Anda di halaman 1dari 25

Struktur Kekuatan

Keluarga

by arie
Kekuasaan Keluarga
1. Dasar Kekuasaan
Kekuasaan adlh kemampuan, baik
kemampuan potensial maupun aktual dr
sesorang individu utk mengontrol,
mempengaruhi dan mengubah tingkah
laku seseorang.
 Secara alamiah, kekuasaan meliputi
(proses) sosial budaya, interaksi, dan
komponen hasilnya (McDonald,1980).
 Pengaruh/dominasi sinonim kekuasaan

Otoritas/wewenang
 Otoritas/wewenang adlh istilah yg punya
kaitan erat, yg menyatakan kenyakinan*
yg dianut bersama oleh anggota
keluarga, yg didasarkan secara kultur
dan normatif dan yg menyatakan
seorang anggota keluarga sbg orang yg
berhak mengambil keputusan dan
menerima posisi kepemimpinan.
Mengukur Kekuasaan Keluarga
 Bila pasangan suami-isteri terjadi
kesepakatan ?
 Bila pasangan suami-isteri yg lebih
berpengaruh dalam kehidupan keluarga
adlah isteri ?
 Bila pasangan suami-isteri yg lebih
berpengaruh dalam kehidupan keluarga
adlah suami ?
Cromwell dan Olson (1975)
 Membagi kekuasaan dlm 3 bidang :
 1.Dasar Kekuasaan
 2.Hasil pembuatan keputusan dan
kekuasaan
 3.Proses kekuasaan
Penjelasan
1.Dasar-Dasar Kekuasaan Keluarga
Tipe-tipe kekuasaan :
a. Kekuasaan/wewenang yg sah
Merujuk pada kepercayaan
bersama dan persepsi dr anggota
keluarga bahwa satu orang mempunyai
hak utk mengontrol tingkah laku dr 1
anggota keluarga lain. Cnth.Ortu thdp
anak*.
• b. Kekuasaan yg tak berdaya atau putus asa
• Mungkin sangat efektif dlm keluarga dimana salah
satu anggotanya sakit scr kronis, cacat, atau
lansia. Seorang suami/isteri atau anggota
keluarga yg cacat dapat mengontrol anggota
keluarga atas dasar ketidakberdayaan atau
kelemahannya.
c. Kekuasaan Referen
• Kekuasaan yg dimiliki oleh orang* tertentu
trhdp orang lain krn identifikasi positif trhdp
mereka, seperti identifikasi positif dr seorang
anak dgn orang tua.
 d. Kekuasaan Sumber/Ahli
• Adlh sebuah sumber kekuasaan yg ada dlm
suatu hubungan jika seorang yg sedang
“dipengaruhi” merasa bahwa orang lain
(“ahli”) memiliki pengetahuan khusus,
keterampilan keahlian, atau pengalaman
(Safilios dan Rothschild, 1976a). Seperti
suami dominan krn ia mengontrol uang
belanja, atau isteri dominan krn ia lbh praktis
& lbh terarah pd tujuan drpd suami.
• E. Kekuasaan Penghargaan
• Berasal dr adanya harapan bahwa orang yg
berpengaruh, dan dominan akan melakukan
sesuatu yg positif trhdp ketaatan seseorang. Mis.
Anak sering menggunakan tingkah laku yg baik utk
memperoleh keuntungan yg diinginkan.
• F. Kekuasaan dominasi atau paksaan
• Berdasarkan persepsi dan kepercayaan bahwa
orang yg memiliki kekuasaan mungkin akan
menghukum dgn ancaman,paksaan atau
kekerasan dr individu* lain jika mereka tidak taat.
• g. Kekuasaan Informasional
• Kekuasan ini terjadi jika suatu pemberian isyarat,
anjuran dan informasi yg tdk jelas mempengaruhi
seorang utk bertindak tanpa indikasi persuasif yg
jelas (Raven et al, 1975).
• h. Kekuasaan manajemen ketegangan
• Diturunkan dr kontrol diman dicapai oleh satu
pasangan dgn mengatasi ketegangan dan konfliks
yg ada dlm keluarga. Dgn menggunakan
perdebatan penuh air mata, mencebik dan
ketidaksepakatan dlm memasukkan anggota
keluarga utk “mengalah”.
 2. Hasil kekuasaan
• Siapa yg membuat keputusan akhir atau yg
memiliki kendali utama. Sesuai dgn kata*,
“siapa yg menang” atau “yg mengatakan
terakhir” (Cronwell and Olson, 1975;
Szinovacz, 1987).
 3. Proses pembuatan keputusan atau
kekuasaan
• Ada 3 tipe proses pembuatan keputusan:
1. Dgn Konsesus
Tindakan tertentu scr bersama disetujui oleh semua
yg telibat. Terdpt tanggung jwb seimbang pd
keputusan serta kepuasan, oleh anggota keluarga
atau rekanan.
2. Dgn akomodasi
Di sini perasan awal anggota keluarga tentang isu*
ditentang. Satu atau lebih anggota keluarga
membuat kelonggaran, baik diinginkan atau tak
diinginkan.
Akomodasi : - Tawar-menawar (bargaining)
- kompromi
- paksaan.
Ringkasnya akomodasi adlh selalu suatu perjanjian
utk setuju, utk menggunakan keputusan umum dlm
menghadapi perbedaan yg tdk dpt disatukan
(Turner, 1970)
• 3. Dgn de-facto
• Sesuatu dimungkin “utk biarkan terjadi” tanpa
perencanaan. Keputusan dipaksakan oleh
kejadian* pd tak adanya pembuatan keputusan yg
aktif,volunter atau efektif.
• Keputusan de-facto dpt jg dibuat bila terjadi
perdebatan dimana tdk terdpt resolusi atau bila
isu* tdk dibawa dan di diskusikan. Keputusan ini,
kemudian dibuat dgn tak ada aktivitas drpd dgn
perencanaan.
Variabel* yg mempengaruhi
struktur kekuasaan keluarga
1. Hirarki kekuasaan keluarga
2. Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal,
keluarga campuran, keluarga inti dua-orang
tua tradisional, dll)
3. Pembentukan koalisi/persatuan
4. Jaringan komunikasi keluarga
5. Kelas sosial
6. Tahap perkembangan keluarga
7. Latar belakang budaya dan religius
8. Kelompok situasional
9. Variabel individu (jenis kelamin anggota,
usia, harga diri, dan keterampilan
interpersonal)
10. Saling ketergantungan emosi
pasangan dan tanggung jawab utk
menikah.
Tipe Keluarga Khusus
1. - Keluarga dgn ayah sbg kepala
keluarga (patriark) dan
- Keluarga tradisional
2. - Keluarga modern,
- egilatarian (mengakui adanya
persamaan)
- demokratis.
Penjelasan
1. Keluarga Patriark, keluarga tradisional
- Ayah adlh kepala keluarga,
- dgn kekuasaan keluarga berada
ditangannya
- Istri, anak* laki beserta isteri dan
anak* mereka dan putri mereka yg
tdk menikah berada di bwh
kekuasaannya.
2. Keluarga Egilatarian, keluarga
demokratis dan keluarga modern
- dgn menerapkan kondensus dlm
pengambilan keputusan dan
- meningkatkan partisipasi anak* ketika
mereka mulai dewasa (burgess et al,
1963; Scanzoni dan Szinovacz,1980)
Klasifikasi kekuasaan dalam
subsistem perkawinan
(Herbert 1954)
1.Pola Kekuasaan Otokratis
Apabila keluarga didominasi oleh satu orang
anggota keluarga.
2. Pola kekuasaan sinkratis
Terjadi apabila keputusan* , termasuk perkawinan
dan keluarga, dilakukan oleh kedua pasangan
menikah.
3. Pola kekuasaan otonomi
apabila kedua pasangan berfungsi scr mandiri satu
sama lain, baik dlm pengambilan keputusan maupun
aktivitas* mereka.
 Tinkham dan Voorhies (1977)
mengobservasi bahwa keluarga
sekarang lebih otomatis, dimana
keputusan dibuat oleh seorang individu
atas dasar kebutuhannya sendiri, bukan
atas dasar kebutuhan* dari keluarga. /

Anda mungkin juga menyukai