Anda di halaman 1dari 53

Clinicall Scince Session

Gangguan Tidur
Presentant :
Preseptor:

Iriana Cahya Amalia


dr.Hj.Elly Marliyani, Sp.KJ,MKM
Yuningsih
Yudha Mahanatha

SMF ILMU KESEHATAN JIWA


PROGRAM PROFESI DOKTER UNISBA
RUMAH SAKIT JIWA CISARUA, PROVINSI JAWA BARAT
2017
Fisiologi Tidur
Definisi
Tidur adalah bentuk fisiologis dan
berulang dari penurunan kesadaran secara
reversibel dimana terjadi penurunan fungsi
kognitif secara global sehingga otak tidak
merespon secara penuh terhadap stimulus
sekitar.
Klasifikasi Tidur
Tidur di klasifikasikan menjadi dua jenis yang
ditandai oleh pola EEG yang berbeda yakni:
Tidur gelombang lambat atau non REM (non
rapid eye movement)
Tidur paradoksal atau REM (rapid eye
movement)
Fase terjaga (fase W=wake)
Sebelum memasuki tahap-tahap tidur non REM, didahului dengan fase terjaga yang
ditandai dengan:
EEG : pada keadaan rileks, mata tertutup, gambaran didominasi oleh
gelombang alfa. Tidak ditemukan adanya kumparan tidur dan komplek
K.
EOG :biasanya gerakan mata berkurang. Kadang-kadang terdapat atepak
yang disebabkan oleh gerakan kelopak mata.
EMG : kadang-kadang tonus otot meninggi
Tidur Gelombang Lambat (Non REM)
Periode tidur non REM pada manusia dewasa mewakili 75% waktu tidur total. Terdiri dari 4
tahap:
Tahap 1
di awali dengan tubuh berbaring dan masih dalam keadaan terjaga (gelombang dengan
frekuensi gelombang cepat 15 20 siklus/dtk, tegangan rendah: 50 mV)
Siap memulai tidur memejamkan mata (gelombang dengan frekuensi gelombang
yang lama 8 12 siklus/dtk, tegangan meningkat)
Beberapa menit kemudian terbentuk gelombang dengan frekuensi yang semakin
melambat 4 8 siklus/dtk, tegangan gelombang hingga 100 mV.
Cont Tahap 1
Disebut sbg transisi tidur awal dengan ciri:
Merupakan tingkat paling dangkal dalam tidur
3% - 8% dari presentase waktu tidur non REM
Tampak gerakan bola mata ke kanan & kiri
Denyut jantung yang melambat
Nafas pendek dan teratur.
Berlangsung 10 detik - 10 menit.
Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensoris
seperti suara.
Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
Tahap 2
Ditandai dengan adanya gelombang yang diikuti dengan gelombang tunggal
amplitudo tinggi dan munculnya sleep spindle yang menunjukkan penurunan
gerakan & ketegangan otak selama 10 20 menit.
Tidur tahap kedua ini merupakan tahap permulaan tidur yang sebenarnya (terjadi
selama 10 15 menit)
Untuk terbangun masih relatif mudah
Bola mata berhenti bergerak
Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
Presentase waktu tidur yakni sekitar 45% - 55% dari presente waktu tidur non REM.
Tahap 3
Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
Ditandai dengan adanya kombinasi antara gelombang dan dengan frekuensi
gelombang yang sangat rendah namun memiliki tegangan yang tinggi.
Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
Otot-otot dalam keadaan santai penuh
Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
Presentase waktu tidur yakni sekitar 12% dari presente waktu tidur non REM.
Tahap 4
Tahap tidur terdalam ditandai hilangnya gelomang sehingga hanya ada gelombang
dengan frekuensi gelombang 0,5 2 siklus/dtk disertai tegangan sangat tinggi 100 200
mV
Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga(penurunan
tekanan darah, perlambatan denyut nadi dan pernafasan)
Terjadi relaksasi otot sepenuhnya
Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
Terjadi pelepasan dari hormon pertumbuhan.
Tahap berakhir kurang lebih 15-30 menit
Presentase waktu tidur yakni sekitar 12% dari presente waktu tidur non REM.
Tidur Paradoksal atau REM
Pada akhir dari tahapan tidur gelombang lambat / non REM terdapat episode tidur
paradoksal selama 10 15 menit.
merupakan tidur dengan persentasi 20% 25% dari presentasi waktu tidur.
Pola EEG selama periode ini akan mendadak berubah seperti dalam keadaan terjaga
(terlihat gelombang campuran alfa, beta dan theta. Tak tampak gelombang delta dan
kumparan tidur serta kompleks K ), meskipun tertidur lelap.
EMG : tonus otot sangant rendah (lain-lain : dengan nadi tinggi, ereksi pada laki-laki).
Setelah tejadi tahap tidur paradoks atau REM maka berikutnya akan kembali lagi
menuju tahapan tahapan tidur gelombang lambat atau non REM
Pada orang dewasa siklus tidur dapat terjadi sebanyak 4-6 siklus dengan jumlah waktu tidur
selama 7-8 jam
Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Penyakit Lingkungan Gaya Hidup Stress Alkohol dan


Emosional Stimulant

Makanan Rokok Motivasi Obat Obatan


Fungsi Tidur
Sebagai Homeostatik
Bersifat menyegarkan
Penting untuk Termoregulasi normal
Penyimpanan Energi
Periode kurang tidur yang lama menyebabkan
kekacauan Ego, Halusinasi & Waham
Irama Tidur-Bangun
Dipengaruhi faktor eksternal- seperti siklus
gelap-terang, rutinitas sehari-hari, periode
makan, dalam waktu 24 jam.

Juga dipengaruhi Irama Biologis (dewasa tidur


1-2 kali/ 24 jam, perempuan di fase siklus
menstruasi pola tidur berubah).
GANGGUAN
TIDUR
Definisi
Merupakan suatu keadaan yang paling sering
ditemukan pada penderita yang berkunjung ke
praktek sehari-hari dengan empat gejala utama
yaitu insomnia, hipersomnia, parasomnia, dan
gangguan jadwal tidur-bangun yang seringkali
bertumpang tindih.
Epidemiologi
Hampir semua orang pernah mengalami Menurut data internasional of sleep disorder,
gangguan tidur selama masa kehidupannya. prevalensi penyebab-penyebab gangguan
tidur adalah sebagai berikut:
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang 1. Penyakit asma (61-74%)
dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% 2. Gangguan pusat pernafasan (40-50%)
diantaranya mengalami masalah serius.
3. Kram kaki malam hari (16%)
Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 4. Psychophysiological (15%)
40-50% dari populasi usia lanjut menderita 5. Sindroma kaki gelisah (5-15%)
gangguan tidur.
6. Ketergantungan alkohol (10%)
Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan 7. Sindroma terlambat tidur (5-10%)
oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat 8. Depresi (6%)
dan alkohol.
9. Demensia (5%)
Etiologi & Faktor Risiko
Gejala Kondisi medis Kondisi psikiatrik atau lingkungan

Sulit jatuh tidur Kondisi yg menyakitkan/tdk Kecemasan


menyenangkan Ketegangan otot
Lesi SSP Perubahan lingkungan
Gangguan tidur irama sirkardian
Sulit tetap tidur Sindroma apneu tidur Depresi
Restless legs syndrome Perubahan lingkungan
Faktor diet Gangguan tidur irama sikizofrenia
Kejadian episodik (parasomnia)
Efek langsung & putus zat
Penyakit endokrin & metabolik
Infeksi, neoplastik
Lesi batang otak, hipotalamus
Usia tua
Klasifikasi
Gangguan Tidur Primer
Gangguan Tidur Yang Berhubungan Dengan
Gangguan Mental Lain
Gangguan Tidur Lain (Khususnya Gangguan
Tidur Karena Kondisi medis Umum atau Yang
Disebabkan Oleh Zat)
Gangguan Tidur Primer

Dissomnia Parasomnia

Insomnia Primer Gangguan Teror Tidur


Hipersomnia Primer Gangguan Tidur Berjalan
Narkolepsi Parasomnia Yang Tidak Ditentukan
Gangguan Tidur Berhubungan
Dengan Pernafasan
Gangguan Tidur Irama Sikardian
Dissomnia Yang Tidak Ditentukan
Disomnia
Insomnia Primer
Didiagnosis jika keluhan utama adalah kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur
dan keluhan terus berlangsung selama sekurangnya 1 bulan, dengan adanya:

Keluhan yang menonjol adalah kesulitan untuk memulai atau mempetahankan tidur, atau tidur
yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan.
Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau ungsi penting lain.
Tidak idak terjadi semata-mata selama perjalanan narkolepsi, berhubungan dengan pernapasan,
irama sikardian atau parasomnia.
Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan mental lain (depresif erat, gangguan
kecemasan umum, delerium)
Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (penyalahgunaan obat, medikasi) atau suatu
kondisi medis umum
Hipersomnia Primer
Jika tidak dapat ditemukan penyebab lain untuk somnolensi berlebihan yang
terjadi sekurangnya satu bulan, dengan adanya:
Keluhan yang menonjol adalah mengantuk berlebihan di siang hari selama
sekurangnya satu bulan seperti ditunjukkan oleh episode tidur yang memanjang
atau episode tidur siang yang terjadi hampir setiap hari.
Mengantuk berlebihan disiang hari menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lain.
Tidak dapat diterangkan oleh insomia dan tidak terjadi semata-mata selama
perjalanan gangguan tidur lain dan tidak dapat diterangkan oleh jumlah tidur
yang tidak adekuat.
Gangguan tidak terjadi semata-mata selam perjalanan gangguan mental lain.
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Narkolepsi
Mengantuk di siang hari yang berlebihan dan manifestasi tidur REM yang
abnormal yang terjadi setiap hari selama sekurangnya tiga bulan. Tidur REM
terdiri halusinasi hipnagogik dan hipnopompik, katapleksi dan paralesis
tidur, dengan adanya:

Serangam tidur yang menyegarkan yang tidak dapat ditahan yang terjadi
setiap hari selama sekurangnya tiga bulan.
Adanya salah satu dari 2 hal berikut: katapleksi dan pengacauan rekuren
elemen tidur REM ke dalam transisi antara tidur dan terjaga.
Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Gangguan Tidur Berhubungan Dengan Pernafasan

Adanya kekacauan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk


berlebihan akibat apnea, hipopnea dan desaturasi oksigen,
dengan adanya:
Kekacauan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk berlebihan
akibat apnea, hipopnea dan desaturasi oksigen.
Tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan
tidak karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Gangguan Tidur Irama Sikardian

Termasuk berbagai Pola persisten atau Menyebabkan penderitaan yang


kondisi yang melibatkan rekuren kekacauan tidur bermakna secara klinis atau gangguan
ketidaksejajaran antara yang menyebabkan rasa dalam fungsi sosial, pekerjaan atau
periode tidur yang kantuk berlebihan atau fungsi penting lain.
diinginkan dan yang insomnia karena ketidak Tidak terjadi semata-mata selama
sesungguhnya. sesuaian antara jadwal perjalanan gangguan tidur lain atau
Tipe Fase Tidur tidur-bangun yang gangguan mental lain.
Terlambat diharus kan oleh
lingkungan pasien dan Bukan karena efek fisiologis langsung
Tipe Jet Lag dengan pola tidur- dari suatu zat.
Tipe Pergeseran Kerja bangun sirkadiannya
Tidak Ditentukan sendiri.
Kriteria Diagnostik
Disomnia Yang Tidak Ditentukan

Termasuk insomnia, hipersomnia dan Keluhan insomnia atau hipersomnia


gangguan irama sikardia yang tidak yang bermakna secara klinis yang
memenuhi kriteria untuk salah satu disebabkan oleh faktor lingkungan.
dissomnia spesifik.
Mengantuk berlebihan yang disebabkan
Mioklonus Nokturnal kekurangan tidur yang lama.
Sindrom Tungkai Yang Tidak Dapat Diam 6 penyebab tersering
Sindrom Kleine-Levin Situasi dimana klinis telah
Sindrom Yang Berhubungan Dengan menyimpulkan bahwa terdapat
Menstruasi dissomnia tetapi tidak mampu
Tidur Yang Tidak Cukup menentukan apakah primer, karena
Kemabukan Tidur kondisi medis umum atau akibat zat.
Parasomnia
Gangguan Teror Tidur
Suatu keaadaan terjaga dalam 1/3 bagian pertama malam hari selama tidur non-REM yang
dalam. Keadaan ini hampir selalu diawali oleh teriakan atau tangisan yang tajam dan disertai
oleh manifestasi perilaku berupa kecemasan yang kuat yang hampir panik, dengan adanya:
Eps rekuren terjaga tiba-tiba dan tidur, terjadi selama 1/3 bagian pertama episode tidur
utama dan dimulai dengan teriakan panik.
Rasa takut yang kuat dan tanda rangsanagan otonomik, seperti takikardi, nafas cepat dan
berkeringat.
Relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk menenangkan penderita tersebut
selama episode.
Tidak ada mimpi yang diingat dan terdapat amnesia untuk episode.
Episode menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi pentig lain.
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Gangguan Tidur Berjalan
Somnambulisme, terdiri dari urutan perilaku Saat terbangun, pasien mengalami amnesia
kompleks yang dimulai dalam 1/3 bagian pertama untuk episode tersebut.
malam hari selama tidur non-REM dalam dan Dalam beberapa menit setelah terjaga dari
sering kali , walaupun tidak selalu, dilanjutkan- episode tidur berjalan, tidak terdapat gangguan
tanpa kesadaran penuh atau ingatan tentang aktivitas mental atau perilaku.
episode tersebut kemudian-denan meninggalkan
tempat tidur dan berjalan berkeliling-keliling, Menyebabkan penderitaan yang bermakna
dengan adanya: secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan attau fungsi penting lain.
Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat
tidur dan berjalan berkeliling, biasanya terjadi Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
selama 1/3 bagian pertama episode tidur utama. zat.
Saat berjalan sambil tidur, orang memiliki wajah
yang kosong dan menatap, relatif tidak responsif
terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi
dengannya, dan dapat dibangunkan hanya
dengan susah payah.
Parasomnia Yang Tidak Ditentukan
Kategori parasomnia yang tidak ditentukan adalah untuk gangguan
yang ditandai oleh perilaku atau kejadian fisiologis abnormal selama
tidur atau saat transisis tidur dan terjaga, tetapi tidak memenuhi kriteria
untuk parasomnia yang lebih spesifik, contoh:
Gangguang perilaku tidur REM
Paralisis tidur
Situasi dimana klinis telah menyimpulkan bahwa terdapat
parasomnia tetapi tidak mampu untuk menentukan apakah primer,
karena kondisi medis umum atau akibat zat.
Gangguan Tidur Berhubungan
Dengan Gangguan Mental Lain
Insomnia Berhubungan Dengan Gangguan
Aksis I atau II
Insomnia terjadi sekurang satu bulan dan yang jelas berhubungan dengan gejala
psikologis dan perilaku dari gangguan mental yang dikenal secara klinis diklasifikasikan
dengan adanya:
Keluhan yang menonjol adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, atau
tidur yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan yang disertai dengan
kelelahan di siang hari atau gangguan fungsi di siang hari.
Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaam atau fungsi penting lain.
Diyakini berhubungan dengan gangguan aksis I atau II dan memerlukan perhatian
klinis tersendiri.
Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan tidur lain.
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Hipersomnia Berhubungan Dengan Gangguan
Aksis I atau II
Terjadi sekurangnya satu bulan dengan terutama ada gangguan mood
dengan:
Keluhan yang menonjol adanya mengantuk berlebihan sekurangnya satu
bulan yang ditunjukkan oleh episode tidur yang memanjang atau episode
tidur di siang hari yang terjadi hampir setiap hari.
Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaam atau fungsi penting lain.
Diyakini berhubungan dengan gangguan aksis I atau II dan memerlukan
perhatian klinis tersendiri.
Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan tidur lain.
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.
Gangguan Tidur Lainnya
Gangguan Tidur Karena Kondisi Medis Umum

Hampir semua kondisi medis yang disertai oleh nyeri Kejang epileptik berhubungan dengan tidur.
dan rasa tidak nyaman dapat menghasilkan insomnia. Nyeri kepala kluster dan hemikrania
paroksismal kronik berhubungan dengan
Beberapa kondisi seperti neoplasma, lesi vaskular,
tidur.
infeksi dan kondisi degenaratif dan traumatik
Sindrom menelan abnormal berhubungan
berhubungan denganinsomnia kendatipun tidak dengan tidur.
terdapat nyeri atau rasa tidak nyaman yang spesifik. Asma berhubungan dengan tidur.
Kondisi lain yang ikut mempengaruhi seperti penyakit Gejala kardiovaskular berhubungan dengan
endokrin dan metabolik. tidur.
GERD berhubungan dengan tidur.
Hemolisis berhubungan dengan tidur.
Gangguan Tidur Akibat Zat

Terjadi akibat
intoksikasi atau
selama putus zat.

Somnolensi yang berhubungan dengan toleransi yang terkadang


disertai dengan depresi berat sering ditemui pada orang yang putus dari
amfetamin, kokain, kafein dan zat-zat yang berhubungan. Sedangkan
pemakaian alkohol yang berat dimalam hari menghasilkan rasa
mengantuk dan sukar terbangun dikeesokan harinya. Pemakaian obat
hiptonik yang dihentikan dapat menyebabkan orang menjadi insomnia.
Diagnosis
International Institute of Health (1984)

Transient Short Term Long Term


Gangguan tidur Gangguan tidur < 7 Gangguan tidur
< 7 hari hari dan >3 minggu menetap >3
American Slep Disorder Association (1990)

Gangguan Gangguan yg tidak


Dissomnia Parasomnia Kesehatan/pskiatrik terklasifikasi

Gangguan Gangguan Gangguan


intrinsik, aurosal, mental,
gangguan gangguan gangguan
ekstrinsik, bangun-tidur, neurologi,
gangguan berhubungan gangguan
irama dengan fase kesehatan
sirkardian REM
Treatment
Terapi Penyakit Yang Mendasari

Higene Tidur

Farmakoterapi

CBT

Psikoterapi & Terapi Lainnya


Terapi Penyakit Yang Mendasari

Penyakit Penyakit Penggunaan


Fisik Pskiatrik Obat-obatan

Pola tidur,
Alkohol,kopi,
kualitas
rokok,dll
tidur,dll
Higene Tidur

Hindari tidur siang da gunakan tempat tidur hanya untuk tidur

Menghindari alkohol, kopi, rokok, dan nikotin sebelum tidur

Menghindari olahraga sebelum tidur

Bangun dari tempat tidur bila tidak tertidur dalam 20 menit

Membiasakan tidur-bangun teratur, jangan sering bangun melihat jam bila belum bisa tidur

Mematikan lampu di malam hari. usahakan pagi harinya terpajan cahaya matahari

Hindari stress emosi dan pekerjaan di tempat tidur,

Pergilah tidur saat mengantuk, jangan ditahan.


Farmakoterapi

Idealnya orang tidur tidak perlu menggunakan obat tidur

Realita : bayak orang yang membutuhkan obat untuk


dapat tertidur

Sebelum diberikan terapi obat, dilakukan dahulu


perubahan perilaku dan peningkatan higene tidur

Efek terapi perilaku dan edukasi lambat, farmakoterapi


lebih disukai
Diindikasikan
untuk
Dosis efektif
Benzodiazepin penggunaan
terkecil
jangka
pilihan utama dengan waktu
pendek,
pada insomnia sependek
sementara,
mungkin
situasional,
dan intermitten

Manfaat Benzodiazepin

Bekerja sebagai
Diabsorbsi dan Efektif pada Latensi tidur
agonis pada
distribusi cepat terapi insomnia menjadi pendek
reseptor GABA

Durasi dan
frekuensi Total waktu tidur
terbangun meningkat
berkurang
Obat Hipnotik Lainnya

Hipnotik Dikeluarkan oleh SCN untuk mengatur ritmik sirkardian


Melatonin

Hipnotik Antidepresan trazodon dosis kecil dan diberikan


Serotonergik malam hari, efektif sebagai hipnotik

Antagonis Antihistamin berefek sedasi (difenhidramin) semua


H1 antihistamin berefek antikolinergik.

APG I (Haloperidol dan klorpromazin)


Anti psikotik APG II (Quetiapin, klozapin, olanzapin)
Semua berefek antidopaminergik, misalnya EPS
CBT

Meghilangkan Perbaikan
kepercayaan Latensi tidur
dan sikap yang Terbangun
tengah malam
salah terhadap
Efisiensi tidur
tidur Kualitas tidur
Psikoterapi & Terapi Lainnya

Perbaikan :

Sleep-restriction
therapy - Latensi tidur
- Terbangun tengah
Latihan relaksasi otot
malam
Aerobik - Efisiensi tidur
- Kualitas tidu
Komplikasi
Prognosis
- Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi
pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia
- Terganggunya kemampuan untuk berkonsentrasi, sulit mengatasi masalah
pada masalah yang kecil, berkurangnya ingatan, berkurangnya kemampuan
untuk nyaman bersama keluarga dan sosial.
- Berkurangnya kualitas hidup, sering menimbulkan atau berkaitan dengan
depresi atau kecemasan
-Meningkatkan resiko kelelahan yang berkaitan dengan kecelakaan sebesar
dua kali lipat.
- Meningkatkan angka mortalitas pada orang-orang yang tidurnya kurang dari
5 jam
Daftar Pustaka
Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P. (2015). Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry: Behavioral
sciences/clinical psychiatry (Eleventh edition.). Philadelphia: Wolters Kluwer.
Carney.P, Clinical Sleep Disorder, 2005,Lippincott Williams &Wilkins , Philadelphia; P 21-58
Stickgold.R, The Neuroscience Of Sleep , 2009, Elsevier, London,P;12-16
Kryger.M, Principles of Sleep Medicine,2005, Elsevier Saunders,Philadelphia, USA,P;9-12
Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition, 2007,Oxford University Press, New York
P;11-25
Ropper.A, Adam And Victors Principles Of Neurology 9th Edition,2005 Mc Graw-Hill, USA, P: 333-337
Blumenfeld.H , Neuroanatomy through Clinical Cases,2002, Sinauer Associates INC, Massachusets P;588-597
Shneerson.J, Sleep Medicine 2nd Edition,2005, Blackwell,Massachusets,Usa,P;22-51
Lee-Chiong.T, Sleep Medicine Essentials And Review, 2008, Oxford University Press, PUSA, P;9-15
Aminoff.M, Neurology and General Medicine 4th edition, 2008,Churchill Livingstone, USA,P;605-609
THANKS!
Any questions?
By:
Iriana-Yuningsih-Yudha

Anda mungkin juga menyukai