Anda di halaman 1dari 27

Konjungtivitis vernalis

Chandra wijaya
pendahuluan
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva

Di Negara maju seperti Amerika, insidensi konjungitivitis bakteri


mencapai 135 per 10.000 penderita. Sementara itu di Indonesia
pada tahun 2009 dari 135.749 kunjungan ke poli mata.

Konjungtivitis vernal merupakan salah satu bentuk konjungtivitis


allergi yang berulang khas musiman,akibat reaksi hipersensitif.

diperkirakan diseluruh dunia insiden konjungtivitis vernal berkisar


antara 0,1 % 0,5 % dan cenderung lebih tinggi di negara
berkembang.
Anatomi
histologi
epidemiologi
Insidens penyakit ini berkisar antara 0,1-0,5% diantara penyakit
mata lainnya.

Prevalensi KV lebih tinggi di daerah tropis seperti Afrika, India,


Mediteranian, Amerika Tengah dan Selatan, serta Timur Tengah.

Laki-laki > perempuan perbandingan 3:1

Sebagian besar pasien berusia antara 3-25 tahun.


patogenesis
Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga
kemungkinan terinfeksi dengan mikro organisme sangat besar.

Pertahanan konjungtiva terutama oleh adanya tearfilm.

Bila ada mikroorganisma patogen yang dapat menembus tersebut


akan terjadi infeksi konjungtiva yang disebut konjungtivitis.

Konjungtivitis vernal adalah suatu peradangan bilateral konjungtiva


yang berulang sebagai akibat reaksi hipersensitif tipe I
Type I Reaction
Polyvalent protein-
drug complexes
cross-link IgE
bound to mast cells
and basophils
leading to release
of preformed
mediators and
synthesis of
leukotrienes
Cont,..
Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya
dengan timbulnya radang interstisial terutama
oleh reaksi hipersensitif tipe I.

Reaksi hipersensitivitas tipe I merupakan


dasar utama terjadinya proses inflamasi pada
KV.

1 MECHANISME ALERGI.flv
Cont,..
Perubahan strukttur konjungtiva
terjadi pada 2 fase :

Fase Fase
Prehipertrof vaskular
Cont,..
etiologi
Penyebab utama konjungtivitis
vernal adalah reaksi allergi, hal ini
didasarkan pada beberapa pemikiran
:2,6.9,10
Konjungtivitis yang kambuh secara
musiman.
Pada pemeriksaan kerakan getah mata
didapatkan eosinofl.
Lebih sering diderita oleh anak dan
usia muda.
diagnosis
Diagnosis KV ditegakkan
berdasarkan:
1. anamnesis
2. pemeriksaan klinis
3. pemeriksaan laboratorium
anamnesis

keluhan utamanya adalah mata merah kecoklatan/kotor.


rasa gatal yang terus menerus pada mata, mata sering
berair, rasa terbakar atau seperti ada benda asing di mata.
Pemeriksaan klinis

Gejalanya berupa fotofobia, ptosis, sekret mata berbentuk mukus


seperti benang tebal berwarna hijau atau kuning tua.

Pada konjungtiva tarsalis superior


dapat dijumpai gambaran papil
cobblestone yang menyerupai
gambaran mozaik atau hipertrof
papil. pada limbus dijumpai satu
atau lebih papil berwarna putih
yang disebut sebagai trantas
dots.
Pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar IgG serum, IgE serum dan air mata, kadar
histamin serum dan air mata meningkat; dan adanya IgE spesifk.

Pemeriksaan mikroskopik dari scraping konjungtiva, patognomonik


KV bila dijumpai > 2 sel eosinofl dengan pembesaran lensa objektif
40x.

Gambaran histo-patologik jaringan konjungtiva pada KV dijumpai


sel eosinofl, sel mast dan sel basofl. perubahan pada
mikrovaskular dari sel endotel serta deposit jaringan fbro infltrasi
sel limfosit dan netrofl.
Diagnosis banding
trakoma
Folikular Konjungtivitis
Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan pada KV untuk menghilangkan gejala dan


menghindari efek iatrogenik yang serius dari obat yang
diberikan (kortikosteroid).

Prinsip pengobatan bersifat konservatif.


Cont,..
Terapi Utama : berupa penghindaran terhadap semua
kemungkinan alergen penyebab.

Terapi Lokal Terapi Sistemik

Terapi suportif Terapi bedah


Terapi Lokal
kombinasi obat vasokonstriktor dan
antihistamin topikal (vasocon A).
Pemberian stabilisator sel mast yaitu
natrium kromoglikat 2% atau sodium
kromolyn 4% atau iodoksamid
trometamin.
Kortikosteroid topikal.
Terapi sistemik
Pengobatan dengan antihistamin
sistemik.
golongan antiinflamasi non-steroid.
Kortiko-steroid sistemik.
Terapi suportif
Kompres dingin pada mata.
menggunakan kacamata hitam.
Tetes mata artifsial dapat
melarutkan alergen dan berguna
untuk mencuci mata dan.
Klimatoterapi seperti pendingin
udara di rumah atau pindah ke
tempat berhawa dingin.
Terapi bedah
Terapi bedah yang dapat dilakukan adalah otograf
konjungtiva dan krioterapi, namun kelemahan
kedua terapi ini dapat menyebabkan terjadinya
sikatriks, trikiasis, defsiensi air mata dan
entropion.

Keratotomi superfsial dapat dilakukan untuk


reepitelisasi kornea.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul dapat diakibatkan
oleh perjalanan penyakitnya atau efek
samping pengobatan yang diberikan.
Bila proses penyakit meluas ke kornea,
dapat terjadi
1. parut kornea
2. astigmatisme
3. keratokonus, dan
4. kebutaan.
prognosis

Walaupun penyakit ini termasuk self-


limiting, namun bila proses tidak dapat
teratasi. Maka prognosisnya menjadi buruk
Terimaksih ;)

Anda mungkin juga menyukai