Anda di halaman 1dari 107

DEFINISI

 Perdarahaan saluran cerna adalah


Semua bentuk perdarahan di GIT dari pharynx
sd Rektum.
 Dibagi enjadi 3 secara fisiologis berdasar julah
perdarahan Occult, Overt & obscure
 Dibagi menjadi 2 sindroma klinik secara
anatomis yaitu perdarahan sal cerna atas dan
perdarahan sal cerna bawah.
DEFINISI
 Saluran cerna atas ( UGI ): sal cerna dr
esofagus sd duodenum.
 Saluran cerna bawah ( LGI ): sal cerna dr
jejunum sd rektum.
 Keduanya dibatasi oleh lig.Treitz
 Ampula vater  Saluran cerna atas, tengah
& bawah
DEFINISI
 Saluran cerna atas ( UGI ): sal cerna dr
esofagus sd duodenum.
 Saluran cerna bawah ( LGI ): sal cerna dr
jejunum sd rektum.
 Keduanya dibatasi oleh lig.Treitz
 Ampula vater  Saluran cerna atas, tengah
& bawah
DEFINISI
 Overt : visible, makroskopis terlihat adanya
perdarahan, akut
 Occult : mikroskopis, kronis, gejala anemia
 Fecal Occult Blood Test
 Obscure : perdarahan saluran cerna yg
tidak jelas sumber perdarahan stl dilakukan
pemeriksaan endoscopy sepsis,
kelaianan pembekuan darah
MANIFESTASI KLINIS
 Tergantung pada :
- letak sumber perdarahan : UGI / LGI
Hematemesis , Melena, hematochezia
- jumlah kehilangan darah: masif/ sedikit2
anemia / tdk
- kecepatan perdarahan : cepat (akut)
/kronik dg tanda2 syok / tanpa td syok
HEMATEMESIS
Muntah ( yg mengandung ) darah
darah bisa wrna segar atau seperti bubuk kopi
(coffee ground)
Asal : UGI
Melena
perdarahan per rektal dg tanda khas warna
hitam (tarry stool) dan bau menyengat.
perdrhn 50 cc sd hbisa menyebabkan melena.
Asal : UGI
Hemato(s)chezia
Perdarahan per rektal warna merah terang atau
berbentuk bekuan drh (blood cloth)
Asal : LGI
Etiologi
1. Perdarahan saluran 2. Perdarahan saluran cerna
bawah
cerna atas a. Divertikel meckel
a. Varises esofagus b. Perdarahan tifoid
c. Invaginasi
b. Ulkus peptikum d. Tumor kolon
c. Tumor gaster e. Divertikel kolon
f. Polip kolon
d. Divertikel duodenum g. Hemoroid
h. Fisura ani
i. Amebiasis
Lig Treitz
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Hematemesis
a. Darah segar, varises esofagus, gaster, jumlah
banyak
b. Warna hitam : varises esofagus, gaster, jumlah
sedikit, sempat dicerna oleh asam lambung
2. Melena :
Warna hitam berarti sudah dicerna, asal dari
saluran cerna atas
3. Hematoschezia: warna segar
a. Asal dari saluran cerna bawah
b. Dari saluran cerna atas tapi jumlahnya banyak
4. Hubungan bleeding dan feses
a. Bercampur dengan feses : berasal dari colon terutama
colon kanan, feses msh cair/ lunak dan cukup waktu
shg darah bercampur feses
b. Darah dipermukaan feses : sigmoid atau lebih rendah
c. Darah terpisah dari feses/menetes/darah pada tolite
paper
Perdarahan terjadi setelah defekasi
 pada anorektal : hemoroid, fissura ani
d. Mukus
Darah disertai mukus : kolitis dan crohn disease
5. Gejala penyerta :
a. Nyeri
Nyeri saat defekasi : fisura ani
Nyeri abdomen : inflammatory bowel disease /
kolitis
Nyeri kolik : impending obstruksi
b. Change in bowel habit : karsinoma kolorektal
c. Tenesmus : feeling of incomplete evacuation
 space occupying lesion
 ca rectum
6. Family history
- Ca
- Familial poliposis coli ( > 100 polip, 100% risk menjadi
Ca )
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda syok hipovolemik/ hemoragik
- Pucat
- Akral dingin
- Nail bed – capillary refill < 3 detik
- Tanda vital N , T
b. Abdomen
- Spidernevi
- Asites, tumor, pembesaran limfa
c. Anus :
- Hemoroid, jam 3,7,11 atau saling menyatu
- Fisura, jam 6 (12)
- Tumor anus
- Skin tag, jam 6 : fisura ani
- Perianal sepsis : crohn disease
d. DRE / RT
- Tumor teraba / tidak
- Nyeri :fisura ani
- TSA kuat : pada fisura ani
- Sarung tangan ada darah / -
C. Anuskopi & Sigmodoskopi
- Hemoroid, fisura
- Tumor , kp biopsi
D. Endoskopi
1. Esofago Gastro Duodenoskopi (EGD): melihat
perdarahan dari : esofagus ( varises, tumor ),
gaster ( tumor, ulcus ), duodenum ( divertikel )
2. Kolonoskopi : melihat perdarahan dari
rectum sampai dengan sekum :
tumor, polip, divertikel, volvulus, invaginasi
E. USG
- Hepar sirosis, tumor gaster, colon

F. FOTO RONTGEN
- Foto polos : obstruksi colon
- Foto kontras UGI :
Tumor : filling defect
Divertikel : additional shadow
Ulcus : tepi iregular
- Colon in loop / Ba enema : rectum sd sekum
H. ANGIOGRAFI

Pemeriksaan khusus untuk menentukan letak


perdarahan jika terjadi perdarahan masif dan
cepat dan dipertimbangkan tindakan bedah.

Cara : menginjeksikan bahan kontras pada


a.mesentrika

I. PEMERIKSAAN LAB

Hb, Ht, Golongan darah, Cross match, faal


hemostasis
PENATALAKSANAAN
TUJUAN PENATALAKSANAAN ( GOAL OF CARE)
1.Stabilisasi hemodinamik
2.Asseessment pasien, tentukan sumber
perdarahan.
3.Hentikan perdarahan.
4.Terapi underlying diseases.
5.Cegah rekurensi.
1. Stabilisasi Hemodinamik
Indentifikasi gangguan sirkulasi
TRIASE . . . . . . ABC
1. Pasang 2 jalur IV dengan jarum besar 16F /18F
2. Ambil sample darah : Hb, Ht, gol.darah, faal
hemostasis
3. Kateter urin
4. NGT
5. Infus kristaloid tts cepat,siapkan tranfusi
2. Tentukan sumber perdarahan ( lokasi &
etiologi )

1. Riwayat penyakit  memperkirakan

2. NGT

3. Endoskopi ( pemeriksaan pilihan ) 


memastikan

• Sumber perdarahan

• Aktif / sudah berhenti


3. Hentikan perdarahan
- Medikomentosa
- Tranfusi dg perbaikan faktor pembeku darah
trombosit & eritrosit ( koreksi anemi &
koagulapati )
- Endoskopi ( kauterisasi )
- Operatif
4. Terapi definitif : tergantung etiologi

- Angiodisplasi : Elektrokauter

- Divertikel : Eksisi

- Ca Colon : Reseksi

- Polip Clon : Eksisi / reseksi

- Kolitis : Medikomentosa ( sulfa salazin )


5. Cegah rekurensi
1. Edukasi pola hidup, diet
2. Medikamentosa
3. Operasi
NEOPLASMA
 NEOPLASMA  PERTUMBUHAN BARU
 TUMOR  BENJOLAN ATAU
PEMBENGKAKAN ABNORMAL

TUMOR = NEOPLASMA
?
NEOPLASMA?
DEFINISI
 WILLIS  PERTUMBUHAN YANG
ABNORMAL DARI SUATU JARINGAN
DIMANA PERTUMBUHAN TETAP
TERJADI (TIDAK TERKONTROL)
WALAUPUN STIMULASI SUDAH
DIHENTIKAN
TERMINOLOGI
 HIPERPLASIA : pertambahan jumlah sel
pada suatu organ sehingga menyebabkan
pertambahan volume
 HIPERTROPI : pertambahan ukuran sel
pada suatu organ sehingga menyebabkan
pertambahan volume
 DISPLASIA : perubahan abnormal sel pada
suatu organ, dari suatu sel yang matur
menjadi sel yang imature atau sel yg tidak
terdifferensiasi
Carcinoma

Maligna
(ganas)
Sarkoma
(paling sering)
Neoplasma
Benigna
(jinak)

Pembengkakan
(TUMOR)
Kista

Non Neoplasma

Radang
NEOPLASMA JINAK
 Terdiri dari sel yang normal
 Tidak mengadakan infiltrasi ke jaringan
sekitarnya
 Berbatas jelas
 Berkapsul
 Tidak ada Metastase
NEOPLASMA GANAS
(KANKER/CANCER)
 Terdiri dari sel-sel yang sudah berubah
bentuk dari aslinya, kadang sama sekali
tidak diketahui asalnya (undifferentiated)
 Tumbuh berlebihan dan tidak terkontrol
 Tidak berkapsul
 Infiltrasi ke jaringan sekitarnya dan
metastase jauh
 Sering menyebabkan kematian
Etiologi :
Penyebab pasti tidak diketahui (dari percobaan
binatang dan kejadian pada manusia) 

1. Bahan kimia : chemical carcinogen


 Asap jelaga Ca skrotum
 Ter  Ca kulit
 Aromatik amine (zat warna) Ca Buli
 Benzena  leukimia
 Tembakau  Ca Paru
 Sirih  Ca Bibir
Etiologi (…lanjutan )
2. Physic :
 Radiasi Ca kulit,thyroid,leukimia
 Ultra Violet  Ca kulit
3. Virus :
 Ebstein Barr Virus  Burkittt lymphoma,
Ca Nasopharing
 Hepatis B  Hepatoma
4. Obat-obatan :
 Hormon  Ca mammae, Ca Ovarium
 Melphalan,Cyclophosphamide Ca Buli,
Leukimia
 Dilantin  Lymphoma maligna
Faktor lain yang mempengaruhi :
 Faktor Herediter ( Ca Mammae,Ca Colon 
familial poliposis,Retinoblastoma)
 Faktor Geografis (Ca Liver di Afrika,Ca Gaster di
Jepang, Ca Nasofaring di China)
 Faktor Kebiasaan ( anak banyak  Ca
Cervix,tidak menyusui  Ca Mamma, tidak
sunat  Ca Penis, diet tinggi lemak  Ca
Mamma)
 Faktor Sosio Ekonomi ( Ca Gaster, Ca Cervix 
pada sosial ekonomi rendah,Ca Mamma,
Leukimia dan Multiple Myeloma  pada sosial
ekonomi tinggi)
MEKANISME TERJADINYA KANKER

FAKTOR KETURUNAN

P53
BRCA 1
BRCA 2

SEL
INITIATED PROMOSI SEL PROGRESI
NORMAL INISIASI
CELL KANKER

INISIATOR PROMOTOR

BAHAN KIMIA ESTROGEN


RADIASI
EKSPRESI SEL

Sel Normal Initiated Cell Sel Kanker

Initiated Cell Sel Kanker


Pertumbuhan Neoplasma
 Sel-sel Neoplasma terus proliferasi  mencapai
volume tertentu
 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 2X
volumenya  “Doubling Time”
 Tiap neoplasma mempunyai doubling time yang
berbeda  bisa berminggu-minggu, bisa
bertahun-tahun
 Untuk mencapai volume 1 cm3  perlu 30X
doubling time ( bila 1X doubling time 100 hari,
maka kelipatan 30X adalah 8 tahun)
Penyebaran Kanker
 PER-CONTINUITATUM (INFILTRATIF)
sel kanker lepas dari induknya, bergerak secara amoeboid
masuk dan invasi ke jaringan sekitarnya satelite
nodule, perlekatan dengan jaringan sekitarnya
 LYMPHOGEN
sel kanker invasi ke pembuluh lymphe  tumbuh di
saluran (transit metastase)  tumbuh di kelenjar lymphe
(metastase regional)
 HEMATOGEN
sel kanker invasi pembuluh darah  Masuk ke aliran
darah,tumbuh pada organ-organ yang jauh dari tumor
primernya
 TRANSLUMINAL
sel yang tumbuh dalam lumen saluran tubuh  menyebar
ikut aliran makanan atau kencing  tumbuh menjadi
tumor di sebelah distalnya
Penyebaran Kanker
(…lanjutan)
 TRANS SEROSA
sel kanker invasi serosa  lepas dari
induknya  menyebar ke serosa jaringan
lainnya
 IATROGENIK
manipulasi tumor induk  sel-sel kanker
lepas dan menyebar  kontaminasi
lapangan operasi atau menyebar ke
tempat lain
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kanker :
1. Asal atau Jenis tumor
2. Sifat Tumor
3. Siklus Pertumbuhan Sel
4. Derajat Diferensiasi Sel
5. Besarnya Tumor
6. Umur Penderita
7. Pertahanan Tubuh Penderita
8. Ruang Tempat Tumbuh
9. Nutrisi
10. Status Hormonal
Deteksi Dini
 Adalah cara mengetahui secara dini adanya
tanda keganasan sebelum kanker tersebut
menyebar ke tempat yang jauh dari
induknya
 Sangat penting  kanker punya
kesempatan disembuhkan  menurunkan
morbiditas dan mortalitas
Tanda Kecurigaan Keganasan :
 Perdarahan atau keluarnya lendir tidak wajar
 Alat pencernaan yang terganggu
 Tumor pada payudara/ tempat lain
 Obstipasi atau perubahan kebiasaan BAK& BAB
 Koreng atau borok yang tidak sembuh-sembuh
 Andeng-andeng yang makin besar, mudah
berdarah ,tambah hitam
 Nada suara serak, batuk tidak sembuh-sembuh
Deteksi Dini  perlu pemeriksaan :

1. Pemeriksaan diri sendiri (SADARI,


SAKUNI)
2. Pemeriksaan fisik oleh dokter &
paramedis (SADANIS, SAKUNIS)
3. Pemeriksaan sitologi ( PAP smear,sekret
bronchus,urine dan cairan tubuh lainnya)
4. Endoskopi
5. Mammografi
Anatomi colon
Anatomi kolon
Anatomi colon
BATASAN
Neoplasma ganas jenis karsinoma pada
kolon (ICD 153) dan Rektum (ICD 154).
PATOFISIOLOGI
Penyebab karsinoma kolon dan rektum masih
belum jelas. Ada beberapa faktor predisposisi
mempengaruhi terjadinya karsinoma kolon dan
rectum :
a. Diet rendah serat.
b. Polip tunggal dan poliposisi kolon dan rectum.
c. Colitis ulserosa
Lokasi terbanyak dari karsinoma ini di Rekto –
Sigmoid (60-70%).
GEJALA KLINIS
Tipe tumor dan gejala yang timbul berhubungan dengan lokasi tumor :

Kolon Kanan Kolon Kiri Rektum


Tipe besar kecil infiltratif
vegetatif stenosis ulserasi
ulserasi vegetatif
Gejala klinik colitis obstruksi proktitis
Dyspepsia sering jarang jarang
Perubahan kebiasaan diare konstipasi yang tenesmus
buang air besar progresif
Obstruksi jarang dominan jarang
Darah dlam tinja mikroskopik mikroskopik/ makroskopik
makroskopik
Memburuknya ke- dini lambat lambat
adaan umum
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Fisik : Tumor abdomen.
gejala-gejala ileus obstruksi pada
stadium lanjut.
Colon rectum : teraba tumor pada karsinoma
rectum rendah.
Proktoskopi/Sigmoidoskopi : pada karsinoma
rectum dan
sigmoid.
Kolonoskopi : pada karsinoma kolon
Barium inloop : pada karsinoma kolon dan rektum
Laboratorium : pemeriksaan tinja benzidine
serologis CEA (Carsino Embryonic
Antigen)
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Pembagian stadium karsinoma kolon dan rectum
menurut T-N-M.
Lebih praktis digunakan pembagian menurut Astler-
Coller (Modifikasi DUKES)
- Dukes A : Tumor terbatas pada mukosa atau
submukosa.
B : Tumor menembus muskularis propria.
belum ada metastase pada kelenjar
limfe regioner
C : Tumor sudah mengadakan metastase
pada kelenjar limfe regioner.
D : Tumor sudah mengadakan metastase
jauh.
Stadium Karsinoma Kolon
Stadium Karsinoma kolon
Diagnostik
Pemeriksaan darah samar
Colok dubur
Anoscopy/ Prostocopy
Barium enema/ Colon in loop
Sigmoidoscopy
Colonoscopy
USG abdomen (Metastase Hepar?)
CT Scan (Penyebaran tumor/Metastase
hepar?)
Foto Abdomen
BOF Abdomen : Ileus
Foto Abdomen
Step Ledder Phenomena
Karsinoma sigmoid
Biopsi anal
Colonoscopy
Colonoscopy
Colonoscopy
Biopsi (endoscopy)
Metastase ke Hepar
DIAGNOSA BANDING
Tuberkuloma
Amuboma
Hemoroid
Polip – poliposis kolon dan rectum.
KOMPLIKASI
Anemia
Ileus obstruksi
PENATALAKSANAAN
Kuratif :
Kolon kanan : hemikolektomi kanan
Kolon kiri : hemikolektomi kiri ICCOPIM 5-455
Kolon tranversum : kolotranversektomi
PENATALAKSANAAN

Sigmoid : Reseksi anterior.


Rectum : di atas 12 cm, dari anus : Reseksi
anterior (ICCOPIM 5 – 455).
di bawah 6 cm, dari anus : Reseksi
abdomino perineal (ICCOPIM 5 – 484).

Paliatif :
Kolostomi proksimal tumor (ICCOPIM5 – 461).
Pintas ileo-kolostomi (ICCOPIM 5 – 458).
Colostomi
ANATOMI PAYUDARA
FAKTOR RISIKO KARSINOMA
PAYUDARA
Radiasi
Familial
Hormonal
Diet dan “Life Style”
Lesi Benigna Payudara

Wood WC, 2005


RISIKO KARSINOMA PAYUDARA
BERDASARKAN RIWAYAT
KELUARGA
Status Menstruasi % Risiko

Ibu Pre atau post menopause 18 – 27

Sdr Perempuan Pre menopause 8 – 56


Post menopause 18
Ibu + Sdr Perempuan Pre menopause 33 – 85
Post menopause 16 – 28
2 Sdr Perempuan Pre menopause 18 – 50
Post menopause 5

Brinton LA, Devesa SS, 1996


Ranges of Risk for the Development of Breast Cancer in the Next 20
Years
for a 30- to 40-Year-Old Woman

Indication Relative Risk After


20 Years
None 1.0 3% - 4%

Invasive breast cancer in one breast 2-3 10% - 16%

Carcinoma in situ one breast

Ductal carcinoma in situ 1-2 4% - 7%

Lobular Carcinoma in situ 4.5 15%-26%

Breast biopsy with atypical hyperplasia 1 3.5 11%-20%

Family history of breast cancer (either breast)

Mother and sister 8 22% - 32%

Mother only 2-2.5 8% - 10%

Sister only (premenopausal) 1.8 7%

Love RR, Newcomb PA, Dietz AT, 2002


KELUHAN UTAMA

LUMP NIPPLE DISCHARGE ULKUS

PAIN / MASTALGIA
FRACTURE PATOLOGIS
PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA
I. Identitas
II. Anamnesa
1. KU
2. Riwayat Penyakit
3. Predesposisi:
- status perkawinan
- kehamilan
- menstruasi
- kelainan ginekologi
PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan…)
3. Predesposisi (lanjutan) -
- Laktasi
- Infeksi/mastitis
- Kelainan jinak
- Pernah menderita kanker
- Hormon yg digunakan
- Riwayat penyakit keluarga

4. Pengobatan yang pernah diberikan


PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan …)
III. Pemeriksaan fisik
(diperiksa pada posisi tidur
dengan lengan diatas & posisi
duduk)
A.Status generalis
B.Status Lokalis
1. Payudara:
- nyeri +/-
- cairan pada puting susu
PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan …)
- warna kemerahan/
gambaran vena ektasi
2. Tumor primer
- letak : -kiri/kanan
-satu/bilateral
-kwadran
- bentuk
- konsistensi
- ukuran
PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan …)
- Fiksasi dg kulit/jaringan
sekitarnya, dinding dada
- gambaran Peau d`orange
- retraksi puting susu
3.Kelenjar getah bening aksila:
-besarnya
-nyeri +/-
-melekat
PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan ….)

4. Kelenjar getah bening supra


clavicula
5. Pemeriksaan payudara & KGB
kontra lateral
6. Udema lengan

III. Laboratorium : darah, LFT


PEMERIKSAAN TUMOR
PAYUDARA(lanjutan…)
IV. Radiologi: Thorak, lumbal, pelvis,
USG, bone scan, bone survey,
mammografi

V. Patologi : Biopsi
STADIUM
Sistem TNM menurut
UICC-1986
O : Tis No Mo
I : T1 No Mo
IIa: To N1 Mo
T1 N1 Mo
T2 No Mo
IIb: T2 N1 Mo
T3 No Mo
STADIUM
Sistem TNM menurut
UICC-1986
IIIa : T3 N1 Mo
T1-3 N2 Mo
IIIb : T4 N1-2 Mo
IV : T1-4 N1 Mo
I II IIIa

IV

T4 a T4b T4c

IIIb
STADIUM
Sistem TNM menurut
UICC-1986
T:
To : tak teraba tumor
Tis: Carsinoma insitu, paget disease
T1: diameter <2cm
T2: diameter 2-5 cm
T3:diameter >5 cm
T4
a : dinding thoraks
b : kulit udem, ulkus, satelite nodule,
Peau d`orange
c : a+b
STADIUM
Sistem TNM menurut
UICC-1986
N:
No : tidak teraba KGB aksila
N1 : metastase ke KGB:a.<0,2 cm
b.>0,2 & <3cm
N2 : a. diameter >3 cm
b. ke lln mamaria interna
M:
Mo: tidak ada metastase
M1: metastase jauh, metastase ke KGB
supraclavicula dianggap metastase jauh
PENATALAKSANAAN:
PENGOBATAN CA MAMMA
1. OPERASI (Std I, II, IIIa)
- Radical Mastectomy
- Modified radical mastectomy
- Simple mastectomy
- Breast conserving treatment
PENATALAKSANAAN:
PENGOBATAN CA MAMMA
2. RADIOTERAPI 5000-6000 Cgy
-Paska radical mastektomi apabila
didapatkan metastase ke KGB aksila
atau tumor kwadran medial, sentral
- paska operasi simple matektomi
stadium IIIa
- sebagai terapi paliatif stadium IIIb
& IV
PENATALAKSANAAN:
PENGOBATAN CA MAMMA
3. KHEMOTERAPI
- sebagai ajuvant terapi bila N +
- sebagai paliatif terapi pada stadium
lanjut
- obat : CMF, CAF
4. HORMONAL TERAPI
- pada stadium lanjut sebagai terapi
paliatif
- bilateral oophorectomi
- obat hormon anti estrogen
5. IMUNOTERAPI
CARA DETEKSI DINI
Pemeriksaan sebaiknya
dilakukan setelah haid

• SADARI

• PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

• MAMMOGRAFI
Kecurigaan adanya
keganasan Payudara:

1. Klinis tidak jelas jinak atau ganas


2. Perdarahan putting susu
3. Tumor dengan konsistensi keras
4. Koreng pada putting susu & areola
5. Kista berisi darah
6. Mammografi curiga ganas
Indikasi mammografi:
1. Klinis ragu-ragu
2. Perasaan tidak enak di payudara
3. Pembesaran KGB di aksila
4. Riwayat resiko tinggi
5. Skrining wanita >35 thn
6. Kanker fobia
7. Follow up pasca mastectomy
8. Perdarahan putting susu
Resiko tinggi terjadinya Ca
Mamma:

1. Menarche <12 th
2. Menopause >55 th
3. Umur > 30 Th
4. Tidak punya anak/tidak menyusui
5. Pernah operasi tumor jinak
payudara
Resiko tinggi terjadinya Ca
Mamma:(lanjutan…)
6. Pernah menderita kanker ginekologi
7. Mendapat terapi hormon dalam waktu
lama
8. Riwayat keluarga yang menderita
9. Peminum alkohol
10.Fibrokistik disease type papilomatous,
atypical hyperplasy
Pertanyaan ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai