Anda di halaman 1dari 30

CASE REPORT

EFUSI PLEURA
RS Ibnu Sina
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Harry Akza Putrawan, Sp.P(K)
RESIDEN PENDAMPING:
dr. Mutiara Balqis
Oleh :
1. Cherin Majesty Romero
2. A. Sri Ramadani Jabir
3. Zuhra Ayu Ramadhani
4. Azzahra Temmalala A. Paturusi
5. Andi Firdayanti Maulidia Erwin MPPD DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI PERIODE NOVEMBER 2023
Identitas Pasien

Nama :Tn. DL
Usia :88 Tahun
No. RM :252630
Ruangan :An-Nur Kamar 410
Subjective
Keluhan Utama: Sesak
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 2 bulan lalu, hilang timbul, memberat
dalam 3 hari terakhir. Sesak napas dipengaruhi posisi (memberat saat berbaring ke
kiri) dan saat aktivitas, tidak dipengaruhi oleh cuaca. Riwayat sesak sebelumnya tidak
ada. Nyeri dada tidak ada. Riwayat nyeri dada tidak ada. Batuk berdahak ada sejak 6
bulan yang lalu, dahak berwarna hijau. Riwayat batuk kronis ada pada tahun 2021.
Batuk darah tidak ada, riwayat batuk darah ada pada tahun 2021. Demam tidak ada,
riwayat demam tidak ada. Lemas ada sejak 2 bulan terakhir. Mual dan muntah tidak
ada. Nyeri ulu hati ada tidak ada. Keringat malam tanpa aktivitas ada. Nafsu makan
menurun, penurunan BB ada namun tidak ditimbang. Nyeri menelan ada, sulit
menelan. BAK kesan sedikit dan BAB kesan normal
Subjective
● Riwayat konsumsi OAT ada pada tahun 2021 terkonfirmasi bakteriologis, tuntas 6
bulan
● Riwayat kontak dengan pasien berobat 6 bulan atau pengobatan TB ada (anak dan
istri pasien)
● Riwayat HT ada selama 10 tahun, rutin konsumsi obat antihipertensi
● Riwayat penyakit DM, penyakit jantung, dan penyakit ginjal disangkal
● Riwayat merokok ada selama 30 tahun sebanyak 10 batang/hari (IB 300, Moderate
smoker)
● Tidak ada riwayat keganasan dalam keluarga
● Riwayat terinfeksi covid-19 sebelumnya tidak ada
● Riwayat vaksin covid-19 tidak ada
● Pekerjaan swasta
● Domisili di Makassar
Objective : Pemeriksaan Fisik

Deskripsi umum
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 14 (E4M6V4)
TTV : TD 100/70 mmHg
: Nadi 73x/menit
: Pernapasan 28x/menit
: Suhu 37°C
: SpO2 82% room air → 97% NRM 10 lpm
Objective : Pemeriksaan Fisik

Kepala Normocephal

Mata Konjungtiva anemis ada, sklera ikterik tidak ada

Leher Tidak teraba pembesaran KGB, Trakhea kesan deviasi ke kanan

I : Asimetris, hemithorax sinistra tertinggal saat statis dan dinamis


P : Taktil fremitus menurun di hemithorax sinistra medial-basal
Thorax P : Pekak di sela iga V - basal hemithorax sinistra
A : Bronkovesikuler, suara napas menurun di sela iga V- basal hemithorax sinistra,
ronkhi ada di apex kedua hemithorax, wheezing tidak ada di kedua hemithorax.

Abdomen Datar, mengikuti gerak nafas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen tidak ada

Ekstremitas Akral hangat, edema tidak ada, CRT <2 detik


Objective
Laboratorium Hasil Nilai Rujukan

WBC 15.1 4.00-10.0 103 / ul

RBC 3.74 4.00-6.00 106 / ul Pemeriksaan


HGB 8.0 12.0-16.0 gr/dl Penunjang
Laboratorium RS Ibnu Sina
HCT 26.6 37.0-48.0 %
Darah Rutin
MCV 71.5 80.0-97.0 fl (14/11/23)

MCH 21.0 26.5-33.5 pg

MCHC 35.0 31.5-35.0 gr/dl

PLT 486 150-400 103 / ul

NEUT 75.8 52.0-75.0 %

LYMPH 7.5 20.0-40.0 %


Kesan :
MONO 4.0 2.00-8.00% Leukositosis,
Anemia mikrositik
EO 2.4 1,00-3,00% hipokrom,
Trombositosis
BASO 0.33 0,00-0,10%
Objective
Pemeriksaan Penunjang
LED - L<10, P<20 mm

GDS 94 70-140 mg/dl


Laboratorium RS IBNU SINA
Ureum 66 15-40 mg/dl
Kimia darah
Kreatinin 2.5 L<1.3, P<1.1 mg/dl (14/11/23)

SGOT 14 <38 U/L

SGPT 8 <41 U/L

Albumin 3.8 3.5-5.0 gr/dl

Natrium 136.9 136-145 mmol/l

Kalium 4.2 3.5-5.1 mmol/l

Klorida 98.1 97-111 mmol/l


Objective
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium RS IBNU SINA
Apusan Darah Tepi
(15/11/23)

Kesan :
- Anemia mikrositik hipokrom suspek kausa kronis dd defisiensi Fe
disertai leukositosis tanda-tanda infeksi

- Trombositosis reaktif
Objective
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium RS IBNU SINA
Tes Makroskopik Cairan Pleura
(15/11/23)

Telah dilakukan prosedut thoracosintesis pada ICS 6


posterior hemithoraks sinistra.

- Volume : 430 ml
- Warna : serous xantokrom
- Kekeruhan : tidak ada
- Gumpalan :tidak ada
Objective : Pemeriksaan Penunjang

Radiologi : Foto Thorax Posisi PA(13/11/2023)


Hasil Pemeriksaan :

● Bercak disertai fibrokalsifikasi lapangan atas kedua paru


terutama paru kanan
● Konsolidasi homogen basal kiri setinggi ICS IV anterior kiri
● Cor : tidak dapat dievaluasi
● Sinus dan diafragma kanan baik
● Trakea deviasi ke kanan
● Tulang-tulang intak
● Jaringan lunak sekitar baik

Kesan:

- TB Paru lama aktif lesi luas


- Efusi pleura sinistra
Assessment

TB paru relaps terkonfirmasi klinis on OAT


fase intensif, status HIV belum diketahui

Efusi Pleura Sinistra

CAP PSI Score minimal 138

AKI dd Acute on CKD (cr 2.5)

Anemia mikrositik hipokrom (8.0) ec apk ec


def Fe dd anemia renal
Planning

Plan Diagnostik Plan Terapi


● Cek Sputum BTA dan TCM ● O2 via NRM 15 LPM
● Cek sputum gram, kultur MTB dan ● IVFD RL 14 tpm/24 Jam/IV
Sensitivitas Antibiotik ● Ceftriaxone 2gr/24jam/oral
● Cek DR 72 jam post AB ● Azitromisin 500 mg/24 jam/oral
● Cek AGD dan Laktat Darah ● 4FDC 2 tab/24jam/oral (H1)
● Cek analisa pleura dan sitologi)
● N-Acetylsistein 200 mg/8 jam/oral
● Cek profil Fe (TIBC, Fe serum, feritin) dan
kontrol post transfusi ● Amlodipin 5 mg/24 jam/oral
● Konsul TS Interna ● Curcuma tab/8 jam/oral
● Transfusi PRC 1 bag
Plan Monitoring ● Thoracosintesis (15/11/2023)
● Monitoring KU dan tanda vital
● Evaluasi efek samping OAT
Identitas Assessment Subjective Objective Planning Terapi

Tn.DL TB paru relaps ● Batuk berdahak ada sejak 6 TD: 110/60 mmHg. Plan Diagnostik ● O2 via NRM 15
terkonfirmasi bulan yang lalu, dahak HR: 89x/menit - Cek Sputum BTA LPM
klinis on RR: 24x/menit. dan TCM ●
berwarna hijau. Riwayat IVFD RL 14 tpm/24
OATfase T: 36,4°C Jam/IV
intensif, status batuk kronis ada pada tahun SpO2 98% via NRM 15 -Cek sputum ● N-Acetylsistein
HIV belum 2021. LPM gram, kultur MTB
200 mg/8 jam/oral
diketahui ● Riwayat batuk darah dan Sensitivitas
Thorax: Antibiotik ● Paracetamol
ada tahun 2021 I :Asimetris, 500mg/6jam/oral
● Keringat malam tanpa hemithorax sinistra ● Curcuma tab/8
aktivitas ada. tertinggal saat statis Plan Monitoring jam/oral
dan dinamis
● Nafsu makan menurun. -TTV dan klinis
P :Taktil fremitus
● Penurunan BB ada menurun di hemithorax
namun tidak ditimbang sinistra medial-basal
● Riwayat konsumsi OAT P :Pekak di sela iga V -
ada pada tahun 2021, basal hemithorax
sinistra
tuntas 6 bulan A :Bronkovesikuler,
● Riwayat kontak dengan suara napas menurun
pasien berobat 6 bulan atau di sela iga V- basal
hemithorax sinistra,
pengobatan TB ada (anak
ronkhi ada di apex di
dan istri pasien). kedua hemithorax,
● Riwayat merokok ada wheezing tidak ada di
selama 30 tahun kedua hemithorax.
sebanyak 10 batang/hari
(IB 300, Moderate
smoker)
Identitas Assessment Subjective Objective Planning Terapi

Tn.DL Efusi Pleura ● Sesak sejak 2 bulan TD: 110/60 mmHg. Plan Diagnostik
Sinistra lalu, hilang timbul, HR: 89x/menit ● Cek analisa ● Thoracosintesis
memberat dalam 3 RR: 24x/menit. pleura dan ● O2 via NRM 15
hari terakhir. T: 36,4°C sitologi LPM
SpO2 98% via NRM 15 LPM ● Cek Laktat ● IVFD RL 14 tpm/24
darah Jam/IV
● Sesak napas Thorax:
dipengaruhi posisi I :Asimetris, hemithorax
(memberat saat sinistra tertinggal saat statis
berbaring ke kiri) dan dan dinamis Plan Monitoring
P :Taktil fremitus menurun di
saat aktivitas dan -TTV dan klinis
hemithorax sinistra
membaik ke kanan
medial-basal
P :Pekak di sela iga V - basal
hemithorax sinistra
A :Bronkovesikuler, suara
napas menurun di sela iga V-
basal hemithorax sinistra,
ronkhi ada di apex di kedua
hemithorax , wheezing tidak
ada di kedua hemithorax.
Identitas Assessment Subjective Objective Planning Terapi

Tn.DL CAP PSI Score ● Batuk berdahak TD: 110/60 mmHg. Plan Diagnostik
Minimal 148 warna kehijauan HR: 89x/menit ● Cek AGD ● O2 via NRM 15
RR: 24x/menit. LPM
T: 36,4°C ●
● Sesak sejak 2 bulan N-Acetylsistein
SpO2 98% via NRM 15 LPM
lalu, hilang timbul, Plan Monitoring 200 mg/8 jam/oral
memberat dalam 3 Thorax: -TTV dan klinis ● Ceftriaxone 2
hari terakhir. I :Asimetris, hemithorax gr/24 jam/oral
sinistra tertinggal saat statis ● Azitromisin
dan dinamis 500mg/24
● Sesak napas
P :Taktil fremitus menurun di jam/oral
dipengaruhi posisi hemithorax sinistra
(memberat saat medial-basal
berbaring ke kiri) dan P :Pekak di sela iga V - basal
saat aktivitas dan hemithorax sinistra
membaik ke kanan A :Bronkovesikuler, suara
napas menurun di sela iga V-
basal hemithorax sinistra,
● Nyeri dada kiri ada ronkhi ada di apex di kedua
sejak 1 minggu yang hemithorax , wheezing tidak
lalu ada di kedua hemithorax.

Lab :
WBC :15.100(leukositosis)
Identitas Assessment Subjective Objective Planning Terapi

Tn.DL AKI on Acute ● BAK kesan sedikit Creatinin :2.5 mg/dL ● Konsul TS
on CKD Interna Amlodipin 5 mg/24
● Riwayat HT ada jam/oral
selama 10 tahun,
rutin konsumsi obat Plan Monitoring
antihipertensi -TTV dan klinis
Identitas Assessment Subjective Objective Planning Terapi

Tn.DL Anemia Lemas sejak 2 bulan terakhir HGB 8.0 Cek profil Fe (TIBC, Fe Transfusi PRC 1 bag
mikrositik MCV 71.5 serum, feritin) dan
hipokrom MCH 21.0 kontrol post transfusi

Plan Monitoring
-TTV dan klinis
DISKUSI
DEFINISI

Efusi pleura merupakan suatu akumulasi cairan yang abnormal didalam


kavum pleura yang disebabkan karena adanya gangguan homeostatik
berupa adanya produksi cairan yang berlebihan atau karena adanya
penurunan absorpsi cairan. Efusi pleura ini dapat disebabkan dari
penyakit-penyakit yang berasal dari pleura,proximal paru maupun
ekstrapulmona
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI BERDASARKAN CENIS CAIRAN

Secara umum efusi pleura dibedakan berdasarkan jenis cairannya atau


berdasarkan komposisi cairan dapat dibagi menjadi transudat atau
eksudat. Jenis transudat dan eksudat ini biasanya diketahui pada saat
torakosintesis
transudate

Komposisi protein < 3 g/dl,berwarna jernih


atau agak kekuningan

Disebabkan karena adanya gangguan


keseimbangan antara tekanan hidrostatik
dan osmotik

Penyebab tersering efusi pleura yang


transudat ini adalah gagal jantung
kongestif , sirosis dan hipoalbuminemia,
overhidrasi , gagal ginjal , sindroma
nefrotik dan dialisis peritoneal
eksudate
komposisi protein yang tinggi (> 3
g/dl),berwarna agak suram dan kadang-
kadang dapat disertai darah atau bahkan
pus
Disebabkan karena adanya peningkatan
permeabilitas kapiler pleura

Penyebab efusi pleura yang eksudat ini bermacam-macam ,


diantaranya adalah pneumonia,empyiema
,tuberkulosis,malignansi,emboli paru,penyakit kolagen
vaskuler , penyakit pada abdomen ( pankreatitis,abses,pasca
tindakan bedah),sindrom Meig’s
ANAMNESIS
Gejala efusi pleura berupa gejala sistem pernapasan berupa sesak, nyeri dada dan batuk.

Anamnesis juga dilakukan untuk mengarahkan kepada penyebab efusi pleura.

Adanya keluhan/ riwayat pneumonia atau infeksi paru lainnya


Gejala penyakit jantung, ginjal, liver mengarah kepada efusi pleura transudat
Demam mengarah kepada etiologi infeksi
Usia tua, penurunan berat badan, riwayat merokok mengarah kepada etiologi keganasan
Riwayat trauma mengarah kepada etiologi hemothorax/ chylothorax
Riwayat pekerjaan & sosial yang meningkatkan risiko ruptur esofagus: paparan asbestos, konsumsi
alkohol berlebih
Riwayat obat-obatan/ operasi sebelumnya: methotrexate, phenytoin, nitrofurantoin, isoniazid, dasatinib,
amiodarone
Riwayat penyakit inflamatori/ sistemik sebelumnya, misalnya lupus, arthritis rheumatoid.
PEMERIKSAAN FISIK
Beberapa poin pemeriksaan fisik pada kasus efusi pleura yang perlu diperhatikan
adalah:

Inspeksi: adanya tanda-tanda hipervolemia, trakea terdorong


Palpasi: penurunan fremitus vokal, trakea terdorong ke sisi kontralateral
hemitoraks yang terdapat efusi
Perkusi: pekak pada hemitoraks yang terdapat efusi, shifting dullness bila
terdapat asites. Jika terdapat asites, perlu dicurigai adanya infeksi sistemik
Auskultasi: penurunan/hilangnya suara napas di area hemitoraks yang terdapat
efusi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax
→ Konsolidasi homogen, meniscus sign, sinus costoprhenicus tumpul.
USG thorax
→ terdapat gambaran anechoic space antara pleura viseral dan parietal.
MSCT Scan thoraks
Percutaneous Pleural Biopsy
TATALAKSANA
Punksi pleura (torakosintesis) dan biopsi pleura
Pleuroskopi (atas indikasi)
Torakoskopi (atas indikasi)
Jika cairan sedikit, dapat konservatif (pada kasus infeksi)
Pemasangan water seal drainage / indwelling cathether/ pigtail pada kasus efusi
pleura masif
Pleurodesis → pada kasus efusi pleura berulang
komplika Prognosis
si
Empiema, penekanan paru dan Tergantung etiologi yang
mediastinum mendasari dan respon terapi
Schwarte (penebalan pleura)
Pneumothoraks, perdarahan (akibat
torakosintesis)
Gagal napas
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai