Anda di halaman 1dari 23

Obstetri dan Ginekologi sosial

Definisi istilah
ObSos: adalah suatu ilmu yang mempelajari hub
timbal balik antara proses reproduksi dan
lingkungan, terutama lingkungan sosial.
ObGinSos : mempelajari hub timbal balik antara
alat dan fungsi reproduksi dan lingkungannya,
terutama lingkungan sosial.
ObGinKl: memplelajari ilmu obstetri secara klinis.
KesRep : peupakan pelayanan paripurna yg
merupakan penggabungan ObGinSos dan
ObGinKl.
Mengapa perlu obgin sos? Karena ObGinKl
mempunyai beberapa kelemahan :
1. hanya memperhatikan kasus yang datang ke
klinik, kasus diluar klinik jauh lbh banyak
dan tdk dapat perhatian. Khususnya
obstetri hanya menangani orang hamil
tetapi tidak termasuk mereka yang potensi
hamil.
2. kurang memperhatikan masalah
epidemiologi yg dapat menggambarkan
besarnya masalah penyakit di masyarakat.
3. kurang menyadari bahwa suatu penyakit
merupakan peristiwa biomedis, yang
sangat dipengaruhi oleh faktor sosial
seperti pendidikan, budaya, ekonomi,
agama, demografi, gender serta hak
reproduksi perempuan.
4. kurang memperhatikan hak semua
perempuan untuk memanfaatkan sarana
pelayanan reproduksi yang baik.
5. lebih memperhatikan penyakitnya dari pada
manusia seutuhnya.
Ciri-ciri ObGinSos:
1. berkembang sesuai dg perkembangan ilmu,
bioteknologi serta sosioekonomi dan budaya
masyarakat.
2. ciri keprofesiannya adalah penguasaan
kompetensi Epidemiologi klinik, etika,, dan
manajerial.
3. tujuannya adalah meningkatkan derajat
kesehatan, khususnya kes reproduksi
perempuan
4. sasarannya adalah semua perempuan
seutuhnya.
5. cara pendekatannya bersifat Life Cycle
Approach.
6. tolok ukur keberhasilannya adalah angka
morbiditas/mortalitas ibu dan anak,
harapan hidup dan Quality of Life (QOL).
KESEHATAN REPRODUKSI
adalah ilmu yang mempelajari alat dan fungsi
reproduksi, baik laki maupun perempuan,
serta hubungan timbal balik dengan
lingkungan.
Parameter KesRep. adalah prevalensi anemi
pada ibu hamil dan nifas, prevalensi STD
khususnya HIV/AIDS, kejadian kehamilan yg
tidak dikehendaki (berhubungan dengan
upaya pengguguran, morbiditas selama
kehamilan-persalinan-nifas, jumlah fasilitas
pelayana kesrep.
Upaya pendekatan masalah kesrep : ada 4
komponen prioritas yag disebut Paket Kesehatan
Reproduksi Esensial (PKRE) yaitu kesehatan ibu
dan anak baru lahir, KB, kesehatan freproduksi
remaja, dan pencegahan dan penanganan
penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Sekarang PKRE ditambah dengan pelayanan
kesehatan reproduksi usia lanjut sehingga
menjadi PKRK ( paket kesehatan reproduksi
komprehensif).
Untuk tercapainya pelaksanaan PKRK maka pendekatan
masalah harus dilakukan berdasarkan Life Cycle
Aproach ( masa balita, remaja, masa reproduksi,
menopause/pasca menopause).
a. dalam bidang Obstetri dilakukan melalui model
Safematherhood Initiative, MPS (making
pregnancy safer), dan Audit Mathernal
Perinatal. Disamping itu perlu juga pelayanan
interval care (KB) sehingga menjadi pelayanan
obstetri paripurna yang meliputi: Prenatal care
(PNC), Intrapartum care (IPC), Postpartum care
(PPC), dan Interval care (IC).
b. dalam bida ginekologi yang perlu
mendapat perhatian adalah Kanker serviks,
STD, kesehatan remaja,
menopause/pascamenopause.
MPS (Making Pregnacy Safer):
mrp strategi sektor kesehatan untuk
mangatasi masalah kesehatan akibat
kematian ibu dan bayi.
mrp pendekatan upaya Safe Matherhood.
Tiga pesan kunci MPS:
setiap persalinan ditolong tenaga
kesehatan terampil
setiap komplikasi ogstetri dan neonatak
ditangani secara adekuat.
setiap WUS mempunyai akses thd
pencegahan kehamilan yg tdk diinginkan
dan penganggulangan komplikasi
keguguran tidak aman.
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
@ mrp salah satu indikator derajat kesehatan
perempuan.
@ mrp tujuan butir ke 5 dari Millenium
Development Goals (MDGs 5) yaitu
mencapai 102/100.000 kelahiran hidup th
2015.
Tiga Penyebab utama kematian ibu
melahirkan adalah perdarahan (28%),
preeklamsia/eklamsia (24%), infeksi (11%).
Faktor no-medis juga berpengaruh seperti
pemperdayaan perempuan kurang baik,
pendidikan, sosioekonomi, lingkungan
msyarakat, kebijakan pemerintah.
Faktor tenaga kesehatan juga sangat
berpengaruh ( SDKI 2007 : 58% oleh
perawat/bidan, 35% oleh dukun, 4% oleh
GP/SpOG. (target 2010 ditolong nakes 90%).
Imunisasi TT ibu hamil 2 kali pada hamil
pertama, 1 kali tiap hamil berikutnya, serta
diberikan bagi calon pengantin perempuan.
.
Angka kematian neonatal (AKN), AKB, AKBAL, AKI
sesuai SDKI 2007 berturut-turut 19/1000
kelahiran hidup, 34/1000, dan 44/1000,
228/100.000, sedangkan target MDGs 2015
adalah AKB 32 dan AKBAL 23 dan AKI 102.
(neonatal 0-28 hari, bayi sampai 12 bln, balita
sampai 60 bln).
Th 2012 - 2016 ini sudah mencanangkan program
EMAS (Expanding Mathernal and Newborn
Survival) untuk menunjang pencapaian target
MDGs 2015.
5 Provinsi penyumbang 50% kematian IBU
adalah Banten, Jabar, Jateng, jatim, dan NTT.
Untuk tahun pertama program EMAS
dilaksanakan di kab Serang, Cirebon, kab
Bandung, Deli Serdang, Banyumas dan Tegal,
Pinrang, kab Malang.
Kebijakan Pelaksanaan Program Depkes dalam
menurunkan AKI dan AKB :
1. penempatan Bidan Desa (akhir 2010
minimal 80% desa terpenuhi).
2. Penghembangan PONED dan PONEK
3. Pengembangan RS Sayang IBU
4. Pemantapan sistem Rujukan
Puskemas dengan pelayanan PONED:
Punya fasilitas dan mampu menangani
gawatdarurat obstetri dan neonatal dasar.
Siap 24 jam
Sbg tempat rujukan Polindes dan puakesmas lain
Merujuk RS PONEK bila memerlukan tindakan
operasi dan transfusi.
Polindes dan PKM no perawatan disiapkan untuk
melakukan PPGDON, tidak untuk melakukan
PONED
10 langkah Program RSSIB
Kebijakan tertulis
PONEK
ANC
Pertolongan persalinan aman
Rawat gabung
KB dan Imunisasi
AMP
Meningkatkan mutu pelayanan didukung oleh kemampuan
masyarakat
Membentuk tim ASI eksklusif di RS
Melarang penggunaan susu formula , kecuali keadaan khusus.
Sementara cukup dulu

Anda mungkin juga menyukai