Anda di halaman 1dari 18

RESTORASI ESTETIK PADA

TRAUMA GIGI ANTERIOR


JURNAL DITULIS OLEH: Hakan Kamalak DDS1, brahim Umar DDS1
(nn University, Faculty of Dentistry, Department of Restorative Dentistry, Turkey)

ERNI RISMIYANTI
160112150523
ABSTRAK
Cedera gigi traumatis pada gigi anterior >> posterior.
Trauma gigi permanen ditandai dengan adanya gangguan fungsional dan
estetis yang mendasar pada pasien, terutama pada pasien muda atau anak-
anak.
Penatalaksanaan umum: teknik fiberpost, restorasi komposit, dan teknik
restorasi mahkota setelah perawatan endodontik.
Dalam jenis kasus ini harus diatasi dengan pendekatan yang bersifat
multidisiplin.
ABSTRAK
Pasien: Laki-laki, 18 tahun.
Kasus: Fraktur mahkota dengan keterlibatan enamel-dentin disertai
eksponasi pulpa karena trauma yang terjadi.
Rencana perawatan: Self-threading pin (pin dentin)
Hasil perawatan yang optimal bergantung pada perawatan dan
evaluasi.
Pendahuluan
Pin dentin adalah rangkaian yang digunakan untuk:
meningkatkan adhesi restorasi berukuran besar dalam perawatan
konservatif
meningkatkan perlekatan struktur inti pada struktur gigi asli dalam
perawatan prostetik.

Untuk memastikan adhesi dan durabilitas yang cukup, satu atau


lebih pin dapat diaplikasikan pada dentin (Tergantung banyaknya
material yg hilang karena trauma).
Pendahuluan
Self-threading pins secara langsung berhubungan dengan dentin dan
disekrup ke slot dentin.
Diameter slot dentin < diameter pin.
Fleksibilitas slot dentin dapat mentoleransi pin untuk masuk ke dalam
ruang dentin.
Semakin pin cocok, semakin banyak lekukan pada pin dan dentin yang saling
mengikat satu sama lain dan self-threading dapat menyediakan perlekatan
terbaik.
Pendahuluan
Restorasi
yang dihasilkan oleh pin memiliki
keuntungan, yaitu:
Meningkatkan durabilitas atau daya tahan restorasi.
Laporan kasus
Pasien: Laki-laki,18 tahun.
Berkonsultasi di Inn University Dentistry Faculty Restorative Dental
Treatment Clinic.
Anamnesis: kepala pasien membentur tanah saat bermain bola.
Laporan Kasus
Pemeriksaan Ekstraoral
Secara visual:
Pembengkakan
Kemerahan
Hemorrhage
Ekimosis
Laporan Kasus
Pemeriksaan Intraoral
Tidak ada serpihan gigi yang fraktur ditemukan pada bagian dalam bibir,
lidah, dan sublingual.
Diskolorisasi berwarna merah muda (eksponasi pulpa).
Tes vitalitas (rancu) Transiluminasi
Mobility (+)
Perkusi (+)
Palpasi (+)
Rencana Perawatan
Gambar. A: Bengkak, kemerahan, hemorrage, dan ekimosis ditemukan pada pemeriksaan ekstraoral secara visual. B:
Gambaran palatinal gigi. C: Gambaran labial gigi. D: Dua pin diletakan pada dentin pada setiap gigi. E: Setelah perawatan.
Tab. 1: Material yang digunakan dalam
kasus ini
Perawatan memperhatikan segi estetik, fungsional, dan
memenuhi harapan dari segi ekonomi pasien.
++ OHI (Oral Hygiene Instruction).
Prognosis
Tergantung pada:
Status ligament periodontal
Durasi di mana pulpa terbuka
Lebar permukaan dentin
Fase pertumbuhan akar.
Hasil perawatan yang optimal bergantung pada
perawatan dan evaluasi.
DISKUSI
Pin dentin secara mekanis dilekatkan pada material
dengan bantuan sekrup.
Adaptasi dari material restoratif pada dentin kurang
memadai restorasi lemah.
Kekuatan hubungan berkurang, jika:
koefisien ekspansi antara pin dan material restorasi atau
kontraksi polimerisasi tidak sama
adanya kebocoran yang abrasif dan korosif antara pin dan material
restorasi
Diskusi
Pada restorasi pin, amalgam dan komposit adalah
material yang seringkali digunakan.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa tidak adanya
perbedaan yang fundamental antara besarnya perlekatan
amalgam dan material komposit pada pin
Beberapa peneliti lainnya menyatakan bahwa resistensi
pin :
inti resin komposit < inti amalgam.
Kesimpulan
Hal yang penting dalam praktikal penggunaan pin adalah:
pengalaman dari praktisi atau operator
memilih pin yang tepat menurut pilihan
ketepatan ukuran pin
Banyaknya jaringan sehat yang tersisa

Perkembangan dalam material membawa perbedaan dimensi pada


penelitian.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai