Perdarahan di
Bidang Penyakit
Dalam
Perceptor : Dr. Hotmen Sijabat, Sp. PD-FINASIM
Co Asisstant :
Vira Katya Aurelia (2018012089)
Caesaria Sinta Zuya (2018012006)
Yustisya Khoirunnisa (2018012107)
Gangguan
Saluran
Pembekuan
Pernapasan
Darah
Saluran Cerna Saluran Kemih
Perdarahan Saluran
Cerna
Perdarahan SCBA
Kehilangan darah dari saluran cerna
atas, mulai dari esofagus sampai
dengan duodenum dengan
manifestasi klinis berupa
hematemesis, melena, hematokezia
atau kombinasi.
Perdarahan SCBB
Melena
-Tinja berwarna hitam dengan bau khas.
Menunjukkan perdarahan di saluran cerna
atas atau usus halus, perdarahan kolon
Hematemesis
sebelah kanan dengan perlambatan
Muntah darah atau berwarna seperti
mobilitas.
kopi
-Melena timbul apabila Hb dikonversi
menjadi hematin atau hemokrom lainnya
oleh bakteri selama 14 jam. Di tes dengan
tes guaiac untuk menentukan adanya
hemoglobin
Terapi spesifik
Kecurigaan Perdarahan Akut
1. Kondisi hemodinamik tidak stabil
• Hipotensi dengan frekuensi nadi >100x/menit
• Tekanan diastolik ortostatik turun >10 mmHg atau
sistolik turun >20 mmHg
• Frekuensi nadi ortostatik meningkat >15x/menit
• Akral dingin
• Kesadaran menurun
Penegakkan diagnosis SCBA
menggunakan pemeriksaan • Anuria atau oliguria (<30ml/jam)
endoskopi sekaligus untuk 2. Hematemesis
melakukan hemostasis.
3. Hematokezia
5. Hipotensi persisten
Tukak peptik
Endoskopi terapi dengan bipolar elektrokoagulasi, heater probe,
injection therapy absolute alcohol 1:10000 epinefrin
PPI 180 mg bolus dan 8 mg/jam IV untuk mencegah perdarahan
berulang .
Perdarahan SCBB
Pasien datang dengan keluhan darah segar sewaktu BAB. Hampir
80% dalam keadaan akut berhenti dengan sendirinya dan tidak
berpengaruh pada tekanan darah, seperti pada pendarahan
hemoroid, polip kolon, kanker kolon atau kolitis. Hanya 15%
pasien dengan perdarahan berat biasanya berasal dari bagian
proksimal dan terminal ileum.
Hematokezia
Darah samar
Darah segar yang keluar melalui anus.
Timbul bila ada perdarahan ringan
Menunjukkan perdarahan kolon sebelah
namun tidak sampai merubah warna
kiri, dapat juga berasal dari saluran
tinja. Diketahui dengan tes guaiac
cerna atas, usus halus, transit darah
yang cepat
SCBB Penyebab tersering perdarahan saluran cerna bagian bawah
Infeksi
• Tuberkulosis
• Bronkiektasis
Keganasan
• Karsinoma bronkogenik penyebab tersering hemoptisis
Stabilisasi:
Lindungi jalan napas
Pemberian oksigen
Pasang jalur intravena
• Asam traneksamat
Diberikan pada pasien dengan
perdarahan mukosa atau pasien
dengan gangguan pembekuan darah.
• Endobronkial tamponade
Teknik ini menggunakan kateter berujung
balon untuk menutup bronkus dengan
perdarahan aktif. Ada beberapa jenis kateter
yang dapat digunakan, yaitu kateter Folley
dan kateter Fogarty.
• Broncial artery embolization (BAE)
Sebelumnya dilakukan angiografi atau
Digital Substraction Angiography (DSA)
pada pembuluh darah bronkus untuk
menentukan lokasi perdarahan. Biasanya
akan terlihat suatu gambaran hipertrofi
vaskuler, pembuluh darah yang
berliku/berputar, formasi aneurisma, dan
hipervaskularisasi.
Setelah lokasi perdarahan ditemukan,
berikan partikel (polyvinyl alcohol foam,
absorbable gelatin, Gianturco steel coils)
pada pembuluh darah tersebut.
• Terapi bedah
Jarang dilakukan karena motalitas dan morbiditas tinggi dan
adanya metode bronkoskopi yang lebih aman dan efektif.
Pembedahan merupakan terapi pilihan pada pasien
hemoptisis karena malformasi arterivena, iatrogenic rupture
arteri pulmonal, dan trauma dada.
Penatalaksanaan Perdarahan pada
Saluran Kemih (Hematuria)
Hematuria
Kondisi abnormal yang ditandai dengan adanya eritrosit dalam saluran kemih yang dapat
Definisi : berasal dari berbagai lokasi di saluran kemih, mulai dari membran basal glumerolus hingga ke
uretra distal.
Membran basal glomerulus dapat dirusak oleh proses imunologi dan / atau
inflamasi.
Erosi pada permukaan mukosa traktus urinarius dapat disebabkan oleh beberapa
konsumsi obat dalam jangka waktu lama, batu, ataupun bahan kimia.
Untuk mempermudah evaluasi dan tatalaksana, hematuria dibagi menjadi 2, yaitu
hematuria glumerular dan hematuria non glumerular.
• Infeksi saluran kemih akut antibiotik oral atau intravena selama 7-14 hari.
• Nefrolitiasis suportif (analgetik & cairan). Jika Batu ukuran <0,5 cm keluar
secara spontan. Jika lebih besar uretroskopi, ESWL, nefrolitotomi.
Non- Glumerolus • Perdarahan prostat akut karena BPH 5-alpha reductase inhibitor (finasteride)
• Kanker prostat stadium lanjut dengan hematuria. Jika stabil perawatan
bedah, terapi radiasi, atau androgen deprivation.
• Karsinoma sel ginjal yang terbatas pada ginjal membutuhkan nefrektomi.
Gangguan
Koagulasi
Herediter Didapat
Von Willebrand’s
Hemofilia Defisiensi vit. K
Disease
Hemofilia
• Hemofilia :Penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah yang
diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X.
• Klasifikasi :
• 1. Hemofilia A > Defisiensi Faktor VIII
• 2. Hemofilia B > Defisiensi Faktor IX
Gejala Klinis :
• Perdarahan sejak kecil Perdarahan saat sirkumsisi,
pencabutan gigi
• Hemartrosis
• Hematom Subkutan/intramuskular
• Perdarahan mukosa mulut
• Epistaksis
• Hematuria
Tatalaksana
Klasifikasi
• Tipe I : Defisiensi kuantitatif (penurunan jumlah, fungsi masih normal), diikuti penurunan jumlah F.VIII
• Tipe II :
• IIa > berkurang/tidak ada multimer, produksi abnormal, IIb > tidak ada multimer karena meningkatnya ikatan trombosit
• IIN > penurunan dalam membawa vWF
• IIM > seperti tipe 2A, namun masih ada multimer, penurunan ikatan trombosit
• Tipe III : Sintesis vWF sama sekali tidak ada, waktu perdarahan >15 menit
Gelaja klinik
• Perdarahan mukokutan > lebam, epistaksis, menoragia, perdarahan post operatif
• Perdarahan berat > pada tipe 3 > awal kehidupan > kehilangan banyak darah > syok
• Hemartrosis > pada pasien VWF dengan kadar F.VIII yang sangat rendah
Tatalaksana
1. Desmopressin (DDAVP)
• Merangsang pengeluaran Vwf dari sel endotel agar vWF dan F.VIII cepat meningkat dalam
plasma.
• Dosis > 0,3 mg/kg dalam 30-50 mL salin iv pelan/drip dalam waktu 10-20 menit.
• KI : tipe 2B > meningkatkan agregasi trombosit > trombositopenia.
Penyebab
Penderita
memakai
Penderita dengan Prematur > Fungsi vit.K
Penyediaan vit.K antibiotik jangka Kurang vit.K Terlambat
nutrisi tidak fungsi hati belum dihambat
tidak adekuat panjang sehingga pada ibu kolonisasi kuman
adekuat matang antikoagulan
membunuh flora
normal usus
Boleh iv > 1 mg 2-3 kali pemberian dengan interval 6-8 jam (waspada anafilaktik)
Hebat
Vit. K Ibu hamil > konsumsi vit. K1 5 mg/hari selama TM 3 atau vit. K 10 mg im 24 jam
sebelum melahirkan
profilaksis
Bayi > diberi vit. K 1 mg im dan diulang 24 jam kemudian.
DAFTAR PUSTAKA
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
• Jameson, Fauci, Kasper et al. 2018. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20 th Edition. USA:The Mcgrawhill
Companies
• Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J. Harrison's Principle of Internal Medicine. 20th. Ed.
Mc Graw Hill Education. 2018.
• Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid. III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
2015.
• Nugraha, Reza, Telly Kamelia. Diagnosis dan Tatalaksana Terkini Hemoptisis. Indonesian Journal of CHEST. 2016: 3 (2).
• Johnson AB, Burns B. Hemorrhage. 2020 Nov 16. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan–.
• Saleem MO, Hamawy K. Hematuria. [Updated 2021 Mar 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-.
• Dwiyana Y , Astradwinata DAW. Perubahan Bentuk Eritrosit di Glumerulonefritis. In: Indonesian Journal of Clinical
Phatology and Mendical Labolatory; 2014
THANK YOU