Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

KONSEP DASAR AGROKLIMATOLOGI

Oleh :
WAWAN PEMBENGO, SP, M.SI
Ruang Lingkup Klimatologi Pertanian
Klimatologi atau ilmu iklim yakni cabang ilmu pengetahuan yang membahas sintesis atau
statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun di suatu tempat.
Sintesis unsur-unsur cuaca meliputi nilai rata-rata, maksimum dan minimum, frekuensi
kejadian nilai unsur cuaca tertentu dan penyimpangannya.

Pertanian (Agro/Agriculture) dinyatakan sebagai kegiatan ataupun ilmu


tentang pengelolaan/budidaya tanaman, ternak dan ikan pada bidang lahan
atau suatu wilayah yang luas. Budidaya tanaman, ternak dan ikan adalah
mesin pemanen dengan produk berbagai bentuk senyawa karbohidrat.

Iklim (climate) : karakter, sintesis dari nilai statistik cuaca jangka panjang
(minimal 30 tahun) di suatu lokasi ataupun wilayah luas. Iklim merupakan
integrasi kondisi cuaca yang mencakup periode waktu tertentu suatu wilayah.

Cuaca (weather) : kondisi singkat/sesaat atmosfer atau dapat dianggap


sebagai potret kondisi fisika atmosfer sesaat, sehingga pengaruh langsungnya
terhadap kehidupan juga bersifat sesaat.
Kajian dan Manfaat Ilmu Cuaca dan Iklim
Beberapa manfaat pokok dari informasi cuaca dan iklim (Handoko, 1993)
yakni :
1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang ditimbulkan
oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrem misalnya kekeringan akibat El nino,
banjir akibat La nina, angin kencang (badai) serta angin puyuh (tornado).

2. Meningkatkan adaptasi diri berupa menyelenggarakan kegiatan dan usaha


yang serasi dengan informasi sifat cuaca/iklim sehingga terhindar dari
hambatan dan kerugian yang diakibatkannya.

3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan menerapkan teknologi


informasi sumber daya cuaca/iklim.
Mekanisme Pembentukan Cuaca dan Iklim

1.Pancaran radiasi surya 1.Penerimaan radiasi &


2.Letak lintang (latitude) lama penyinaran
3.Ketinggian tempat 2.Suhu udara
(altitude) 3.Kelembaban udara
4.Posisi tempat terhadap 4.Tekanan udara
lautan 5.Kecepatan & arah angin Distribusi Tipe Cuaca dan Iklim
5.Pusat tekanan tinggi & 6.Evaporasi
rendah semi permanen (a) 7.Presipitasi : hujan, salju, (b
6.Aliran massa udara embun
7.Halangan oleh 8.Suhu tanah
pegunungan
8.Arus laut
9.Unsur cuaca/iklim
1. Pancaran Radiasi Surya

Daya pancar gelombang elektromagnetik di


permukaan surya sangat beragam antar lokasi dan
waktu. Jarak bumi-surya terus berfluktuasi antara
147 juta 152 juta km. Surya mengalami
perubahan noda matahari (sun spot) dengan siklus
11 tahun. Gejala-gejala ini berpengaruh terhadap
penerimaan radiasi di bumi.
Intensitas radiasi surya yang diterima puncak
permukaan bumi pada arah sinar tegak lurus dan
pada jarak rata-rata bumi-surya 150 juta km
dinamakan tetapan surya (solar constant) sebesar
1.98 2.00 kalori/cm2/menit atau sekitar 1360
watt/m2.
Sebaran penerimaan radiasi surya di permukaan
bumi menurut lintang mencapai tertinggi di equator
dan terendah di kedua kutub. Hal ini menyebabkan
penurunan kandungan energi di permukaan bumi
dari equator ke kutub, sehingga secara umum
radiasi, suhu, kadar uap dan presipitasi menurun.
2. Derajat Lintang

Sistem hubungan dan posisi bumi matahari,


sumbu rotasi bumi membentuk sudut 66,50
terhadap bidang ekliptika sehingga posisi surya
terhadap bumi tiap hari sejak 1 Januari hingga
31 Desember terus bergeser teratur diantara
kedudukan berikut :
21 Maret : 00 (ekuator)
21 Juni : 230 Lintang Utara
21 Sept : 00 (ekuator)
21 Des : 230 Lintang Selatan
Gejala ini mengakibatkan keragaman
penerimaan radiasi surya sebagai sumber energi
tunggal bagi permukaan bumi di berbagai
lokasi.
Keragaman ini menyebabkan perubahan musim
di daerah tertentu dan perbedaan intensitas
radiasi surya antar tempat dan lintang (tertinggi
di ekuator dan terendah di kutub).
3. Ketinggian Tempat (Altitude)

Keragaman ketinggian tempat di bumi berkisar antara 0 8883


meter dari permukaan laut hingga puncak Mount Everest.
Ketinggian troposfer yang lapisan terbawah atmosfer 0 12 km,
sedangkan puncak atmosfer tidak terdefinisikan (> 100 km).
Di troposfer peningkatan ketinggian mengakibatkan penurunan
kerapatan molekul sehingga menyebabkan penurunan tekanan
dan suhu udara.
Rataan penurunan tekanan udara terhadap ketinggian
tempat di seluruh dunia adalah sebagai berikut :
dp/dz = - 11 mb/ 1 km
Rataan penurunan suhu udara terhadap ketinggian
tempat di seluruh dunia (normal lapse rate) adalah
sebagai berikut :
dT/dz = - 6,5 0C / km
Semakin tinggi menjauhi permukaan bumi, menyebabkan
berkurangnya penghalang permukaan dan kerapatan antar
molekul. Hal tersebut mengakibatkan gaya gesekan terhadap
angin berkurang dan kecepatan angin bertambah.
4. Posisi Tempat Terhadap Lautan

Lautan adalah sumber uap bagi udara. Semakin


dekat lautan berarti menambah peluang
kemudahan memperoleh uap. Semakin dekat
posisi tempat ke lautan maka semakin besar
peluang tiupan angin laut dengan segala akibat
ikutannya (peningkatan RH, kemungkinan angin
kencang, curah hujan, dll).
Angin laut adalah angin yg terjadi karena
pada siang hari laut bersuhu rendah dan
bertekanan tinggi sedang daratan bersuhu
tinggi dan bertekanan rendah akhirnya
angin bergerak dari laut ke darat.
Angin darat adalah angin yg terjadi karena
pada malam hari laut bersuhu tinggi dan
bertekanan rendah sedang daratan bersuhu
rendah dan bertekanan tinggi akhirnya
angin bergerak dari darat ke laut.
5. Pusat Tekanan Tinggi Dan Rendah

Perbedaan panas jenis antara permukaan


daratan/tanah (benua) dan lautan (samudera)
mengakibatkan perbedaan suhu udara di atas
kedua jenis permukaan bumi yang akan
menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Di belahan bumi tertentu pada musim panas
(summer season) radiasi kuat menyebabkan suhu
udara di atas daratan (benua) lebih tinggi dan
tekanan udaranya lebih rendah bila dibandingkan
dengan udara lautan (samudera). Maka angin
bertiup dari lautan (samudera) ke daratan (benua)
sedangkan musim dingin (winter season)
sebaliknya.
6. Massa Udara

Massa udara adalah suatu volume raksasa


atmosfer yang meliputi radius permukaan
1000 km yang berada diam di suatu wilayah
sekurangnya satu minggu.
Massa udara akan menyerap dan memiliki sifat
fisika khusus seperti daerah setempat. Apabila
udara tersebut mengalir menjadi aliran massa
udara raksasa maka akan dapat mempengaruhi
dan merubah cuaca daerah-daerah yang dilalui.
Contohnya :
Angin panas dan kering dari padang pasir di
musim panas
Angin panas dan basah dari samudera di
musim panas
Angin dingin dan basah dari samudera di
musim dingin
Angin kutup yang dingin dan kering
7. Halangan Pegunungan/Topografi (Mountain Barrier)

Jajaran pegunungan yang cukup tinggi dan landai


yang menghadap ke arah angin dari laut akan
mudah memberikan efek orografi pada curah hujan.
Curah hujan tinggi dan berpola meningkat sejalan
dengan kenaikan ketinggian terutama pada lereng
muka (windward side). Di lereng belakang (Leeward
Side) dari pegunungan sering menimbulkan angin
kering dan panas disebut angin Fohn/Chinook.
Angin Fohn/Chinook di Indonesia sebagai berikut:
Angin Bahorok (Deli, Sumatera Utara)
Angin Kumbang (Cirebon, Jawa Barat)
Angin Gending (Pasuruan, Jawa Timur)
Angin Brubu (Makassar, Sulawesi Selatan)
Angin Wambraw (Biak, Irian Jaya)
8. Arus Lautan

Arus lautan adalah aliran massa air


di samudera dalam volume raksasa,
berlangsung rutin/musiman dan
berdampak luas. Massa air tersebut
membawa sifat fisika tertentu (arus
dingin atau panas) sehingga
memanaskan atau mendinginkan udara
di atasnya.
Arus lautan menjadi faktor peubah iklim.
Contohnya arus Kurosyiwo dari samudera
Pasifik yang panas akan menghangatkan
pantai California yang seharusnya
mengalami musim dingin. Arus lautan
dari kutub utara seringkali
mengakibatkan musim dingin yang
ekstrem di daerah subtropika utara
seperti AS, Kanada dan Eropa

Anda mungkin juga menyukai