Anda di halaman 1dari 48

6/27/2017

Resistensi-B.Infeksi
MEKANISME DAN STRATEGI
PENANGANAN RESISTENSI BAKTERI

1 Farida Juliantina R
Dept. Mikrobiologi FK UII
PENDAHULUAN

6/27/2017
Pengobatan penyakit infeksi : abad ke-
17 (kinin untuk malaria dan emetin

Resistensi-B.Infeksi
untuk amubiasis)
Sulfonamid (1935) : hasil memuaskan

Penisilin (ditemukan Alexander


Fleming 1929 digunakan 1940) : sangat
efektif unuk mengatasi penyakit infeksi
Berkembang ditemukan antibiotik yang
lain
2
ANTIMIKROBA

6/27/2017
Antimikroba: senyawa yang dapat

Resistensi-B.Infeksi
membunuh mikroorganisme
Antibiotika: senyawa yang dihasilkan
mikroorganisme dan dapat
membunuh mikroorganisme lain
3
ANTIMIKROBA
Antiseptik:

6/27/2017
senyawa yang dapat membunuh

Resistensi-B.Infeksi
mikroorganisme dan digunakan pada
permukaan jaringan hidup
Disinfektan:
senyawa yang dapat membunuh
mikroorganisme dan dipergunakan
pada permukaan benda mati

4
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK

6/27/2017
Menghambat sintesis dinding sel bakteri,
termasuk golongan -laktam misal : penisilin,
sefalosporin, carbapenem dan bahan lainnya

Resistensi-B.Infeksi
seperti cycloserine, vankomisin, dan bacitracin.
Bekerja langsung pada membran sel
mikroorganisme, meningkatkan permeabilitas
dan menyebabkan kebocoran senyawa
intraseluler misal: polimiksin
Mengganggu fungsi subunit ribosom 30S atau
50S untuk menghambat sintesis protein secara
reversibel, umumnya merupakan bakteriostatik
misal: kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, 5

klindamisin
LANJUTAN

6/27/2017
Berikatan pada subunit ribosom 30S dan
mengganggu sintesis protein, umumnya adalah
bakterisid, misal : aminoglikosida.

Resistensi-B.Infeksi
Mempengaruhi metabolisme asam nukleat
bakteri, misal :rifampisin dan rifabutin yang
menghambat enzim RNA polimerase dan
kuinolon yang menghambat enzim
topoisomerase.
Antimetabolit, menghambat metabolisme asam
folat seperti trimetoprim dan sulfonamid, yang
menahan enzim- enzim penting dari metabolisme
folat 6
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
7
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIKA
Menghambat sintesa dinding sel bakteri

6/27/2017
menghambat sintesa peptidoglikan (fase

Resistensi-B.Infeksi
pertumbuhan)

Gol penisilin menghambat transpeptidase


Sikloserin menghambat enzim biosintetik
Basitrasin menghambat penyambungan
N-asetilglukosamin--N-asetil muramat

8
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
9
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
10
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIKA

6/27/2017
Mempengaruhi permeabilitas membran plasma

Resistensi-B.Infeksi
Merusak lipid permeabilitas turun
komponen sel keluar sel mati

Contoh: polimiksin, kolistin, amfoterisin B

11
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIK

6/27/2017
Menghambat sintesis protein

Resistensi-B.Infeksi
Obat berikatan pada ribosom 30S:
aminoglikosida, tetrasiklin
Obat berikatan pada ribosom 50S:
eritromisin, kloramfenikol

(Bakteri memiliki ribosom 70S sedangkan mamalia


memiliki ribosom 80S)

12
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIK
Menghambat sintesa asam nukleat

6/27/2017
Menghambat replikasi DNA bakteri
siprofloksasin, asam nalidiksat,

Resistensi-B.Infeksi
ofloksasin

Menghambat sintesis RNA (berikatan dengan sub


unit RNA polimerase):
Rifampisin

Menghambat sintesis asam nukleat


gol. Sulfonamid (trimetroprim,
sulfametoksasol) 13
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
14
REPLIKASI
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
15
TRANSKRIPSI
FJR-FK UII 07
16
Biom
ol-
Farm
asi-
07
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK

6/27/2017
Golongan Penisilin Penisilin diklasifikasikan
sebagai obat -laktam karena cincin laktam
mereka yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri

Resistensi-B.Infeksi
kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi, efek
klinis, dan karakteristik imunologi yang mirip
dengan sefalosporin, monobaktam, karbapenem,
dan -laktamase inhibitor, yang juga merupakan
senyawa -laktam.
Penisilin terbagi menjadi beberapa golongan :
- Penisilin natural (misalnya, penisilin G), poten
terhadap bakteri gram-positif, kokus gram
negatif, dan bakteri anaerob penghasil non-- 17

laktamase.
LANJUTAN

6/27/2017
- Penisilin antistafilokokal (misalnya, nafcillin)
Golongan ini aktif terhadap stafilokokus dan
streptokokus tetapi tidak aktif terhadap

Resistensi-B.Infeksi
enterokokus, bakteri anaerob, dan kokus gram
negatif dan batang gram negatif.
- Penisilin dengan spektrum yang diperluas
(Ampisilin dan Penisilin antipseudomonas). Obat
ini mempertahankan spektrum antibakterial
penisilin dan mengalami peningkatan aktivitas
terhadap bakteri gram negatif

18
LANJUTAN

6/27/2017
Golongan Sefalosporin dan Sefamisin. Sefalos-
porin mirip dengan penisilin secara kimiawi,
cara kerja, dan toksisitas. Hanya saja

Resistensi-B.Infeksi
sefalosporin lebih stabil terhadap banyak beta-
laktamase bakteri sehingga memiliki spektrum
yang lebih lebar. Sefalosporin tidak aktif
terhadap bakteri enterokokus dan L.
monocytogenes. Sefalosporin terbagi dalam
beberapa generasi, yaitu:
- Sefalosporin generasi pertama: sefadroxil,
sefazolin, sefalexin, sefalotin, sefafirin, dan
sefradin. 19
LANJUTAN

6/27/2017
- Sefalosporin generasi kedua : sefaklor,
sefamandol, sefanisid, sefuroxim, sefprozil,
loracarbef, dan seforanid.

Resistensi-B.Infeksi
- Sefalosporin generasi ketiga : sefeperazone,
sefotaxime, seftazidime, seftizoxime,
seftriaxone, sefixime, seftibuten, moxalactam,
dll.
- Sefalosporin generasi keempat : Sefepime
merupakan contoh dari sefalosporin generasi
keempat dan memiliki spektrum yang luas.

20
LANJUTAN

6/27/2017
Golongan Kloramfenikol, merupakan inhibitor
yang poten terhadap sintesis protein mikroba.
Kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan

Resistensi-B.Infeksi
memiliki spektrum luas dan aktif terhadap
masing-masing bakteri gram positif dan negatif
baik yang aerob maupun anaerob
Golongan Tetrasiklin : merupakan obat pilihan
utama untuk mengobati infeksi klamidia,
riketsia, dan beberapa infeksi dari spirokaeta.
Tetrasiklin juga digunakan untuk mengobati
ulkus peptikum yang disebabkan oleh H. pylori.
21
LANJUTAN
Tetrasiklin menembus plasenta dan juga

6/27/2017
diekskresi melalui ASI dan dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan tulang dan gigi pada

Resistensi-B.Infeksi
anak akibat ikatan tetrasiklin dengan kalsium.
Tetrasiklin diekskresi melalui urin dan cairan
empedu (tidak direkomendasi untuk anak <8
tahun, ibu hamil dan menyusui)
Golongan Makrolida : Eritromisin merupakan
bentuk prototipe dari obat golongan makrolida
yang disintesis dari S. erythreus. Eritromisin
efektif terhadap bakteri gram positif terutama
pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan
korinebakterium. Bersifat bakterisidal dan 22

meningkat pada pH basa


LANJUTAN

6/27/2017
Golongan Aminoglikosida : streptomisin,
neomisin, kanamisin, tobramisin, sisomisin,
netilmisin, dan lain-lain. Umumnya digunakan

Resistensi-B.Infeksi
untuk mengobati infeksi akibat bakteri gram
negatif enterik, terutama pada bakteremia dan
sepsis.
Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim,
merupakan obat yang mekanisme kerjanya
menghambat sintesis asam folat bakteri yang
akhirnya berujung kepada tidak terbentuknya
basa purin dan DNA pada bakteri.
23
LANJUTAN

6/27/2017
Golongan Fluorokuinolon, misal : fluorokuinolon
termasuk di dalamnya asam nalidixat,
siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin,

Resistensi-B.Infeksi
dan lain-lain. Fluorokuinolon aktif terhadap
bakteri gram negatif. Efektif mengobati infeksi
saluran kemih yang disebabkan oleh
pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati
diare yang disebabkan oleh Shigella, Salmonella,
E. coli dan Campilobacter

24
RESISTENSI ANTIBIOTIK

6/27/2017
Resistensi antibiotik merupakan resistensi
bakteri terhadap obat antibiotik yang
sebelumnya sensitif. Bakteri mampu menahan

Resistensi-B.Infeksi
serangan antibiotik, sehingga standar
pengobatan menjadi tidak efektif dan infeksi
tetap persisten dan mungkin menyebar.
Resistensi antibiotik merupakan konsekuensi
dari penggunaan antibiotik yang salah, dan
perkembangan dari suatu mikroorganisme itu
sendiri, bisa jadi karena adanya mutasi atau gen
resistensi yang didapat.
25
PEMICU TERJADINYA
RESISTENSI

6/27/2017
Penggunaan antibiotik di bawah dosis standar
Penggunaan antibiotik terlalu lama

Resistensi-B.Infeksi
Terlalu sering menggunakan antibiotik

ANTIBIOTIK DIGUNAKAN
TIDAK TEPAT DOSIS/ SASARAN

26
PENYEBAB RESISTENSI

6/27/2017
Menurut WHO (2012), ketidaktepatan
serta ketidakrasionalan penggunaan

Resistensi-B.Infeksi
antibiotik merupakan penyebab paling
utama menyebarnya mikroorganisme
resisten.
Contoh : pasien tidak mengkonsumsi
antibiotik dengan benar, atau kualitas
antibiotik yang diberikan buruk,
penggunakan selain manusia tanpa
kontrol yang baik. 27
FAKTOR LAIN
Adapun faktor-faktor lain yang dapat

6/27/2017
menyebabkan adanya resistensi antibiotik
adalah:

Resistensi-B.Infeksi
Kelemahan atau ketiadaan sistem monitoring
dan surveilans
Ketidakmampuan sistem mengontrol kualitas
suplai obat
Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggu-
naan obat (tidak hanya digunakan manusia)
Buruknya pengontrolan pencegahan infeksi
penyakit
Kesalahan diagnosis dan pengobatan yang 28

diberikan
RESISTENSI
Bakteri patogen memperoleh sifat resistensi

6/27/2017
terhadap antibiotik berasal dari dua hal, yakni
dengan cara transmisi vertikal dan transmisi

Resistensi-B.Infeksi
horisontal.
Pada transmisi vertikal, bakteri memperoleh
kekebalan melalui akumulasi perubahan genetis
selama proses alami duplikasi genom. Transmisi
vertikal merupakan proses mendasar, dimana sel
dapat mengakumulasikan kesalahan-kesalahan
pada genomnya selama proses replikasi. Proses
akumulasi kesalahan tersebut terjadi dalam
jumlah yang sedikit. Satu dari seribu bakteri
yang berkembang akan mengalami kesalahan 29

genom, hal ini dinamakan mutasi..


LANJUTAN
Pada transmisi horisontal terjadi transfer gen

6/27/2017
dari bakteri yang mengalami mutasi menjadi
resisten (pada transmisi vertikal). Penelitian

Resistensi-B.Infeksi
terakhir menunjukkan bahwa transmisi
horisontal ini bertanggungjawab terhadap
berkembangnya resistensi bakteri terhadap
antibiotika. Proses transmisi horisontal diawali
dengan perpindahan gen penyebab resistensi
dari satu bakteri ke bakteri lainnya dengan
perantara plasmid. Plasmid merupakan elemen
genetik yang dapat berpindah antar sel.
Fragmen DNA ini berpindah menuju sel lain
melalui 3 mekanisme, yakni transformasi, 30
transduksi, dan konjugasi
MEKANISME TERJADINYA RESISTENSI
Terjadi Resistensi karena:

6/27/2017
1. Faktor intrinsik bakteri (mutasi kromosom,

Resistensi-B.Infeksi
transfer DNA: transformasi, transduksi,
konjugasi)
2. Kemampuan bakteri menghasilkan enzim
yang dapat menonaktifkan obat (misal:
sefaloporinase, adenilase, asetilase)
3. Terjadi perubahan pada molekul target dalam
bakteri
31
LANJUTAN

6/27/2017
4. Terjadinya perubahan permeabilitas
membran sel bakteri terhadap obat

Resistensi-B.Infeksi
5. Efluks
6. Terjadinya perubahan pada metabolic
pathway

32
MEKANISME
Memblok antibiotik dengan cara mengubah
dinding sel sehingga tidak dapat ditembus

6/27/2017
Kelompok bakteri ini secara alami resisten terhadap
antibiotik tertentu karena kurangnya target bagi

Resistensi-B.Infeksi
antibiotik untuk berikatan, dan juga karena
membran selnya tidak dapat ditembus.
Menghasilkan enzim pengurai antibiotik
sehingga antibiotik menjadi tidak aktif
Bakteri ini mengkode gen yang menghasilkan enzim
yang mengurai molekul antibiotik sebelum antibiotik
ini membunuh bakteri. Contohnya adalah enzim beta
laktamase, enzim ini akan menguraikan struktur
beta laktam pada antibiotik, sehingga antibiotik
menjadi tidak aktif lagi dan tidak dapat membunuh 33

bakteri.
LANJUTAN

6/27/2017
Perubahan area target yang menurunkan
daya ikat antibiotik. Pada mekanisme ini,
bakteri memperoleh mutasi gen yang mengubah

Resistensi-B.Infeksi
target antibiotik sehingga menurunkan
efektivitasnya. Masing-masing antibiotika
dirancang untuk menyasar proses penting dalam
tubuh bakteri. Sebagai contohnya, antibiotika
fluorokuinolon bekerja dengan cara mengganggu
fungsi protein yang terlibat dalam proses replikasi
DNA bakteri. Mutasi yang menyebabkan resistensi
terhadap fluorokuinolon seringkali mengubah
konformasi protein ini, sehingga mengurangi 34
pengikatan antibiotik ke sasarannya.
LANJUTAN

6/27/2017
Perubahan permeabilitas kuman terhadap
obat tertentu. Adanya perubahan ini
menyebabkan antibiotik tidak dapat masuk.

Resistensi-B.Infeksi
Misal : streptokokus yang mempunyai barier
alami terhadap obat golongan aminoglikosida.
Efluks. Mekanisme efluks terjadi ketika gen
resisten mengkode protein yang secara aktif
mendorong antibiotik keluar dari sel bakteri,
sehingga kadar antibiotik di dalam sel menjadi
rendah dan tidak mampu untuk membunuh
bakteri.
35
LANJUTAN

6/27/2017
Terjadinya perubahan pada metabolic
pathway yang menjadi target obat. Misal :

Resistensi-B.Infeksi
kuman yang resisten terhadap obat golongan
sulfonamida, tidak memerlukan PABA dari luar
sel, tapi dapat menggunakan asam folat,
sehingga sulfonamida yang berkompetisi dengan
PABA tidak berpengaruh pada metabolisme sel.

36
PENYEBARAN RESISTENSI
Transformasi

6/27/2017
masuknya fragmen DNA pembawa sifat
resisten ke dalam sel bakteri

Resistensi-B.Infeksi
Transduksi
fragmen DNA pembawa sifat resisten
masuk ke dalam DNA bakteriofaga
masuk ke sel bakteri lain
Konjugasi
Sifat resistensi ditularkan dari sel
donor ke sel aseptor
37
TRANSFORMASI

6/27/2017
Pengambilan DNA oleh bakteri

Resistensi-B.Infeksi
dari lingkungan sekitar (DNA
asing, dapat berupa
potongan/fragmen DNA yang
berasal dari bakteri atau
organisme lain. Masuknya DNA
dapat secara alami maupun
paksaan)
38
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
39
TRANSFORMASI
TRANSDUKSI

Perpindahan DNA dari satu sel bakteri ke

6/27/2017
sel bakteri lain melalui perantaraan faga
(bakteriofaga). Pada waktu faga

Resistensi-B.Infeksi
menginfeksi bakteri, faga memasukkan
DNAnya ke dalam bakteri, DNA faga
bereplikasi dengan sel di dalam sel atau
berintegrasi dengan kromosom bakteri.
Pada waktu keluar membawa DNA
bakteri inang dan terbawa masuk ke
bakteri lain yang diinfeksinya
40
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
41
TRANSDUKSI
KONJUGASI

6/27/2017
Perpindahan DNA bakteri (sel
donor) ke bakteri lain (sel resipien)

Resistensi-B.Infeksi
melalui kontak fisik antara kedua
sel.
Setelah konjugasi sel berpisah dan
jumlah sel tidak bertambah (tidak
dihasilkan sel anak)

42
6/27/2017 Resistensi-B.Infeksi
43
KONJUGASI
IDENTIFIKASI RESISTENSI
Uji kepekaan bakteri dapat dilakukan dengan
metode difusi ataupun dilusi

6/27/2017
Pemeriksaan

Resistensi-B.Infeksi
KHM ( Kadar Hambat Minimum )
KBM ( Kadar Bunuh Minimum)

Identifikasi gen pembawa sifat resistensi dengan


PCR (Polymerase Chain Reaction)

Hibridisasi dengan prob DNA


44
KASUS RESISTENSI

6/27/2017
Tingginya kasus resistensi obat antibiotik di
Indonesia cukup mengkhawatirkan. Bahkan
Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 27

Resistensi-B.Infeksi
negara dengan beban tinggi kekebalan obat
terhadap kuman (Multidrug Resistant/MDR) di
dunia berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2009
Masih banyak lagi kasus resistensi bakteri
terhadap obat lain

45
BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK
DARI BEBERAPA NEGARA

6/27/2017
S. aureus (MRSA) (di Atlanta)
tahun 2001 12%

Resistensi-B.Infeksi
tahun 2006 28%

Enterococcus (di Perancis, Inggris)


tahun 1987 1993 kenaikan
resistensi terhadap vankomisin 20%

46
BAKTERI RESISTEN
E. coli (ISK) (Mexico):

6/27/2017
AmpR : 74%
SXTR : 60,1%

Resistensi-B.Infeksi
CipR : 32,6%

E. coli (Switzerland):
1983-1990 92 isolat sensitif terhadap
berbagai antibiotika
1991 1993 28% resisten 5 macam
antibiotik
47
STRATEGI PENANGANAN
RESISTENSI

6/27/2017
Pengobatan rasional
Mengikuti prosedur penggunaan antibiotik

Resistensi-B.Infeksi
Pengendalian antibiotik secara terpusat

Pemantauan resistensi secara berkala

Mengaktifkan Program Pengendalian


Resistensi Antimikroba (PPRA)
Peran dari semua pihak

48

Anda mungkin juga menyukai