Anda di halaman 1dari 30

Kuliah I

GEOLOGI REKAYASA
SUSUNAN KULIT BUMI; BATUAN
23 September 2017

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


1
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, tetapi pada
kenyataannya hanya bagian kulit bumi saja, yaitu hingga kira-kira kedalaman
35km.

Untuk itu, geologi memanfaatkan semua ilmu pengetahuan dasar yang


diperlukan :
ilmu pasti (cara pemikiran, metode)
fisika (energi)
kimia (zat)
Biologi (kehidupan)

Gambar 1.
Penampang
ekuatorial dari bumi;
Memperlihatkan
kulit bumi, selubung
dan inti.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


2
Cabang-cabang ilmu geologi :
1. Mineralogi : ilmu pertambangan, ilmu pengetahuan tambahan :
kristalografi
2. Petrologi : ilmu pengetahuan tentang batuan, saling
keterkaitannya, kimia silikat.
3. Geokimia : ilmu tentang pembagian unsur-unsur dan migrasinya
4. Geofisika : mempelajari sifat-sifat fisis bumi, terutama inti bumi
dan selubung bumi
5. Statigrafi : mempelajari rangkaian lapisan; rekonstruksi sejarah =
geologi sejarah
6. Geologi umum : mempelajari berbagai proses dan efek dari perubahan-
perubahan; ada kalanya sebuah proses tertentu
merupakan dasar dari sebuah cabang ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri
a. Proses eksogen, pada hakekatnya merupakan proses yang
dipengaruhi oleh energi matahari: air yang mengalir (hidrolika),
air tanah (hidro-geologi), laut (oceanografi), es (glasiologi); baik
yang merusak (erosi, geomorfologi) maupun yang membangun
(sedimen, sedimentologi)
b. Proses endogen, sumbernya ditemukan di dalam bumi itu sendiri;
TS. 2152 lipatan, patahan, penyembuhan, penurunan (tektonik, geologi
Geologi Rekayasa struktural), gempa bumi (seismologi geofisika), vulkanisme
(vulkanologi), plutonisme dan metamorfosis (petrologi)
Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.
3
7. Geologi regional : penerapan semua ilmu pengetahuan tentang
geologi pada sebuah daerah tertentu, dengan
demikian cukup penting untuk penerapan dalam
praktek
8. Geologi terapan : idem; tapi diarahkan hanya pada tujuan ekonomi
praktis :
a. Geologi minyak bumi (minyak bumi dan gas bumi)
b. Geologi ekonomi (berbagai bijih dan mineral)
c. Geologi teknik atau geologi rekayasa (pekerjaan sipil)
d. hidrogeologi (air)
e. Agrogeologi (pertanian)

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


4
SUSUNAN KULIT BUMI : BATUAN

Hampir seluruh kulit bumi (98,5%) terdiri dari 8 unsur : O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K,
dan Mg. semua unsur lainnya seperti C, S, P, H, Pb, Zn, Ni, Cu, Ti, Mn dan lain
sebagainya, secara keseluruhan hanya membentuk 1,5% saja. Ke-8 unsur
terpenting tersebut dapat bersenyawa melalui berbagai cara menjadi
sejumlah besar mineral dengan sifat-sifat yang berlainan.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


5
Mineral-mineral penting pembentuk batuan atau kelompok-kelompok
mineral adalah :
1. Kuarsa (SiO2)
2. Kelompok felspar
3. Kelompok mika
4. Amfibol (antara lain hornblenda)
5. Piroksen (antara lain augit)
6. Olivin

Terdapat sebuah skala kekerasan dari mineral-mineral (skala mohs) :

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


6
Susunan beberapa mineral penting pembentuk batuan :

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


7
Kuarsa , felspar dan jenis mika muskovit mempunyai warna putih
atau terang, biotit (mika) dan yang 3 terakhir merupakan mineral
berwarna gelap. (biotik: coklat tua-hitam; pada umumnya
amfibol, piroksen dan olivin mempunyai warna hijau, hijau tua
hingga hitam).

Pada gilirannya, batuan merupakan kombinasi dari berbagai


mineral. Kita dapat membagi semua batuan tersebut :
a. Berdasarkan cara pembentukannya;
Batuan beku
Batuan sedimen
Batuan metamorf
b. Berdasarkan jenis material yang terkandung

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


8
BATUAN BEKU terbentuk oleh bermacam-macam kristal; seringkali
terjadi dari fasa cair; hampir selalu tidak berlapis. Berdasarkan cara
pembentukannya, batuan beku dapat dibagi dalam :

1. Batuan dalam atau plutonit, yaitu kristal-kristal besar yang perlahan-


lahan berkristalisasi, misalnya ke dalam bentuk batolit dan lakolit;
baru akan tampak di permukaan bumi setelah terangkat ke atas dan
setelah terjadi erosi.
2. Batuan gang, yaitu batuan yang membeku di dalam celah (gang)
dalam perjalanannya menuju permukaan; terkadang diselingi dengan
yang lebih besar (fenokris atau pemula, yang terbentuk jauh di
kedalaman tetapi ikut terangkut ke atas). Strukturnya adalah porfir.
Juga dalam bentuk pelat-pelat intrusi dan lakolit.
3. Batuan lelehan atau efusif, vulkanit, ekstrusif, cepat mendingin,
kristalin yang sangat halus, ada kalanya bahkan kaca (obsidian).

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


9
Pembagian batuan beku berdasarkan jenis material yang dikandungnya, pada
hakekatnya mempunyai kaitan dengan susunan kimiawi dari magma asalnya.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


10
Kuarsa bebas hanya kita temukan pada SiO2 yang berlebih. Pada kadar 60%
biasanya SiO2 bersenyawa dengan silikat. Magma asam dapat berisi SiO2
hingga 75%. Dalam magma basa kadar SiO2 akan menurun hingga 40%,
sedangkan mineral-mineral yang mengandung Mg dan Fe akan meningkat
(olivin, augit, hornblenda). Dua jenis batuan beku yang paling banyak
ditemukan adalah granit (batuan dalam) dan basalt (batuan lelehan).

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


11
BATUAN SEDIMEN atau batuan endapan, pada umumnya berupa butiran-
butiran tersendiri mulai dari sangat halus hingga sangat kasar, seringkali
terekat satu sama lain oleh massa antara (matriks); pasir lepas (tidak
merekat) disebut pula sebagai batuan dalam ilmu geologi, begitu juga
butiran yang mengendap dalam air (subaquatik) atau di udara (eolik),
karena biasanya butiran-butiran tersebut tidak berlapis-lapis.

Pada pembagian selanjutnya berdasarkan susunan dan cara


pembentukannya (sukar untuk dipisahkan), batuan sedimen dibagi lagi
menjadi :
1. Sedimen silika klastik, misalnya batupasir (kuarsa) biasa, lempung, wake
abu-abu (gray woce), dan sebagainya
2. Batuan karbonat, misalnya batu kapur (CaCO3) dari berbagai sifat : kapur
karang, batuan kalsiklastik (terdiri dari pasir kapur), napal, dolomit
CaMg(CO3)2, dan sebagainya
3. Evaporit, yaitu batuan hasil penguapan : garam batu, anhidrit, gips,
garam kali, dan sebagainya
4. Sedimen organik, misalnya sisa-sisa dari zat-zat hidup, gambut, arang
coklat, arang batu, minyak bumi, aspal
5. Sedimen piroklastik, atau sedimen vulkanik, misalnya debu vulkanik, tuf
dan sebagainya
TS. 2152 6. Sedimen lainnya, misalnya fosforit dan sebagainya
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


12
Butiran-butiran atau komponen-komponen batuan sedimen berasal dari batuan beku
dan batuan metamorf. Batuan-batuan ini biasanya terdiri dari kuarsa, pelat muskovit,
kadang-kadang felspar. Akan tetapi, dikarenakan pelapukan, felspar terutama
menghasilkan mineral lempung, seperti kaolin Al2Si2O5(OH)4. Besi dari mineral-mineral
yang mengandung Fe akan menjadi limonit 2Fe2O3.3H2O. Unsur-unsur lain, seperti Ca,
Na akan larut. CaCO3 didapatkan kembali antara lain pada binatang dan lapisan kapur
serta rumputan air. Namun tidak demikian halnya dengan natrium, sehingga laut
menjadi asin oleh tambahan NaCl.

a. Diagenesis
Umumnya pada sedimen muda tidak terdapat hubungan diantara butiran-butiran
lepas. Dengan terus berlakunya waktu akan terjadi perekatan dan hasil akhirnya
adalah batuan keras. Diagenesis dari sedimen ini biasanya disebabkan oleh :
Kompaksi, yaitu pemadatan oleh tekanan yang meningkat, dimana air akan
terdesak keluar
Sementasi (perekatan). Material baru akan mengendap diantara butiran-
butiran sebagai matriks
Pengkristalan kembali. Dimana butiran tumbuh jadi satu sebagai akibat
pelarutan dan pengkristalan pada titik-titik lain, misalnya pada batu kapur atau
batu pasir kuarsitik.
Pembentukan konkresi, yaitu pemindahan zat dan pemisahan di tempat lain
(misalnya di tempat ditemukannya konsentrasi yang lebih besar). Misalnya
konkresi kapur dalam bentuk bongkah-bongkah kecil dalam sabak atau napal,
atau bongkah-bongkah kecil batu api dalam batu kapur (St. Pietersburg,
Maastricht, Belanda)
TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


13
b. Perlapisan
Pada umumnya sedimen ada dalam bentuk berlapis yang disebabkan
oleh perubahan (yang kadang-kadang sangat halus) yang terjadi pada
endapan material. Pada curah hujan yang lebat didaerah hulu, misalnya,
sedimen yang ada berupa massa pasir kasar di tepi muara sungai, pada
hujan kecil hanya berupa pasir halus, sedangkan pada periode kering
yang panjang berupa lapisan lempung tipis.
Sedimen umumnya berupa endapan didalam laut (Kapur Maastricht,
batu pasir Bentheim). Kadang-kadang berupa endapan sungai (seperti
umumnya pasir di Veluwe. Ada kalanya juga berupa endapan gurun
(batu pasir merah, Rotliegen des Groningen). Lapisan yang paling bawah
merupakan paling tua, sedangkan lapisan-lapisan yang lebih muda akan
mengendap diatasnya. Sedimentasi akan jika permukaan air telah
tercapai.

TS. 2152
Geologi Rekayasa
Batu Pasir Bentheim Colorful Danxia landform in Gansu Zhangye, China
Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.
14
c. Diskordansi dan Transgresi
Permukaan tanah dapat tertutup kembali oleh laut (Laut Utara
Sundplast Kontinental Plat). Jadi sedimen-sedimen yang lebih
muda dapat mengendap diatas lapisan-lapisan yang telah tererosi
sebagian. Dengan demikian lapisan-lapisan yang lebih muda ini
akan diskordan diatas lapisan-lapisan tua. Yang menjadi bidang
pemisahnya adalah bidang diskordansi atau bidang transgresi,
diatas mana laut akan bertransgresi kembali. Dengan demikian
transgresi mengungkapkan adanya periode-periode ketidak
tenangan atau pelipatan dalam sejarah terjadinya bumi. Periode-
periode ini merupakan saat-saat dimana pada tempat tersebut tidak
terjadi sedimentasi. Ini disebut kesenjangan dalam pengendapan.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


15
d. Pemberian nama sedimen klastik
Berdasarkan besar butiran dan susunan mineralnya, kita dapat mengenal
batuan-batuan berikut, yang berubah baik secara diagenetis maupun
tidak :

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


16
Pada umunya pasir kapur terdiri dari butiran kalsit, sisa-sisa kulit kerang,
foraminifera dan sebagainya. Jenis pasir ini umumnya terdapat di pulau-pulau
karang. Ia dapat merekat menjadi suatu kalkarenit, yaitu salah satu contoh
batu kapur. Apa yang sehari-hari kita namakan batu pasir kapur sebenarnya
adalah pasir kuarsa yang terekat oleh kapur. Mungkin kita harus
menamakannya suatu batu pasir kuarsa yang berkapur.

BATUAN METAMORF

Setelah mengalami diagenesis, batuan sedimen dan batuan


beku akan berubah lebih lanjut di bawah pengaruh
termperatur T dan tekanan P yang tinggi; seringkali
kristalisasi kembali berlangsung melalui penambahan atau
penghilangan zat. Berdasarkan cara pembentukannya, kita
dapat mengenal tipe-tipe berikut ini :

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


17
a. Metamorfosis kontak, terjadi pada kontak sebuah intrusi
magma; batuan yang berada disampingnya seakan dibakar; T
tinggi, P rendah
b. Metamorfosis dinamik, terjadi pada deformasi lokal yang
intensif, dimulai dengan breksi patahan, kemudian melonit; T
rendah, P rendah
c. Metamorfosis regional, terjadi pada daerah-daerah yang
lebih luas dibanding tipe sebelumnya dan berkaitan erat
dengan oreogenesis dan deformasi. Disini tidak terdapat
TS. 2152
Geologi Rekayasa
hubungan yang sederhana dengan suatu intrusi atau
kedalaman, T rendah hingga T tinggi, P rendah hingga P tinggi
Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.
18
Mineral-mineral tertentu terbentuk tergantung dari tekanan dan temperatur
ketika berlangsung metamorfosis. Dengan demikian berbagai tipe
metamorfosis dapat kita kenali dengan jelas.
Pembelahan dalam batuan hampir selalu terjadi sebagai akibat dari
penyusunan sejajar dari mineral-mineral yang berserpih (mika), yang berdiri
tegak lurus pada tekanan yang paling besar. Pada sedimen metamorf, belahan
ini tidak sejajar dengan lapisan asalnya.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


19
Beberapa contoh batuan metamorf :

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


20
Jenis Batuan Beku, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


21
Jenis Batuan Sedimen, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


22
Jenis Batuan Metamorf, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


23
Setelah granitisasi, menyusul pelelehan dan kegiatan vulkanik. Akibat
perlipatan dan terbentuknya perbukitan atau setelah ultra metamorfosis akan
bermunculan batuan dari kedalaman. Dalam kedua hal ini, sisa-sisa setelah
pelapukan yang disebabkan oleh denudasi akan terbawa ke laut. Disini material
tersebut akan mengendap dan daur ulang yang baru akan dimulai.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


24
PERHITUNGAN WAKTU DALAM GEOLOGI

1. Skala Waktu Relatif


Serangkaian lengkap lapisan tanah di dunia telah diteliti dan
diungkapkan melalui penggunaan prinsip superposisi (lapisan yang
paling muda diatas). Umumnya para peneliti telah berhasil, sekalipun
terdapat sejumlah kesenggangan setempat (diskordansi), mereka
konstruksikan secara lengkap sejarah bumi.
Skala waktu dinyatakan dalam dalam satuan-satuan relatif. Usia
relatif didasarkan pada evolusi fauna dan flora. Setiap kurun waktu
ditandai oleh asosiasi fosil yang karakteristik. Genera dan jenis-jenis
makhluk hidup menemui ajal mereka atau bermunculan, adakalanya
berevolusi dengan cepat (Amonit dalam Jura, Foraminifera dalam
Tersier, dan sebagainya) dan menghasilkan fosil-fosil petunjuk.
Sisa-sisa yang sangat kecil dari binatang dan tumbuhan pun dapat
digunakan untuk penentuan umur. Juga denga cara spesialisasi,
misalnya palinologi.
Seringkali para ahli geologi menyatakan lapisan-lapisan batuan
dengan mencantumkan pula umur lapisan-lapisan tersebut, misalnya
: lempung tersier, batu pasir kapur.
TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


25
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat
ini dan fosilnya, diantara serbuk sari, spora, dinoflagelata, kista,
acritarchs, chitinozoa dan scolecodont, bersama dengan partikel material
organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen.

2. Umur Absolut
Unsur radioaktif akan terurai menjadi unsur-unsur yang lebih kecil
(isotop), yang dewasa ini dapat dipisahkan dengan batuan
spektograf massa. Banyaknya unsur-unsur pecahan yang
terkandung tergantung pada jumlah awal unsur radioaktifnya dan
interval waktu sejak unsur tersebut terserap dalam mineral.
Waktu paruh disebut T.

U238 8 He4 + Pb206 T: 4498.106 tahun


U235 7 He4 + Pb207 T: 713.106 tahun
Th232 6 He4 + Pb208 T: 13900.106 tahun
K40 + e A40 T: 11850.106 tahun
TS. 2152 Rb87 + Sr87 T: 5000.106 tahun
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


26
TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


27
TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


28
DEFORMASI JANGKA PANJANG

Tekanan ke semua arah yang terjadi pada kerak bumi tidak


menimbulkan deformasi. Namun demikian, seandainya terjadi
perbedaan tegangan yang disebabkan oleh kekuatan endogen,
deformasi akan terjadi; membentuk patahan, lipatan (tektonik,
geologi struktural). Suatu batuan akan melentur atau hancur
tergantung dari sejumlah faktor.

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


29
DAFTAR PUSTAKA :
1. P.N.W. Verhoef, Geologi untuk Teknik Sipil, Penerbit Erlangga, 1989

TS. 2152
Geologi Rekayasa

Ngir Tjuk Hirwo, ST., MT.


30

Anda mungkin juga menyukai