Anda di halaman 1dari 21

PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAGIAN BAWAH
(RECTAL BLEEDING)

I Made Widiarta Kusuma


(1002005121)

PEMBIMBING: dr. IB DARMA PUTRA, Sp.B-KBD


Latar Belakang

Definisi
Perdarahan yang berasal atau bersumber dari GI track di
bagian distal ligamentum Treitz

Ligamentum Treitz atau Suspensory muscle of duodenum


thin muscle connecting, menghubungkan duodenum, jejunum, dan
duodenojejunal flexura ke jaringan ikat sekitar arteri mesentrika superior dan
arteri coeliac
Latar Belakang

overview
85% bermanifestasi menjai rectal bleeding, yang bersifat
akut, transient, berhenti spontan, dan tidak mempengaruhi
hemodinamik (biasanya)
Keluhan pasien: keluar darah segar saat BAB atau darah
pada tisue
Gejala yang umum pada 15% orang dewasa
Prevalensi: 1 dari 20 orang dewasa
Spektrum: perdarahan samar, moderate, dan perdarahan
masif
Dapat menjadi kegawatdaruratan medis
Manifestasi rectal bleeding:
1. Hematoskezia
2. Maroon stool
3. Melena
4. Occult bleeding (darah samar)
Tinjauan Pustaka

ETIOLOGI
a. Diverticular Bleeding
- Painless
- Abdominal cramping akibat darah intraluminal mencetuskan kontraksi
spasmodik dinding kolon
- Perdarahan: akut dan self-limited pada 70-80% kasus (rebleading 25%)
- Dapat mengakibatkan hipotensi dan syok hipovolemik

b. Angiodysplasia
- Painless
- Self-limited hematochezia atau melena
- Perdarahan: lambat dan berulang
- Manifestasi: hemoccult-positive stools, anemia defisiensi besi, dan sinkope

c. Colitis
- Infectious colitis, idiopathic colitis, radiation-induced colitis, dan ischemic
colitis
- Ischemic Colitis: adanya komorbid kardiovaskular (pasien > 65 tahun), nyeri
abdominal akut, rectal bleeding, dan hipotensi
- Infectious colitis: demam, bloody diarhea, dehidrasi, abdominal pain
(peritoneal sign)
Tinjauan Pustaka

ETIOLOGI
d. Colon Carcinoma-
- Insiden banyak pada usia tua
- Right side colon cancer dan left side colon cancer
- Kanker kolon ascenden: maroon-colored stool atau melena
- Kanker kolon descenden: bright red blood per rektal
- Gejala lainnya, kehilangan berat badan dan demam
- Komorbid: inflamatory bowel disease (IBD), chrons disease

e. Penyakit anorektal
- Hemoroid dan fisura ani
- Tipikal: darah merah segar pada feses atau toilet paper setelah defekasi
Tinjauan Pustaka
ETIOLOGI
Etiologi Kasus
Tumor dan Neoplasma - Adenokarsinoma primer
- Metastasis
- Polip berukuran besar
- Limfoma
- Leiomioma
- Leiomiosarkoma
- Lipoma
Infeksi - Cacing tambang
- Strongiloidiasis
- Askariasis
- Enterokolitis tuberkulosa
- Amebiasis
Penyebab Vaskular - Angiodisplasia dan vaskular ektasia
- Gastropati hipertensi portal
- Hemangioma
- Blue rubber black nevus syndrome
- Gastric antral vascular ectasia (GAVE)
Gangguan Inflamasi - Penyakit asam lambung
- Hernia hiatal (Cameron erosion)
- IBD
- Celiac sprue
- Whipple disease
- Eosinphilic gastroenteritis
- Diverticulum Meckel
- Ulkus saecum
Penyebab lainnya - NSAID
- Gastrostomi tube
Tinjauan Pustaka

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

- Anamnesis sacred 7 dan basic 4


- Anamnesis sangat bergantung dari etiologi dan sumber perdarahan
secara anatomi
- Medical history: peptic ulcer, penyakit liver, cirrhosis, koagulopati,
IBD, dan medikasi, seperti NSAID atau warfarin
- Pasien kanker: riwayat radiasi dan kemoterapi
-Massive lower GI bleeding: kondisi mengancam jiwa (SBP <90 mmHg
dan Hb 6 g/dL lakukan resusitasi dan evaluasi diagnostik
- Singkirkan pula Upper GI Bleeding, dengan cara Gaster lavage:
a. Pasang NGT untuk mengkonfirmasi darah pada lambung
b. Gunakan cairan isotonik hangat
c. Jika hasil (-), terdapat 2 kemungkinan: perdarahan (-) atau
berhenti
d. Jika perlu: esophagogastroduodenoscopy (EGD)
- Pasang Foley Catheter
- Lakukan rectal toucher
Pemeriksaan
Penunjang
1. Tes Rutin
2. Endoskopi
3. Scintigraphy dan
Angiografi - Darah Lengkap
4. Barium enema - Level Serum Elektrolit
5. Tes Darah Samar - Profil Darah (aPTT, PT, Manual
Platelet Count, dan bleeding time)
- Kadar besi serum dan transferin
Pemeriksaan
Penunjang Penunjang yang digunakan:
1. Tes Rutin
1. Kolonoskopi
2. Endoskopi kapsul
2. Endoskopi
3. Enteroskopi
3. Scintigraphy dan
Angiografi
A. KOLONOSKOPI
4. Barium enema
- method of choice
5. Tes Darah Samar
- Diagnostik dan terapeutik
- Diagnosis bergantung pada jenis
perdarahan
a. Hematochezia persisten dan masif (berat)
b. Melena
c. Occult fecal blood
A. KOLONOSKOPI
a. Hematochezia persisten dan masif (berat)
Pemeriksaan
- Evaluasi initial: resusitasi adekuat dan
Penunjang volume status (pemasangan dua line dan
1. Tes Rutin transfusi)
2. Endoskopi - Bila perlu: Esophagogastroduodenoscopy
3. Scintigraphy dan (eksklusi Upper GI bleeding)
Angiografi - Waktu 12-48 jam
4. Barium enema - Dapat menentukan tipe dan sumber
5. Tes Darah Samar perdarahan (89-97%)
- Hematochezia kronis/anemia defisiensi
besi: lakukan kolonoskopi dan anoskopi

a. Angiodysplasia b. Diverticulum
ALGORITMA PASIEN DENGAN HEMATOCHEZIA
Pemeriksaan
Nuclear Scintigraphy: (radionuclide
Penunjang scanning)
1. Tes Rutin - suatu metode sensitif untuk mendeteksi
2. Endoskopi GI Bleeding dengan kecepatan 0,1 0,5
3. Nuclear ml/min.
Scintigraphy dan - Non-invasif
Angiografi - kurang spesifik dibandingkan Angiografi
4. Barium enema - Kontroversial
5. Tes Darah Samar - Terbatas pada perdarahan yang sulit atau
tidak jelas (obscure GI bleeding)
- Tekhnik: radioisotop
a. technetium-99(99tc) sulfur coloid scan
b. 99m Tc pertechnetate-labeled autologus
red blood cell scan (TRBC scan)
- skrining awal sebelum angiografi
Pemeriksaan
Penunjang
1. Tes Rutin
2. Endoskopi
3. Nuclear
Scintigraphy dan
Angiografi
4. Barium enema
5. Tes Darah Samar

Technetium-99m (99mTc) red blood cell scan


Tampak fokus abnormal peningkatan aktivitas
pada kuadran kanan bawah
ANGIOGRAPHY
Pemeriksaan - Mendeteksi perdarahan 1 -1,5 ml/min
Penunjang - Angiogram: perdarahan diidentifikasi
1. Tes Rutin
dengan ekstravasasi material kontras
2. Endoskopi
3. Nuclear
Scintigraphy dan
Angiografi
4. Barium enema
5. Tes Darah Samar

Arteriogram arteri mesentrika superior (cabang


arteri coleika kanan)
ANGIOGRAPHY
Pemeriksaan - Mendeteksi perdarahan 1 -1,5 ml/min
Penunjang - Angiogram: perdarahan diidentifikasi
1. Tes Rutin
dengan ekstravasasi material kontras
2. Endoskopi
3. Nuclear
Scintigraphy dan
Angiografi
4. Barium enema
5. Tes Darah Samar

Arteriogram arteri mesentrika inferior


Pemeriksaan
Penunjang
1. Tes Rutin
2. Endoskopi
3. Scintigraphy dan
Angiografi Tes Darah Samar (Fecal Occult
4. Barium enema Blood Test)
5. Tes Darah Samar a. Tes Guaiac
b. Heme-porphyrin
c. Immunochemical
Kesimpulan

1. Perdarahan rectal (rectal bleeding) sebagai manifestasi perdarahan saluran


cerna bagian bawah, dapat berupa perdarahan samar atau perdarahan masif.
Kedua jenis perdarahan memiliki makna klinis dan penatalaksanaan yang
berbeda.

2. Perdarahan rectal yang terjadi harus dicari etiologinya, untuk menentukan


diagnosis atau penyakit yang mendasarinya. Sebab, perdarahan rectal
merupakan gejala dari banyak penyakit di saluran cerna, khususnya bagian
bawah (distal Ligamentum Treitz).

3. Pada perdarahan rectal masif, maka tindakan resusitasi perlu dilakukan terlebih
dahulu. Saat hemodinamik stabil, pemeriksaan penunjang, seperti kolonoskopi
dapat dilakukan untuk mendeteksi sumber perdarahan.

4. Pada perdarahan rectal samar anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti
perlu dilakukan untuk menentukan penyakit yang mendasari. Setelah itu, perlu
dilaksanakan pemeriksaan tes feses (tes guaiac) untuk mengetahui perdarahan.

5. Prinsip penatalaksanaan perdarahan rectal, bergantung dari jenis perdarahan


dan penyakit yang mendasari.
PERDARAHAN SALURAN CERNA
BAGIAN BAWAH
(RECTAL BLEEDING)

I Made Widiarta Kusuma


(1002005121)

PEMBIMBING: dr. IB DARMA PUTRA, Sp.B-KBD

Anda mungkin juga menyukai