Anda di halaman 1dari 24

OLEH:

PEMBIMBING:
Fantimilas Wonatorei
dr.Rini L. Ansanay,Sp.KFR
Lusia Natalia Yarru
dr. Octaviany Hidemi,Sp.KFR
Selfi Tikulembang
Manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik
fokal maupun menyeluruh, yang timbul mendadak,
berlangsung > 24 jam (atau terkadang berakhir dengan
kematian sebelum 24 jam), yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak (WHO)
Dapat dimodifikasi
Hipertensi
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
Tidak dapat dimodifikasi
Transcient Ischemic Attack (TIA)
Usia Obesitas
Jenis Kelamin Hiperkolesterolemia
Ras/Bangsa Merokok
Hereditas Alkohol
Stress
Penyalahgunaan obat
Gangguan mobilisasi
Perawatan diri
Komunikasi
Kemampuan kognisi dan sosialisasi
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu, Keluarga, Sosial ekonomi

TTV

Status generalis

Status lokalis : inspeksi, pemeriksaan kemampuan fungsional,

Pemeriksaan spesifik : MMT,ADL

Computerized Tomography Scanning (CT SCAN)


Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Elektrokardiografi (EKG)
Elektroensefalografi (EEG)
Ultrasonografi (USG)
Angiografi Cerebral.
berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

ditegakkan berdasarkan lokasi kelainan

ditegakkan berdasarkan penyebab.

ditegakkan berdasarkan keadaan patologis yang terjadi,

FISIOTERAPI :
Infrared, Massage,Electrical Stimulation, Gentle streching, Reedukasi sensoris,
Latihan penguatan
Okupasiterapi

Sosiomedik

Ortesa&protesa

Psikologis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Meningkatkan status fungsional dengan cara
meminimalkan tingkat ketergantungan dengan
orang lain
Memaksimalkan pola hidup dan harga diri
Identitas

Nama : Ny. E.A


Umur : 66 Tahun
Alamat : Dok IX
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Suku Bangsa : Serui
Tgl MRS : 17 Oktober 2017
KELUHAN UTAMA: Pasien mengeluh bagian bokong dan kaki kiri terasa berat saat
berjalan
RPS : Pasien merupakan pasien dari polik saraf yang datang pada bagian
rehabilitasi medik RSUD Jayapura dengan kondisi bagian bokong dan
kaki kiri terasa berat saat berjalan. Pasien telah didiagnosis stroke infark
dan hemiparese kiri 1 tahun yang lalu. Pasien telah mengikuti
fisioterapi selama 2 bulan terakhir
RPD: Riwayat Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-),
Malaria (-), Alergi obat (-).
RPK: Riwayat Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-),
Malaria (-), Alergi obat (-).
R.SOSIO EKONOMI : Pasien merupakan ibu rumah tangga dan kesehariannya pasien
hanya di rumah saja.
Status Generalis
1. Kepala
Keadaan umum : Tampak sakit sedanng Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), Pupil dbn

Kesadaran : Compos Mentis Hidung: Sekret (-/-)


Mulut: bibir tampak asimetris
Tinggi badan : 157 cm
Telinga: Sekret (-/-)
Berat badan : 53 kg
Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-/-) Peningkatan tekanan vena jugularis (-)

2. Thorax
Jantung: mur-mur (-), Gallop (-)
Tanda-tanda vital Paru-paru :
I : dinding dada simetris
Tekanan darah : 120/70 mmHg
P : teraba getaran diseluruh lapang pandang paru
Nadi : 101 x/m P : sonor
A : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Respirasi : 24 x/m Abdomen : Hati : Dbn
Limpa : Dbn
SuhuBadan : 36,2C

3. Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik, udem (-) sianosis (-)

4. Refleks : patologis : Babinski (-), Chadok (-), Openheim (-)


NILAI
SENDI OTOT PENGGERAK
kiri kanan
Shoulder Fleksor
M. Deltoideus anterior 4 5 NILAI
M. Biseps
SENDI OTOT PENGGERAK
Ekstensor kiri kanan
M. Deltoideus anterior 4 5 Hip Fleksor
3 5
M. Teres mayor M. Psoas mayor
Abduktor Ekstensor
3 5
M. Deltoideus 4 5 M. Gluteus maksimus

M. Biseps Abduktor
3 5
M. Gluteus medius
Adduktor
Adduktor
M. Lattissimus dorsi 4 5 3 5
M. Adduktor longus
M. Pectoralis mayor
Knee Fleksor
Elbow Fleksor 3 5
Harmstring muscle
M. Biseps 4 5 Ekstensor
M. Brachialis 3 5
Quadriceps femoris
Ekstensor Ankle Fleksor
4 5 5
M. Triceps M. Tibialis
3
Wrist Fleksor Ekstensor
4 5 3 5
M. Fleksor carpi radialis M. Soleus
Ekstensor
4 5
M. Ekstensor digitorum
Abduktor
M. Ekstensor carpi radialis 4 5

Adduktor
ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING)
INDEKS BARTHEL
Aktifitas Nilai
Keterangan
Makan 2
0-4 : ketergantungan penuh
Mandi 1

Perawatan diri (muka,rambut,gigi) 0


4-8 : ketergantungan berat atau sangat tergantung

Berpakaian 1 9-11 : ketergantungan moderat


Buang air kecil 2
12-19 : ketergantungan ringan
Buaang air besar 2

Penggunaan toilet 2
20 : mandiri

Transfer 3 Hasil : 17 (pasien mengalami ketergantungan ringan)


Mobilitas 3

Naik turun tangga 1


Medikal : Hipertensi
Surgikal :-
Rehabilitation medicine : kelemahan tungkai dan gangguan koordinasi lengan
Ambulasi : -
ADL : barthel indeks 17
Komunikasi : Baik
Psikologi : Baik
Sosioekonomi : KIS
Vokasional : Ibu rumah tangga
DIAGNOSIS : Hemiparesis sinistra et causa post stroke

DIAGNOSIS FUNGSI : Hemiparesis serebral hemispher dextra


Impairment : Kelemahan tungkai kiri dan gangguan koordinasi pada lengan kiri
Disability : kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari terutama aktifitas yang
menggunakan lengan kiri serta dan kaki kiri.
Handicap : Pasien masih bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah,pasien juga
tetap pergi ke gereja

MANAGEMENT
MEDIKAL PROBLEM
: Diagnosa : Hipertensi
Terapi : Sudah diberikan oleh dokter saraf

REHABILITATION MEDICINE PROBLEM


Diagnosa : Hemiparesis Sinistra e.c Post Stroke + Hipertensi
Terapi :Latihan penguatan, Terapi Okupasi
Monitoring : Barthel index dan MMT
EDUKASI

Pasien diedukasikan untuk melakukan terapi panas berupa kompres hangat


selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari. Dengan massage sendiri dirumah atau
dibantu oleh keluarga,

MONITORING

Setelah mendapat 9kali terapi penguatan dan 5 terapi okupasi didapat hasil
adanya sedikit peningkatan kemampuan fungsional yang diukur dengan
mengevaluasi MMT dan atau ADL
Setelah melakukan terapi sebanyak 9 kali didapatkan peningkatan kekuatan otot-
otot fleksor (Psoas mayor, Harmstring muscle), ekstensor (Gluteus maksimus,
Quadrisep femoris), adduktor (Adduktor longus) dan abduktor (Gluteus medius)
tungkai kiri, karena pasien telah dapat melakukan gerakan ekstensi, fleksi,
abduksi dan adduksi. Sedangkan pada lengan kiri terjadi peningkatan otot-otot
Fleksor
M. Deltoideus anterior, M. Biseps, otot Ekstensor M. Deltoideus anterior, M. Teres
mayor otot adduktor (M. Lattissimus dorsi, M. Pectoralis mayor) dan otot-otot
abduktor (M. Deltoideus, M. Biseps)
Seorang pasien perempuan umur 66 tahun dirujuk dari polik saraf RSUD Dok 2
dengan diagnosis hemiparesis sinistra e.c post stroke dan hipertensi. Pada
pemeriksaan diperoleh permasalahan berupa menurunnya kekuatan otot yaitu
kelemahan tungkai kiri dan penurunan kemampuan aktifitas fungsional terutama
gangguan koordinasi seperti tidak bisa menyisir rambut,mengancing
baju,mengikat tali sepatu dan menggenggam barang . Pada bab ini, akan dibahas
bagaimana modalitas tersebut dapat meningkatkan kekuatan otot. Kekuatan otot
setelah mendapatkan penanganan fisioterapi sebanyak 9 kali menunjukkan adanya
peningkatan kekuatan otot dan okupasi terapi sebanyak 5 kali menunjukan
peningkatan koordinasi.
1. Quadriceps Bench
Untuk melatih kekuatan otot-otot
tungkai terutama quadriceps dan
hamstring.
Melatih luas sendi lutut dengan
gerakan fleksi ekstensi lutut.
Panjang tuas beban dan berat beban
dapat disesuaikan.
2. Pararel Bars
Untuk latihan berdiri dan
konsentrasi.
Mengoreksi sikap berjalan yang
tidak tepat.
Penguatan otot kaki dan tangan.
Melatih kepercayaan diri dan
keberanian.
Koordinasi tangan, mata dan kaki.
3. Anak tangga
Untuk mencegah kontraktur
Untuk melatih keseimbangan
Okupasi Terapi
Latihan motorik halus seperti
memegang, menulis; melatih pasien
agar dapat menjalankan ADL sesuai
fungsi awalnya seperti mandi, makan.
Menjelaskan untuk sementara tidak
bekerja terlebih dahulu sampai
keadaan umum dan motorik sudah
membaik
KESIPULAN SARAN
Terapi yang diberikan pada Ny. E.A Pada pasien ini diperlukan kerjasama
usia 66 tahun dengan penatalaksanaan dari berbagai pihak (tim medis,
fisioterapi pada hemiparesis e.c. post keluarga pasien dan pasien itu sendiri)
stroke adalah dengan latihan agar dapat tercapai hasil yang
penguatan dan okupasi terapi. Dengan maksimal. Pasien disarankan untuk
tujuan untuk mengatasi problematik tetap melakukan latihan rutin seperti
yang muncul pada pasien ini telah yang diajarkan. Kepada keluarga
dilakukan 9 kali terapi penguatan dan pasien disarankan untuk tetap
5 kali okupasi terapi. Setelah diberikan memberikan dukungan dan motivasi
program fisioterapi latihan penguatan kepada pasien.
dan terapi okupasi membantu proses
penyembuhan hemiparesis e.c post
stroke dan diperoleh hasil yang secara
perlahan menunjukkan peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai