Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

MEKANIKA BATUAN LANJUT


II

ANALISIS KESTABILAN LERENG


DENGAN METODE NUMERIK

ALBERTUS JUVENSIUS PONTUS


212160025
Pendahuluan

Kestabilan dari suatu lereng pada kegiatan penambangan


dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah setempat, bentuk
keseluruhan lereng pada lokasi tersebut, kondisi air tanah
setempat, faktor luar seperti getaran akibat peledakan ataupun
alat mekanis yang beroperasi dan juga dari teknik penggalian
yang digunakan dalam pembuatan lereng.
Faktor Kestabilan Lereng

Kestabilan lereng penambangan dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur


batuan, sifat fisik dan mekanik batuan serta gaya luar yang bekerja pada
lereng tersebut.
Suatu cara yang umum untuk menyatakan kestabilan suatu lereng
penambangan adalah dengan faktor keamanan.
Faktor ini merupakan perbandingan antara gaya penahan yang membuat
lereng tetap stabil, dengan gaya penggerak yang menyebabkan terjadinya
longsor.
Sejarah Singkat Mengenai Numerik

Bidang analisis numerik sudah sudah dikembangkan berabad-


abad sebelum penemuan komputer modern.
Interpolasi linearsudah digunakan lebih dari 2000 tahun yang
lalu.
Banyak matematikawan besar dari masa lalu disibukkan oleh
analisis numerik, seperti yang terlihat jelas dari nama
algoritma penting sepertimetode Newton,interpolasi
polinomial Lagrange, Eliminasi Gauss, atauMetode Euler.
Beberapa keuntungan lain dari penggunaan metode numerik
dalam analisis kestabilan lereng antara lain yaitu:

Dapat digunakan untuk menganalisis lereng dengan


mekanisme longsoran yang komplek.
Kondisi tegangan dan regangan yang ada pada lereng dapat
dimasukkan dalam perhitungan kestabilan lereng.
Berbagai macam kriteria keruntuhan baik yang linear
maupun nonlinier dapat digunakan.
Efek perkuatan pada lereng dapat dimasukkan dengan
mudah dalam analisis kestabilan lereng.
Metode Numerik Untuk Analisis Kestabilan Lereng

Metode Beda
Hingga (Finite-
difference Method)
Metode Kontinum
(Continuum
Method)
Metode Elemen
Hingga (Finite-
Metode element Method)
Diskontinum
Metode Numerik
(Discontinuum
Method)

Metode Campuran
(Hybrid Method)
Pada metode elemen hingga, domain daerah yang akan dianalisis dibagi ke
dalam sejumlah zona yang lebih kecil yang dinamakan elemen.
Elemen-elemen tersebut dianggap saling berkaitan pada sejumlah titik
simpul. Perpindahan pada setiap titik simpul dihitung terlebih dahulu,
kemudian dengan sejumlah fungsi interpolasi yang di asumsikan,
perpindahan pada sembarang titik dapat dihitung berdasarkan nilai
perpindahan pada titik-titik simpul. Selanjutnya regangan yang terjadi pada
setiap elemen dihitung berdasarkan besarnya perpindahan pada masing-
masing titik simpul.

Strength Reduction
Method

Metode Eleman
Hingga

Gravity Increase
Method
Metode Pengurangan Kekuatan Geser
(Strength Reduction Method)

Prinsip metode ini adalah kekuatan geser material nilai dikurangi


secara bertahap sampai terbentuk suatu mekanisme keruntuhan
pada lereng.
rumusan :

Dimana :

Keterangan :
SRF : factor reduksi kekuatan geser
C : kohesi
: sudut gesek
Metode Penambahan Gravitasi
(Gravity Increase Method)

Prinsip dari metode penambahan gravitasi yaitu nilai


gravitasi dinaikan secara bertahap sampai terbentuk suatu
mekanisme keruntuhan pada lereng.
Faktor keamanan dalam pendekatan ini didefenisikan
sebagai berikut :

Keterangan :
: nilai gravitasi yang tepat menyebabkan terjadi suatu
kurun waktu pada lereng
: konstanta gravitasi (9,81 KN/m3)
Contoh Kasus

Berikut ini adalah beberapa contoh hasil analisis kestabilan


lereng dengan metode elemen hingga dengan menggunakan
kedua pendekatan tersebut.
Dalam analisis tersebut model lereng mempunyai sifat-sifat
material seperti yang diberikan pada Tabel 1. Hasil analisis
untuk berbagai macam kondisi lereng diberikan pada Gambar
1, 2 dan 3.
Tabel 1. Sifat-sifat material untuk model lereng yang digunakan
dalam contoh analisis kestabilan lereng dengan metode elemen
hingga.
Pada gambar 1, model lereng mempunyai sudut kemiringan
sebesar 490
dan tinggi lereng 30 m serta terdiri dari material yang
homogen yaitu lempung. Untuk model ini metode pengurangan
kekuatan geser dan metode penambahan gravitasi
menghasilkan nilai faktor keamanan yang sama.

Gambar 1. Mekanisme keruntuhan dan faktor keamanan


untuk model lereng lempung
Gambar 2 merupakan
hasil analisis kestabilan
lereng untuk lereng pasir
yang mempunyai sudut
kemiringan lereng
sebesar 20o dan tinggi
lereng yang bervariasi.
Pada kasus ini faktor
keamanan yang
dihasilkan dengan
pendekatan pengurangan
kekuatan geser
mempunyai nilai yang
berbeda dengan faktor
keamanan yang
dihasilkan oleh metode
penambahan beban
Gambar 2. Mekanisme keruntuhan dan faktor
gravitasi. keamanan untuk model lereng yang terdiri dari
Hasil analisis untuk lereng dengan material yang heterogen yang
terdiri dari pasir dan lempung diberikan pada Gambar 3. Pada gambar
tersebut, area yang gelap adalah tanah lempung sedangkan area
yang terang adalah pasir.
Pada kasus ini digunakan model lereng yang mempunyai ketinggian
30 m dan sudut kemiringan 300.
.

Gambar 3. Mekanisme keruntuhan dan faktor keamanan


untuk model lereng yang terdiri dari material pasir dan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai