Anda di halaman 1dari 25

Laporan kasus

Meningoencephalitis TB

Disusun oleh:
Diastri Nur Suprobo Dewi
122011101088
Pembimbing :
dr. Retna Dwi, Sp. P

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
1 2017
IDENTITAS

Nama : Ny.Y
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kampung Timur 54B Asembagus
Suku : Madura
Agama : Islam
Tanggal MRS : 7 Mei 2017
Tanggal pemeriksaan: 15 Mei 2017
Tanggal KRS : 17 Mei 2017
No. RM : 167340

2
TEMPORARY PROBLEM LIST
pasien mulai gelisah, tidak seperti biasanya, bahkan susah diajak bicara
mulai 2 hari yang lalu.
pusing sejak 2 bulan SMRS, memberat sejak seminggu.
Demam mulai 1 minggu yang lalu. Awalnya sumer-sumer kemudian tinggi,
demam mereda setelah minum obat, tetapi kemudian demam muncul lagi.
lemas dan nafsu makan menurun terutama sejak demam muncul.
RPD: disangkal, RPK: disangkal
RPO: paracetamol
Status Generalis
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis, E4V3M6
Vital Sign :
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 18 x/menit
Suhu axilla : 36,7 0C
3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium 8 Mei 2017

HASIL
JENIS PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Urin Lengkap
Warna Kuning keruh Kuning jernih
pH 9,0 4,8-7,5
BJ 1,000 1,015-1,025
Protein +4 500 mg/dl Negatif

Glukosa +4 1000 mg/dl Normal

Urobilin +4 Normal

Bilirubin +3 Negatif

4
Nitrit - Negatif

Keton +4 Negatif

Lekosit Makros +3 Negatif

Blood Makros 4 Negatif

SEROLOGI-
IMUNOLOGI
BHCG Urin - Negatif

Kesan: ditemukan proteinuria, glukosuria, ketonuria,


dll
5
Pemeriksaan Laboratorium 8 Mei 2017

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI
Natrium 133 135-155 mmol/L
Kalium 4,1 3,5-5,0 mmol/L
Chlorida 103 90-110 mmol/L
Calsium 2,07 2,15-2,57 mmol/L

Magnesium 0,82 0,77-1,03 mmol/L

Kesan: ditemukan hiponatremia,


hipocalsemia dalam darah
6
Hasil Analisa LCS tanggal 10 Mei 2017

NAMA PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

MTB Detected low Not detected

RR Not detected Not detected

Kesan: pasien terinfeksi kuman


tuberkulosa tanpa ada resisten
rifampisin
7
Foto Thoraks

8
CT Scan

9
Kesan: hidrosefalus dextra
10
DIAGNOSA KERJA
Meningoencephalitis TB + hidrosefalus post VP shunt
+ hiponatremia

11
PPL (Permanent Problem List)
Assessment PDX PTX PMX

1. Gelisah CT Scan Inf. PZ : aminofluid = 2: 1 GCS

EEG Inj. Phenitoin 3x100 mg TTV

O2

Analisa LCS GCS


2. Meningoensefalitis e.c ass Inj. Streptomysin 1x750 mg IM
TCM cairan LCS TTV
TB Per oral:
CT Scan dengan kontras Efek samping obat (RFT,
INH 1x300 mg
SGOT, SGPT, auditorik)
Rifampisin 1x450 mg
Etambutol 1x500 mg
Pirazinamid 1x500 mg
Dexamethason 3x1 ampul

Bakterial Kultur bakteri LCS Inj. Cefotaxim 2x2 gr DL

Gram LCS

~ nomer 1 dan 2 VP Shunt TTV


3. Hidrosefalus

SE Inf. PZ : aminofluid = 2: 1 SE
4. Hiponatremia
12
Meningoencephalitis
Tuberkulosa

13
Definisi
Meningitis: Radang umum pada arakhnoid dan piamater yg
terjadi secara akut dan kronis.
Ensefalitis: radang jaringan otak.
Meningoensefalitis tuberkulosis (ME TB): Radang pada
meningen dan otak yang disebabkan oleh Micobacterium
tuberculosa
Epidemiologi
Awal tahun 2003, Perkiraan WHO terdapat 1/3
penduduk dunia menderita TB aktif dan 70.000 di
antaranya meningitis TB.
Saat ini, lebih dari 2 miliar orang (1/3 populasi dunia)
terinfeksi TB, 10% akan terlihat secara klinis.

15
Etiologi dan Patogenesis
1. Basil M. TB masuk inang dengan inhalasi droplet.
Infeksi lokal dalam paru-paru diseminasi ke kelenjar getah
bening regionalmenyebar ke meninges atau parenkim otak
pembentukan fokus subpial kecil atau subependimal
berupa lesi caseus metastatik (Rich foci)
2. peningkatan ukuran Rich foci sampai pecah ke ruang
subarachnoid lokasi tuberkulum yang meluas menentukan
jenis keterlibatan SSP. Tuberkel yang pecah ke ruang
subarachnoid meningitis.

Proses umum patologi neurologis :


Pembentukan adhesi vaskulitis obliteratif meningiti, ensefalitis,
myelitis
16
Manifestasi Klinis Meningitis
Stadium I
tidak khas (apatis, iritabel, nyeri kepala, demam, malaise,
anoreksia, mual dan muntah) tanpa disertai dengan gejala dan
tanda neurologis
Stadium II
gejala iritasi meningeal disertai dengan kelumpuhan saraf
kranial namun tak ada defek kerusakan lain serta tidak ada
penurunan kesadaran.
Stadium III
Kerusakan neurologis besar, stupor, koma. Ditemukan
peningkatan TIK, pupil terfiksasi, pernafasan ireguler.

17
Manifestasi Klinis Ensefalitis
Demam, sakit kepala, mual, muntah, penglihatan
sensitif terhadap cahaya, cara berjalan tidak stabil,
iritabilitas, kehilangan kesadaran, kurang
berespon, kejang, kelemahan otot, demensia berat
mendadak dan kehilangan memori serta
perubahan status mental.

18
Diagnosis
Dari gejala klinis:
meningitis: demam, sakit kepala, kaku kuduk
ensefalitis: demam, sakit kepala, perubahan status mental
Pemeriksaan fisik: Meningeal sign (+) (kaku kuduk,
Brudzinski I, Brudzinski II, Kernig, dan laseg sign)
CT Scan untuk mengetahui adanya infark, tuberkel, edema
otak
Pungsi lumbal bila tidak ada edema otak, kultur CSS
Foto roentgen dada, tes tuberkulin (kebanyakan hasil tidak
bermanfaat)

19
20
Penatalaksanaan
Prinsip obat harus dapat mencapai sawar darah otak dengan
konsentrasi yang cukup untuk mengeliminasi basil
intra/ekstraseluler.

21
Prednison 1-2 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis. Maks 60 mg/hari.
Pemberian 4 mg dosis penuh, kemudian
4 mg tappering off. Tujuan: mengurangi
inflamasi dan perlekatan jaringan

22
Bedah
Hidrosefalus terjadi pada 2/3 kasus dengan lama sakit 3
minggu beri asetazolamid 30-50 mg/kgBB dalam 3 dosis.
Beberapa ahli hanya merekomendasikan tindakan VP-shunt
jika hidrosefalus obstruktif dengan ventrikulomegali disertai
peningkatan tekanan intraventrikular atau edema
periventrikular.

23
Komplikasi
Akut: edema otak, hipertensi intrakranial, SIADH, kejang ,
ventrikulitis.
Intermediet: efusi fungsi kognitif, ketulian, kecacatan
motorik, subdural, demam, abses otak
Kronis: memburuknya

24
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai