Anda di halaman 1dari 37

RESUSITASI JANTUNG PARU

Kelompok 12
Alma Laina Sabila

Mela yusnita Maelani

Nissa Anisa Arfiyanti


FISIOLOGI PERNAFASAN

Setiap kali bernafas,udara akan mengalir ke


system respiratorik.Ketika udara atmosfer
mencapai alveoli, melintasi membran alveolar
kapiler dan menuju sel darah merah.
Sistem sirkulatorik kemudian akan membawa
oksigen yang telah berikatan dengan sel darah
merah ini menuju jaringan tubuh, dimana oksigen
akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses
metabolisme. Jika oksigen mengalami
pemindahan dari alveoli ke sel darah merah,maka
sebaliknya dengan karbondioksida yang
mengalami pemindahan dari plasma ke alveoli.
Karbondioksida diangkut oleh plasma, bukan oleh sel darah
merah. Karbondioksida bergerak dari aliran darah,melintas
LANJUTAN . .
. membrane alveolar-kapiler, masuk ke dalam alveoli dan
dikeluarkan selama ekspirasi. Hal yang sangat penting dalam
proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami
pengisian udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah
adekuat. Proses pengisian udara ini dikenal dengan dengan
nama ventilasi dan memiliki peranan penting dalam pelepasan
karbondioksida. Prosesventilasi ini dapat terukur. Ukuran untuk
1 kali bernafas disebut volume tidal, yang apabila dikalikan
dengan frekuensi ventilasi per menit akan menghasilkan volume
per menit. Dimana dalam keadaan istirahat, sekitar 500 cc
udaramasuk ke dalam system respiratorik dan sebagian dari
volume udara ini yaitu sebanyak 150 cc akan tetap berada
dalam pertukaran gas. Maka volume tidal pada saat istirahat
(dengan frekuensi nafas 14 kali per menit) = 500cc x 14 =7000
cc/ menit (7 L/ menit).
TANDA-TANDA PERNAFASAN TIDAK ADEKUAT

A. Pernafasan yang sangat cepat atau sangat B. pergerakan dinding dada yang tidak C. cyanosis
lambat adekuat

Cyanosis adalah warna kebiru-


Frekuensi pernapasan normal adalah Pernapasan yanga adekuat adalah biruan pada kulit dan membran
Dewasa 12-20 x/ menit pernapasan normal yang diikuti oleh mukosa. Hal ini terlihat jelas
Anak-anak 15-30 x/menit pergerakan turun naik dari dada. Jika pada kuku,bibir,hidung fan
Bayi 30-50 x/menit tidak ada pergerakan turun naik dada telinga pasien. Sianosis
Pernafasan yang lebih cepat atau lebih lambat atau hanaya salah satu dinding dada menandakan bahwa jaringan
dari frekuensi di atas menandakan adanya yang bergerak turun naik menandakan tubuh mengalami kekurangan
gangguan pernapasan. bahwa pernapasan tidak adekuat. oksigen.
D. penurunan kesadaran E. usaha bernafas yang berlebihan / sesak

Ketika melihat pasien yang bernafas dengan


Perlu diingat bahwa status mental / kesadaran pasien menggunakan otot perut, pasien menggunakan
seringkali berhubungan dengan status jalan nafas dan kekuatan diafragma untuk mendorong udara keluar
pernapasan paisen. Pasien yang mengalami dari paru-paru. Pada anak-anak pernapasan dapat
disorientasi,kebingungan, dan tidak sadar bukan terjadi chaian saw dimana pernapasan
tidak mungkin mengalami pernapasan yang tidak menggunakan pergerakan dada dan perut. Selain itu
adekuat. juga perhatian adanya retraksi / tariakan otot
diantara tulang rusuk, dan otot sekitar leher. Semua
menunjukan pernapasan yang tidak adekuat.
F. sesak dan ngorok G. Denyut nadi yang lambat diikuti oleh frekwensi
pernapasan yang lambat

Suara tersebut menandakan pasien kesulitan untuk Pada tahap lanjut, pernapasan yang tidak adekuat
melakukan pernapasan. Waspadai dengan suara napas ditandai dengan denyut nadi yang lemah dan
abnormal lain seperti snoring,gurgling, crowing dan lambat, dan frekuensi pernapasan yang tadinya
sridor. cepat menjadi lambat.
Denyut nadi normal
Ketentuan Denyut Nadi Normal
(x/menit)
Dewasa 60 - 80
Anak 80 - 100
Bayi 100 - 140
PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi
Perhatikan rate,ritme dan bentuk pernapasan, perhatian juga
peranjakan dada apakah simetris atau tidak, lihat juga adanya
dispnu / kesulitan bernafas.

b. Auskultasi
Dengarkan bising nafas, apakah vesikuler atau ada ronchi.
Tempat pemeriksaan utama dibawah klavikula pada garis
aksilaris anterior. Bising napas harusnya kiri dan kanan
(bandingkan kiri dan kanan).

c. Perkusi
Pada keadaaan normal akan selalau sonor. Pada keadaan
hipersonor menandakan adanya penumpukan udara pada rongga
dada (tension pneumothorak).

d. Palpasi
Identifikasi adalah suara krepitasi dan rasa nyeri pada saat
dilakukan palpasi. Kemungkinan terjadinya patah tulang pada
iga sangatlah mungkin pada kondisi trauma thorak.

PULSE OXYMETRY

Pulse oximetry dapat membantu penolong untuk


mendeteksi dini terjadinya perburukan sistem pulmoner
atau kardiovaskular sebelum munculnya gejala klinis
yang nyata.
Oksigenasi dan Ventilasi
Tujuan utama dari oksigenasi dan ventilasi
adalah tercukupinya kebutuhan oksigen sel dan
jaringan dengan cara memberikan oksigen dan
ventilasi yang cukup. Untuk menilai kebutuhan
oksigen sel dan jaringan yang paling akurat adalah
dengan melakukan pengukuran sarutarsi oksigen
menggunakan alat yang disebut oxymeter.
Biasanya alat ini berfungsi sekaligus untuk
mengukut frekuensi denyut jantung (heart rate)
oleh karena itu alat tersebut sering disebut pulse
oxymetri.
Nilai normal saturasi oksigen adalah 95 %- 100
%. Berikut adalah indikasi untuk menentukan
penambahan oksigen berdasarkan pengukuran
oxymetri :
Saturasi oksigen Interpretasi Intervensi
(oxymeter)
95 % - 100 % Normal O2 4 liter / menit nasal
canule
90 % - <95% Hypoxia ringan Face Mask (Simple Mask
sedang ) 6-10 Liter / menit
85% - <90 % Hypoxia sedang- berat Face Mask dengan
resepoir 8-12 liter a
assisted ventilation
<85 % Hypoxia berat Assisted ventilation
mengancam nyawa
Alat Flow Rate Delivery O2
Nasal Canule 1 Liter / Menit 21 % - 24 %
2 Liter / Menit 25 % - 28 %
3 Liter / Menit 29 % - 32 %
4 Liter / Menit 33 % - 36 %
5 Liter / Menit 37 % - 40 %
6 Liter / Menit 41 % - 44 %
Rebreathing 8-12 Liter / Menit 35 % - 60 %
Mask
Non Rebreathing 6 Liter / Menit 60 %
Mask
7 Liter / Menit 70 %
8 Liter / Menit 80 %
9 Liter / Menit 90 %
10-15 Liter / Menit 95 % - 100 %
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
PEMBERIAN OKSIGEN
Alat-alat yang digunakan untuk pemberian oksigen
:
Nasal Kanul
Kanul hidung lebih dapat ditolerir oleh anak-anak,
face mask akan ditolak, karena merasa dicekik.
Orang dewasa juga kadang kadang menolak face
mask karena dianggap mencekik. Kekurangan
kanul hidung adalah dalam konsentrasi oksigen
yang dihasilkan.

Pemberian oksigen melalui kanul tidak bisa lebih


dari 6 liter/menit karena tidak berguna untuk
Face mask / simple mask
Pemakaian face mask dalam pemberian oksigen
lebih baik dari pada nasal kanul, karena
konsentrasi oksigen yang dihasilakn lebih tinggi .
Kekurangannya pemakaina mask ini udara bersih
dengan udara ekspirasi masih tercampur sehingga
konsentrasi oksigen masih belum maksimal.

Rebreathing mask
Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau
selang seling 5 8 liter/mnt dengan konsentrasi
oksigen 40 60%. Keuntungan Konsentrasi oksigen
yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula
nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan
melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat
digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi
oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan
penumpukan CO2 jika aliran rendah.
Non Rebreathing Mask.
Ini adalah alat yang paling tinggi konsentrasi
oksigen yang dihasilakannya dibandingkan dengan
nasal kanul, face mask dan rebrething mask tapi
yang membedakannya adalah alat ini dilengkapi
dengan klep agar udara inspiras dan ekspirasi
tidak tercampur.

Selain itu alat ini dilengkapi dengan resepoir


(kantung udara) untuk mnampung udara untuk
inspirasi. Apabila menginginkan pemberian dengan
konsentrasi tinggi, maka pemakaian alat ini
merupakan pilihan paling baik.

PEMBERIAN VENTILASI

Mouyh to mouth ventilation

Tindakan ini hanya dilakukan apabila tidak tersedia


alat untuk memberikan napas buatan. Biasanya
tindakan ini dilakukan oleh orang awam (first
aider). Dalam memberikan napas buatan mouth to
mouth penting sekali untuk menggunakan filter
barrier device untuk mengindari kontak
langsung. Filter yang ideal adalah yang memiliki
filter sehingga udara ekspirasi pasien tidak
terhirup oleh penolong.
Mouth to mask ventilation

Pemberian napas buatan dari mulut ke masker


lebih aman karena tidak ada kontak langsung
dengan pasien. Masker yang digunakan biasanya
pocket mask dengan one way valve untuk
menghindri terhirupnya udara ekspirasi pasien. Hal
yang harus diperhatikan adalah mencegah
terjadinya kebocoran agar pernapasan yang
diberikan efektif. Tindakan ini juga dapat dilakukan
sambil melakukan fiksasi kepala pada pasien
trauma.
Bag Valve Mask (BVM)

Alat bag valve terdiri dari kantong udara dan non


rebreathing valve, yang dapat disambungkan
dengan masker, ETT atau alat airway definitif
lainnya. Tindakan ini lebih baik apabila dilakukan
berdua, seorang ertugas memompa dan satu
orang lain bertugas memegang maskersambil
melakukan fiksasi kepala. Apabila disambung ke
tabung oksigen dan dipasang resepoir tindakan
ventilasi menggunakan bag valve bisa
menghsilkan konsentrasi sampai dengan 100 %.
Pemompaan dilakukan sampai dengan terlihat
pengembangan dinding dada. Pemakaian bag
valve mask yang terlalu lama pada pasien tidak
Assisted Ventilation
Jika pasien bernapas tetapi tidak kuat maka harus
diberikan bantuan pernapaan (assisted
ventilation). Apabila frekuensi pernapasannya
kurang maka harus dilakukan upaya untuk
penambahan diantaranya inspirasi pasien.
Sedangkan apabila napas terlalu dangkal maka
harus dibantu dengan dorongan bagging.
Pemberian napas bantuan harus mengikuti irama
pernapasan pasien, jangan sampai terjadi tabrakan
antara inspirasi dan ekspirasi.

Apa itu Resusitasi Jantung Paru


(RJP)???

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) atau CARDIO


PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )
Serangkaian tindakan memberikan napas buatan dan pijatan
jantung luar pada penderita yang mengalami henti napas dan
henti jantung (American Heart Association 2010).
RJP dibagi dalam 3 fase :
1. Bantuan hidup dasar (BHD) 2. Bantuan hidup lanjut (BHL)

3. Bantuan hidup jangka lama


Indikasi & Kontraindikasi

Indikasi
korban tidak responsif, tidak bernapas
tidak bernapas normal (yaitu, hanya
terengah-engah)
Ditemukan korban tiba-tiba jatuh tidak
sadarkan diri dengan gambaran 2 diatas

Kontraindikasi
DNAR (do not attempt resuscitation)
Tidak ada manfaat fisiologis karena fungsi
vital telah menurun
Ada tanda kematian yang reversibel
(rigormotis (kaku mayat), dekapitasi,
dekomposisi, atau pucat)
2010 AHA GUIDELINES FOR CPR

Untuk memudahkan mengingat sistematika pertolongan


diperkenalkan suatu konsep pertolongan yang disebut
dengan DRCAB yang merupakan singkatan dari
Danger,Response,Circulation,Airway,Breathing.

D : Danger (Identifikasi bahaya)


R : Respon (Cek Respon)
C : Chest Compression / Circulation (Kompresi Dada)
A : Airway (Jalan Nafas)
B : Breathing (Pernafasan)
Langkah 1
> Danger (Identifikasi bahaya)
Bahaya Amankan Langkah 2
> Response (Cek
Respon)
Untuk memeriksa respon
^ Aman Diri Sendiri korban,berikan rangsangan untuk
membangunkan korban,
Diantaranya :
^ panggil korban

^ Aman Korban

^ Tepuk pundak korban


^ Aman Lingkungan
Lanjutan

^ Berikan rangsangan nyeri (Cubit ujung


kuku,tekan gesek tengah tulang dada
korban/sternum)

^ Jika korabn masih tidak ada respon,segera minta


bantuan (Call For Help)
Circulation and Compression (Cek Nadi /
Kompresi)

1. Lakukan sapuan pada dada hingga perut korban untuk


memeriksan pernafasan
2. Periksa nadi
Waktu pemeriksaan nadi maksimal 10 detik
Jika nadi tidak teraba,lakukan kompresi dada
Korban Dewasa penolong harus melakukan kompresi dan 2 nafas
(1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc.
Xiphoideus)

Bayi -> Nadi Brachialis (lengan dalam)


4 Faktor yang mempengaruhi Cek Nadi / Kompresi :

1. Keberhasilan Kompresi
2. Kedalaman Kompresi
3. Kecepatan
4. Minimal interupsi
5. Berikan jeda untuk recoil
Compression (Teknik Kompresi)

No Tindakan
1 Posisikan diri penolong disebelah badan korban
2 Pastikan korban di posisi terlentang,di atas alas keras
dan rata
3 Tempatkan tangan ditengah dada korban
4 Tekan cepat dan keras
Tekan sedalam 2 incj (5 cm)
-Kecepatan : 100x/menit
5 Pastikan recoil (dada ke posisi awal kembali)
6 Minimalkan interupsi
Airway (Buka Jalan Nafas) Sniffing Position

Teknik pembebasan jalan nafas : Pembebasan jalan nafas pada bayi dilakukan
- Head tilt-chin lift (angkat dagu tengadahkan kepala)
dengan cara memberikan sedikit ganjalan pada
punggung penderita.Hal ini untuk
menyeimbangkan dengan bentuk kepala bayi
yang secara proporsi lebih besar dibandingkan
tubuhnya.

- Jaw Trust (Dorong rahang bawah) dan Chin Lift (Angkat


Dagu)
Jika korban dicurigai cedera servikal (patah tulang
leher),lakukan jaw trust atau chin lift (angkat dagu)
Breathing (Pernafasan)

Saat CPR berikan 2 kali nafas


Berikan nafas bantuan dengan cara:
- Mouth to mouth (Mulut ke Mulut) -Mouth to mask (Mulut ke masker)

-Bag Valve Mask


CPR DEWASA DENGAN 2 PENOLONG
CPR dengan 2 orang penolong,masing-masing penolong memiliki tugas spesifik masing-masing.
Penolon Posisi Tugas
g
Penolon Disamping Melakukan kompresi dada
g1 Korban - Kompresi dada sedalam 2 inch (5 cm)
- Kompresi dada dengan kecepatan 100x/menit
- Perhatikan recoil setiap kompresi
- Kurangi interupsi saat kompresi
- Gunakan rasio kompresi pernafasan 30 : 2
- Hitung Kompresi dengan suara keras
Ganti tugas dengan penolong 2 setiap 5 siklus/2
menit,waktu berganti kurang dari 5 detik
Penolon Posisi Tugas
g
Penolon Dikepala Korban Buka jalan nafas
g2 Menggunakan teknik: - Head tilt-chin lift (tengadah kepala)
Jaw trust
Berikan nafas,lihat penaikan dada dan hindari ventilasi
(pemberian nafas) yang belebihan
Pastikan penolong 1 melakukan kompresi dengan benar
Ganti tugas dengan penolong 2 setiap 5 siklus/2
menit,waktu berganti kurang dari 5 detik
JIKA NADI SUDAH TERABA / SUDAH ADA TANPA
PENGGUNAAN BVM DENGAN 2 PENOLONG
KEHIDUPAN
Jika setelah dilakukan CPR dan nadi sudah teraba
Lakukan penilaian pernapasan dengan cara melihat
pergerakan dada.Penilaian ini dilakukan maksimal 10 detik
Apabila penderita bernafas tidak sadar maka penderita
Diposisikan pada posisi pemulihan.

Ketika terdapat 3 orang penolong atau lebih,2 penolong bisa


memberikan pernafasan lebih efektif dibandingkan 1 penolong.1
orang membuka jalan nafas dikepala korban dan mengunci
masker,penolong 2 momompa untuk mmemberikan ventilasi
Posisi pemulihan dilakukan untuk mencegah
terjadinya aspirasi karena cairan air liur dan muntah.
Apabila penderita tidak bernafas,berikan napas buatan
sebnayak 10-22x/menit.
INFANT CPR
Kunci CPR Bayi
- Tempat pemeriksaan denyut nadi : brachialis (lengan dalam)
- Teknik kompresi : 2 jari untuk 1 penolong dan 2 jempol untuk 2 penolong
- Kedalaman kompresi: 1/3 dada atau 1,5 inch (4 cm)
- Rasio kompresi dan ventilasi 2 penolong : 15 : 2
- Waktu untuk meminta bantuan
KOMPRESI DADA
Jika sendiri,lakukan CPR selama 2 menit terlebih dahulu sebelum meminta tolong dan mengambil AED.

CEK NADI Pada bayi,kedalaman kompresi dianjurkan 1/3 ketebalan dada


1. Letakkan 2/3 jari di lengan atas antara siku dan ketiak
2. Tekan dan rasakan denyut nadi 5 10 detik atau 1,5 inch (4 cm)
CPR 1 PENOLONG TEKNIK KOMPRESI 2 JARI
Berikut langkah langkah CPR bayi dengan 1 penolong : Berikut langkah teknik kompresi pada bayi dengan 2 jari :

Gambar AED

Langk Tindakan
ah
1 Periksa respon bayi dan cek Langk Tindakan
nafas.jika tidak ada respon dan ah
tidak ada nafas,minta bantuan 1 Letakkan bayi dipermukaan
2 Jika ada oranglain,minta orang yang keras dan rata
tersebut untuk mengaktifkan 2 Letakkan 2 jari di tengadah dada
sistem gawat darurat dan ambil bayi
AED
3 Tekan keras dan cepat.Untuk
3 Cek nadi brachialis bayi (< 10 memberikan kompresi,tekan
detik) dinding dada sedalam 1/3
4 Jika tidak ada nadi,berikan nafas ketebalandada (1,5 inch atau 4
bantuan,nadi < 60x/menit cm).Lakukan sebanyak
dengan tanda kurangnya 100x/menit
perfusi,lakukan CPR dengan 4 Perhatikan recoil pada saat
BUKA JALAN NAFAS
Cara membuka jalan nafas pada bayi,sama seperti dewasa.Tetap hati hati saat menengadahkan kepala.Untuk bayi,tidak boleh terlalu tengadah karena ini akan menutup jalan nafas korban.

VENTILASI
(Pemberian nafas buatan ) pada bayi
Sama seperti pada orang dewasa,gunakan barrier device.Pilih alat sesuai ukuran bayi.Alat harus bisa menutup bagianmulut dan hidung.Jangan lupa untuk selalu membuka jalan nafas korban.

CPR BAYI DENGAN 2 PENOLONG

Lakukan kompresi dengan teknik 2 jempol.Teknik ini menghasilkan aliran darah yang lebih baik.
Langkah Tindakan
1 Letakkan 2 jempol dikedua sisi yang bertumpu
ditengadah dada
2 Lingkarkan tangan di dada bayi untuk menyangga
punggung bayi
3 Tekan dada dengan kedalaman 1,5 inch (4 cm)
4 Lakukan kompresi sebanyak 100x/menit
5 Perhatikan recoil
6 Setelah 15 kompresi,penolong 2 berikan nafas
sebanyak 2x.Dada korban harus naik ketika diberika
nafas
7 Lanjutkan kompresi dan nafas dengan rasio 15 ; 2
(untuk penolong),ganti peran setiap 2 menit untuk
mencegah kelelahan penolong.
TERIMAKASIH . . .
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai