Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Karsinoma Sel Skuamosa Residif


at Regio Gluteus Sinistra dan
Ateroma
Pembimbing:
dr. Sasongko Hadi, Sp. B.(K) Onk.

Elma Rusida I4A012057


Denny Indra Maulana I4A012110
DEFINISI

Proliferasi ganas Benjolan bulat &


dari keratinosit berdinding tipis
epidermis Terbentuk dari
Sering dijumpai sebacea
setelah Akibat adanya
basalioma sumbatan pada
muara sebacea
KSS Ateroma
EPIDEMIOLOGI

Karsinoma Sel Skuamosa Ateroma

Keganasan kulit terbanyak kedua Banyak pada orang dewasa


(20%)
Laki-laki > perempuan (2 : 1)
Lebih banyak pada kulit putih
Predisposisi :
Laki-laki > perempuan (terutama 40-
Gorlin sindrom (karsinoma basal
50th)
nevoid sel)
Angka kekambuhan 2%
Panchonychia kongenital tipe 2
paska eksisi luas 8,9% (Jackson-Lawler tipe)
paska radioterapi 7 % - 50 % Gardner sindrom
paska kuretase & elektrodeseksi 20%
ETIOLOGI

Paparan matahari
Arsen

KSS Hidrokarbon
Suhu
Radiasi kronis
Parut & virus
ETIOLOGI

Oklusi dari unit polisebaseus


Trauma
Implantasi bedah dengan
ATEROMA epitelial
Infeksi HPV (Human
Papilloma Virus)
Paparan sinar UV.
FAKTOR RISIKO ATEROMA

semua usia, tersering 30-


Usia 40 tahun

Pria : wanita 2 Jenis


:1 Kelamin

Lain Riwayat jerawat


lain Luka pada kulit
Theory Proposed Mechanism

PATO - Toxin theory Toxins released from damaged tissues


later lead to cellular mutations.
FISIOLOGI KSS Chronic irritation Chronic irritation with repeated attempts
theory at re-epithelialization contributes to
neoplastic initiation.

Traumatic epithelial Epithelial elements implanted into the


elements dermis, lead to a foreign body response
implantation theory reaction and a disordered regenerative
process.

Co-carcinogen Chemical or trauma such as burn injury


theory acts to 'stir' preexisting but dormant
neoplastic cells into proliferation.
Theory Proposed Mechanism

PATO - Initiation and


promotion theory
A two-step process that converts normal
cells into malignant cells. In the initiation
FISIOLOGI KSS phase, normal cells become dormant
neoplastic cells that may then be
subsequently stimulated into neoplastic
cells by a co-carcinogen such as
infection, in the promotion phase. This
theory overlaps with the co-carcinogen
theory.
Immunologic Burn scarring effectively obliterates
privileged site lymphatics to injured area, preventing
theory normal immunosurveillance and thus
permitting neoplastic growth. These
tumors initially grow slowly, but quickly
overwhelm the immune system,
metastasize and are rapidly fatal, once
they break through the scar barrier.
Theory Proposed Mechanism

PATO - Heredity theory HLA DR4 is associated with cancer


development and p53 gene
FISIOLOGI KSS abnormalities have been demonstrated
in patients with Marjolin's ulcers. Further,
Fas mutations in the apoptosis function
region that predispose to malignant
degeneration of scars have been
demonstrated in burn scar Marjolin's
ulcers.
Ultraviolet rays Ultraviolet rays theory - UV rays cause a
theory reduction in Langerhans cell population
leading to a reduction in cutaneous
immuno-surveillance against developing
malignancy and also cause p53 tumor
suppressor gene alterations.
Environmental and Attempts to explain the occurrence of
genetic interaction 'Acute' Marjolin's ulcers.
theory
PATOFISIOLOGI ATEROMA

Profil sama dgn


Berkembang
Hasil penyempitan Sitokreatin
lambat &
unit pilosebasea infundibulum
asimptomatis
folikuler

Bisa ruptur
MANIFESTASI KLINIS KSS

KSS in situ KSS invasif

Perkembangan dari KKS in situ /


Terbatas pada epidermis kulit normal
Terjadi pada lesi kulit yang ada Nodul kecil batas tak jelas, sama
sebelumnya dengan warna kulit / agak eritema.
Jangka waktu lama & tak dapat Ulserasi di pusat tumor, dpt cepat /
diprediksi lambat, diameter 1 2 cm
Dapat menembus lap. basal
Granular & mudah berdarah, tepi
dermis & bermetastase melalui sal.
tinggi / keras
getah bening regional.
T N M
X Tumor primer tidak dapat dinilai KGB berdekatan tidak dapat dinilai Tidak ada
penyebaran pada
0 Tidak terbukti adanya tumor primer Tidak ada penyebaran pada KGB yang organ jauh
berdekatan.
is Karsinoma in situ (terbatas epidermis)
Tumor berukuran d 2 cm dengan tidak Terdapat penyebaran
1 Menyebar pada 1 KGB berdekatan yang
ada atau satu gambaran resiko tinggi
ipsilateral dengan tumor primer dan berukuran pada organ jauh
Tumor berukuran > 2 cm, atau ukuran 3 cm
2 apapun dengan e 2 gambaran resiko
2 a: Menyebar pada 1 KGB
tinggi
berdekatan yang ipsilateral dengan
sisi tumor primer dan berukuran 4 - 6
cm
2 b: Menyebar pada > 1 KGB berdekatan
yang ipsilateral dengan
Tumor menginvasi hingga tulang muka
sisi tumor primer dan berukuran < 6
3 (seperti tulang rahang atau tulang di
sekitar orbital) cm
2 c: Menyebar pada KGB berdekatan
yang kontralateral dengan sisi tumor primer
dan berukuran < 6 cm
Tumor menginvasi tulang lain bagian tubuh Menyebar pada KGB manapun yang
atau basis kranii. berukuran > 6 cm
4
GEJALA KLINIS ATEROMA

Benjolan kecil, Kemerahan Jaringan fibrosa &


Umum

Infeksi

Massa kista terdiri


membesar perlahan Tenderness cairan.
Lokasi : wajah, kulit Teraba hangat pada Sustansi lemak /
kepala, punggung, massa & daerah keratin, terdiri atas
telinga, & lengan atas sekitarnya protein fibrosa
Predileksi : skrotum & membentuk kumpulan
Material berwarna keju, dapat disebut
dada keabu-abuan, seperti kista keratin
Predileksi : genitalia, keju, & berbau busuk
payudara, abdomen, Isi kista : semacam
wajah, leher / di mana cairan kental,
saja serosanguinis,
mengandung cairan
purulen & materi darah
TATALAKSANA KSS

Pembedahan Pilihan utama & dipergunakan terhadap lesi yang kecil maupun
yang besar.
Eksisi luas dengan batas irisan dari tepi tumor sebesar 2 cm / >
dalam 2 cm.
Bila tumor < 2 cm irisan cukup 1 cm dari tepi tumor

Bila diameter terpanjang > 2 cm irisan 2 cm / lebih

Anjuran : jangan membebaskan jar. subkutis bila luka lebar tapi


melakukan tandur kulit skar / sikatrik kekambuhan
TATALAKSANA KSS

Keuntungan Pembedahan Kerugian Pembedahan

Dapat dilakukan pada tumor yang Tidak dapat dilakukan pada


kecil maupun besar penderita dengan kontraindikasi
operasi (gangguan fungsi ginjal,
Dapat dilakukan pada kasus yang
hepar dan jantung).
residif
Lokasi tumor yang bila dilakukan eksisi
Jaringan bawah kulit yang terkena
dapat menimbulkan problem baru
dapat sekaligus dieksisi
(seperti palpebra) dan jarak eksisi dari
tepi tumor yang tidak dapat optimal.
TATALAKSANA KSS

Radioterapi Pada lesi yang terletak pada daerah sulit (sekitar mata, bibir
dan hidung)
Bila dibedah / penderita yang sudah dilakukan eksisi & tak
dapat melakukan irisan 2 cm dari tumor
Penderita yang sudah tua

Dosis total : 4000 4500 rad, diberikan 300 rad/hari selama 5 hari
/ minggu & lama pemberia 2 3 minggu.
Kesembuhan : jika ukuran tumor < 1 cm, 1 5 cm 76 %, jika >
5 cm 56 %.
TATALAKSANA KSS

Sitostatika Sebagai terapi tambahan , pada kasus metastase jauh, & lesi pada
tempat sulit untuk dieksisi 2 cm dari tepi tumor.

Bleomysin 15 mg/m2 lpb, + Metotrexat 30 mg/m2 atau Cisplatinum 60


mg/m2 + Metotrexat 30 mg/m2 (H-2) diulang tiap 3 minggu

Adriamycine 50 mg/m2 lpb + Cisplatinum 75 mg/m2 lpb diulang tiap 3


minggu atau siklofosfamid 500 mg/m2 (H-2), Vinkristin 1,5 mg/m2 lpb (H-
1,8,15), Adriamicin 50 mg/m2 (H-2), & Dakarbasin 250 mg/m2 (H 1-5)
(CYDAVIC) diulang tiap 3 minggu

Std. lanjut & tak bisa dioperasi : Karboplatin 50 mg/m2 pada hari ke-1 4,
minggu ke 1,2,5, dan 6 (hari ke 1 dan 2) diikuti radioterapi minggu ke 3, 6
7,2 Gy dengan 2,1 Gy perhari
TATALAKSANA ATEROMA

Teknik Traditional wide excision / total insisi : membuang seluruh kista,


mencegah rekurensi, tapi meninggalkan bekas luka yang paling

Operasi besar.

Eksisi minimal : membuang semua kista dengan luka minimal, lebih


disukai.

Punch biopsy excision (mirip eksisi minimal) : eksisi elips luas dari kista
sebasea, membutuhkan waktu yang lebih sedikit, menawarkan hasil
kosmetik yang lebih baik.

Laser : meminimalkan luka, laser karbon dioksida untuk menghilangkan


kista.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Usia : 53 Tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Baluti RT. 006, RW. 003 Desa Baluti, Kandangan
MRS : 13 Desember 2016
ANAMNESIS

Keluhan Benjolan di bokong


Utama
Riw. Pasien datang dengan keluhan benjolan di bagian bokong, benjolan
tumbuh di bokong atas kiri 6 bulan SMRS, awalnya sebesar biji pinang
Penyakit sebesar telur bebek meradang, nyeri & pecah keluar seperti ampas
kelapa parut, ]darah & nanah. Benjolan juga mengeluarkan bau tidak
Sekarang sedap.

3 bulan SMRS : benjolan juga di punggung atas sebelah kanan, diraba


lunak, tapi tak pecah & meradang.

Penurunan berat badan disangkal. Nafas sesak & batuk-batuk disangkal.


Benjolan di lipat paha disangkal. Pasien merupakan seorang perokok aktif.
ANAMNESIS

Riw. Penyakit Penyakit Serupa (4,5 tahun yang lalu), Hipertensi (-), DM
Dahulu (-)

Riw. Penyakit Kakak pasien pernah mengalami penyakit berupa


Keluarga benjolan di punggung, tetapi pasien tidak tahu apakah
penyakitnya sama atau tidak. Hipertensi (-), DM (-)

Riwayat Pasien pernah menjalani operasi 4,5 tahun yang lalu


Pengobatan karena keluhan yang sama dan di tempat yang sama
Status Generalis
PEMERIKSAAN Keadaan Umum : Karnofsky Score: 80
Kesadaran : Kompos mentis
FISIK GCS : 4-5-6
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mm/Hg
Nadi : 94 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8C
Kulit
Warna : Sawo matang
Sianosis : Tidak ada
Hemangiom : Tidak ada
Turgor : Cepat kembali
Kelembaban : Cukup
Pucat : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Kepala
PEMERIKSAAN Bentuk : Mesosefali

FISIK Rambut
Warna : Hitam
Tebal/tipis : Tipis
Distribusi : Merata
Alopesia : Tidak ada
Mata
Pelpebrae : Tidak ada edema
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Pupil
Diameter : 3 mm / 3 mm
Simetris : Isokor
Reflek Cahaya : +/+
Kornea : Jernih, reflek (+)
Diplopia : (-)
Leher
Pembesaran KGB : Tidak ada
PEMERIKSAAN Deviasi trakea
Peningkatan JVP
: Tidak ada
: Tidak ada
FISIK Thoraks
Bentuk : Simetris

Paru-paru
Inspeksi : Gerakan nafas simetris
Palpasi : Fremitus vokal simetris
Perkusi : Sonor pada kedua paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
Ronkhi (-) Wheezing (-)

Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V LAA S
Perkusi
batas kanan : ICS II linea parasternalis D
batas kiri : ICS V Linea Aksilaris Anterior S
Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
PEMERIKSAAN Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
FISIK Perkusi : Timpani di seluruh regio
Palpasi :
Hepar / lien / massa tidak teraba
Nyeri tekan (-)

Ginjal dan Saluran kemih


Disuria (-), Balotemen (-/-)

Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-),
parese (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, merah (-)
edema (-/-)
Gambar Klinis Pasien
Regio Gluteus Sinistra dan Regio Flank Dextra
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hemoglobin 13,7 12,5 18.0 g/dl
Lekosit 12,3 4.0 10.5 ribu/ul
Eritrosit 5.03 4.50 6.00 juta/ul

LABORATORIUM Hematokrit 42,4 40 50 vol%


Trombosit 294 150 450 ribu/ul
MCV 84,3 800.0 97.0 Fl
MCH 27,2 27.0 32.0 Pg
MCHC 32,3 32.0 38.0 %
Gran% 66,2 50.0-70.0 %
Limfosit% 24,8 25.0-40.0 %
Basofil% 0.2 0.0 1.0 %
Eosinofil% 2.8 1.0 3.0 %
Monosit% 43.7 1.25 4.0 %
Gran# 8.14 2.50-7.00 Ribu/uL
Limfosit# 3.1 1.25 4.0 Ribu/uL
Basofil# 0.02 <1 Ribu/uL
Eosinofil# 0.34 <3 Ribu/uL
Monosit# 0.74 0.30-1.00 Ribu/uL
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
PT 9.2 9.9 13.5
INR 0.85
LABORATORIUM Control Normal PT 11.4
Hasil APTT 27.2 22.7 37.0
Control Normal PT 26.1
Glukosa darah sewaktu 85 70 120 mg/dl
SGOT 31 16 40 U/I
SGPT 30 8 45 U/I
Ureum 26 10 45 mg/dl
Creatinin 0.9 0.4 1.4 mg/dl
Natrium 142 135-146 mmol/l
Kalium 4.4 3.4-5.4 mmol/l
Clorida 112 95-100 mmol/l
Foto Thorax
PEMERIKSAAN
Kesan
PENUNJANG
Tak tampak Metastasis
Intrapulmoner
Cardiomegaly tanpa
bendungan paru

Patologi Anatomi
Kesan
Squamous Cell Carcinoma,
Well differentiated
CT Scan
Kesan :
Primary cutaneus tumour
(malignant) di daerah cutis
subcutis gluteal region
sinistra yang menginfiltrasi
sel lemak subkutan.
Tak tampak infiltrasi ke
jaringan otot disekitarnya.
Korteks dan trabecula baik,
tak tampak periosteal
reaction.
Pasien melakukan operasi
pada tanggal 15
Desember 2016
Tanggal Perjalanan Penyakit Therapi

FOLLOW 13 12 2016 S : Nyeri dibagian luka (+) Pro wide exsisi + flap
O : KU: Tampak sakit sedang
UP Kes : Compos Mentis
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/m
RR : 18 x/m
T : 360C
A : SCC gluteal residif

14 12 2016 S : Nyeri dibagian luka (+) Pro wide exsisi + flap


O : KU: Tampak sakit sedang
Kes : Compos Mentis
TD : 130/70 mmHg
N : 76 x/m
RR : 22 x/m
T : 36,30C
A : SCC gluteal residif

15 12 2016 S:- Post wide exsisi


O : KU: Tampak sakit sedang + flap POD I
Kes : Compos Mentis IVFD RL 20
TD : 100/60 mmHg t/menit
N : 82 X/m Inj. Ceftriaxon 2
RR : 20 X/m X 1 gr
T: 360C Inj. Ketorolac
A : SCC gluteal residif + 3x 30 mg
ateroma Drain minimal
Tanggal Perjalanan Penyakit Therapi
16 12 2016 S : Nyeri (+) Post wide exsisi +

FOLLOW O : KU: Tampak sakit sedang flap POD II


Kes : Compos Mentis IVFD RL 20 t/menit
UP TD : 120/70 mmHg Inj. Ceftriaxon 2 X 1
N : 80 x/m gr
RR : 18 x/m Inj. Ketorolac 3x 30
T: 360C mg
A : SCC gluteal residif + ateroma

17 12 2016 S:- Post wide exsisi +


O : KU: Tampak sakit sedang flap POD II
Kes : Compos Mentis IVFD RL 20 t/menit
TD : 130/70 mmHg Inj. Ceftriaxon 2 X 1
N : 76 x/m gr
RR : 22 x/m Inj. Ketorolac 3x 30
T : 36,30C mg
A : SCC gluteal residif + ateroma

18 12 2016 S:- IVFD RL 20 t/menit


O : KU: Tampak sakit sedang Inj. Ceftriaxon 2 X 1
Kes : Compos Mentis gr
TD : 100/60 mmHg Inj. Ranitidin 3 X 50
N : 82 X/i mg
RR : 20 X/I Inj. Ketorolac 3x 30
T: 360C mg
A : SCC gluteal residif + ateroma BLPL
PEMBAHASAN

Anamnesis
Benjolan awal berukuran sebesar biji pinang telur bebek dalam waktu 6
bulan.
Hasil tumor doubling time (TDT) : 90 kemungkinan massa dapat menjadi
sebuah keganasan.
Benjolan kemudian pecah dan bernanah

Pemeriksaan Fisik
Massa batas tegas, permukaannya tidak rata, dgn tepi kemerahan & ulkus
ditengah, seperti bunga kol.
Makna : massa karsinoma sel skuamosa karena gambaran khas KSS adalah
massa dgn permukaan tidak rata & ulkus ditengahnya (seperti bunga kol).
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tidak ada kelainan.
Foto thorax untuk memastikan tidak ada metastasis jauh KSS.
Hasil : metastasis intrapulmoner (-)
CT Scan mendeteksi metastasis nodul regional (infiltrasi bagian
otot & tulang serta kartilago disekitarnya). Hasil : infiltrasi jaringan
otot, tulang maupun kartilago (-), metastasis nodul regional (-).
FNAB mengetahui keterlibatan KGB regional. Hasil : gambaran
karsinoma sel skuamosa yang well differentiated.
PEMBAHASAN

Terapi Pembedahan
Dilakukan eksisi luas massa berukuran luas 7x4x1cm &
rekonstruksi flap memperbaiki bagian kulit pasca operasi.
Follow up pasien KSS berdasarkan The National Comprehensive
Cancer Network (NCCN).
Pemfis kulit & KGB regional setiap 3-6 bulan selama 2 tahun.
Pemfis kulit & KGB regional setiap 6-12 bulan untuk 3 tahun
berikutnya
Satu tahun sekali untuk selanjutnya.
PEMBAHASAN

Terapi adjuvant (kemoterapi & radioterapi)


Tujuan : mengurangi resiko kekambuhan & metastasis.
Indikasi radioterapi.
Massa batas tegas, kekambuhan, terdapat invasi ke daerah
perineural, adanya keterlibatan tulang / saraf.
Indikasi kemoterapi.
KSS yang menginfiltrasi jaringan sekitarnya / KSS yang bermetastasis.
Agen kemoterapi : MTX, bleomycin, doxorubicin & cisplatin (pemberian
tunggal maupun kombinasi dengan 5-FU).
Cetuximab juga dapat dilakukan pada pasien KSS (target terapi).

Anda mungkin juga menyukai