensi perubahan
presiden bank sentral mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara sedang
berkembang (Haan dan Kooi, 1998).
Studi Levine dan Renelt (1992)menemukan adanya
hubungan yang kuat antara independensi bank sentral dan
pertumbuhan ekonomi.
De Haan dan Kooi (1998) menguji penemuan tersebut
dengan menggunakan indikator baru dari independensi
bank sentral yang didasarkan pada tingkat pergantian
gubernur bank sentral pada 82 negara sedang berkembang
periode 1980 - 1989. Mereka menemukan hubungan yang
tidak robust antara independensi bank sentral dengan
variabel pertumbuhan ekonomi.
Independensi Bank Sentral
Pengangguran
Alesina dan Summer (1993)
menemukan bahwa variabel
pengangguran tidak menunjukkan
suatu hubungan yang terbuka
terhadap ukuran independensi bank
sentral.
INDEPENDENSI BANK
INDONESIA
Independensi Bank
Indonesia
Independensi Bank Indonesia diatur
dalam undang-undang no 23 tahun
1999 tentang Bank Indonesia yang
telah diubah dengan undang-undang
no 3 tahun 2004.
Berdasarkan jenis independensi yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka
tingkat independensi Bank Indonesia
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Independensi Bank
Indonesia
Independensi kelembagaan
Sesuai dinyatakan dalam undang-undang, Bank
Indonesia adalah lembaga negara yang independen
dalam melaksanakn tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain
Independensi kelembagaan tidak berarti bahwa Bank
Indonesia adalah suatu negara dalam negara karena
independensi dimaksud hanya terbatas pada tugas dan
wewenang yang ditetapkan undang-undang
Bank Indonesia tetap tunduk pada segala ketentuan
hukum Indonesia atas hal-hal yang bukan cakupan
tugas dan wewenang yang diatur dalam undang-
undang Bank Indonesia
Independensi Bank
Indonesia
Independensi tujuan
Sasaran inflasi merupakan sasaran akhir kebijakan moneter
Bank Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah setelah
berkoordinasi dengan Bank Indonesia
Kewenangan penetapan sasaran inflasi berada pada
pemerintah, sementara Bank Indonesia memberikan
rekomendasi mengenai sasaran inflasi yang menurut
pertimbangannya cukup realistis sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan keuangan Indonesia dan
dapat dicapai melalui kebijakan moneter yang
ditempuhnya
Dengan demikian Bank Indonesia mempunyai tingkat
independensi yang rendah dalam penetapan sasaran akhir
kebijakan moneter
Independensi Bank
Indonesia
Independensi instrument
Dalam rangka mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan sesuai
undang-undang, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk
menetapkan sendiri sasaran-sasaran moneter dan melaksanakan
pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai instrument
moneter yang lazimnya dipergunakan oleh bank sentral
Instrument tersebut antara lain adalah operasi pasar terbuka,
penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum
bank, dan pengaturan kredit atau pembiayaan oleh bank-bank
Bank Indonesia juga dilarang memberikan pinjaman kepada
pemerintah baik secara langsung ataupun melalui pembelian surat
utang negara di pasar primer kecuali dalam rangka penanganan
kesulitan penanganan perbankan yang bersifat sistemik
Dengan kewenangan seperti ini dapat dikatakan bahwa Bank
Indonesia memiliki tingkat independensi instrument yang cukup
tinggi
Independensi Bank
Indonesia
Independensi personal
Sesuai undang-undang, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk
campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank indonesiaoleh
dewan gubernur, dan Bank Indonesia (Dewan Gubernur) juga
berkewajiban menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk
apapun dari pihak manapun
Anggota dewan gubernur memiliki masa jabatan selama lima tahun
yang berbeda dengan masa jabatan pemerintah, dengan akhir masa
jabatan secara berjenjang dan dapat diangkat kembali satu kali
Anggota dewan gubernur diusulkan oleh presiden dengan persetujuan
DPR. Sebagai bentuk akuntabilitas, kinerja dewan gubernur dan Bank
Indonesia dinilai oleh DPR
Dengan pengaturan independensi yang disertai dengan mekanisme
akuntabilits yang jelas seperti diuraikan dapat dikatakan bahwa Bank
Indonesia memiliki independensi personal tingkat menengah atau
sedang
Independensi Bank
Indonesia
Independensi keuangan
Dewan gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank
Indonesia yang meliputi anggaran untuk kegiatan operasional dan
anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta
pengaturan dan pengawasan perbankan
Selanjutnya juga diatur dalam undang-undang bahwa anggaran kegiatan
operasional tersebut dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan
disampaikan kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan
Sementara itu anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran
serta pengaturan dan pengawasan perbankan dilaporkan secara khusus
(tertutup) kepada DPR
Setelah berakhirnya tahun anggaran Bank Indonesia diwajibkan
menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan
pemeriksaan dan laporan hasil pemeriksaan dimaksud disampaikan
kepada DPR. Bank Indonesia juga diwajibkan menyampaikan laporan
keuangan tahunan kepada publik melalui media massa
Independensi Bank
Indonesia
Sesuai dengan UU 23/1999 yang telah diamandemen dg UU
3/2004, BI mempunyai independensi sbb:
1. Instrument independence:
BI diberikan kewenangan untuk menetapkan sasaran-
sasaran dan instrumen kebijakan moneter untuk mencapai
sasaran inflasi yang ditetapkan, dg mempertimbangkan
dampaknya thd perkembangan ekonomi dan keuangan.
2. Personal independence:
Pihak lain dilarang mencampuri pelaksanaan kebijakan
moneter BI.
Masa jabatan Dewan Gubernur lima tahun, dengan akhir
jabatan scr berjenjang, dan dpt diangkat kembali.
Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat Presiden dengan
persetujuan oleh DPR.
Sementara itu, BI tidak mempunyai goal independence karena
sasaran inflasi ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordiansi
dg BI. Selain itu, untuk anggaran operasional BI (di luar anggaran
kebijakan) harus mendapat persetujuan dari DPR

Anda mungkin juga menyukai