Anda di halaman 1dari 25

Lupa, Kejenuhan,

dan
Transfer Belajar

Lisfa
Rizqa Resti
Lupa (forgetting) ialah hilangnya
kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang
sebelumnya telah kita pelajari.
Gulo (1982) dan Reber (1988)
mendefinisikan lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau
mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami.
Kapan Terjadi
e n g g a lian
y a n g k ut p o ry ).
e n m
Lupa an (long term m angsung
m e
a r i in g at v a l ) b e rl
d ( re trie i olah
g a l ia n ra n d
Peng a t er i pelaja
s u d a h m a s u k k an
se d a n di m
n g )
(encodi TM (storage).
d a l a m L n g kin
ke ian m u
e n g g a l ro ses
Ha s i l p dal a m p
i g u n a k a n
la n g s u ng,
harus d ng sedang ber an
j a r y a i g u n a k
bela u la b a ru d s e te l ah
n p udia n ,
mungki w a k t u k e m
r a kh ir.
a i b e
beberap g sekarang in
an
proses y
Selama proses belajar
berlangsung, siswa membutuhkan
hasil penggalian dari ingatannya
pada saat:
a. Unit pelajaran, yang belum selesai dipelajari seutuhnya
akan dilanjutkan, misalnya pada jam pelajaran berikutnya.
b. Hasil belajar akan diterapkan diluar lingkup bidang studi
yang bersangkutan, misalnya pengetahuan dibidang studi
IPA digunakan untuk memahami aneka gejala klimatologis
yang dialami setiap hari (transfer belajar).
c. Harus memberikan prestasi pada akhir proses belajar ,
yang membuktikan bahwa hasil belajar memang diperoleh
atau tujuan instruksional telah tercapai .
Sesudah proses belajar berakhir,
siswa membutuhkan hasil
penggalian dari ingatannya pada
saat:
a) Mempelajari unit pelajaran lain dibidang studi
sama atau mempelajari topik tertentu di bidang
studi lain. Hasil dari belajar yang dahulu itu
diperlukan dalam rangka pengolahan materi yang
lain.
b) Mengulang kembali garis-garis besar dari materi
pelajaran untuk beberapa pokok bahasan, sebagai
persiapan untuk menempuh ulangan (review).
c) Memberikan prestasi pada waktu mengerjakan
ulangan yang meliputi sejumlah satuan pelajaran
yang telah selesai dipelajari.
Kapan Terjadi
a p a n t e r j a d i
w a b p e rs o a lan k
m r a n g k a m enja e n g g a li d an
Da la u p a d a f a se m
h d it in ja apat
lupa, cukupla a d a la m ked u a f a s e it u d
k a re n l) .
fase prestasi, la m p e n ggali a n (r e t rie v a
a n d a
terjadi kesulit a s il p e n g o la han
t t e r ja d i s e s u da h h m e n jadi
p a d a p a e m ik ia n
Lu
la m LT M . D e n ga n d
a pa da
dimasukkan d w a lu p am e n u n ju k k a n
a k in je la s , b a h a n ) a p a y a ng
se m a li (d a ri ing a t
u n t u k m e n g g n k e d a lam
kes u li t a n a n dima s u k k a
ika n , d io la h d
telah diperhat ja ng .
ja n g k a p a n
ingatan
?
?
Diagram yang
menggambarkan saat-saat
terjadi

?
?
Faktor-faktor Penyebab
Lupa
Dalamdapat terjadi
interference karena
theory (teori
sebab
mengenaigangguan
gangguan), konflik
gangguan
1#
konflik ini terbagi menjadi dua,
antara
yaitu:
item-item informasi
atau materi
1) practice yang ada dalam
interference
2) 2) retroactive interference
system memori siswa.
(Reber 1988; Best 1989; Anderson 1990)

1. Karena item informasi yang diterima


siswaLupa
kurangdapat terjadisehingga ia
menyenangkan,
pada
dengan sengajaseorang siswa
menekannya hingga ke
alamkarena
ketidaksadaran
sebab . adanya
2. Karena item informasi yang baru secara
tekanan terhadap
otomatis menekan item informasi yang
2#telahitem yang
ada, jadi samatelah
denganada
baik .sengaja maupun
retroactive
fenomena

3. Karena
tidak. itemPenekanan
informasi yang ini
akan
direproduksi (diingat kembali) itu tertekan
terjadi karena
ke alam bawah sadar dengan sendirinya
beberapa
lantaran tidak pernahsebab.
dipergunakan.
Lupa dapat
Jika sseorang siswa terjadi
hanya mengenal
atau pada siswahewan
mempelajari karena jerapah
atau perubahan
kuda nil lewatsituasi
3#
gambar-gambar
yanglingkungan
ada di sekolahantara
misalnya, maka
waktu belajar
kemungkinan dengan
ia akan lupa menyebut
nama hewan-hewan
waktu mengingattadi ketika
melihatnya
kembalidi kebun binatang.
(Anderson
1990).
Jadi, meskipun seorang siswa telah
Lupaproses
mengikuti dapat terjadi
belajar-mengajar
dengan tekun dan
karena serius, tetapi
sebab
karena sesuatu hal sikap dan minat
4# perubahan
siswa tersebut menjadi sebaliknya
sikapdan
(seperti minat
karena ketidaksenangan
terhadp
siswaguru)terhadap
maka materi
pelajaran itu akan mudah
proses dan situasi
terlupakan.
belajar tertentu.
Menurut
Menurut asumsilaw of disuse
sebagian ahli,
(Hilgard
materi & Bower
yang diperlakukan
1975), lupa dapat
5#
demikian
bawah
akan
terjadi
masuk
sadarkarena
ke alam
sebab
atau mungkin
jugamateri pelajaran
bercampur yang
aduk dengan
telah
materi dikuasai
pelajaran tidak
baru.
pernah digunaakan
atau dihafalkan siswa.
Seorang siswa yang terserang
Lupa
penyakit tentu
tertentu saja
seperti
keracunan, kecanduan alcohol,
dapat terjadi
6#
dan geger otak akan
karena
kehilangan sebab
ingatan ata item-
itemperubahan
informasi yang ada urat
dalam
memori permanennya.
syaraf otak.
Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka
? ragamnya, yang paling penting untuk
?
diperhatikan para guru adalah faktor
pertama yang meliputi gangguan proaktif
dan retroaktif, karena didukung oleh hasil
riset dan eksperimen.
Usaha-usaha Mengurangi
1. Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi
batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.
2. Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan
alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan)
aktivitas belajar.
3. Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut
mne-monic itu berarti kiat khusus yang dijadikan alat pengait
mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal
siswa.
4. Pengelompokan
Maksud kiat pengelompokkan (clustering) ialah menata ulang item-
item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih
logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan
lafal yang sama atau sangat mirip.
5. Latihan terbagi
Lawan latihan tebagi (distributed practice) adalah latihan terkumpul
(massed practice) yang sudah dianggap tidak efektif karena
mendorong siswa melakukan cramming.
6. Pengaruh letak bersambung
Selanjutnya, ada beberapa cara
yang dapat ditempuh guru
dalam menanggulangi
kemungkinan terlupakannya
materi pelajaran yang disajikan
kepada mereka
cobalah Anda
jika Anda
cobalah selalu
cobalah selalu menanyakan
timbulkan atau menyajikan
menunjukkan sesuatu yang
tingkatkan pokok bahasan
unsur-unsur berhubungan
motivasi belajar materi yang
pokok sebelum dengan materi
para siswa berkaitan dengan
menunjukkan yang telah Anda
dengan pokok bahasan
unsur-unsur sajikan kepada
menyadarkan pada sesi
penunjang seorang siswa,
mereka akan sebelumnya dan
yang relevan sebaiknya Anda
tujuan relevan dengan
dalam materi memperhatikan
intruksional pokok bahasan
pelajaran yang hal-hal sebagai
yang harus materi yang akan
Anda sajikan. berikut. (pada
mereka capai. disajikan pada
makalah)
sesi berikutnya.
Ada beberapa cara untuk mengingat
kembali hal-hal yang sudah pernah
diketahui sebelumnya:
1. Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali ingatan
suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan
hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa
yang terjadi pada masa lalu.
2. Pembauran ingatan, hampir sama dengan
rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau
ada hal yang merangsang ingatan itu.
3. Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat
kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-
hal lain di masa lalu.
4. Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal
setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi kalau kita
mempelajari hal yang sama untuk kedua kalinya,
banyak hal-hal yang akan diingat kembali
u h a n
j en l a j a r
Ke b e
am
d al
Kejenuhan belajar ialah rentang
waktu tertentu yang digunakan
untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil (Reber, 1988).
Kejenuhan belajar dapat melanda
seorang siswa yang kehilangan
motivasi dan konsolidasi salah satu
tingkat keterampilan tertentu
sebelum sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya (Chaplin,
1972).
Selain itu, kejenuhan juga dapat
terjadi karena proses bosan (boring)
dan keletihan (fatigue).
b u ku n y a T he
4 ) d a lam
t C ro s s (1 9 7
l et i h a n siswa
Menuru o f L e a rn ing, ke
g a m a cam,
g y i t i
Psycholo egorikan menjad a; 2)
kat sisw
dapat di le t ih an in d e r a
a n m e ntal
k e ) kelet i h
yakni: 1) i sw a ; 3
t ih a n fi sik s
kel e
. Adapun yang menjad
sisw a i penyebab siswa me
keletihan mental (me ngalami
ntal fatigue),sedikitn
faktor penyebab kele ya ada empat
tihan mental siswa:
1. Karena kecemasan
siswa terhadap damp
yang ditimbulkan ole ak negatif
h keletihan itu sendir
2. Karena kecemasa i.
n siswa terhadap sta
keberhasilan bidang-b ndar/patokan
idang studi tertentu
dianggap terlalu ting yang
gi terutama ketika si
sedang merasa bosa swa tersebut
n mempelajari bidan
studi tadi. g-bidang
3. Karena siswa bera
da di tengah-tengah
kompetitif yang keta situasi
t dan menuntut lebih
intelek yang berat. banyak kerja
4. Karena siswa mem
percayai konsep kine
yang optimum, seda rja akademik
ngkan
kiat-kiat
untuk me
keletihan ngatasi
mental y
menyeba a ng
bkan mu
kejenuha nculnya
n belajar
1. Melakuka
la
n iisn s
tiraheb itu antar
minuman yang a t a
d ag
n a
m i
e n
b ge
konsumsi mak
ri a
takar kut:
bergizi dengan anan dan
ban ya k . an yang cukup

2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari


hari-hari belajar yang dianggap lebih memungkinkan
siswa belajar lebih giat.
3. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswaa yang
meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat
perlengkapan belajar, dan sebagainya sampai memungkinkan siswa
berada di sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.

a ru a g a r sisw a merasa
o ti va s i d a n stimulasi b lu mnya.
em beri ka n m ri p a da s eb e
4. M
tu k b ela ja r lebih giat da
terdorong un
5. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal
diam) dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.
Transfer Belajar

Transf
er bel
pemind ajar adalah
pengal ahan a
ihan ha ta u
yang d sil bela
iperole jar
bidang h d al am
st
ke kehi udi yang lain
dupan at au
luar lin s ehari-ha
gkup p ri
endidik di
sekolah an
.
Peristiwa transfer belajar dapat membawa
dampak positif maupun negatif terhadap
aktivitas dan hasil pembelajaran materi
pelajaran atau keterampilan lain

Damp conto
ak h
Positif

Damp
ak conto
Negati h
f
Menurut Gagne, transfer dalam
belajar dapat digolongkan ke
dalam empat kategori, yaitu:
Transfer Negatif
Transfer Positif Transfer atau pemindahan
Yaitu transfer yang berefek buruk yaitu
berefek baik terhadap mempersukar dan
kegiatan belajar mempersulit dalam
selanjutnya. kegiatan belajar
selanjutnya.

Transfer Vertikal Transfer Lateral


(tegak lurus) (ke arah samping)
Dapat terjadi dalam diri
Dapat terjadi dalam diri
seorang siswa apabila
seorang siswa apabila ia
pelajaran yang telah dipelajari
mampu menggunakan
dalam situasi tertentu
materi yang telah
membantu siwa tersebut
dipelajarinya untuk
dalam menguasai
mempelajari materi yang
pengetahuan atau
sama kerumitannya dalam
keterampilan yang lebih tinggi
situasi-situasi yang lain.
atau rumit.
Faktor- Faktor dalam
Transfer Belajar
1# Proses belajar
Transfer belajar baru dapat diharapkan terjadi setelah siswa
mengolah materi pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Keberhasilan dalam pengolahan itu sendiri pun bergantung
pada kesungguhan motivasi belajar dan kadar konsentrasi
terhadap unsur-unsur yang relevan.
Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses belajar,
kurang cermat dalam persepsi dan kurang mendalam dalam
mengolah materi pelajaran, tidak dapat diharapkan akan
mengadakan transfer belajar biarpun sebenarnya ada
kemungkinan.
2# Hasil belajar
Ada aneka hasil belajar yang bersifat lebih terbatas
dan karena itu, kemngkinan untuk mengalihkannya ke
bidang studi lain lebih terbatas, seperti informasi
verbal dan keterampilan motorik. Terdapat pulan
aneka hasil belajar yang mengandung kemungkinan
untuk dialihkan secara lebih luas ke berbagai bidang
studi, bahkan menjadi bekal untuk
digunakan/dimanfaatkan dalam banyak bidang
kehidupan, seperti banyak konsep, kaidah, prinsip,
siasat-siasat mengatur kegiatan kognitif dan sikap.
Makin lepas pengertian, pemahaman, pengaturan
kegiatan kognitifnya sendiri dan sikap itu dari kaitan
dengan bidang studi tertentu, makin meningkat pula
kemungkinan semua hasil belajar itu diterapkan dan
3# Bahan atau materi dalam bidang studi,
metode atau prosedur kerja yang diikuti
dan sikap yang dibutuhkan dalam bidang
studi
Transfer belajar mengandaikan adanya kesamaan; maka
kesamaan antara daerah/bidang studi atau antara bidang
studi dan kehidupan sehari-hari itu, secara nyata harus
ada, entah menyangkut materi, metode, prosedur kerja
atau sikap.
Adanya kesamaan harus mempunyai dasar; terjadinya
transfer belajar tidak hanya tergantung dari subjektivitas
siswa sendiri, meskipun banyak faktor subyektif di pihak
siswa ikut berperan dalam mengadakan transfer belajar,
misalnya taraf intelegensi, minat dan perhatian.
Transfer negatif justru dapat terjadi, bila siswa mengira
4# Faktor-faktor subyektif di
pihak siswa
Sebagaimana fungsi psikis kognitif ,konatif dan
afektif berperan dalam proses belajar di sekolah,
demikian pula ketiga fungsi itu berperan pula dalam
mengadakan transfer belajar yang sebenarnya,
berkaitan erat sekali dengan proses belajar itu
sendiri.
Dengan demikian, siswa yang belajar dengan
intensif untuk menggunakan hasil belajarnya (baik
dalam rangka bidang studi maupun di luarnya),
yang bermotivasi intrinsik ,yang merasa senang
dalam belajar di sekolah dan mampu mengolah
dengan baik dan secara mendalam, akan jauh lebih
siap untuk mengadakan transfer belajar, dibanding
5# Sikap dan usaha guru
Proses belajar di sekolah berlangsung dalam iteraksi
dengan tenaga kependidikan yang mengajar; yang
berlangsung dalam kelas adalah proses belajar
mengajar. Apakah siswa berhasil dalam mengadakan
transfer belajar, bila hal itu dimungkinkan,
tergantung juga dari kesadaran dan usaha guru
untuk mendapingi siswa dalam mengadakan transfer
belajar.
Guru yang berusaha mengejar secara fungsional,
yaitu menghubung-hubungkan hasil belajar di
bidang studi yang dipegangnya dengan suatu bidang
studi lain arau dengan pengalaman dalan kehidupan
sehari-hari, menciptakan kondisi eksternal yang
menunjang terjadinya transfer belajar. Usaha yang
demikian, untuk sebagian bergantung pada bekal

Anda mungkin juga menyukai