Anda di halaman 1dari 7

RISIKO KEPATUHAN SYARIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Manajemen Risiko Syariah

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7:

Ikke Sri Hastuti (01.5.050.14)


Romi Sanjaya (01.5.055.14)
Yunel Elvianti (01.5.045.14)

DOSEN PEMBIMBING :
Mega Ilhamiwati, MA

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A 2017/2018
RESIKO KEPATUHAN
1. Syariahkah Bank Islam Pada saat ini?
Perbankan islam didirikan atas dasar prinsip syariah dengan tujuan meniadakan segala bentuk kedhaliman, Terutama
transaksi ribawi. Sehingga sangat penting bagi bank islam untuk menunjukan identitasnya dan berkomitmen
menjalankannya. Sebuah bukti kongkret perlu ditunjukan untuk menjamin konsistensi kepatuhan terhadap syariah islam.
2. Prinsip Dasar sistem keuangan dan ekonomi islam
Menurut Metwally, prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia.
b. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu.
c. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam.
d. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimili oleh segelintir orang-orang kaya
e. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk kepentingan orang banyak.
f. Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggungjawaban di akhirat.
g. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas
h. Islam melarang riba atas segala bentuknya.
3. Syariah Sebagai Prinsip Dan Ruh Dalam Berbisnis.
a. Makna islam dan konsekuensinya
Islam secara bahasa bermakna sebagai ketundukan, ketaatan, kepatuhan, dan penyerahan diri seorang
hamba kepada sang pencipta, yaitu Allah azza wa jalla. Konsekuensi logis dari makna islam tersebut adalah
sikap penerimaan mutlak atas segala perintah dan larangan Allah Taala.
b. Makna dan tujuan syariah islam
Secara istilah syariah berarti peraturan, undang-undang dan hukum, serta jalan yang jelas dan terang.
tujuan dari diturunkanya syariah adalah demi mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat dan
melindungi manusia dari lima hal, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kekayaan.
c. Kedudukan harta dalam islam
Harta pada dasrnya berhukum mubah, namun terlena terhadap harta dan melupakan akhirat akan
menyebabkan manusia terancam neraka. ekonomi kapitalis dan sosialis yang sangat ekstrem dangam mengatur
kepemilikan harta, dalam islam, pemilik harta sesungguhnya dalah Allah Swt.
d. Muamalah sebagai sarana perpindahan harta
Kepemilikan harta oleh individu diperbolehkan dalam syariat islam asalkan diperoleh dengan cara yang
halal dan sesuai syariat. Manusia diberikan kelapangan seluas luasnya untuk melakukan transaksi muamalah
selama tiidak ada dalil yang melarangnya.
4. Mengapa Bank Islam Harus Patuh Pada Syariah Islam Dalam Menjalankan Bisnisnya?
Syariah islam diturunkan utntuk mewujudkan terciptanya kemaslahatan bagi umat manusia. Ketika syariat
islam ditinggalkan, yang terjadi adalah banyaknya kemudharatan, kezaliman dan ketidak adilan ada dimana-
mana. Bank islam, institusi perbankan yang melabelkan namanya dengan islam, sudah seharysnya tunduk dan
patuh terhadap segala ketentuan syariat islam yang mengatur berbagai transaksi meamalah. Kepatuhan terhadap
syariat islam berbeda dengan bank konvensional, ketika bank islam tidak tunduk dan patuh terhadap segala
ketentuan syariat islam, saat itulah bank islam kehilangan identitasnya, jika hal tersebut terus terjadi dan
dibiarkan terus-menerus masyarakat akan menganggap bank islam sama saja halnya dengan bank konvensional.
5. Kepatuhan Syariah Harus Melekat Pada Berbagai Level Kebijakan Dan Proses Manajemen Bank Syariah
Kepatuhan pada Prinsip-Prinsip Syariah
a. Meningkatkan Pemahaman atas Konsep Keuangan Syariah
b. Mendorong dan Memfasilitasi Penyusunan Norma Keuangan Syariah
c. Melakukan Kajian tentang Mekanisme dan Sistem Pengaturan dan Pengawasan yang Terintegrasi
Islam meruapakan aturan yang menyeluruh dan terintegrasi. Misalnya dalam jual beli, keyakinan atas
kehalalan jual beli dan keharaman riba meruapakan masalah akidah. Seseorang dapat dihukumi kufur ketika
meyakini sebaliknya
Demikian pula dengan kegiatan operasional bank Islam. Syariat Islam yang menyeluruh dan terintegrasi
seharusnya terinternalisasi pada seluruh proses bisnis yang dilakukan oleh bank Islam. Syariat Islam tidak hanya
digunakan pada produk-produk perbankan saja, namun juga dalam berbagai proses pengambilan keputusan
manajerial di lingkungan bank Islam. Syariat Islam diterapkan tidak hanya terbatas hanya pada masalah akad-akad
keuangan namun harus menyentuh setiap lini operasi perbankan Islam. Mulai dari keuangan, pemasaran, SDM,
operasi, dan lain sebagainya.
6. Urgensi DSN-MUI dan Keberadaan DPS di Bank Islam
a. DPS dan integrasinya dengan DSN-MUI
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, setiap Bank Islam dii Indonesia, Bank Umum
Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS), wajib membentuk Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
secara umum bertugas untuk memberikan nasihat serta saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar
tidak melenceng dari prinsip syaraih.
b. DSN-MUI pada Sistem Perbankan Islam di Indonesia
Dalam menetapkan fatwa, DSN-MUI minimal satu bulan sekali mengadakan rapat pleno.
c. Urgensi DPS sebagai Jembatan Regulasi dan Fatwa
Peran DPS ditataran teknik operasional perbankan menjadi sangat penting. Dengan tugas, tanggung jawab,
dan wewenang yang dimilikinya, DPS memiliki akses langsung terhadap berbagai kebijakan operasional yang ada
dibank Islam.
7. Proses Identifikasi Risiko Kepatuhan Syariah
a. Definisi dan Cakupan RIsiko Kepatuhan Syariah
risiko kepatuhan syariah didefinisikan sebagai risiko yang muncul akibat ketidak patuhan bank Islam
terhadap aturan dan Prinsip syariah yang ditentikan oleh DPSatau lembaga sejenis dimana bank Islam
beroperasi.
Penilaian kepatuhan bank Islam terhadap prinsip syariah mencakup seluruh komponen yang terkait
dengan kegiatan operasional perbankan Islam.

b. AAOIFI dalam audit Kepatuhan Syariah Bank Islam


AAOIFI mendefinisikan proses audit kepatuhan syariah sebagai proses pemeriksaan. tujuan
pelaksanaan audit pada lembaga keuangan Islam adalah untuk memberikan opini bahwa laporan keuangna
telah disajikan sesuai dengan prinsip dan aturan syariah tanpa ada kesalahan yang material.
c. Berbagai Pendekatan Audit Syariah
proses audit syariah dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu, pendekatan halal-haram,
pendekatan akad, pendekatan dokumen legal, pendekatan maqashidul al-sharia, dan pendekatan laporan
keuangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai