FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT
PALU
LAPORAN KELOMPOK
29 November 2018
TUTORIAL I
MODUL PARAPARESE
Disusun Oleh:
Andi Irma Lestari 131777714213
Sri Wahyuningsi 131777714250
Fatimiah Masta 131777714259
Fachri Ruliansyah 131777714255
Tutor :
dr. Magdalena L , M.Kes, Sp.S
1
SKENARIO
Pasien wanita 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
kelemahan pada kedua anggota gerak bawah yang dialami sejak 3 hari
penurunan nafsu makan sekitar 1 bulan yang lalu, mual (-), muntah (-),
pingsan dan trauma kepala sebelumnya (-). Tidak ada demam, sesak,
batuk, nyeri tenggorokan. Buang air kecil lancar dan buang besar kurang
lancar. Pasien memiliki Riwayat operasi sesar 2 bulan lalu dan Nyeri
Pemeriksaan umum:
Gizi : baik
2
Thorax:
Paru-paru :
Jantung :
Abdomen :
palpasi : hepar dan lien tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
perkusi : timpani
Pemeriksaan psikiatri:
Kepala:
Posisi : central
Bentuk/ukuran : normocephal
Auskultasi : normal
3
Nervus cranialis:
N .I (olfaktorius/penghidu): DBN
N.III,IV,VI:
N.V (Trigeminus)
4
N.VII (facialis)
Motorik:
Pengecap: TDP
N.VIII (vestibulokoklearis)
- Pendengaran : DBN
- Tesrinne/weber : TDP
N.IX/X (Glossopharingeus/vagus)
Fonasi : Normal
Takikardi/bradikardi : DBN
N.VII (facialis)
Motorik:
5
Pengecap: TDP
N.VIII (vestibulokoklearis)
- Pendengaran : DBN
- Tesrinne/weber : TDP
N.IX/X (Glossopharingeus/vagus)
Fonasi : Normal
Takikardi/bradikardi : DBN
N.XI (Accecorius)
N.XII (Hypoglosus)
Leher
6
• Arterikarotis :
Palpasi : berdenyut
• Kolumna vertebralis:
• Extremitas
SUPERIOR INFERIOR
P B B BT BT
K 5 5 4 4
• Refleks Fisiologis :
• Biceps ++ ++
• Triceps ++ ++
• Patella + +
• Achilles + +
• Klonus
lutut :-/-
Kaki: -/-
7
Refleks patologis:
Openheim : -/-
• Sensibilitas
• Proprioseptif
• Fungsi kortikal
• Gangguan kordinasi:
Testpronasi-supinasi: TDP
Testumit : TDP
8
• Gangguan keseimbangan :
Reaksi emosi :
Intelegensia : sesuai
• Pemeriksaan labolatorium :
Urea 58 H
RESUME
9
Pertanyaan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan parese!
2. Jelaskan jenis-jenisnya parese!
3. Apasaja factor risiko yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada scenario.
4. Jelaskan patomekanisme hemiparese pada kasus ini!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan refleks patologis dan fisiologis, dan
apasaja yang termasuk refleks patologis dan fisiologis!
6. Jelaskan pemeriksaan apasaja yang dibutuhkan untuk membedakan lesi
UMN dan LMN!
7. Jelaskan bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini!
8. Jelaskan etiologi-etiologi yang dapat menyebabkan kelumpuhan UMN dan
LMN!
9. Differential diagnosis pada scenario diatas.
10
Jawaban:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan parese!
11
c. Tetraparesis/plegi
adalah keadaan yang menggambarkan kelumpuhan total atau parsial
seluruh keempat ekstremitas.
12
biasanya
- lesi transversal servikal bawah. misal: cedera leher.
- Polyneuritis
- Sindroma guillain barre ( gbs).
- Miastenia gravis.
- Periodic paralisis.
d. Paraparesis/plegi
adalah keadaan yang menggambarkan kelumpuhan total/parsial
ekstremitas
bawah.
13
e. Monoparesis/plegi
adalah keadaan yang menggambarkan kelumpuhan total/parsial satu
ekstremitas saja.
14
f. Diplegi
g. Paralisis fasialis
15
lesi pada traktus
etiologi perdarahan
kortikospinalis
persilangan pada
hemiparese sisi penghantaran
decussatio
kontalateral impuls terganggu
pyramidum
16
4) Reflek patella
Reflek patella ditimbulkan dengan cara mengetok tendon patella tepat di
bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk atau tidur telentang. Jika
pasien telentang, pengkaji menyokong kaki untuk memudahkan refleksasi
otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah respon normal.
5) Reflek ankle
Buat pergelangan kaki dalam keadaan reflek, kaki dalam keadaan dorsi
fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian tendon
Achilles. Reflek normal yang muncul adalah fleksi pada bagian plantar.
Jika penguji tidak dapat menimbulkan reflek pergelangan kaki dan
kemungkinan tidak dapat rileks, pasien diinstruksikan untuk berlutut pada
sebuah kursi atau tingginya sama dengan penguji. Tempatkan
pergelangan kaki dengan posisi dorsi fleksi dan kurangi tegangan otot
gastroknemeus. Tendon Achilles digores menurun dan terjadi fleksi
plantar.
b. Refleks patologis
1) Reflex Hoffman
2) Reflex tromner
3) Reflex babiski
Reflek yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya penyakit SSP yang
mempengaruhi traktus kortikospinal, disebut respon babinski. Bila bagian
lateral telapak kaki seseorang dengan SSP utuh digores, maka terjadi
kontraksi jari kaki dan menarik bersama-sama. Pada pasien yang
mengalami penyakit SSP pada sistem motorik, jari-jari kaki menyebar dan
menjauh. Keadaan ini normal pada bayi tetapi bila ada pada orang
dewasa keadaan ini abnormal. Beberapa variasi refleks-refleks lain
memberi informasi. Dan yang lainnya juga perlu diperhatian tetapi tidak
memberi informasi yang teliti.
4) Reflex chaddock
5) Reflex openheim
17
6) Refleks Gordon
7) Refleks gonda
8) Klonus
Bila terjadi rileks yang sangat hiperaktif, maka keadaaan ini di sebut
klonus. Jika kaki dibuat dorsi fleksi dengan tiba-tiba, dapat mengakibatkan
dua atau tiga kali “gerakan” sebelum selesai pada posisi istirahat. Kadang-
kadang pada penyakit SSP terdapat aktivitas ini dan kaki tidak mampu
istirahat di mana tendon menjadi longgar tetapi aktivitas menjadi berulang-
ulang. Tidak terus-menerus klonus dihubungkan dengan keadaan normal
tetapi reflek hiperaktif tidak dipertimbangkan sebagai keadaan patologis.
Klonus yang teru-menerus indikasi adanya penyakit SSP dan
membutuhkan evaluasi dokter.
9) Reflek kontraksi abdominal
Reflek superfisial yang ada ditimbulkan oleh goresan pada kulit dinding
abdomen atau pada sisi paha untuk pria. Hasil yang didapat adalah
kontraksi yang tidak di sadari oleh otot abdomen dan selanjutnya
menyebabkan skrotum tertarik.
18
Berdasarkan pemeriksaanya :
Upper Motor Neuron (UMN)
a. Lumpuh
b. Hipertoni
c. Atrofi tidak ada
d. Hiperefleks dan klonus
e. Refleks patologis positif
Lower Motor Neuron (LMN)
a. Lumpuh
b. Atoni / hipotoni
c. Atrofi
d. Arefleks / hiporefleks
e. Refleks patologis negatif
19
c) Brain
1) Peningkatan TIK
2) Posisikan kepala 30 derajat
3) Mannitol 20% -> 0,25-0,5gr/kgbb/6 jam
4) Kejang-> antikonvulsan : diazepam
d) Bladder
Pasang kateter untuk mengetahui fungsi ginjal (control cairan,
keseimbangan cairan)
e) Bowel
1) Kebutuhan cairan dan nutrisi
2) NGT
3) Mencegah perdarahan gastrointestinal-> antagonis reseptor H2
f) Bone and body skin
Tanpa pergerakan/imobilitas-> peningkatan katabolisme -> dekubitus
b. Penangaan khusus
1) Neuroprotekton (citicolin 500 mg)
2) Antiplatelet (aspirin 80-160 mg)
3) Anti hipertensi (amplodipin 10 mg)
4) Anti trombotik (Rt-Pa)
20
b. UMN
1) Stroke : emboli, thrombosis, intracerebral hemorrhage
2) Tumor otak : tumor otak primer (astrositoma,glioma) atau tumor
metastasis
3) Infeksi otak : ensefalitis,meningioensefalitis
4) Trauma capitis
21