SOL INTRAKRANIAL
Vega Nawangsari
1361050055
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan
kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan case report yang berjudul
” SOL Intraakranial”. Laporan kasus ini disusun guna memenuhi tugas kepaniteraan klinik
Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yang
tidak pernah berhenti mendoakan dan mendukung kelancaran belajar selama masa pendidikan
penulis. Penulis juga berterima kasih khususnya kepada dr. Ganda Pariama Purba Sp.S selaku
pembimbing laporan kasus penulis, yang selalu memberikan bimbingan, masukan, dan
Penulis menyadari akan kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan kasus
ini. Dengan demikian, besar harapan penulis akan saran dan masukan demi perbaikan di masa
mendatang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
CASE REPORT
(LAPORAN KASUS)
STATUS NEUROLOGI
A. IDENTITAS
Nama : Tn. G
Usia : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Jaminan : KBS
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan utama : Pasien nyeri kepala hilang timbul kurang sejak 1 tahun yll
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hebat hilang timbul disertai lemas. Nyeri
kepala sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh sejak sebulan yang lalu
sering hilang keseimbangan dan terjatuh saat berjalan kaki dan seperti tidak menapak
sehingga pasien harus berpegangan suatu benda untuk menahan keseimbangan, pasien
mengatakan keluhan juga sangat mengganggu pekerjaan karena gerakan jari tangan pasien
juga mulai melambat saat mengetik komputer sehingga sering salah mengetik huruf. BAB,
BAK normal, mual +, muntah +, kejang (-).
Disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah melakukan pengobatan dengan herbal (jamu) selama 6 bulan terakhir namun
keluhan tidak berkurang.
C. PEMERIKSAAN
1. Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4M6V5
Tanda vital :
TD = 134 / 62mmHg
N = 97 x/menit
RR = 20 x/menit
Suhu = 36, 60 C
2. Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinski I : -
Brudzinski II : -
Kerniq : -/ -
Laseque : -/ -
Saraf Kranial
N.I : Cavum nasi : lapang/lapang
Tes penghidu : normosmia/normosmia
Ptosis : -/-
Strabismus : -/-
Enoftalmus : -/-
Eksoftalmus : -/-
Diplopia : -/-
N.V
Motorik : Buka tutup mulut : baik
Gerakan rahang : baik
Mengigit :maseter dan temporal baik
Sensorik : Rasa nyeri : baik
Rasa raba : baik
Rasa suhu : tidak dilakukan
Refleks : Refleks kornea : +/+
Refleks maseter : +/+
N.VII
Mimik : Biasa
Lagoftalmus : -/-
Menyeringai : +/+
Chovstek : -/-
N. VIII
Nistagmus : -/-
N. IX, X
Uvula : Di tengah
Disartria :-
Disfagia :-
Disfonia :-
Refleks faring :+
N. XI
Menoleh : normal
N. XII
Fasikulasi :-
Tremor :-
N. XIII
Motorik
5555 5555
5555 5555
Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba : Baik, simetris kanan dan kiri
Rasa Nyeri : Baik, simetris kanan dan kiri
Rasa Suhu : tidak dilakukan
Propioseptif :
Rasa Getar : simetris kanan = kiri
Rasa Gerak : simetris kanan = kiri
Rasa Sikap : simetris kanan = kiri
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Chaddock -/-
Gordon -/-
Oppenheim -/-
Schaefer -/-
Rossolimo -/-
Vegetatif :
Miksi : baik
Defekasi : baik
Fungsi Luhur :
Memori : baik
Bahasa : baik
Kognitif : baik
Emosi : baik
Pemeriksaan penunjang :
H2TL
Leukosit : 14.9 ribu/uL
Hemoglobin : 12.8 gr/dL
Hematokrit : 41.4 %
Trombosit : 267 ribu/uL
Diabetes
GDS : 101 mg/dL
CT Scan Kepala Non Kontras
Pemeriksaan Fisik
1. Tes Roomberg : (+)
2. Disdiadokokinesis : (+)
3. Past Pointing Test : (+) Hipermetri
4. Ataxia Gait : (+)
Pemeriksaan penunjang
CT Scan
Kesan:
Lesi hipodens di serebelum dengan fissura cerebellum yang prominen, dd/ cerebellar atrofi,
lesi iskemik
Pengobatan :
Diet : biasa
Prognosis
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
N : 83x/menit
RR :18x/menit
Suhu : 36,7
- RR : 18x/menit
keseimbangan
Suhu : 36,7C
saat berjalan
sudah
membaik
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Space occupied lession (SOL) ialah lesi fisik substansial, seperti neoplasma,
perdarahan, atau granuloma, yang menempati ruang. SOL intrakranial didefinisikan sebagai
neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta hematoma atau malformasi vaskular
yang terletak di dalam rongga tengkorak.Tumor intrakranial menyebabkan timbulnya
gangguan neurologik progresif.1
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
•Manifestasi umum dari SOL adalah sakit kepala dan merupakan gejala terparah dari
sebagian pasien. Gejala dapat timbul kadang-kadang dan konstan, biasanya nyeri berdenyut-
denyut.
•Pasien sering mengeluh memiliki energi yang kurang, kelelahan, dorongan untuk lebih
sering tidur, dan kehilangan minat beraktivitas setiap hari. Pasien menjadi lambat dan
menunjukkan kurangnya spontanitas yang mirip dengan gejala depresi.3
• Tumor lobus frontal dapat menyebabkan anosmia. Dan perlu diperhatikan apabila bersifat
unilateral. Lesi dapat menimbulkan gejala seperti perubahan kepribadian. Afasia dapat
terjadi jika area Broca terlibat.
• Lesi di lobus temporal sering muncul dengan masalah psikologis yang tidak begitu jelas.
Dapat timbul depersonalisasi, perubahan emosional, dan gangguan perilaku. Epilepsi
lobus temporal - dapat terjadi halusinasi bau, rasa, bunyi dan penglihatan.
• Lesi pada lobus oksipital pada korteks visual akan menyebabkan defek bidang visual
kontralateral. Defek bidang visual dari mata atau saraf optik akan dilihat sebagai area
hitam.
PROGNOSIS
KESIMPULAN
1. SOL merupakan lesi yang meluas atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor,
hematoma, dan abses. Karena cranium merupakan tempat yang kaku dan padat
dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan Intrakranial.
2. Manifestasi umum dari SOL adalah sakit kepala dan merupakan gejala yang sering
dirasakan dari sebagian pasien. Gejala dapat timbul kadang-kadang atau konstan, biasanya
nyeri berdenyut-denyut dan nyeri kepala bersifat kronik progresif.
DAFTAR PUSTAKA
1.Siska dan Zam | Space Occupying Lesion (SOL) J Medula Unila|Volume 7|Nomor
1|Januari 2017 |68 Space Occupying Lesion (SOL) Siska Karolina Simamora1 , Zam
Zanariah2 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Saraf, RSUD DR. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2.http://www.journalrepository.org/media/journals/JAMMR_64/2018/Apr/Naroo2632017JA
MMR38701.pdf
3. Bennett, D. Lee; El-Khoury, Georges H. (6 May 2004). "General approach to lytic bone
lesions". Appliedradiology.com. Retrieved 2016-03-03