Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH SUMPAH DOKTER

Dr. Syafri Guricci, M.Sc


Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah
yang dibacakan oleh seseorang yang akan
menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi.
Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas
Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya
menyempurnakan Sumpah Hippokrates.
Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali
digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan
hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69
Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada
1983 dan 1993.
Sumpah Hippokrates adalah sumpah yang
secara tradisional dilakukan oleh para dokter
tentang etika yang harus mereka lakukan
dalam melakukan praktik profesinya.
Sebagian besar orang menganggap bahwa
sumpah ini ditulis sendiri Hippocrates pada
400 tahun sebelum masehi atau oleh salah
seorang muridnya. Seorang peneliti, Ludwig
Edelstein mengajukan pendapat lain bahwa
sumpah tersebut ditulis oleh Pythagorean.
Akan tetapi teori ini masih diragukan karena
sedikitnya bukti yang mendukung
Sudah sejak zaman kuno, norma-norma kesusilaan
yang menjadi pegangan para dokter ialah sumpah
yang diciptakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran
HIPPOCRATES ( 469 377 SM ). Sumpah
Hippocrates yang umurnya telah berabad abad itu,
maknanya tersimpul dalam SEGALA SESUATU
YANG KU LIHAT KU DENGAR DALAM
MELAKUKAN PRAKTEKKU, AKAN KU
SIMPAN SEBAGAI RAHASIA.

Pasal 12 Kode Etik Kedokteran Indonesia


Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Kebocoran rahasia dalam jabatan dokter dapat
berakibat kerugian pihak berkepentingan dan
mungkin dapat berakibat tuntutan kepengadilan,
terlebih dalam masyarakat yang telah maju,
menyebabkan seorang kehilangan pekerjaannya.

Tidak mematuhi Pasal 12 Kode Etik Kedokteran


Indonesi, ada ancaman hukumannya yaitu:
1.Pasal 322 Kitab UU Hukum Pidana ( KUHP )
2.Pasal 1365 Kitab UU Hukum Perdata
3.Sanksi Administratif dari MenKes (berdasar PP no
10 tahun1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran).
Menurut hukum setiap warganegara dapat dipanggil untuk
didengar sebagai saksi, berarti Dokter seolah olah
melanggar rahasia jabatannya. Kejadian yang
bertentangan ini dapat dihindarkan karena adanya HAK
UNDUR DIRI. Dimana ia mendapat perlindungan hukum
berdasar pasal 170 KUHP.
Untuk mengetahui apakah juga ada penyelenggaraan
pasal 322 KUHP yang dapat dibebaskan dari ancaman
hukuman, perlu kita tinjau beberapa pasal dalam KUHP
yang semuanya termasuk pelanggaran undang-undang
yang tidak dihukum, yaitu:
1.Pasal 48 KUHP
2.Pasal 50 KUHP
3.Pasal 51 KUHP
Lafal Sumpah Dokter
Demi Allah saya bersumpah :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan
bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur jabatan kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai Dokter.
5. Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan.
6. Dalam menunaikan kewajiban sebagai penderita saya akan
berikhtiar dengan subngguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh
oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan. Kesukuan, Politik
kepartaian dan kedudukan Sosial.
7. Saya akan memberikan kepada Guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya.
8. Saya akan perlakukan teman sejawat saya sebagai saudara
kandung.
9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
10. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan
sekalipun diancam.

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan


mempertaruhkan kehormatan diri saya.
I swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and
Panaceia and all the gods and goddesses, making them my
witnesses, that I fulfil according to my ability and judgement
this oath and this covenant.
Saya bersumpah demi (Tuhan), bahwa saya akan memenuhi
sesuai dengan kemampuan saya dan penilaian saya guna
memenuhi sumpah dan perjanjian ini.
To hold him who has taught me this art as equal to my parents
and to live my life in partnership with him, and if he is in need
of money to give him a share of mine, and to regard his
offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach
them this art-if they desire to learn it-without fee and
covenant; to give a share of precepts and oral instruction and
all the other learning of my sons and to the sons of him who
instructed me and to pupils who have signed the covenant and
have taken an oath according to medical law, but to no one
else.
Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini
kepada saya seperti orangtua saya sendiri dan menjalankan
hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan
uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya
seperti saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada
mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau
perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya dalam
pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan
murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan
mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum kedokteran,
dan tidak kepada orang lain.
I will use treatment to help the sick according to my ability
and judgment, but never with a view to injury and wrongdoing.
neither will I administer a poison to anybody when asked to do
so, not will I suggest such a course.
Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang
sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan
pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja.
Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila
diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.
Similarly I will not give to a woman a pessary to cause an
abortion. But I will keep pure and holy both my life and my
art. I will not use the knife, not even, verily, on sufferers from
stone, but I will give place to such as are craftsmen therein.
Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk
menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang
teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya.
Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr
batu pada penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan
menyerahkan kepada ahlinya.

Into whatsoever houses I enter, I will enter to help the sick,


and I will abstain from all intentional wrongdoing and harm,
especially from abusing the bodies of man or woman, slave or
free.
Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan
masuk untuk menolong yang sakit dan saya tidak akan berbuat
suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama
menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, budak atau
bukan budak.
And whatsoever I shall see or hear in the course of my
profession, as well as outside my profession in my
intercourse with men, if it be what should not be
published abroad, I will never divulge, holding such
things to be holy secrets.
Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses
profesi saya, ataupun di luar profesi saya dalam
hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak
diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan
membuka rahasia, dan akan menjaganya seperti rahasia
yang suci.

Now if I carry out this oath, and break it not, may I gain
for ever reputation among all men for my life and for my
art; but if I transgress it and forswear myself, may the
opposite befall me.
Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak
melanggarnya, semoga saya bertambah reputasi
dimasyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila
saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang
terjadi.
Rahasia jabatan dokter ialah suatu hal yang secara
intrinsik bertalian dengan segala pekerjaan yang
bersangkutan dengan ilmu kedokteran seluruhnya. Oleh
karena itu kita harus insyaf I pula bahwa semua orang
yang dalam pekerjaannya bergaul atau sedikit-dikitnya
mengetahui keadaan pasien, tetapi tidak atau belum
mengucapkan sumpah/janji secara resmi,- sudah
selayaknya berkewajiban juga untuk menunjung tinggi
rahasia jabatan itu.
Mereka itu antara lain mahasiswa kedokteran, perawat
dan karyawan bidang kesehatan lainnya. Selanjutnya
yang ditinjau norma-norma hukum yang bersangkutan
dengan rahasia jabatan. Pelanggaran norma-norma
kesusilaan, seperti telah diuraikan di atas, tidak diancam
oleh hukum, kecuali mungkin dihukum oleh masyarakat.
Sedangkan pelanggaran norma hukum berakibat
ancaman hukuman.
Untuk memahami soal rahasia jabatan yang ditinjau dan sudut
hukum ini, ada baiknya kita bagi perilaku dokter dalam
1. Perilaku yang bersangkutan dengan pekerjaan sehari-hari.
2. Perilaku dalam keadaan khusus
1. Perilaku yang bersangkutan dengan pekerjaan sehari-
hari
Dalam hal ini perlu diperhatikan ialah:
1.Pasal 322 Kitab Udang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
a. Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib
disimpan karena jabatan atau pencariannya, balk sekarang
maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau denda paling banyak enam ratus
rupiah.
b. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka
perbuatan itu hanya dapat dituntut diatas pengaduan orang itu.
Undang-undang ni sudah selayaknya berlaku untuk setiap
orang, yang atas pekerjaannya wajib menyimpan rahasia,
bukan hanya untuk dokter pemerintah, dokter praktek swasta,
maupun dokter yang telah pensiun dan atau tidak praktek lagi.
2. Pasal 1365 KUH Perdata
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian, mengganti kerugian tersebut.
Seorang dokter berbuat salah kalau tanpa disadari "membuka
rahasia" tentang penderitaannya yang kebetulan terdengar oleh
majikan pasien itu, selanjutnya majikan itu melepaskan
pegawai tersebut karena takut penyakitnya akan menulari
pegawai-pegawai lainnya.
Dengan demikian dokter dapat diajukan ke pengadilan karena
pengaduan pasien itu.
Selain hukum karena tindak pidana menurut pasal 322 KUH
pidana, dokter itu dapat pula dihukum perdata dengan
diwajibkan mengganti rugi.
Pada hakekatnya adanya ancaman hukuman perdata ni
menimbulkan berbagai soal yang sulit yang dapat terjadi
dalam pekerjaan dokter sehari-hari. Tentang hal ni kelak akan
diuraikan lebih lanjut.
3. Sumpah (janji) dokter
Sumpah dokter yang lafalnya sebagai pengganti pasal 36
Reglement F.D.V.G., Pemenintah No. 26 tahun 1960 dan
diundangkan pada tanggal 2 Juni 1960.
Dengan berlakunya sumpah dokter baru itu, dapat dihapus segala
pertentangan yang menjadi kekurangan utama lafal sumpah yang
lama dalam Pasal 36 Reglement D.V.G., dan tidak lagi
menimbulkan kebimbangan para dokter yang tidak menguasai
asas rahasia jabatan. Selanjutnya Musyawarah Kerja Nasional
Etik Kedokteran di Jakarta tahun 1981 telah mengusulan kepada
pemerintah penyempurnaan lafal Sumpah Dokter tersebut.
4. Dengan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, Menteri Kesehatan dapat
mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran wajib
simpan rahasia itu, yang dapat dihukum menurut KUHP.
2.Perilaku dalam keadaan khusus

Menurut hukum, setiap warga negara dapat dipanggil untuk


didengar sebagai saksi. Selain itu, seorang yang mempunyai
keahlian dapat juga dipanggil sebagai saksi ahli. Maka dapat
terjadi bahwa seorang yang mempunyal keahlian umpamanya
seorang dokter dipanggil sebagai saksi, sebagal ahli atau
sekaligus sebagai saksi (expert witness). Sebagai saksi atau
saksi ahli, mungkin sekali ia diharuskan memberi keterangan
tentang seseorang (umpamanya terdakwa) yang sebelum itu
telah pernah menjadi pasien yang ditanganinya. Ini berarti Ia
seolah-olah melanggar rahasia jabatannya.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10
TAHUN 1966
TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN
Presiden Republik Indonesia,
Menimbang: bahwa perlu ditetapkan peraturan tentang wajib simpan
rahasia kedokteran.
Mengingat:
1.Pasal 5 ayat(2)Undang-Undang Dasar l945;
2.Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 No. 131 );
3.Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter
(Lembaran Negara Tahun 1960 No.69);
Mendengar: Presidium Kabinet Dwikora yang disempurnakan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
"PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN".
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai