0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan9 halaman
Dokumen ini membahas tentang elektronik nose (e-nose) yang merupakan alat untuk mendeteksi aroma menggunakan sensor gas dan kolom partisi. E-nose mampu menirukan fungsi penciuman manusia dengan mengubah aroma menjadi sinyal listrik. Penelitian ini mengembangkan e-nose untuk mengidentifikasi tiga jenis buah, yaitu durian, nangka, dan pakel, dengan keakurasian rata-rata 97,41% menggunak
Dokumen ini membahas tentang elektronik nose (e-nose) yang merupakan alat untuk mendeteksi aroma menggunakan sensor gas dan kolom partisi. E-nose mampu menirukan fungsi penciuman manusia dengan mengubah aroma menjadi sinyal listrik. Penelitian ini mengembangkan e-nose untuk mengidentifikasi tiga jenis buah, yaitu durian, nangka, dan pakel, dengan keakurasian rata-rata 97,41% menggunak
Dokumen ini membahas tentang elektronik nose (e-nose) yang merupakan alat untuk mendeteksi aroma menggunakan sensor gas dan kolom partisi. E-nose mampu menirukan fungsi penciuman manusia dengan mengubah aroma menjadi sinyal listrik. Penelitian ini mengembangkan e-nose untuk mengidentifikasi tiga jenis buah, yaitu durian, nangka, dan pakel, dengan keakurasian rata-rata 97,41% menggunak
instrument yang digunakan untuk mendeteksi aroma atau bau Electronic nose mempunyai kemampuan meniru kerja indra penciuman manusia E-nose menggunakan dasar pengolahan pengenalan pola yang dihasilkan dari sederetan larik sensor gas sebagai metode analisinya Sistem hidung elektronik ini dirancang untuk identifikasi kadar dan jenis gas Sensor gas adalah alat yang dapat menghasilkan sinyal listrik sebagai fungsi interaksinya dengan senyawa kimia, dalam hal ini gas atau uap senyawa organik. Electronic nose pada umumnya terdiri dari beberapa deret sensor gas yang disusun menjadi suatu kesatuan. Fungsi dari hidung elektronik ini adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menganalisa berbagai jenis aroma. Pada dasarnya Sistem Penciuman Elektronik yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian yaitu: subsistem sensor yang mengubah besaran aroma menjadi besaran fisik, subsistem elektronik yang mengukur besaran perubahan frekuensi sensor dan menyimpan data ke komputer, serta perangkat lunak jaringan neural buatan (JNB) untuk melakukan proses pengenalan pola aroma yang dideteksi. Sistem Penciuman Elektronik menggunakan sensor kuarsa untuk menggantikan fungsi sistem sel reseptor dalam hidung manusia, sedangkan jaringan neural buatan yang dikembangkan digunakan untuk meniru sistem neural manusia pakar. Prinsip Kerja Electronic Nose Menirukan fungsi hidung manusia yang dalamnya ada berbagai reseptor pengidentifikasi aroma. Resep itu fungsinya digantikan oleh sensor pada e-nose Hidung elektronik meliputi tiga bagian utama : sistem pengiriman sampel , sistem deteksi, dan sistem komputasi. Sistem pengiriman sampel memungkinkan generasi headspace ( senyawa yang mudah menguap ) dari sampel , yang merupakan fraksi dianalisis. Sistem kemudian menyuntikkan headspace ke dalam sistem deteksi hidung elektronik . Sistem deteksi , yang terdiri dari satu set sensor , adalah " reaktif " bagian dari instrumen. Ketika kontak dengan senyawa yang mudah menguap , sensor bereaksi , yang berarti mereka mengalami perubahan sifat listrik . Sistem komputasi adalah algoritma yang digunakan untuk menemukan suatu cara dalam memecahkan masalah dari sebuah data input. Data input disini adalah sebuah masukan yang berasal dari luar lingkungan sistem. Hasil penelilitian
Pada penelitian ini telah dibuat sebuah hidung
elektronik berbasis kombinasi sensor gas dan kolom partisi. Prinsipnya dengan penggabungan kedua metode yang dilakukan untuk membuktikan apakah dengan menggunakan data dari pemisahan senyawa mampu digunakan sebagai masukan pada jaringan saraf tiruan dalam mengidentifikasi jenis buah berdasarkan aroma penelitian dasar mengenai identifikasi buah berdasarkan aroma menggunakan sensor gas yang terintegrasi dengan kolom partisi. Bahan yang digunakan adalah buah yang memiliki aroma menyengat yaitu buah durian, buah nangka dan buah pakel. Parameter yang diatur adalah lama waktu pengambilan data sebesar 5000 detik, suhu pemanasan kolom sebesar 60 oC, dan lama sampel gas aroma buah masuk ke kolom sebesar 90 detik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa jaringan
saraf tiruan yang dibuat mampu mengenali jenis buah yang diujikan dengan rata-rata akurasi 97.41 % dari variasi data yang diujikan Kata Kunci: hidung elektronik, kolom partisi, sensor gas, identifikasi, aroma buah, jaringan saraf tiruan Terima Kasih