Anda di halaman 1dari 42

CASE REPORT

Spinal Anestesi Ny. E 29 tahun hamil G2P0A1 dengan PEB

Oleh:
Redina Andini
2018012031

Preceptor :
dr. Indra Faisal Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
2022
Status pasien
Identitas Pasien

 Nama : Ny. E
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 29 tahun
 Suku : Lampung
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Kotabumi, Lampung Utara
Anamnesis
Keluhan
Utama
Pasien hamil cukup bulan inpartu kala 1 fase laten memanjang dengan PEB
dijadwalkan operasi SC CITO tanggal 16 April 2022.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang dengan hamil 38 minggu G2P0A1, pasien direncanakan akan dilakukan SC
CITO karena adanya PEB
Riwayat
Obstetri
Pasien mengalami keguguran pada tahun 2020
Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki alergi

Riwayat operasi
Tidak ada.

Riwayat pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan rutin
Riwayat Pribadi
PREOPERA  Pasien tidak merokok,

TIF minum minuman


beralkohol, dan
A: os tidak memiliki alergi obat ataupun
makanan mengkonsumsi obat-
M: - obatan. Pasien juga tidak
P: Riwayat DM (-), HT (+), asma (-), riwayat,
Cardiomegali (+) keganasan (-), Pregnancy memiliki riwayat alergi
G2P0A1 makanan maupun obat-
L: Pasien puasa 19.00
E: -
obatan. Tidak pernah
kejang dan tidak ada gigi
Riwayat Operasi: goyang ataupun memakai
-
gigi palsu
Penilaiaan Jalan Napas
● Pasien tampak sesak dan membaik apabila diberikan oksigen .
● Penilaian LEMON
Look : tidak ada kelainan gigi, mulut dapat di buka lebar,
leher tidak tampak pendek
Evaluasi : 3-3-2
Malampati : score II
Obstruksi : tidak ada obstruksi jalan napas
Neck : gerakan leher tidak terbatas
Pemeriksaan FISIK
Status Present
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 154/101 mmHg
 Nadi : 126 x/menit
 Pernafasan : 28 x/menit
 Suhu : 36,5OC
 SpO2 : 97%
 TB/BB : 155 cm / 80 kg
Pd
ua ka
i
pi ru
l l
bo
k
B6 (Bone)
ul s e
k
atk le
, a c
is i
e
B5 (Bowel)
l
Res
• oe n
l
ka
• pirat
Akral or t
ory n
hangat,, a t ,
B4 (Bladder)
Rate
kering,di l.i
(RRd
a
clubbing
): T
finger m a(-)
• Nadi28 d
et
kali/82
ik
a
B3 (Brain)
er
x/ menit, d
men l
kuat3 dan
it a
ma
pengisia
• Terd
mm
kd
n penuh
• CRT apat
/3<2 a
suar a
detik mb
amk d
B2 (Blood)
• Tekanan
ronk a
. a e
darah
hiR t :
130/80
pad l
a
efm
mmHgales a
• Konjungti
kedu i
k
va nua s a
anemis
bas
n
la
B1 (Breath)
co
(-/-)
ala n
paru
• Sklera hd
r
ikterik
• Tida
aa m
(-/-)
ky a
n

PEMERIKSAAN FISIK
adaal
Hasil Laboratorium (15/04/2022)
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 15 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 22.670 3.600-11.000 /mikroliter
Eritrosit 4,8 3,8-5,2 Juta/mikroliter
Hematokrit 44 35-47
Trombosit 291.000 150.000-450.000 Mikroliter
MCV 92 78-99 Fl
MCH 31 27-31 Pg
MCHC 34 30-35 g/dl
Hitung Jenis
- Basofil - 0-1
- Eosinofil - 2-4
- Batang - 3-5
- Segmen 86 50-70
- Limfosit 9 25-40
- Monosit 5 2-8
LED 40 0-20
Kimia
SGOT 99 <31 U/L
SGPT 95 <31 U/L
Gula Darah 85 <140 mg/dL
Sewaktu
Albumin 3,1 3,5-5,2 g/dl
Ureum 90 13-43 mg/dL
Creatinine 1,51 0,55-1,02 mg/dL
LDH 1.330 50-150 U/L
Natrium 136 135-145 Mmol/L
Kalium 4,3 3,5-5,0 mmo/L
Kalsium 8,6 8,8-10 mg/dl
Klorida 104 96-106 Mmol/L
Serologi
HbsAg Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif
KONSUL, Kebidanan kepada bagian:
15/04/2022

1. Anestesi (dr. Khadafi Sp.An)


Kesan: ASA III
Saran: - Acc tindakan
- Puasakan
- Sedia Siapkan darah WB 1 kolf
Operator
Diagnosis
dr. Joel Purba, Sp.OG
G2P0A1 hamil 38 minggu inpartu kala 1
fase laten memanjang dengan PEB

1 2 3
Rencana Tindakan

SC
INTERAOPERATIF
Tindakan operatif : SC
Tindakan Anestesi : Regional anestesi (Spinal)
Posisi : Supine / Litotomi
Obat anestesia : Bunascan (Bupivacaine 0,5 %)  3cc =15 mcg
Intubasi :-
Benda asing :-
Ventilasi : Manual personal
Gas flow : O2 2L
IV line : tangan kiri nomor 18G
Keseimbangan cairan : input kristaloid: RL 1000 cc
Tekanan darah : 160/104
Tekanan darah Masuk dan rata rata sampai akhir operasi : 140/70
Timeline Anastesi

● 00.24 ● 01.30 ● 01.45


Mulai Tindakan Anastesi Selesai Pembedahan Ruang ICU

HR 134 x/menit HR 77 x/menit HR 104x/menit


SPO2 97% SPO2 99 % SPO2 99 %
TD: 160/104 TD : 130/70 TD: 138/70

Mulai Tindakan
Pembedahan Selesai Tindakan Anastesi

HR 68x/menit HR 72 x/menit
SPO2 : 98% SPO2 99%
TD : 140/70 TD : 140/70

● 00.35 ● 01.00
POST OPERATIF
- Pasien masuk ruang ICU

- Observasi tanda-tanda vital dalam batas normal

- TD : 132/75 mmHg

- Nadi : 85x/menit

- Spo2 : 98%
- Kesadaran: Compos mentis
- Terpasang infus Asering 500 cc
- Dibawa keruang Delima
- Observasi TTV
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan Fisiologis KV pada
Kehamilan •
CO , HR , Preload
• Estrogen & Progesteron Vasodilatasi &
Resistensi Vaskular Perifer
• Ventrikel Kiri Hipertrofi dan Dilatasi
• Perubahan posisi diafragma Apeks lebih
ke anterior kiri
• Volume darah meningkat secara progresif &
mencapai puncak pada minggu 32-34
Hipervolemia selama kehamilan mempunyai fungsi
• untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi
sistem vaskular
• melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari
arus balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri
• menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada
persalinan

Peningkatan jumlah sel darah merah tidak sebanding dengan


peningkatan volume plasma

Hemodilusi & penurunan konsentrasi Hb


Persiapan dan Penilaian Pra Anestesi

Penilaian Pra-Bedah

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Laboratorium

Kebugaran untuk Anestesi


Masukan Oral
 Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam,
 Pada pasien anak kecil 4-6 jam
 Pada pasien bayi 3-4 jam

Air putih, teh manis sampai 3 jam dan untuk keperluan minum obat air putih dan dalam
jumlah terbatas boleh 1 jam sebelum induksi anesthesia.
Klasifikasi Status Fisik

ASA I •Pasien dalam keadaan normal dan sehat.

ASA II •Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lain.

ASA III •Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diakibatkan karena berbagai penyebab.
• Pasien dengan kelainan sistemik berat
tak dapat melakukan aktivitas rutin
ASA IV dan penyakitnya merupakan ancaman
kehidupannya setiap saat.

• Pasien sekarat yang diperkirakan


ASA V dengan atau tanpa pembedahan
hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
Anastesi spinal
Termasuk analgesia regional. Prosedur memasukan
obat anastesi kedalam ruang subaraknoid.
Indikasi: operasi dibawah
cervical.

Secara primer anastesi ini akan berkerja dengan


baik pada prosedur operasi lower abdomen,
inguinal, urogenital, rectal dan operasi pada
ekstremitas bawah.

Meskipun teknik ini juga bisa digunakan untuk


operasi abdomen bagian atas, sebagian
menganggap lebih baik untuk menggunakan
anestesi umum untuk memastikan kenyamanan
Kontra indikasi:

Kelebihan spinal anasesi

• analgesia yang adekuat


• pasien tetap sadar
• relaksasi otot cukup
• risiko aspirasi pasien dengan
lambung penuh lebih kecil
• Pemulihan fungsi saluran
cerna lebih cepat
Hubungan anatomi vertebre dan anastesi spinal

Prosedur puncture anastesi


spinal dilakukan dibawah
Medula spinalis berakhir di L1 (pada dewasa)
segmen tersebut, untuk
dan L3 pada anak menghindari cedera pada
medula spinalis
Faktor yang mempengaruhi level blok saraf spinal

isobarik hipobarik hiperbarik


Obat-Obatan anastesi spinal
Prosedur anastesi spinal
1. Inspeksi dan palpasi
daerah lumbal yang akan
ditusuk (dilakukan ketika
kita visite pre-operatif).

Prinsip : STERIL-septik aseptik

2. Posisikan pasien

duduk Foramen interlaminar lebih terbuka saat fleksi Lateral dekubitus


3. Kulit dipersiapkan dengan larutan antiseptik seperti betadine, alkohol,
kemudian kulit ditutupi dengan “doek” bolong steril.
4. Cara penusukan.
Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin besar nomor jarum,
semakin kecil diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi
sakit kepala (PDPH: Post duran punctureheadache) dianjurkan dipakai jarum
kecil. Penarikan stylet dari jarum spinal akan menyebabkan keluarnya likuor bila
ujung jarum ada di ruangan subarachnoid. Darah yang mewarnai likuor harus
dikeluarkan sebelum menyuntik obat anestesi lokal karena dapat menimbulkan
reaksi benda asing (Meningismus).

Midline approach Paramediana approach


ANALISIS
KASUS
Analisis
Pemberian
metode
anestesi
Analisis
penatalaksanaan
spinal anestesi pada
pasien
Apakah pemberian metode
anestesi sudah tepat?
Iya, sudah.

SCTPP
merupakan salah satu indikasi
untuk dilakukan spinal anestesi.

Kemudian setelah dievaluasi,


pada pasien ini tidak didapatkan
Kontraindikasi untuk dilakukan
spinal anestesi.

Anastesi spinal adalah pilihan utama untuk Biasanya anestesi spinal dilakukan untuk
sebagian besar pasien seksio sesaria pembedahan pada daerah yang diinervasi oleh
berencana dan emergensi. Di Inggris dan cabang Th.4 (papila mammae ke bawah):
Wales 77% seksio sesaria emergensi dan 91% • Vaginal delivery
seksio sesaria elektif menggunakan teknik • Ekstremitas inferior
anestesi regional. Keuntungan anestesi spinal • Seksio sesarea
adalah mudah, blok yang mantap, memiliki • Operasi perineum
kinerja cepat, dan harganya lebih murah. • Operasi urologic
Di Amerika Serikat, sebagian besar anastesi yang
digunakan pada SC elektif adalah spinal anastesi,
karena general anastesi memiliki risiko morbiditas dan
Indikasi sc Pada pasien
mortalitas (kematian berhubungan dengan airway) yang
lebih tinggi, fluktuasi hemodinamik selama induksi ¤
anastesi, dan adanya penggunaan analgesik tambahan
post operatif
¤
● Selain itu, keuntungan lain dari anastesi
spinal:
 Penurunan risiko terjadinya aspirasi pulmo
 Potensi paparan obat-obat depressant lebih
sedikit terhadap neonatus
 Ibu yang sadar dapat merasakan
pengalaman saat melahirkan
 Adanya pilihan untuk menggunakan pereda
nyeri spinal opioid post operatif
Anastesi spinal juga memiliki efek kerja yang lebih
cepat, onset yang dapat diprediksi, serta potensi
terjadinya toksisitas sistemik lebih rendah karena dosis
anastesi yang lebih rendah
Perbedaan spinal anastesi dan general anastesi
Spinal General

Kerja cepat Onset yang sangat cepat

Onset dapat diprediksi Kontrol terhadap airway dan ventilasi

Blok yang lebih mantap Lebih menenangkan pada pasien yang


sangat cemas
Potensi toksisitas sistemik yang lebih Berpotensi lebih rendah dalam
rendah menyebabkan hipotensi

Sedangkan kerugian dari general anastesi adalah


adanya risiko terjadinya aspirasi pulmo, adanya potensi
untuk tidak dapat dilakukan intubasi dan ventilasi, dan
obat-obatan dapat menyebabkan depresi pada fetus

Oleh karena alasan diatas maka pemilihan spinal


anastesi pada pasien sudah tepat
Apakah penatalaksanaan spinal
anestesi pada pasien sudah tepat?
1. Prosedur anastesi: sudah tepat Dilakukan dengan prinsip steril.
Posisi pasien duduk. Siku pasien pada
paha, pasien menunduk dibantu asisten
Jarum ditusukan dibawah L1, diantara L4-
L5

2. Obat yang dipakai: Bupivacain


hiperbarik 15 mg sesuai.

3. Posisi setelah spinal anastesi: Head-up sudah tepat


4. Teknik spinal anastesi kenyamanan pasien karena pada saat
operasi diharapkan agar pasien tetap terjaga selama proses operasi
sehingga ikatan antara ibu dan bayi tetap berlangsung hingga bayi
dilahirkan. Sudah tepat
5. Post operatif pasien dibawa ke ruangan pemulihan dimana
layaknya pasien dilakukan monitoring terhadap Bromage Score-nya.

Apabila Bromage score 3, maka pasien layak dibawa ke ruang ICU.

Sudah
tepat
Pengelolaan Cairan
Pengganti Puasa

• 4(10) + 2(10) + 1(60) = 120 cc/jam


• 120 cc/jam x 6 = 720 cc

Maintenance

• 4(10)+2(10)+1(60) = 120 cc/jam


• Lama operasi: 1 jam
• Jadi total kebutuhan: 120 cc

Stress operasi

• 6 cc/kg/jam
BB = 80 kg •

6 x 80kg = 480 cc
Jadi total dalam 1 jam: 480 cc

Surgical volume loss

• 200 cc
Blood Loss

Estimated blood volume Allowed Blood Loss

• BB = 75 kg • Ht = 44% Tidak butuh transfusi


= 75 x 65 • Lowest acceptable Ht =
cc/kgBB 35%
= 4875 cc • ABL = EBV x [(Ht initial –
target Ht)/ Ht initial]
• ABL = (4875 x 9)/44 =
922 cc
• Blood loss: 922 cc
Total Kebutuhan Cairan:

Pengganti puasa + maintenance + stress operasi + perdarahan


720 cc + 120 cc + 480 cc + 200 cc = 1520 cc

Pasien
mendapatkan

Kristaloid berupa:
⮚ 1000 cc NaCl di kamar operasi TERAPI CAIRAN BELUM SESUAI
Daftar Pustaka

● Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.2013.


● Morgan & Mikhail’s ClinicalAnesthesiology.
New York: McGrawHill

Anda mungkin juga menyukai