PEMBIMBING:
Fantimilas Wonatorei
dr.Rini L. Ansanay,Sp.KFR
Lusia Natalia Yarru
dr. Octaviany Hidemi,Sp.KFR
Selfi Tikulembang
Manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik
fokal maupun menyeluruh, yang timbul mendadak,
berlangsung > 24 jam (atau terkadang berakhir dengan
kematian sebelum 24 jam), yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak (WHO)
Dapat dimodifikasi
Hipertensi
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
Tidak dapat dimodifikasi
Transcient Ischemic Attack (TIA)
Usia Obesitas
Jenis Kelamin Hiperkolesterolemia
Ras/Bangsa Merokok
Hereditas Alkohol
Stress
Penyalahgunaan obat
Gangguan mobilisasi
Perawatan diri
Komunikasi
Kemampuan kognisi dan sosialisasi
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu, Keluarga, Sosial ekonomi
TTV
Status generalis
FISIOTERAPI :
Infrared, Massage,Electrical Stimulation, Gentle streching, Reedukasi sensoris,
Latihan penguatan
Okupasiterapi
Sosiomedik
Ortesa&protesa
Psikologis
2. Thorax
Jantung: mur-mur (-), Gallop (-)
Tanda-tanda vital Paru-paru :
I : dinding dada simetris
Tekanan darah : 120/70 mmHg
P : teraba getaran diseluruh lapang pandang paru
Nadi : 101 x/m P : sonor
A : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Respirasi : 24 x/m Abdomen : Hati : Dbn
Limpa : Dbn
SuhuBadan : 36,2C
M. Biseps Abduktor
3 5
M. Gluteus medius
Adduktor
Adduktor
M. Lattissimus dorsi 4 5 3 5
M. Adduktor longus
M. Pectoralis mayor
Knee Fleksor
Elbow Fleksor 3 5
Harmstring muscle
M. Biseps 4 5 Ekstensor
M. Brachialis 3 5
Quadriceps femoris
Ekstensor Ankle Fleksor
4 5 5
M. Triceps M. Tibialis
3
Wrist Fleksor Ekstensor
4 5 3 5
M. Fleksor carpi radialis M. Soleus
Ekstensor
4 5
M. Ekstensor digitorum
Abduktor
M. Ekstensor carpi radialis 4 5
Adduktor
ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING)
INDEKS BARTHEL
Aktifitas Nilai
Keterangan
Makan 2
0-4 : ketergantungan penuh
Mandi 1
Penggunaan toilet 2
20 : mandiri
MANAGEMENT
MEDIKAL PROBLEM
: Diagnosa : Hipertensi
Terapi : Sudah diberikan oleh dokter saraf
MONITORING
Setelah mendapat 9kali terapi penguatan dan 5 terapi okupasi didapat hasil
adanya sedikit peningkatan kemampuan fungsional yang diukur dengan
mengevaluasi MMT dan atau ADL
Setelah melakukan terapi sebanyak 9 kali didapatkan peningkatan kekuatan otot-
otot fleksor (Psoas mayor, Harmstring muscle), ekstensor (Gluteus maksimus,
Quadrisep femoris), adduktor (Adduktor longus) dan abduktor (Gluteus medius)
tungkai kiri, karena pasien telah dapat melakukan gerakan ekstensi, fleksi,
abduksi dan adduksi. Sedangkan pada lengan kiri terjadi peningkatan otot-otot
Fleksor
M. Deltoideus anterior, M. Biseps, otot Ekstensor M. Deltoideus anterior, M. Teres
mayor otot adduktor (M. Lattissimus dorsi, M. Pectoralis mayor) dan otot-otot
abduktor (M. Deltoideus, M. Biseps)
Seorang pasien perempuan umur 66 tahun dirujuk dari polik saraf RSUD Dok 2
dengan diagnosis hemiparesis sinistra e.c post stroke dan hipertensi. Pada
pemeriksaan diperoleh permasalahan berupa menurunnya kekuatan otot yaitu
kelemahan tungkai kiri dan penurunan kemampuan aktifitas fungsional terutama
gangguan koordinasi seperti tidak bisa menyisir rambut,mengancing
baju,mengikat tali sepatu dan menggenggam barang . Pada bab ini, akan dibahas
bagaimana modalitas tersebut dapat meningkatkan kekuatan otot. Kekuatan otot
setelah mendapatkan penanganan fisioterapi sebanyak 9 kali menunjukkan adanya
peningkatan kekuatan otot dan okupasi terapi sebanyak 5 kali menunjukan
peningkatan koordinasi.
1. Quadriceps Bench
Untuk melatih kekuatan otot-otot
tungkai terutama quadriceps dan
hamstring.
Melatih luas sendi lutut dengan
gerakan fleksi ekstensi lutut.
Panjang tuas beban dan berat beban
dapat disesuaikan.
2. Pararel Bars
Untuk latihan berdiri dan
konsentrasi.
Mengoreksi sikap berjalan yang
tidak tepat.
Penguatan otot kaki dan tangan.
Melatih kepercayaan diri dan
keberanian.
Koordinasi tangan, mata dan kaki.
3. Anak tangga
Untuk mencegah kontraktur
Untuk melatih keseimbangan
Okupasi Terapi
Latihan motorik halus seperti
memegang, menulis; melatih pasien
agar dapat menjalankan ADL sesuai
fungsi awalnya seperti mandi, makan.
Menjelaskan untuk sementara tidak
bekerja terlebih dahulu sampai
keadaan umum dan motorik sudah
membaik
KESIPULAN SARAN
Terapi yang diberikan pada Ny. E.A Pada pasien ini diperlukan kerjasama
usia 66 tahun dengan penatalaksanaan dari berbagai pihak (tim medis,
fisioterapi pada hemiparesis e.c. post keluarga pasien dan pasien itu sendiri)
stroke adalah dengan latihan agar dapat tercapai hasil yang
penguatan dan okupasi terapi. Dengan maksimal. Pasien disarankan untuk
tujuan untuk mengatasi problematik tetap melakukan latihan rutin seperti
yang muncul pada pasien ini telah yang diajarkan. Kepada keluarga
dilakukan 9 kali terapi penguatan dan pasien disarankan untuk tetap
5 kali okupasi terapi. Setelah diberikan memberikan dukungan dan motivasi
program fisioterapi latihan penguatan kepada pasien.
dan terapi okupasi membantu proses
penyembuhan hemiparesis e.c post
stroke dan diperoleh hasil yang secara
perlahan menunjukkan peningkatan.