Refrat Trauamtik Subdural Hematoma SDH
Refrat Trauamtik Subdural Hematoma SDH
Oleh:
Irwan Prasetyo
NIM 082011101078
Pembimbing :
dr. H. Moch. Dwikoryanto, Sp.BS
a. Duramater
Selaput yang keras; terdiri atas
jaringan ikat fibrosa yang melekat
erat pada permukaan dalam dari
kranium.
Terdiri dari 2 lapisan: endosteal
dan meningeal, terdapat sinus vena
diantara kedua lapisan tsb.
b. Arachnoid
Suatu membran fibrosa yang tipis,
halus dan avaskular.
c. Piamater
Membrana vaskular yang dengan
erat membungkus otak, meliputi
gyri dan masuk kedalam sulci yang
paling dalam.
KLASIFIKASI
2. Non trauma
a. pasien dengan konsumsi obat-obat
antikoagulan
b. Aneurisma
c. Tumor intra kranial Sumber perdarahan:
d. Post operasi bridging veins di subdural
arteri kortikal
Lokasi perdarahan: di daerah parietal, sebagian
di daerah temporal, fissura interhemisferik
PATOFISIOLOGI
TANDA-TANDA HERNIASI OTAK
Tanda-tanda
peningkatan TIK
Penurunan kesadaran
Pupil anisokor
Hemiparesis
kontralateral
Kejang 1, subfalcine; 2, herniation of the
uncus and hippocampal gyrus of the
Lucid interval temporal lobe into the tentorial
notch, causing pressure on the third
nerve and
mid-brain; 3, brainstem caudally;
4, cerebellar tonsils through foramen
magnum
GEJALA KLINIS DIAGNOSIS
a. Nyeri kepala penurunan a. ANAMNESIS
kesadaran b. PEMERIKSAAN FISIK
b. Mual dan muntah c.PEMERIKSAAN
PENUNJANG
c. Gangguan motorik
LABORATORIUM
d. Anisokor pupil
FOTO KEPALA
CT-Scan
MRI
CT-SCAN
DIAGNOSIS BANDING
a. Stroke
b. Encephalitis
c. Abses otak
d. Adverse drugs reactions
e. Tumor otak
f. Perdarahan subarachnoid
g. Hydrocephalus
PENATALAKSANAAN
1. Non-operatif / Medikamentosa
Intubasi dan oksigenasi
Elevasi kepala 30
Cairan isotonis untuk resusitasi
Manitol 0,25-1 g/kgBB
Furosemid 0,3-0,5 mg/kgBB
Antikonvulsan (Fenitoin) untuk mengatasi kejang 15-20
mg/kgBB
Neurotropik
Citicoline 1 g/hari
Piracetam 24-30 mg/hari
2. Operatif, jika:
a. Mortalitas 60-70 %
a. Medis : kejang dan infeksi (16,9%)
b. SDH akut yang sedikit (diameter
b. Operasi : massa subdural,
< 1 cm), prognosanya baik
hematom intraparenkim, atau tension
c. Operasi pada SDH kronis
pneumocephalus (2,3% )
prognosis sekitar 90 % kasus
c. Meningitis atau abses serebri (< 1
sembuh total.
%)
d. SDH disertai lesi parenkim otak
mortalitas > tinggi sekitar 60 %.