Anda di halaman 1dari 33

ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Aldy Saputra
Ainun Nisa
PEMBAHASAN

Proses
Konsep
Akuntansi Pendekatan
Anggaran Siklus Jenis-jenis
Manajemen Penyususan
Sektor Anggaran Anggaran
di Sektor Anggaran
Publik
Publik
PROSES AKUNTANSI MANAJEMEN DI SEKTOR
PUBLIK
Menurut The Chartered Institute of Management
Accountant (1996)
Partisipasi dalam proses perencanaan pada tingkatan strategis
dan operasional. Hal ini melibatkan pembuatan kebijakan,
penentuan rencana sampai dengan penyusunan anggaran yang
dinyatakan secara kuantitatif.
Pembuatan dari panduan untuk keputusan manajemen. Hal ini
mencakup pembuatan, analisis, penyajian, dan interpretasi dari
informasi relevan yang memadai.
Memberikan kontribusi kepada pengawasan dan pengendalian
kinerja melalui pembuatan laporan atas kinerja organisasi (atau
segmen tertentu dalam organisasi) yang mencakup
perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja yang
direncanakan/dianggarkan.
PROSES AKUNTANSI MANAJEMEN DI SEKTOR
PUBLIK
Terdapat perbedaan antara dua jenis aktivitas
perencanaan, yaitu:
Perencanaan Strategis untuk tujuan dan sasaran yang
bersifat mendasar.
Perencanaan Operasional.
Tahap-tahap penting dari proses perencanaan dan
pengendalian ada lima, yaitu:
Perencanaan strategis berupa penyusunan tujuan dan
sasaran yang bersifat fundamental dan jangka panjang,
Perencanaan operasional,
Proses penganggaran,
Pengendalian dan pengukuran,
Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
MANAJEMEN
KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pengertian Anggaran Sektor Publik


GovernmentalAccounting Standard Board (GASB)
Freeman (2003)

Tujuan utama dari suatu anggaran adalah


untuk stabilitas fiskal makro, alokasi sumber
daya sesuai prioritas, dan pemanfaatan
anggaran secara efektif dan efisien.
KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik memiliki karakteristik


sebagai berikut:
Dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan
selain keuangan.
Umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu
atau beberapa tahun.
Berisi komitmen atau kesanggupan manajeman
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak
yang berwenang lebih tinggi dari penyusun
anggaran.
Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah
dalam kondisi tertentu.
FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Beberapa fungsi anggaran dalam sektor publik
yaitu:
Anggaran sebagai alat perencanaan.
Anggaran sebagai alat pengendalian.
Anggaran sebagai alat kebijakan.
Anggaran sebagai alat politik.
Anggaran sebagai sebuah alat koordinasi dan
komunikasi.
Anggaran sebagai alat penilaian kinerja.
Anggaran sebagai alat motivasi.
PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik mempunyai prinsip-prinsip
sebagai berikut:
Otorisasi oleh Legislatif
Komprehensif
Keutuhan anggaran
Nondiscretionary Appropriation
Periodik
Akurat
Jelas
Diketahui publik
SIKLUS ANGGARAN

Pelaporan dan
Penyusunan Audit atas
Persetujuan Pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan
Legislatif Anggaran
Anggaran Anggaran
Sektor Publik
Siklus Penyusunan Anggaran
Penyusunan Rencana Anggaran
Tahap
penyusunan rencana anggaran dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Langkah Awal (Preliminary Steps)
2. Penyusunan Rencana Anggaran (Preparing The Budget)
Persetujuan Legislatif
Pelaksanaan Anggaran
Pelaporan dan Audit
GAMBAR SIKLUS PENYUSUNAN ANGGARAN
JENIS JENIS ANGGARAN

Anggaran Operasional
anggaran yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan
operasi sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun. Anggaran ini dapat
dikelompokkan juga sebagai Revenue Expenditure (Pengeluaran yang bersifat rutin
dan jumlahnya kecil)

Anggaran Modal/Invsetasi
anggaran yang menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN

Pendekatan Tradisional

Era New Public Management (NPM)


PENDEKATAN TRADISIONAL

Penyusunannya berdasarkan pos-pos belanja

dimana anggaran ditampilkan dalam perspektif sifat dasar dari sebuah


pengeluaran atau belanja

Penggunaan konsep inkrementalisme

jumlah anggaran tahun tertentu dihitung berdasarkan jumlah tahun


sebelumnya dengan tingkat kenaikan tertentu.
PROSES PENDEKATAN TRADISIONAL
Pengajuan permintaan anggaran dari pihak lembaga yang memerlukan
kepada ketua eksekutif dan anggaran tersebut dirinci berdasarkan jenis
pengeluaran yang hendak dibuat.
Anggaran dari berbagai lembaga ini lalu dikonsolidasi oleh kepala eksekutif
dan hasilnya kemudian diajukan ke lembaga legislatif dengan
menggunakan perincian yang sama dengan anggaran yang diajukan
sebelumnya oleh lembaga-lembaga di bawahnya.
Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak legislatif kemudian
menuliskan jumlah anggaran yang disetujui. Data-data mengenai program
atau kinerja mungkin dimasukkan dalam anggaran, namun hanya sebagai
suplemen atau pendukung dari permintaan anggaran yang dirinci dengan
menggunakan metode tradisional tersebut.
CONTOH PENDEKATAN TRADISIONAL
Per orang Jumlah Total

Belanja Gaji

1 Kepala polisi 3.000.000 3.000.000

2 Kapten polisi 2.000.000 4.000.000

8 Staf administrasi 1.000.000 8.000.000 15.000.000

Belanja Persediaan

Persediaan kantor 4.000.000

Peralatan kebersihan 2.000.000

Bahan bakar 9.500.000

Seragam 2.000.000

Lain-lain 1.000.000 18.500.000

Belanja Makanan 7.500.000

Belanja Perjalanan 5.600.000

Belanja Lain-lain 1.400.000

Total Anggaran 48.000.000


KELEBIHAN PENDEKATAN TRADISIONAL
Sederhana, mudah dipersiapkan serta
dimengerti oleh orang yang berkepentingan.
Cocok dengan pola akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting).
Hampir semua pengeluaran memiliki sifat tidak
terhindarkan.
Mudah dibandingkan dengan data tahun
sebelumnya.
Karena aktivitas merupakan dasar dari unit
organisasi, biaya dari setiap aktivitas akan
terakumulasi sebagai biaya dari unit organisasi
yang bersangkutan.
Kelemahan Pendekatan Tradisional
Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai bagi
pembuat keputusan.
Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang
memerhatikan proses perencanaan dan evaluasi.
Memberikan perhatian lebih pada jangka pendek
dibandingkan jangka panjang
Keputusan perencanaan penting cenderung diawali di
tingkat manajemen terbawah di organisasi dan kemudian
naik ke tingkat di atasnya.
Lembaga legislatif diberikan rincian dari daftar
pengeluaran (object of expenditure) dan tidak diberikan
data mengenai fungsi, program, aktivitas, dan output dari
lembaga legislatif.
Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
PENDEKATAN KINERJA
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai
kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional,
khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak
adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pelayanan publik.
Pendekatan ini menggeser penekanan penganggaran
dari sebelumnya yang sangat menekankan pos
belanja (object of expenditure) kepada kinerja terukur
dari aktivitas dan program kerja.
Fokus utama dari pendekatan ini adalah pada tingkat
efisiensi penyelenggaraan aktivitas.
Karakteristik Pendekatan Kinerja
Akun akun dalam anggaran diklasifikasikan
berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga
berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.
Aktivitas diukur guna mendapatkan efisiensi
maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.
Anggaran untuk periode yang akan datang
didasarkan atas biaya per unit standar dikalikan
dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus
dilakukan pada periode tersebut. Total anggaran
untuk suatu lembaga adalah jumlah dari perkalian
dari biaya standar per unit dengan jumlah unit
aktivitas yang diperkirakan pada periode yang akan
datang.
CONTOH PENDEKATAN KINERJA
ANGGARAN POLRES DAMAI
1. Pengamanan Lantas Anggaran Realisasi
Belanja gaji 6.000.000 7.000.000
Belanja peralatan 7.500.000 7.000.000
Belanja makanan 1.500.000 1.500.000
Belanja perjalanan 4.000.000 3.900.000
Jumlah 19.000.000 19.400.000
2. Dalmas
Belanja gaji 7.000.000 6.000.000
Belanja peralatan 9.000.000 9.000.000
Belanja makanan 1.500.000 2.000.000
Belanja perjalanan 1.600.000 1.500.000
Belanja lain lain 400.000 200.000
Jumlah 19.500.000 18.700.000
3. Diklat
Belanja gaji 2.000.000 1.000.000
Belanja peralatan 2.000.000 2.000.000
Belanja makanan 4.500.000 5.000.000
Belanja lain - lain 1.000.000 1.100.000
Jumlah 9.500.000 9.100.000
Total 48.000.000 47.200.000
KELEBIHAN PENDEKATAN KINERJA
Penekanan pada dimasukkannya deskripsi secara naratif
dari setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan.
Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan
permintaan yang didukung oleh estimasi biaya dan
pencapaian yang diukur secara kuantitatif.
Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output
dan juga input.
Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih
terhadap bawahannya.
Menekankan pada aktivitas yang memakai anggaran
daripada berapa jumlah anggaran yang terpakai.
KELEMAHAN PENDEKATAN KINERJA
Hanya sedikit staf anggaran atau akuntansi yang
memiliki kemampuan memadai untuk
mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan
analisis biaya.
Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya
secara detil dan dilakukan pengukuran secara detil
lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang
diberikan kepada perlu atau tidaknya aktivitas itu
sendiri. Dengan kata lain, tidak ada pertimbangan
untuk menentukan apakah aktivitas tersebut
merupakan alat terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi.
PENDEKATAN PPBS
Planning, Programming and Budgeting System:
Suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer
dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan
pada program kerja dan secara sekunder didasarkan
pada jenis atau karakter objek di satu sisi dan kinerja di
sisi lainnya.
Merupakan konsep luas yang memandang bahwa
penyusunan anggaran bukanlah proses terpisah yang
berdiri sendiri melainkan sebuah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses perencanaan dan perumusan
program kegiatan suatu organisasi.
Menentukan misi 1

3 2 4

Mengukur kebutuhan Menerjemahkan Mengidentifikasi


hambatan dan sumber
sasaran dan tujuan
daya
5
6
Mengembangkan
Menganalisis program struktur program
secara keseluruhan

Mengembangkan
anggaran program dan
program multitahun

Alokasi sumber daya

Mengimplementasikan
rencana anggaran
program

10

Evaluasi

program
KARAKTERISTIK PENDEKATAN PPBS
Berfokus pada identifikasi perencanaan strategis
organisasi dan menghubungkan semua aktivitas
dengan perencanaan strategis tersebut.
Implikasi di tahun tahun mendatang telah
diidentifikasi secara eksplisit.
Semua biaya yang timbul telah dipertimbangkan.
Analisis sistematis dari alternatif dilakukan (misalnya
berupa analisis biaya-manfaat, analisis sistem dan
riset operasi)
KELEBIHAN PENDEKATAN PPBS
Penekanan di perencanaan jangka panjang di mana
tujuan utama dan tujuan jangka menengah dinyatakan
secara eksplisit dan biaya serta manfaat dari alternatif
tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut
dievaluasi secara eksplisit. Dalam bentuk kuantitatif
sepanjang memungkinkan dan secara naratif di semua
kasus.
Mengasumsikan bahwa semua program akan dievaluasi
secara tahunan, jadi program yang jelek akan dibuang
dan program baru akan ditambahkan.
Keputusan mengenai program dibuat pada tingkat
manajemen puncak untuk tujuan harmonisasi dan
kesesuaian dengan rencana strategis untuk kemudian
unit organisasi di bawahnya diharapkan untuk
menyesuaikan aktivitas mereka untuk memenuhi tujuan
dan sasaran yang telah disepakati.
KELEMAHAN PENDEKATAN PPBS
Cukup sulit untuk membuat pernyataan yang bermakna dan eksplisit
mengenai tujuan dan sasaran pemerintah yang dapat disetujui
secara bersama oleh mereka yang berkepentingan.
Periode waktu yang dipertimbangkan cukup relevan bagi pejabat
yang dipilih mungkin terbatas pada masa jabatannya yang tersisa.
Seperti juga anggaran kinerja, PPBS mengasumsikan adanya basis
data (database) yang memadai dan kemampuan analitis yang siap
untuk digunakan oleh organisasi sektor publik.
Pengukuran yang bersifat objektif lebih menjadi masalah dalam
PPBS dibandingkan dalam pendekatan kinerja sebab baik biaya
maupun manfaat dalam periode beberapa tahun, harus dapat
diperkirakan.
Berfokus pada program dan kegiatan yang selaras dengan
perencanaan strategis. Fokus ini sering kali berbeda dengan orientasi
unit organisasi yang masih mempunyai paradigma tradisional (object
of expenditure) baik legislatif maupun eksekutif.
ANGGARAN BERBASIS NOL
(ZERO BASED BUDGETINGZBB)
Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah bahwa
setiap aktivitas atau program yang telah diadakan di
tahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat
dilanjutkan.
Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untuk
menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan
tahun ini dengan melihat kontribusi yang diberikannya
kepada tujuan organisasi.
KELEBIHAN ZERO BASED BUDGETING
Dapat membuat adanya review secara tahunan dari semua
program, aktivitas, dan pengeluaran.
Menghemat biaya dengan mengidentifikasi dan
menghilangkan program yang sudah ketinggalan zaman atau
pemberian jasa yang amat tinggi yang tidak diperlukan.
Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat dari jasa
yang diberikan.
Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan jasa
dan mencapai tujuan organisasi.
Meningkatkan kemampuan manajemen untuk
merencanakan dan mengevaluasi.
Memberikan justifikasi yang lebih baik untuk penyediaan
anggaran.
Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh eksekutif
atau legislatif di pemerintahan.
KELEMAHAN ZERO BASED BUDGETING
Memerlukan banyak sumber daya seperti dokumen-
dokumen, menyita banyak waktu dari staf dan juga
merepotkan karena harus mengidentifikasikan dan
membuat ranking dari unit-unit keputusan.
Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk
menghitung biaya dari aktivitas alternatif untuk mencapai
tujuan organisasi.
Ada faktor-faktor lain, misalnya pemerintah telah
memutuskan secara resmi untuk tetap menyediakan
sejumlah tertentu dari anggaran untuk jasa tertentu,
walaupun ZBB merekomendasikan bahwa jasa tersebut
dihapus saja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai