Anda di halaman 1dari 45

Merupakan suatu tipe tendinitis atau penebalan yang

terjadi pada tendon tendon fleksor di bagian distal


telapak tangan yang menyebabkan jari jari mengunci
(David nelson, MD)
Idiopatik, secara umum
belum diketahui etiologi
yang jelas secara pasti.

Trauma lokal
Potensial penyebab yaitu pemakaian
otot yang berlebihan oleh karena
aktifitas aktifitas yang berat dan
berulang ulang.
Tendon adalah jaringan ikat yang
menghubungkan otot ke tulang.
Setiap otot memiliki dua tendon,
yang masing-masing melekat pada
tulang.
Pertemuan tulang bersama dengan
otot membentuk sendi. Ketika otot
berkontraksi, tendon akan menarik
tulang, sehingga terjadi gerakan
sendi.
Tendon pada jari-jari melewati
ligamen, yang bertindak sebagai
katrol.
Pada trigger finger terjadi peradangan dan hipertrofi
dari selubung tendon yang semakin membatasi gerak
fleksi dari tendon.

Selubung ini biasanya membentuk sistem katrol yang


terdiri dari serangkaian sistem yang berfungsi untuk
memaksimal kekuatan fleksi dari tendon dan efisiensi
gerak di metakarpal.

Nodul mungkin saja dapat membesar pada tendon,


yang menyebabkan tendon terjebak di tepi proksimal
katrol ketika pasien mencoba untuk meluruskan jari,
sehingga menyebabkan kesulitan untuk bergerak.
Ketika upaya lebih kuat dibuat untuk meluruskan jari,
dengan menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari
atau dengan menggunakan kekuatan eksternal (dengan
mengerahkan kekuatan pada jari dengan tangan lain), jari
macet yang terkunci tadi terbuka dengan menimbulkan
rasa sakit yang signifikan pada telapak distal hingga ke
dalam aspek proksimal digit.
Hal yang kurang umum terjadi antara lain nodul tadi
bergerak pada distal katrol, mengakibatkan kesulitan
pasien meregangkan jari.
Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi
tendon dari bagian bawah jalur yang melewati
katrol. Berdasarkan lokasi :
1. Nodul pada distal katrol, maka jari dapat
macet dalam posisi yang lurus.
2. Nodul pd proksimal katrol, maka jari pasien
dapat macet dalam posisi tertekuk.
Wanita lebih banyak dibandingkan laki
laki
Biasanya terjadi pada usia 40 60 tahun
Lebih sering dijumpai pada orang yang
mengalami gangguan diabetes dan
rhematoid arthritis
Benjolan kecil di bagian volar metakarpal
Nyeri di telapak tangan
Bengkak
Rasa tidak nyaman di jari dan sendi
Kekakuan, pada pagi hari atau saat memegang
objek dengan kuat
Pada kasus yang berat jari tidak dapat diluruskan
bahkan dengan bantuan
Pasien diabetes biasanya akan terkena lebih parah
1. NORMAL
2. TERABA NODUL + NYERI
3. PIP TERKUNCI FLEKSI & DIBUKA AKTIF
EKSTENSI
4. PIP TERKUNCI & DIBUKA PASIF KE EKSTENSI
5. PIP TETAP TERKUNCI POSISI TERTEKUK
( Mohana A;Elbow hand and wrist problem )
( Saldana, MD;Journal of the AAOS, 2001. Physiopedia )

Dengan anamnesis dan pemeriksaan


fisik sudah mencukupi untuk
mendiagnosis trigger finger.
Anamnesis :
pasien mengeluh jari sakit, macet atau terkunci
pada posisi nekuk atau lurus
Trauma terbaru
Aktifitas dengan gerak berulang terkait
Mengunci atau meregangkan yang melibatkan jari
Nyeri pada telapak tangan
DM

RA & GOUT
Jari terkunci dalam fleksi
Sendi PIP
- Bengkak pada telapak tangan ( area merah)
- Kaku, nyeri, & klik pada sendi jari jari
( area biru ) saat digerakkan.
- Nodul di volar metacarpal
Gerak pasif

Gerak aktif
keterbatasan
fleksi / ekstensi
Fleksor digitorum profunda
Fleksor digitorum superfisialis
kekuatan cengkeraman Dynamometer

Note : Jika jari terkunci, pengujian dapat tidak


diberikan.

( Pulket Dkk, PubMed 2011 )


Buka dan Tutup tangan 10x
Nyeri oleh karena peradangan
Bengkak oleh karena peradangan
Kekakuan pada sendi sendi
Keterbatasan LGS sendi
Gangguan aktivitas fungsional
C Descending influences
Spinothalamic
tract
II-IV

III-IV
I Ia
Nociceptor
A Tendo muscle
-Motoaxon pain

PAIN
-Motoaxon
STADIUM

Nyeri akut Nyeri Sub akut Nyeri kronis

Bengkak Kaku sendi LGS terbatas


K Fungsional
ICE
MASSAGE
ULTRTASOUND
PARAFIN
TENS
STRETCHING
GENTLE SOFT TISSUE MOBILISATION.
1. Menghilangkan /mengurangi besaran stimulus
(meningkatkan aliran darah / menghilangkan kausa )
2. Pengeblokan nosiseptor ( Lidokain ionto/phonoporesis )
3. Penurunan daya hantar afferent ( kompres dingin /ES
antidromik)
4. Mekanisme gerbang kontrol (gate control ) ( termal ,
mekanik dan stimulasi listrik )
5. Mekanisme opiat endogen ( Stimulasi listrik )
o Mekanisme gerbang kontrol / mekanisme segmental
(Melzack dan Wall ,1980 )
o Mekanisme antidromik /mekanisme perifer -- langsung
maupun tak langsung ( Johnson,2000 )
o Mekanisme ekstrasegmental / mekanisme opiat endogen
dan neurotransmiter ( Chung dkk,1984 )
o Mekanisme Plasebo ( Renie , 1990 )
o Mekanisme neurovegetatif ( menekan aktivasi simpatis ) /
sistem otonom
o Mekanisme penyembuhan jaringan cedera
Parameter Tens (johnson,2000)
Tens Konvensional
Elektrode pada daerah nyeri atau bundel saraf proksimal
nyeri
Sifat pulsa : kontinyu ; frekuensi 80-100 pps ; durasi pulsa
100-200 mikrodt
Amplitudo : getaran kuat tapi nyaman dan tidak sampai
menimbulkan kontraksi otot ( Barr JO,1991)
Durasi terapi 30 menit atau lebih ( sampai 24 jam dengan
jedah per jam) Kadang dikenal juga sebagai HF Tens --
menekan produksi glutamat dan aspartat pada nyeri
neuropatik
Al-tens ;
Elektrode pada otot atau motor point ( miotome ) sesuai derah nyeri ;
Sifat pulsa - burst ; frekuensi 80 100 pps
Durasi pulsa 100-200 mikrodt
Amplitudo sampai kontraksi otot nyata tetapi nyaman
Lama terapi jangan lebih dari 20 menit

Intense-Tens ;
Penempatan elektrode bisa sama dengan konvensional titik akupuntur
, segmen simpatis ( hindari daerah motor point )
Sifat pulsa kontinyu ; frekuensi 200 pps
Durasi 1000 mikrodt atau >
Amplitudo sensasi tak nyaman tapi pasien masih toleran ( bearable )
Lama terapi jangan lebih dari 5 menit
Pain

Peripheral Influences Central Influences

Motivational Cognitive
Sensory Affective Evaluative
Discriminative System System
System

1. Post Experiences 1. Knowledge


Sensory Receptors
2. Culture 2. Attention
1. Mechanoreceptor
3. Memories 3. Evaluation of
2. Thermoreceptor
4. Feeling situation
3. Chemoreceptor

Relaxtion Cognitive
Manipulating
Respons Strategies
These Receptors

Pain Reduction Strategies


Menggunakan air dingin / Es suhu 7-10 C.
Waktu 10 menit / < 15 menit
ISTIRAHAT
MODIFIKASI BERKAITAN DG AKTIFITAS
ANALISA KEBUTUHAN ALAT KHUSUS
POSTURE
SPLINTING
Salim dkk 2011 melaporkan : 74 px diTerapi sepuluh
kali dg parafin, us, massage dan stretching
perbaikan 68% dan bebas dari gejala selama 6
bulan.
Watanabe dkk 2001 : 48 px diberikn latihan pasif
menghsilkn tingkt kesembuhn 80% u stadium 2
dan 25 % stadium 3.
Howitt S dkk 2006 : ART dan Graston technique
Ice & mobilisasi- thera putty exc 14 bulan
pemulihan komplit dan kekuatan kembali.
1. TERSELESAIKAN
2. PENINGKATAN, TDK SELESAI SEPENUHNYA
3. TIDAK TERSELESAIKAN
4. TERSELESAIKAN, TP MEMICU DIP/PIP
5. TERSELESAIKAN PD 10 MINGGU
DIBANDINGKN 6 MINGGU
MATURSEMBAHNUWUN..........
...........
KELOMPOK GANGSAL :
BAMBANG .N
EKO .S.U
ENDANG
IDA . C
NINING
ZULKAPI

Anda mungkin juga menyukai