Anda di halaman 1dari 22

NEW EMERGING DISEASE

AVIAN FLU & SARS


Desny S. Rahadiani 1102010066
Mochammad Adam Eldi 1102010169
Raja Friska Yulanda 1102010230
Widiawati 1102010286
Emerging disease adalah penyakit baru, masalah baru dan ancaman baru.
Emerging disease termasuk penyakit menular yang tidak diketahui
sebelumnya atau penyakit menular baru yang insidennya signifikan dalam
dua dekade terakhir.

Re-emerging disease adalah salah satu penyakit yang sebelumnya sudah di


kontrol, namun muncul kembali menjalani masalah kesehatan yang
signifikan. Ini juga mengacu kepada penyakit yang awalnya terdapat pada
satu area geografi yang sekarang menyebar ke daerah lain.
PEMBAGIAN EMERGING DISEASE MENURUT WHO

Emerging disease

Penyakit menular
Penyakit menular
Penyakit menular lama yang
lama yang cenderung
baru ( New Emerging menimbukan masalah
meningkat (Emerging
Disease) baru (Re-emerging
infectious disease)
infectious disease)
JENIS-JENIS EMERGING INFECTIOUS DISEASES

New Emerging Disease Reemerging Disease


MERS Tuberkulosis
Avian Flu (H5N1) Malaria
Swine Influenza (Flu Babi) Demam Berdarah Dengue
Hanta Virus Kolera
SARS Yellow Fever
HIV-AIDS
Pes
Rabies
Chikungunya
Ebola
ETIOLOGI
Perubahan
lingkungan
(iklim / suhu)

Perubahan
host

Perubahan
agent
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor demografi dan pertumbuhan ekonomi serta perubahan gaya
hidup.

Kemajuan transportasi dan perjalanan internasional

Faktor lingkungan

Sarana dan pelayanan kesehatan

Pengolahan makanan dan bahan makanan

Mutasi dan evolusi organisme


EMERGING INFECTIOUS DISEASE

Sebagian besar berhubungan dengan zoonosis

Menurut UU No.18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan


hewan : zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari
hewan kepada manusia atau sebaliknya.

Mempunyai dampak internasional yaitu :

Dapat terjadi PHBEIC (Public Health Emergency Of International


Concern), suatu keadaan gangguan kesehatan (bisa penyakit, atau
dampak kimia/radiasi, dll) yang menjadi perhatian internasional yang
dapat menyebar antar negara.
Peningkatan dan penguatan di bidang pemantauan
kesehatan masyarakat (public health surveillance) sangat
penting dalam deteksi dini dan penatalaksanaan emerging
dan re-emerging disease ini. Pemantauan secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan fungsi laboratorium
klinis dan patologis, pendekatan secara epidemiologi dan
kesehatan masyarakat juga di perlukan dalam deteksi cepat
terhadap emerging dan re-emerging disease.

WHO merekomendasikan kepada setiap Negara dengan


sebuah system peringatan dini (early warning system) untuk
wabah penyakit menular dan system surveillance untuk
emerging dan re-emerging disease khususnya untuk wabah
penyakit pandemic.
Sistem Surveillance

Sistem surveillance merupakan pengumpulan,


analisis, dan interpretasi dari hasil data secara
sistemik yang akan digunakan sebagai rencana
penatalaksanaan (pandemic preparedness) dan
evaluasi dalam praktek kesehatan masyarakat dalam
menurunkan angka morbiditas dan meningkatkan
kualitas kesehatan (Center for Disease Control and
Prevention/CDC.
Fungsi Surveillance

Menyediakan informasi

Seperti pemantauan secara efektif terhadap


distribusi dan angka prevalensi, deteksi
kejadian luar biasa, pemantauan terhadap
intervensi, dan memprediksi bahaya baru.

Melakukan tindakan dan intervensi


AVIAN INFLUENZA
Avian Influenza adalah penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan oleh
virus influenza strain tipe A.
GEJALA KLINIS
Flu like syndrome yaitu demam (>38C). sakit
tenggorokan, batuk, pilek ,nyeri otot, sakit kepala,

dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat


dengan munculnya radang paru-paru (pneumonia)
dan apabila tidak dilakukan penanganan yang
tepat dapat menyebabkan kematian.
PENGOBATAN
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.

2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).

3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis


tunggal selama 7 hari.

4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin


dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan
dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat
badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
PENCEGAHAN
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis
bekerja.

b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang


terinfeksi flu burung.

c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan


pakaian kerja).

d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.

e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

f. Imunisasi.
SARS

Penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan


oleh virus family Paramixovirus.

Transmisi penyakit itu hingga kini belum dapat


diketahui secara pasti. Ada anggapan bahwa
penyebar melalui penghirupan cairan yang
dikeluarkan oleh si penderita ketika dia batuk atau
bersin.
GEJALA KLINIS
Gejala awal mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam,
myalgia, letargi, gejala gastrointestinal, batuk, radang
tenggorokan.

Temperatur tubuh >38 C (100.4 F)

Satu atau lebih gejala gangguan saluran pernapasan ( batuk,


nafas pendek, sulit nafas, hipoksia)

Ada riwayat berpergian dalam 10 hari saat onset gejala ke


daerah yang tercatat atau diduga terdapat transmisi SARS.
PENGOBATAN

Pengobatan SARS hingga kini masih


bergantung pada anti-pyretic, supplemen
oksigen dan bantuan ventilasi.
Antibiotik masih belum efektif.
Penggunaan steroid dan antiviral drug
ribavirin, namun tidak ada bukti yang
mendukung terapi ini.
ALUR LAPORAN KEWASPADAAN
Rumah Sakit, Instansi Dinas Kesehatan Camat
lain (Stasiun, Perush)

PUSKESMAS Desa/kelurahan

Puskesmas
pembantu/bidan desa
Penyelidikan
epidemiologi dan Dusun/RT/RW
Alur laporan penanggulanangan
KLB
Penyelidikan dan
penanggulangan
Masyarakat

Bantuan Penyelidikan dan


penanggulangan
ALUR LAPORAN KLB

Menteri Kesehatan (Dirjen Gubernur


PPM&PL) Bupati/walikota

Dinas Dinas
Kesehatan Kesehatan
Propinsi kab/kota

Rumah sakit Camat

Puskesmas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai