Anda di halaman 1dari 17

Logam Cu dan

Paduannya
Sejarah Logam Cu
Penemu tembaga tidak diketahu secara pasti karena telah digunakan manusia sejak
zaman prasejarah.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa tembaga ditemukan hampir 10.000 tahun yang
lalu atau antara 8.000 hingga 9.000 SM.
Terdapat banyak bukti sejarah yang mengungkapkan penggunaan tembaga di dunia
kuno untuk membuat perhiasan, peralatan, serta senjata seperti pisau, tombak dan
perisai.
Tembaga dianggap sebagai salah satu logam pertama yang digunakan oleh manusia.
Penemuan tembaga memicu peralihan dari jaman neolitik menuju era chalcolitik
atau jaman tembaga.
Sejarawan berpendapat bahwa bangsa Romawi menggunakan tembaga dalam skala
besar sehingga logam ini menjadi salah satu komoditas paling penting.
Bangsa Romawi menambang tembaga dari pulau Siprus. Hal ini menyebabkan logam
ini dinamakan cyprium atau kata Latin untuk Cyprus.
Kemudian, nama cyprium dimodifikasi menjadi cuprum yang menjadi nama ilmiah
tembaga. Dalam bahasa Inggris, cuprum lantas disebut copper.
Sifat-sifat Logam Cu

Sifat Fisik Logam Cu


Warna : kemerah-merahan dan Elektronegativitas : 1.9
berkilauan Formasi Entalpi : 13.14 kJ/mol
Fisik : Kuat, lunak, dan ulet Konduktivitas Panas : 401 Wm-1K-1
Titik leleh : 1.083C Potensial Ionisasi : 7.726 V
Titik didih : 2.567C pada tekanan Titik lebur : 1070-1093C
normal (tergantung kadar kemurniannya)
Berat jenis tembaga sekitar 8,92 Kapasitas Panas : 0.385 Jg-1K-1
gr/cm3
Entalpi Penguapan : 300.5 kJ/mol
Struktur Kristal: fcc
Konduktivitas Listrik: 60.7 x 106 ohm-1cm-1
Sifat-sifat Logam Cu
Sifat Kimia Sifat Mekanik
Tahan korosi (karat). Skala kekerasan Mohs : 3,0
Tembaga tidak larut dalam air (H2O) dan Kekerasan Vickers : 369 MPa
isopropanol, atau isopropil alkohol
Kekerasan Brinell : 874 MPa
Dalam udara kering sukar teroksidasi,
akan tetapi jika dipanaskan akan Kekuatan tarik : 200 300 N/mm2
membentuk oksida tembaga (CuO)
Dalam udara lembab akan diubah
menjadi senyawa karbonat, menurut
reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O
(CuOH)2 CO3
Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl
encer maupun H2SO4 encer
Dapat bereaksi dengan HNO3 encer dan
pekat
tingkat kereaktifannya rendah
Sumber Logam Tembaga

Bijih Sulfida ( Chalcopyrite (CuFeS2),


Chalcocite (Cu2S) )
Bijih Oksida (cuprite (Cu2O)
Bijih murni (native)
Proses Pembuatan Tembaga

Pengapungan
(Floating)

Pemanggangan

Reduksi Elektrolisis
Pengapungan (Floating)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan
pengecilan ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk
butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke
dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian
udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan
gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung
logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan
dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung
udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya
gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-
partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian
dipekatkan.
Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam
udara terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya.
2CuFeS2 (s) + 4O2 => 2Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(g)
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini
disebut calcine, yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih
mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine disilika. Reaksinya
sebagai berikut :
FeO(s) + SiO2 => FeSiO3
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut
matte dan kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfide.
Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi
dengan cara dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi :
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau
tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi
udara.
Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masi mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di
katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
Logam Paduan
Brass atau Kuningan (Cu-Zn)

Brass mengandung tembaga yang dipadu


dengan seng antara 5 ~ 45%.
Penambahan timbal (Pb) antara 0.5 ~ 3%
dapat memperbaiki kemampuan dimesin.
Kekuatan tarik tembaga yang telah dianil
antara 234 ~374 MPa dan dapat
ditingkatkan kekuatannya dengan cara
pengerjaan dingin semacam pengerolan
dingin.
Brass atau Kuningan
Macam-macam Kuningan
Paduan Cu - (5~20%) Zn, untuk material arsitektur, aksesoris baju, peralatan rumah
tangga
Paduan Cu - (25~35%) Zn, disebut juga kuningan 7/3 dengan sifat mudah dimesin
dengan kekuatan yang memadai sehingga tepat digunakan untuk komponen-
komponen yang rumit.
Paduan Cu (35~45%) Zn, disebut juga kuningan 6/4. Berharga lebih murah dan
banyak dikerjakan panas, dengan kekuatan yang tinggi. Banyak digunakan untuk
pengerjaan plat dan untuk peralatan mesin.
Paduan CuZnSn (Naval Brass, kuningan perkapalan) yang mana kuningan 6/4
ditambahkan timah 0.5 ~ 1.5%. Namun bila kuningan 7/3 ditambah timah sekitar 1%
disebut Admiral Brass, kuningan laksamana. Memiliki ketahanan korosi air laut yang
tinggi. Banyak digunakan untuk kondenser air, komponen kapal laut.
Kuningan kekuatan tinggi (Cu-Zn-Mn), merupakan kuningan 6/4 yang dipadu dengan
mangan 0.3 ~ 3% dan Al, Fe, Ni dan Sn di bawah 1% untuk meningkatkan kekuatan
dan memperbaiki daya tahan korosi. Mn dan Fe melembutkan butiran logam sehingga
kekuatan meningkat. Al dan Sn meningkatkan daya tahan korosi dan daya tahan aus.
Nikel juga menaikkan kekuatan dan daya tahan aus.
Bronze atau Perunggu (Cu-Sn)

Bronze / perunggu merupakan paduan tembaga


yang kuat, keras dan memilik daya tahan korosi
yang tinggi.
Memiliki kekuatan lebih tinggi daripada brass
terutama pada kondisi setelah dikerjakan
dingin dan sifat tahan korosi
Perunggu mempunyai kadar tembaga Cu 95%,
timah putih Sn 5%.
Klasifikasi Tembaga Paduan (Copper
Development Association System)
Kegunaan di Industri

konduktor listrik, alat solder, pipa spiral pendingin


bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan
unsur hantaran listrik di atas tanah, hantaran penangkal petir
Bahan dasar logam paduan
Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di
bidang kimia analitik untuk tes gula
Dampak Tembaga Lingkungan dan
Manusia
Dampak Lingkungan Dampak pada Manusia
Tembaga tidak rusak di lingkungan Paparan jangka panjang untuk tembaga
dan karena itu dapat terakumulasi dapat menyebabkan iritasi pada
pada tanaman dan hewan ketika hidung, mulut dan mata dan
berada di tanah. menyebabkan sakit kepala, sakit perut,
pusing, muntah dan diare. Sengaja
Pada tanah dengan kandungan
uptakes tinggi tembaga dapat
tembaga amat tinggi, hanya sejumlah
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal
kecil tanaman yang bisa bertahan
dan bahkan kematian.
hidup.
Paparan asap industri untuk tembaga,
Tembaga juga dapat mengganggu
debu, atau kabut unsur ini bisa
aktivitas dalam tanah karena
menyebabkan asap demam logam
berpengaruh negatif pada aktivitas
dengan perubahan atrofi pada selaput
mikroorganisme dan cacing tanah.
lendir hidung. Hasil keracunan tembaga
Ketika tanah peternakan tercemar kronis pada penyakit Wilson, ditandai
tembaga, hewan ternak akan dengan sirosis hati, kerusakan otak,
mengasup konsentrasi tinggi tembaga demyelization, penyakit ginjal, dan
yang bisa merusak kesehatan ternak. deposisi tembaga di kornea.

Anda mungkin juga menyukai